Anda di halaman 1dari 15

Riau Law Journal Vol. 3 No.

2, November 2019

HUKUM WARIS ADAT MASYARAKAT SUKU TALANG MAMAK DI


DESA TALANG JERINJING KECAMATAN RENGAT BARAT
KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Setia Putra
Puspa Gundary
Email : setia.putra@lecturer.unri.ac.id

Fakultas Hukum, Universitas Riau


STAI Hubbulwathan Duri

Abstrak
Hukum waris adat mempunyai corak dan sifat-sifat tersendiri yang khas Indonesia,
yang berbeda dari hukum Islam maupun hukum Barat. Sebagai salah satu dari
bangsa Indonesia, masyarakat Suku Talang Mamak yang menempati wilayah
Kabupaten Indragiri Hulu memiliki sistem hukum yang masih terjaga, salah satunya
mengenai hukum waris. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum
sosiologis. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui siapa saja
yang menjadi ahli waris, harta waris dan proses pembagian waris pada
masyarakat Suku Talang Mamak. Sistem kekerabatan masyarakat Talang Mamak
pada umumnya terpengaruh pada sistem kekerabatan masyarakat matrilineal. Sistem
kewarisan yang dianut hukum waris adat masyarakat di Kecamatan Talang Mamak
ini adalah kombinasi antara sistem kewarisan individual dengan sistem kewarisan
kolektif. Pembagian warisan dilakukan oleh ninik mamak dari para ahli waris -ahli
waris.
Kata Kunci : Hukum, Waris, Talang Mamak.

Abstract
Customary inheritance law has its own characteristics and characteristics
Indonesia, and different from Islamic and Western law. As one of the Indonesian
people, the Talang Mamak people who occupy the Indragiri Hulu Regency have a
well-established legal system, one of which concerns inheritance law. This type of
research is sociological legal research. The purpose of this study is to find out who
is the heir, the inheritance and the process of distributing inheritance to the Talang
Mamak people. The kinship system of the Talang Mamak community in general is
affected by the kinship system of the matrilineal community. The inheritance system
adopted by the customary inheritance law of the community in Talang Mamak
District is a combination of an individual inheritance system and a collective
inheritance system. The distribution of inheritance is carried out by ninik mamak
from the heirs of the heirs.
Keywords : Law, Inheritance, Talang Mamak.

165
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

A. Latar Belakang Masalah pembangunan itu sendiri terdapat hal-


hal yang harus dilindungi, dilain pihak
Pembangunan merupakan suatu
hukum diperlukan untuk menciptakan
proses yang dikaitkan dengan
pola yang sesuai dengan
pandangan-pandangan hukum yang
pembangunan dan agar perubahan
optimis sifatnya. Fungsi hukum dalam
yang diakibatkan oleh pembangunan-
pembangunan tidak sekedar sebagai
tersebut berjalan dengan tertib dan
alat pengendalian sosial (sosial
teratur. Pembangunan di bidang
control) saja, melainkan lebih dari itu,
hukum Indonesia diarahkan kepada2
yaitu melakukan upaya untuk
peningkatan dan penyempurnaan
menggerakkan masyarakat agar
pembinaan hukum nasional dengan
berperilaku sesuai dengan cita-cita
jalan memperhatikan kesadaran
baru untuk mencapai suatu keadaan
hukum dalam masyarakat mengakui
masyarakat sebagaimana yang dicita-
dan menghormati hukum agama dan
citakan. Dengan kata lain, fungsi
hukum adat serta menempatkan
hukum di sini sebagai sarana
supremasi hukum dalam tatanan
perubahan masyarakat, berarti hukum
bernegara dan bermasyarakat.
digunakan untuk mengarahkan pada
Untuk menemukan unsur-unsur
pola-pola tertentu sesuai dengan yang
dari hukum waris adat tersebut salah
dikehendaki.1
satunya dengan cara melakukan
Dengan menciptakan pola-pola
penelitian, baik penelitian kepustakaan
baru juga berarti mengubah ataupun
maupun penelitian lapangan. Hal ini
menghapus kebisaaan-kebisaaan lama
dimaksudkan untuk mengetahui
yang sudah tidak sesuai lagi dengan
persamaan dari berbagai sistem dan
perkembangan zaman. Dua fungsi
asas hukum waris adat yang terdapat
hukum tersebut merupakan perpaduan
di seluruh Nusantara ini yang dapat
yang serasi untuk menciptakan hukum
dijadikan titik temu dan kesamaannya
yang sesuai dengan masyarakat yang
dengan kesadaran hukum nasional
sedang membangun seperti Indonesia
sehingga apa yang dicita-citakan di
sekarang ini karena dalam
2
Anonim, Ketetapan-ketetapan MPR RI dan
1
Soerjono Soekanto, Hukum Adat Indonesia, GBHN 1999-2004 dilengkapi amandemen
Rajawali Pers, Jakarta: 2011, hlm. 297. UUD 1945, Tamira Utama, Jakarta, 2004.
166
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

dalam Garis-garis Besar Haluan patrilineal, sistem matrilineal, dan


Negara bahwa untuk seluruh wilayah sistem parental atau bilateral. Sistem
Republik Indoinesia hanya ada satu keturunan ini berpengaruh dan
sistem hukum nasional yang mengabdi sekaligus membedakan masalah
kepada kepentingan nasional. hukum kewarisan, disamping itu
Hukum waris yang berlaku di juga antara sistem kekerabatan
kalangan masyarakat Indonesia yang satu dengan yang lain dalam hal
sampai sekarang masih bersifat perkawinan.4
pluralistis, yaitu ada yang tunduk Hukum waris adat adalah
kepada hukum waris dalam kitab hukum yang memuat garis-garis
Undang-undang Hukum Perdata. ketentuan tentang sistem dan asas-asas
Hukum Waris Islam dan Hukum hukum waris, tentang harta warisan,
Waris Adat. Masyarakat Indonesia pewaris dan ahli waris, serta cara harta
berbhineka yang terdiri dari beragam warisan itu dialihkan penguasaan dan
suku bangsa memiliki adat istiadat dan pemilikannya dari pewaris kepada
hukum adat yang beragam antara waris. Adapun yang dimaksud dengan
yang satu dengan yang lainnya harta warisan adalah harta kekayaan
berbeda dan memiliki karakteristik dari pewaris yang telah wafat, baik
tersendiri yang menjadikan hukum harta itu telah dibagi atau masih dalam
adat termasuk di dalamnya hukum keadaan tidak terbagi-bagi. Termasuk
3
waris menjadi pluralistis pula. di dalam harta warisan adalah harta
Hukum waris suatu golongan pusaka, harta perkawinan, harta
masyarakat sangat dipengaruhi oleh bawaan dan harta depetan. Pewaris
bentuk kekerabatan dari masyarakat adalah orang yang meneruskan harta
itu sendiri, setiap kekerabatan atau peninggalan atau orang yang
kekeluargaan memiliki sistem hukum mempunyai harta warisan. Waris
waris sendiri-sendiri. Secara teoritis adalah istilah untuk menunjukkan
sistem kekerabatan di Indonesia dapat orang yang mendapatkan harta
dibedakan atas tiga corak, yaitu sistem warisan atau orang yang berhak atas

3
Salim H,S., Pengantar Hukum Perdat
4
Tertulis (BW), Jakarta: Sinar Grafika, 2002, Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat,
hlm 61. Cipta Aditya Bhakti Bandung, 2003, hlm. 23.
167
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

harta warisan.5 wilayah Kabupaten Indragiri Hulu.


Cara pengalihan adalah proses Suku Talang Mamak termasuk
penerusan harta warisan dari pewaris golongan Proto Melayu (Melayu Tua),
kepada waris, baik sebelum maupun yang merupakan suku asli Indragiri
sesudah wafat. Hukum waris adat Hulu. Suku ini disebut juga “suku
sebenarnya adalah hukum penerus Tuha” atau suku pertama datang. Suku
harta kekayaan dari suatu generasi ini berasal dari Pagaruyung (Sumatera
kepada keturunannya, seperti yang Barat) yang terdesak karena konflik
dikemukakan oleh Ter Haar: “Hukum adat dan agama. Suku Talang Mamak
waris adat adalah aturan-aturan ini tinggal di beberapa daerah di
hukum yang mengatur cara bagaimana Indragiri Hulu, dan salah satunya
dari abad ke abad penerusan dan adalah Talang Jerinjing. Sebagian
peralihan dari harta kekayaan yang besar warga Suku Talang Mamak di
berwujud dan tidak berwujud dari Desa Talang Jerinjing beragama
generasi pada generasi berikut”.6 Islam. Mereka menyebut dirinya Islam
Hukum waris adat mempunyai Langkah Lama, dimana mereka
corak dan sifat-sifat tersendiri yang percaya pada roh-roh leluhurnya. Adat
khas Indonesia, yang berbeda dari istiadat masih dipegang kuat oleh suku
hukum Islam maupun hukum Barat. Talang Mamak tersebut, terutama
Bangsa Indonesia yang murni dalam terkait dengan upacara daur hidup
berfikir berasas kekeluargaan, yaitu (kelahiran, pernikahan, kematian dan
kepentingan hidup yang rukun damai kewarisan).7
lebih diutamakan dari pada sifat- Untuk sistem kekerabatan,
sifat kebendaan dan mementingkan masyarakat Talang Mamak menganut
diri sendiri. Sebagai salah satu dari sistem Matrilineal. Jabatan seperti
bangsa Indonesia, masyarakat Suku batin, penghulu, mangku, monti serta
Talang Mamak yang menempati warisan harta pusaka diturunkan
5
Soepomo, Bab-Bab tentang Hukum Adat,
kepada anak laki saudara perempuan.
Pradnya Paramita, Jakarta, 1998, hlm. 72. Rumah tangga terbentuk dari keluarga
6
Ter Haar, Asas-Asas dan Susunan Hukum
7
Adat, Terjemahan R. Ng Surbakti Presponoto, http://m.melayuonline.com/ind/culture/dig/94
Let. N. Voricin Vahveve, Bandung, 1999, 7/sistem-pewarisan-pada-masyarakat-talang-
hlm.47. mamak (diakses pada tanggal 3 Agustus 2017)
168
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

inti yang membuat rumah di sekitar Hilman Hadikusuma


tempat tinggal orang tua istri. Dalam menyatakan bahwa untuk dapat
segi kepemimpinan masyarakat memenuhi kebuntuan hukum bagi
Talang Mamak memiliki masyarakat Indonesia kini dan masa
kepenghuluan yang dipimpin oleh yang akan datang di dalam rangka
batin atau penghulu adat. Selain itu membangun masyarakat yang adil dan
masyarakat tersebut memiliki makmur berdasarkan Pancasila dan
pemimpin yang memiliki gelar Datuk Undang-Undang Dasar 1945 maka
Patih. Suku Talang Mamak biasa di untuk menyusun hukum nasional
sebut “Suku Tuha”. Mereka adalah diperlukan adanya konsepsi dan asas-
suku yang memang konon datang asas hukum yang berasal dari hukum
pertama di Indragiri dan “berhak atas adat.9
sumber daya”. Pada tahun 2010, Adapun yang menjadi rumusan
jumlah masyarakat Talang Mamak masalah dalam penelitian ini adalah:
sekitar 6418 jiwa.8 1. Apa saja yang menjadi ahli
Untuk mengetahui sistem waris objek harta waris pada
hukum adat masyarakat Suku Talang masyarakat Suku Talang Mamak
Mamak dengan sistem kekerabatan di Desa Talang Jerinjing
yang matrilineal padahal Kecamatan Rengat Barat?
masyarakatnya sudah memeluk 2. Bagaimana proses pembagian
agama Islam perlu diadakan warisan pada para ahli waris
penelitian dengan cermat agar yang berhak pada Suku Talang
diketahui secara benar tentang hukum Mamak di Desa Talang Jerinjing
waris adat masyarakat Suku Talang Kecamatan Rengat Barat?
Mamak, baik sistem ahli waris, obyek
waris, serta waktu harta waris itu akan B. Metode Penelitian
dibagi-bagikan, serta proses
Dalam penelitian ini
pembagian harta waris itu dilakukan.
menggunakan metode penelitian

8 9
http://lancangkuning.com/post/333/suku- Hilman Hadikusumo, Hukum Waris
talang-mamak-di-indragiri-hulu-salah-satu- Indonesia, Menurut Pandangan Hukum Adat,
suku-asli-riau.html (diakses pada tanggal 3 Hukum AgamaHindu, Hukum Islam, Cipta
Agustus 2017) Aditya Bakti, Bandung, 1994, hlm. 1.
169
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

hukum sosiologis. Jenis penelitian melayu, orang Talang Mamak yang


yang dilakukan penulis pada masih menganut langkah lama mereka
penelitian ini adalah jenis penelitian mengenal Islam tetapi belum
kualitatif serta pendeskripsian data menjalankan syariat Islam. Islam
yang dimutahirkan dalam penelitian langkah lama dengan ciri khas
ini dengan melakukan wawancara masyarakat adatnya yaitu
mendalam (In deph Interview). mempercayai mitos-mitos secara turun
Penentuan sample dilakukan dengan temurun. Uniknya mitos-mitos ini
cara purposive sampling, yaitu menjadi sebagai sumber pengetahuan,
responden yang dijumpai sudah nilai, norma dan etika bagi mereka
ditentukan yang berkompeten dalam dalam kehidupan sehari-hari dan
bidangnya. Dalam hal ini melakukan selalu merujuk kepada apa yang
wawancara kepada kepala suku dan diwariskan oleh leluhur mereka.
kepala desa di Talang Jerinjing. Warisan-warisan dari leluhur yang
Penelitian ini akan menggunakan mereka sebut sebagai aturan adat ini
teknik pengolahan dan analisis data yang mengatur semua lini kehidupan
kualitatif. Metode penarikan mereka mulai dari pesta kawin,
kesimpulan yang penulis gunakan menanam padi, membuat ladang,
adalah deduktif yaitu penarikan upacara kematian, memilih bibit
kesimpulan dari yang umum kepada sampai menentukan hari baik untuk
yang khusus. beraktifitas.
Pada hakikatnya Suku Talang
C. Hasil Penelitian dan
Mamak tidak terlepas dari
Pembahasan
pembantunya seperti Batin, Mangku,
1. Objek dan Subjek Ahli Waris
Monti, Ketua. Penyelesaian sengketa
Masyarakat Talang Mamak biasanya akan diselesaikan secara
umumnya memiliki kepercayaan yang bertingkat oleh perangkat-perangkat
mereka sebut dengan Islam langkah adat dan jika tidak bisa diselesaikan
lama (orang darat) disebut Talang maka akan dibawa ke Dubalang yang
Mamak dan Islam langkah baru berada di Anak Talang. Orang Talang
(mengalih) yang disebut orang Mamak menunjukkan identitas secara

170
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

jelas sebagai orang adat langkah lama. a. Harta Pusaka Tinggi


Mereka masih mewarisi tradisi leluhur Yang dimaksud harta pusaka
seperti ada yang berambut panjang, tinggi menurut bahasa daerah
pakai sorban atau songkok dan gigi masyarakat Talang Mamak, yakni
hitam karena makan sirih (bergarang). semua harta yang diwarisi secara turun
Selingkaran hidup (life cycle) mereka menurun dari nenek moyang
masih melakukan upacara-upacara terdahulu. Disebut harta pusaka tinggi
adat mulai dari melahirkan bantuan karena pewarisannya yang turun
dukun bayi, timbang bayi, sunat, menurun lebih dari tiga generasi.
upacara perkawinan atau pesta Harta pusaka tinggi ini dapat berupa
(gawai), berobat dan berdukun, tradisi tanah kering (misalnya tanah ladang
menghibur orang yang kemalangan atau kebun, atau dapat juga berupa
(beranggul) dan upacara menghormati tanah basah seperti sawah atau semua
roh yang meninggal dan memperbaiki harta dalam bentuk lainnya).
kuburannya untuk peningkatan status b. Harta Pusaka Rendah
sosial (batambak). Alat-alat yang Yang dimaksud dengan harta
mereka gunakan saat ini sudah pusaka rendah (harta suarang atau
mengikuti perkembangan zaman, harta pencaharian), yakni semua
tetapi alat-alat seperti warisan dari harta yang didapat selama ikatan
leluhur masih digunakan seperti perkawinan baik suami istri bekerja
tombak, beliung, parang, tungku atau hanya suami saja yang bekerja,
Menurut Jamin selaku Ketua harta pusaka rendah ini dapat
Bathin Talang Mamak Rakit Talang menjadi harta pusaka tinggi apabila
Jerinjing dimana Sistem hukum waris telah diwariskan kepada generasi
adat Suku Talang Mamak yang ketiga, misalnya dari nenek kepada
berlaku dalam masyarakat setempat cucu, pada saat inilah harta pusaka
dapat dikelompokkan ke dalam 4 rendah naik menjadi harta pusaka
(empat) macam harta perkawinan tinggi.
yang merupakan harta warisan. c. Harta Bawaan
Keempat harta warisan tersebut Harta bawaan ini ada dua yaitu :
adalah: 1) Harta tepatan (harta kepunyaan

171
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

istri) masing pihak, sedangkan harta


Yang dimaksud dengan harta pemberian sesudah melangsungkan
tepatan, yakni semua harta-harta perkawinan masing-masing tersebut
kepunyaan istri yang dibawa merupakan harta bersama.10
kedalam perkawinan baik yang Dari uraian hasil wawancara
didapat melalui pewarisan tersebut diatas, maka jelaslah oleh kita
ataupun jerih payahnya diri dan bahwa harta pusaka tinggi inilah
pemberian orang lain sebelum yang dimaksud dengan harta asal,
perkawinan. yaitu harta yang diterima dari nenek
2) Harta pembao (Harta kepunyaan moyang secara turun menurun.
suami) Menurut hukum waris adat
Yang dimaksud dengan harta masyarakat Talang Mamak ini juga
pembao, yakni semua harta dikenal harta warisan yang terbagi
pembujang dari suami yang dan tidak terbagi–bagikan. Harta
didapat sebelum melangsungkan pusaka tinggi yang tidak terbagi-
perkawinan baik berupa bagikan ini merupakan harta
pemberian kerabat maupun hasil bersama, sedangkan harta pusaka
jerih payahnya sendiri. Harta tinggi terbagi merupakan harta milik
pembao ini dapat berupa perorangan. Harta pusaka tinggi
perhiasan, sawah, ternak dan yang tak ternagi-bagi dapat
benda bergerak atau benda tetap. dinikmati pemakainya secara
d. Harta Pemberian bergantian atau bergiliran.
Yang dimaksud dengan harta Sedangkan harta pusaka rendah
pemberian, yakni semua harta yang ini dapat dibagi-bagikan kepada ahli
berasal dari pemberian, dari keluarga warisnya selain dari harta pusaka
atau kerabat maupun orang lain tingggi, harta pusaka rendah ini ada
kepada suami istri sebelum yang dapat dibagi ada yang tidak
melangsungkan perkawinan atau dapat dibagi-bagi kepada ahli
sesudah perkawinan. Harta pemberian warisnya sama dengan harta pusaka
sebelum perkawinan ini, akan 10
Hasil wawancara dengan Jamin selaku
menambah harta bawaan masing- Ketua Bathin Talang Mamak Rakit Talang
Jerinjing Tanggal 7 November 2017.
172
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

tinggi seperti yang tersebut diatas. barulah ahli waris itu dapat berpindah
Lain halnya dengan harta pembawaan kepada kaum kerabat yaitu ibu
ini dapat dibagi-bagikan kepada ahli kandung dari si wafat. Kalau tidak
warisnya akan tetapi kembali kepada ada baru berpindah pada kaum
11
asal usul harta tersebut, bila terjadi kerabat yang lainnya”.
perceraian ataupun wafat. Sedangkan Dengan demikian jelaslah oleh
harta pemberian ini, bila didapat kita bahwa pada dasarnya yang
sebelum perkawinan maka akan dapat menjadi ahli waris dalam masyarakat
menambah harta bawaan masing- Talang Mamak ini adalah anak.
masing suami istri tersebut, dan bila Dimana anak perempuan mempunyai
pemberian ini didapat sesudah hak pakai atau mewarisi, sedangkan
perkawinan maka pemberian ini anak laki-laki hanya mengatur atau
merupakan harta bersama. mengawasi terhadap harta-harta
e. Ahli Waris warisan, bila terjadi kesalahpahaman
Sebagaimana telah diungkapkan atau perselisihan antara ahli waris.
pada bagian terdahulu, bahwa anaklah Menurut hukum waris adat
yang merupakan ahli waris yang masyarakat Talang Mamak ada
pertama, apabila orang tuanya wafat, beberapa ahli waris bila :
oleh karena itu anggota-anggota lain a. Bila pihak istri (ibu) yang wafat,
tidaklah termasuk sebagai ahli waris, maka yang menjadi ahli warisnya
apabila wafatnya pewaris yaitu :
meninggalkan anak, sebab pada 1. Anak perempuan
umumnya anak pula merupakan 2. Cucu perempuan dari anak
generasi yang dibesarkan didalam perempuan
keluarga si wafat yang meninggalkan 3. Ibu pewaris
harta warisan. 4. Saudara perempuan pewaris
Kemudian menurut wawancara 5. Keluarga terdekat pewaris
dengan Langku sebagai Mangku, Bila ahli waris yang tersebut diatas
Talang Mamak, mengatakan : “Bahwa semuanya masih hidup maka diantara
apabila yang wafat itu tidak 11
Hasil wawancara dengan Langku selaku
meninggalkan anak atau cucu, maka Mangku Talang Mamak Rakit Talang
Jerinjing Tanggal 7 November 2017.
173
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

mereka tidak dapat mewaris secara waris lainnya tertutup untuk menjadi
bersama-sama. Bila pewaris ahli waris, seperti jika ada ahli
mempunyai anak maka anaklah yang waris pertama maka ahli waris kedua
menjadi ahli warisnya, sedangkan bila tidak dapat menjadi ahli waris. Dan
tak ada anak, akan tetapi ada cucu begitu juga bila ada ahli waris kedua
maka akan cuculah yang menjadi ahli maka ahli waris ketiga tidak dapat
warisnya. Bila tidak mempunyai anak menjadi ahli waris dan begitu
dan tidak mempunyai cucu maka yang seterusnya. Bila terjadi ahli waris yang
menjadi ahli warisnya adalah ibu dari perempuan pupus atau punah, maka
pewaris, jika ibu pewaris juga tidak anak laki-laki dapat diangkat secara
ada lagi maka barulah saudaranya adat untuk dapat ahli waris. Pupus
menjadi ahli warisnya. Jika semua ahli maksudnya yaitu : semua ahli waris
waris seperti nomor 1, 2, 3, 4 tidak yang perempuan tidak ada lagi yang
ada lagi barulah keluarga terdekat masih hidup baik keluarga terdekat
pewaris menjadi ahli warisnya. dan keluarga jauh.12
b. Bila pihak Suami (bapak) yang
wafat, maka yang menjadi ahli 2. Prosedur Pembagian Warisan
pada Ahli Waris yang
warisnya:
Berhak pada Masyarakat
1. Anak perempuan Talang Mamak
2. Cucu perempuan dari anak
Pembagian warisan ini terjadi
perempuan
apabila wafatnya pewaris
3. Ibu pewaris
meninggalkan harta warisan serta
4. Saudara perempuan pewaris
adanya ahli waris. Apabila salah satu
5. Kemenakan perempuan pewaris
unsur tidak terpenuhi maka pembagian
6. Keluarga terdekat pewaris
warisan ini tidak akan dibagikan
Bila ahli waris yang tersebut diatas,
menurut hukum waris manapun.
semuanya masih hidup maka diantara
Menurut hukum waris adat
mereka tidak dapat mewaris secara
masyarakat Talang Mamak ini juga
bersama-sama. Hal ini sama dengan
yang tersebut terdahulu, jika ada ahli 12
Hasil wawancara dengan Jamin selaku
waris pertama maka ahli waris- ahli Ketua Bathin Talang Mamak Rakit Talang
Jerinjing Tanggal 7 November 2017.
174
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

berlaku seperti unsur-unsur yang 1. Bila istri (ibu) yang wafat, maka
tersebut di atas, bila tidak terpenuhi pembagian warisannya adalah :
maka tidak dibagikan. a. Bila suaminya kawin lagi
Pembagian warisan ini dan tidak mempunyai anak
dilakukan oleh ninik mamak dari ahli maka suami berhak setengah
waris yang akan membagikan harta dari harta pencahariannya.
kekayaan pewaris. Pembagian b. Bila suami kawin lagi dan
warisan ini menurut harta kekayaan mempunyai anak, maka
tidak ada ketentuan waktu yang tepat, suami hanya membawa harta
dapat 40 hari setelah pewaris wafat bawaannya sedangkan harta
atau 100 harinya. Pembagian harta pencaharian diwarisi kepada
warisan ini harus dalam keadan anaknya yang perempuan,
bersih, maksudnya bahwa harta- maka anak perempuan
harta warisan ini harus dikurangi mewaris harta pencaharian
dengan hutang-hutang pewaris yang orang tuanya dan harta
ditinggalkannya. Bila harta dalam pusaka tinggi dari ibunya.
keadaan bersih ini barulah dibagi- Pembagian ini dapat
bagikan kepada ahli warisnya. dilakukan diantara ahli waris
Pembagian harta warisan ini bila :
dalam masyarakat Talang Mamak 1) Bila anak perempuan lebih
ini dipakai sistem pewarisan dari 2 orang sedangkan anak
kombinasi antara sistem individual laki-laki hanya satu orang,
dengan sistem kolektif, harta warisan maka anak laki-laki sebagai
yang dapat dibagi-bagikan kepada ahli pengatur atau mewarisi harta
warisnya ini merupakan milik warisan ini terhadap ahli
perorangan, sedangkan terhadap warisnya, maka semua harta
harta warisan yang tak terbagi- pusaka tinggi dan harta
bagikan ini merupakan milik bersama. pusaka rendah (harta
Mengenai pembagian warisan ini ada pencaharian) ini diwarisi
beberapa kemungkinan terjadi : kepada kedua anak
perempuannya. Pembagian

175
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

warisan ini harus adil dibagikan sama banyak dan


menurut hukum adat, adil itu anak laki-laki juga bisa
tidak menurut perhitungan mendapat harta warisan ini.
matematika. Sebagai contoh: Sebagai pemegang hak
Pewaris meninggalkan harta pakai, anak perempuan ini
pusaka tinggi berupa sawah, harus memelihara anak laki-
ladang (kebun) dan harta laki. Anak perempuan tidak
pusaka rendah (harta menghormati anak laki-laki
pencaharian) berupa rumah, (saudaranya) lagi. Bila hal
pekarangan serta 3 ekor ini terjadi maka anak laki-
ternak dan harta ringan laki sebagai pengatur dapat
lainnya. Pewaris menarik harta warisan dan
meninggalkan anak 2 orang memberikan kepada ahli
perempuan dan satu orang waris lainnya atau anak laki-
anak laki-laki maka harta laki memanfaatkan semasa
warisan ini diwarisi oleh hidupnya akan tetapi harta
kedua anak-anak warisan ini tidak dapat
perempuannya. Harta pusaka diwarisi kepada
tingggi ini, merupakan harta keturunannya.
bersama yang pemakaiannya 2) Bila anak laki-laki lebih dari
secara bergantian atau satu orang, maka disini
bergiliran, sedangkan harta timbul persoalan, siapa yang
pusaka rendah (harta berhak mengatur atau
pencaharian) ini dibagi- mengawasi harta warisan
bagikan yang satu orang tersebut. Sepeti pepatah adat
mendapat rumah dan 1 ½ mengatakan: “Tiap-tiap anak
ekor ternak, dan satu orang berajo ke bapak, bapak
lagi mendapat pekarangan berajo ke mamak, mamak
rumah untuk dan 1 ½ ekor berajo ke ninik mamak,
ternak juga. Sedangkan harta ninik mamak berajo kepada
ringan lainnya dapat mufakat. Mufakat berajo ke

176
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

kebenaran, kebenaranlah harta warisannya dapat


sebenar-benarnya rajo, diwarisi oleh ibunya, atau
karena itu rajo adil rajo saudara perempuan pewaris
disembah, rajo zalom, rajo atau kemenakan perempuan
disanggah, menjanggah pewaris.
orang alim dengan kitabnya, Sedangkan proses pewarisan
menjanggah rajo dengan ini dalam hukum waris adat
undang-undangnya. Ini masyarakat Talang Mamak ini dapat
pepatah untuk seorang terjadi dengan dua cara, yaitu :
pemimpin atau yang a. Sebelum Pewaris Wafat
memegang kekuasaan, arti Sebelum pewaris wafat, kadang-
pepatah tersebut adalah bila kadang pembagian warisan itu
anak laki-laki lebih dari satu dilakukan atau dilaksanakan sebelum
orang maka sebagai pewaris wafat dengan menunjukkan
pengatuir / penguasa harta oleh pewaris kepada ahli warisnya,
warisan ini adalah anak laki- misalnya seorang anak perempuan
laki yang benar dan adil yang telah kawin diberikan sawah
menurut keputusan ninik perkarangan rumah dan beberapa
mamak. perhiasan yang dipakai sebelum
2. Bila yang wafat suami (bapak) melangsungkan perkawinannya dan
maka harta pembagian warisan adalah: harta ini merupakan harta kekayaan
a. Bila istri tidak mempunyai istri, dalam hukum waris adat
anak, maka harta masyarakat penghulu ini termasuk
pencaharian dibagi dua. juga harta warisan. Menurut Bapak
b. Bila istri mempunyai anak, Edi Pritanto selaku Kades: bahwa
maka harta pencaharian ini setiap anak atau keturunan pewaris
diwarisi kepada anak-anak pernah mendapat harta warisan berupa
yang perempuan. barang atau benda dari pewaris
c. Bila pewaris tidak sebelum wafatnya, harta ini sebagai
mempunyai anak dan tidak harta tepatan bagi istri dan harta
mempunyai cucu, maka pembao bagi suami.

177
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

b. Sesudah Pewaris Wafat warisan ini juga mendapat harta ringan


Menurut hukum waris adat dari pewarisan seperti pakaian atau
masyarakat Talang Mamak ini pada perlengkapan ke sawah. Sebagai
dasarnya tidak ditentukan jangka penguasa atau pengatur ini
waktu pembagian harta warisan. dimusyawarahkan oleh ninik mamak
Tetapi menurut kebijaksanaan ninik siapa yang berhak atas penguasaan
mamak dengan para ahli waris, atau pengatur terhadap harta warisan
misalnya 40 hari atau 100 hari setelah tersebut.
pewaris wafat. Setelah pewaris wafat
maka harta yang ditinggalkan dibagi- D. Kesimpulan
bagikan kepada ahli warisnya yaitu
1. Sistem kekerabatan masyarakat
anaknya yang perempuan. Harta yang
Talang Mamak pada umumnya
ditinggalkan berupa harta pusaka
terpengaruh pada sistem
tinggi, yaitu lima petak sawah, harta
kekerabatan masyarakat
pusaka rendah (harta pencaharian) ini
matrilinial. Yang menjadi ahli
berupa rumah dan pekarangannya,
warisnya Anak perempuan,
dua bidang kebun, lima ekor ternak
Cucu perempuan, Ibu pewaris,
dan harta ringan lainnya.
Saudara perempuan pewaris dan
Pembagian harta warisannya
Keluarga terdekat pewaris.
sebagai berikut harta pusaka tinggi
2. Proses pembagian warisan pada
berupa sawah lima petak ini tidak
para ahli waris yang berhak
dibagi-bagikan, akan tetapi merupakan
mewaris pada masyarakat
harta bersama yang pemakaiannya
Talang Mamak. Sistem
secara bergiliran. Sedangkan harta
kewarisan yang dianut hukum
pusaka rendah dibagi sama banyak,
waris adat masyarakat di
dimana masing-masing ahli warisnya
Kecamatan Talang Mamak ini
mendapat anak perempuan mendapat
adalah kombinasi antara sistem
rumah, satu bidang kebun, 2½ ekor
kewarisan individual dengan
ternak dan harta ringan dibagi sama
sistem kewaris kolektif.
banyak. Sedangkan anak laki-laki
Pembagian warisan dilakukan
sebagai penguasa atau pengatur harta
oleh ninik mamak dari para ahli
178
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

waris -ahli waris. Pertama-tama Hilman Hadikusuma, Hukum


Kekerabatan Adat, Pelajar
harus dipisahkan harta pusaka
Agung, 1997.
tinggi, harta pusaka rendah
_________________, Hukum Waris
(harta suarang / harta
Adat, Cipta Aditya Bhakti
pencaharian) dengan harta Bandung, 2003.
bawaan suami istri, setelah itu
Soepomo, Bab-Bab tentang Hukum
baru pembagian harta warisan Adat, Pradnya Paramita, Jakarta,
1998.
ini dapat dibagikan kepada ahli
warisnya. Apabila terjadi Soerjono Soekanto, Hukum Adat
Indonesia, Rajawali Pers,
perselisihan, terlebih dahulu
Jakarta: 2011.
diselesaikan secara kekeluargaan
_________________, Pengantar
melalui musyawarah. Tetapi
Penelitian Hukum, UI Press,
kalau tidak mendapat Jakarta, 1996
keputusan, baru diajukan dan
Soerojo Wignyodipoero, Pengantar
diselesasikan oleh Penguasa dan Asas-asas Hukum Adat, CV.
Haji Mas Agung, Jakarta, 1999.
Adat.
Soetojo Prawirohamidjojo dan
Marthalena Pohan, Hukum
Daftar Pustaka
Orang dan Keluarga, Surabaya :
Airlangga University Press,
A. Buku
2000.
Djaren Saragih, Pengantar Hukum
Adat Indonesia, Tarsito, 1992.
Ter Haar, Asas-Asas dan Susunan
Hukum Adat, Terjemahan R. Ng
Hazairin, Bab-bab Tentang Hukum
Surbakti Presponoto, Let. N.
Adat, Pradnya Paramita, Jakarta,
Voricin Vahveve, Bandung,
1975.
1999.

179

Anda mungkin juga menyukai