Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

Amallia Setya Hanifah


(amalliasetya.h@gmail.com)
Dhiaul Haq Lubis
(dhiaul04@gmail.com)
Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Singaperbangsa Karawang
2023

A. ABSTRAK

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai ragam budaya dan adat
istiadat yang melekat dengan ragam suku bangsa, agama yang dianut dan ras
budaya. Sehingga diperlukan suatu pendidikan multikultural, yaitu pendidikan
yang menghargai perbedaan, agar tidak menjadi sumber konflik dan
perpecahan. Sikap saling toleransi ini yang akan menjadikan keberagaman yang
dinamis, kekayaan budaya yang menjadi jati diri bangsa yang patut untuk
dilestarikan. Pendidikan multikultural mempunyai empat nilai yaitu: Nilai
Kesetaraan, Nilai Toleransi, Nilai demokrasi, dan Nilai Pluralisme. Nilai-nilai
di atas mempunyai pandangan yang saling melengkapi satu sama lain dalam
mensikapi pendidikan multikulturalisme.

Pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi


manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi
keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Pendidikan multikultural
menekankan sebuah filosofi pluralism budaya ke dalam sistem pendidikan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan, saling menghormati dan menerima
serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial.

Dalam pendidikan multikultural, setiap peradaban dan kebudayaan


berada dalam posisi yang sejajar dan sama. Salah satu tujuan penting dari
konsep pendidikan multikultural adalah untuk membantu peserta didik agar
memperoleh pengetahuan, dan menghargai orang lain yang berbeda suku,
budaya dan nilai kepribadian. Dengan demikian, pendidikan multikultural
merupakan pendidikan yang memberikan penekanan terhadap proses
penanaman cara hidup yang saling menghormati, tulus, dan toleran terhadap
keanekaragaman budaya hidup di tengah-tengah masyarakat dengan tingkat
pluralitas yang tinggi.

Kata Kunci: Pendidikan Multikultural, Toleransi Beragama, Adat Budaya

B. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat menentukan dalam


kemajuan suatu Negara.Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari
berbagai macam suku, adat, agama, bahasa, dan lain-lain. Kesatuan ini akan
menjadi bentuk Negara secara plural melalui pendidikan. Perbedaan ini dapat
disatukan agar tidak terjadi diskriminasi yang menyudutkan pada salah satu
golongan sehingga pembangunan Indonesia terlambat.

Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang


menghargai perbedaan. Pendidikan multikultural senantiasa menciptakan
struktur dan proses dimana setiap kebudayaan bisa melakukan ekspresi. Tentu
saja untuk mendesain pendidikan multikultural secara praksis, itu tidaklah
mudah. Tetapi, paling tidak kita mencoba melakukan ijtihad atau usaha untuk
merancang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan multikulturalisme.

Pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan


strategis dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman
yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti pada
keragaman etnis, budaya, bahasa, agama dan ras. Yang terpenting, strategi
pendidikan ini tidak hanya bertujuan agar supaya siswa mudah memahami
pelajaran yang dipelajarinya, akan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran
mereka agar selalu berperilaku humanis, pluralis, dan demokratis.

Kemajemukan atau keberagaman bangsa Indonesia yang tak dimiliki


oleh bangsa lain ini, menjadi modal sosial dengan susunan berbasis kearifan
lokal. Heterogenitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab tersebut
tentunya harus dijaga dan dilestarikan sebagai khasanah budaya nasional.
Dalam konteks hubungan sosial (interaksi sosial) baik secara horizontal
maupun vertikal dalam realita pluralitas tersebut, dibutuhkan instrumen
pendidikan yang berkarakter terbuka, inklusif, toleran dan pluralis. Bahasa
pendidikan sebagai media sosio-kultur menjadi jembatan antara realita sosial
dengan sikap yang mesti ditunjukan oleh masyarakat, dalam hal ini adalah
warga sekolah seperti guru dan siswa.

C. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang bersifat Internet


Research, yang mana penulis menggunakan jurnal-jurnal lain sebagai referensi.
Dimana penulis mencari literatur yang sesuai dengan materi dan juga
bersumber pada kajian yang telah dilakukan dari peneliti yang sudah ada terkait
dengan materi pendidikan multikultural yang baik dan benar.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Pendidikan Multikultural

Haviland mengatakan bahwa multikultural dapat diartikan sebagai


pluralitas kebudayaan dan agama. Memelihara pluralitas akan tercapai
kehidupan yang ramah dan menciptakan kedamaian. Pluralitas kebudayaan
adalah interaksi sosial dan politik antara orang-orang yang berbeda cara hidup
dan berpikirnya dalam suatu masyarakat. Secara ideal, pluralisme kebudayaan
multikulturalisme berarti penolakan terhadap kefanatikan, purbasangka,
rasialisme, tribalisme, dan menerima secara inklusif keanekaragaman yang ada.
(Havilland, 1988). Keinginan menyelenggarakan pendidikan multikultural
biasanya muncul dalam masyarakat majemuk yang menyadari
kemajemukannya. Masyarakat seperti ini menyadari dirinya terdiri dari
berbagai golongan yang berbeda secara etnis, sosial, ekonomis, kultural.
Masyarakat ini disebut masyarakat pluralistik atau masyarakat heterogen.
(Buchori, 2007). Dalam rangka mengembangkan model Pendidikan
Multikultural, menurut Lie (2006) pendidikan multikultural di Indonesia
menghadapi tiga tantangan mendasar. Pertama, fenomena homogenisasi terjadi
dalam dunia pendidikan akibat tarik ulur antara keunggulan dan
keterjangkauan. Tantangan kedua, dalam pendidikan multikultural adalah
kurikulum. Sedangkan tantangan terakhir dan terpenting adalah guru.
Kelayakan dan kompetensi guru di Indonesia umumnya masih dibawah standar
apalagi untuk mengelola pembelajaran multikulturalisme.

Pendidikan multikultural merupakan kebijakan yang muncul dari


kesadaran yang mendalam bahwa manusia harus menghormati dan membela
berbagai perbedaan, termasuk realitas adanya perbedaan suku, bangsa, bahasa
dan budaya masyarakat yang untuk itu memerlukan adanya Pendidikan
Multikultural. Sistem. dan praktik yang adil dan merata sehingga semua siswa,
tidak peduli dari mana asalnya, menerima kinerja pendidikan yang memadai
untuk mencapai kinerja terbaik. Melalui pendidikan multikultural, peserta didik
diharapkan mampu memahami, menguasai, memiliki keterampilan yang baik,
berperilaku, dan dengan mudah menerapkan nilai-nilai demokrasi, humanisme,
dan pluralisme di dalam dan di luar sekolah. Pendidikan di negara demokrasi
seperti Indonesia harus didasarkan pada kepentingan bangsa yang multi etnis,
multi agama, multi bahasa dan asal-usul lainnya. Artinya penyelenggara
pendidikan harus memperhatikan kondisi negara yang heterogen. Model
pembelajaran berbasis multikultural terdiri atas tujuh langkah: (1) analisis
lingkungan multikultural, (2) profil lingkungan multikultural, (3) identifikasi
mata pelajaran yang relevan dan potensial, (4) perumusan topik-topik
pembelajaran multikultural, (5) penyusunan paket pembelajaran multikultiral,
(6) pelaksanaan pembelajaran multikultural di kelas dan (7) evaluasi dan
refleksi. (Sonhadji, 2003) Adapun dalam mengembangkan topik-topik
pembelajaran berbaris multikultural, harus tetap berpedoman pada kurikulum
yang berlaku untuk masing-masing mata pelajaran, kemudian dikembangkan
dan dimasukkan muatan-muatan dengan semangat multikultural. Sedangkan
format penyusun paket pembelajaran berbasis multikultural untuk suatu mata
pelajaran tang telah dipilih memuat hal-hal pokok: kompetensi dasar, hasil
belajar, indikator, langkah pembelajaran, sumber dan alat/media (ditekankan
pada IT media) serta penilaian.

2. Jenis-Jenis Multikulturalisme

Berikut dibawah ini ada 5 jenis multikulturalisme :

- Multikulturalisme Isolasionis: Mengacu pada masyarakat di mana


berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan
terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
- Multikulturalisme Akomodatif: Masyarakat yang memiliki kultur
dominan dan membuat penyesuaian bagi kebutuhan kultur kaum
minoritas. Kaum mayoritas memberikan kebebasan kepada kaum
minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan
mereka.
- Multikulturalisme Otonomis: Masyarakat plural di mana kelompok-
kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan dengan
budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom yang secara
kolektif bisa diterima.
- Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif: Masyarakat plural di mana
kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus dengan kehidupan
kultural otonom, tetapi menciptakan penegasan perspektif khas mereka.
- Multikulturalisme Kosmopolitan: masyarakat plural yang menghapus
batas-batas kultural untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana
setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu.

3. Manfaat Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural hadir di saat bersamaan adanya perkembangan


sosial yang sejak awal terdiri dari budaya dari imigran. Beberapa negara ini
memperlihatkan secara jelas bahwa pendidikan jenis ini memiliki pola
tersendiri, dan sesuai dengan kesadaran serta proses pengolahan. Pendidikan
multikultural diarahkan untuk mewujudkan beberapa manfaat berikut ini :

- Anak didik dalam hal ini siswa dan siswi memiliki kebebasan dalam
mengekspresikan kreativitas mereka, tanpa perasaan khawatir
mendapat perlakuan diskriminasi.
- Kemudian manfaat yang kedua adalah membuat peserta didik terlatih
dalam menyikapi banyaknya keberagaman yang ada di lingkungan
sekitar.
- Peserta didik diberi motivasi dengan menjadi sebuah agen perubahan
sosial, diharapkan agar mampu menghapus tindakan rasial
dan etnosentrisme.
4. Peran Pendidikan Multikultural Dalam Membangun Karakter Bangsa

Pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan


pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan
perbedaanperbedaan kultural yang ada pada para peserta didik seperti
perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, klas, sosial, ras, kemampuan, dan umur
agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. (Isparwoto, 2016) Secara
operasional, pendidikan multikultural ,erupakan program pendidikan yang
menyediakan sumber belajar yang jamak bagi pembelajar dan yang sesuai
dengan kebutuhan akademik maupun sosial anak didik.

Pendidikan multikultural sebagai pengganti dari pendidikan


interkultural, diharapkan dapat menumbuhkan sikap peduli dan mau mengerti
atau adanya politik pengakuan terhadap kebudayaan kelompok manusia seperti;
toleransi, perbedaan etno-kultural dan agama, diskriminasi, HAM, demokrasi
dan pluralitas, kemanusiaan universal serta subyek-subyek lain yang relevan.
Yang secara otomatis kesadaran multikultural ini akan membangun karakter
toleransi pada diri setiap pembelajar. Pendidikan multikultural bila telah
dihayati dan dimiliki oleh peserta didik sejak dini akan mampu menciptakan
generasi-generasi penerus bangsa yang berkarakter unggul. Tilaar (2003)
menyatakan bahwa pendidikan multikultural diharapkan dapat mempersiapkan
anak didik secara aktif sebagai warga negara yang secara etnik, kultural, dan
agama beragam, menjadi manusia-manusia yang menghargai perbedaan,
bangga terhadap diri sendiri, lingkungan, dan realitas yang majemuk.
E. KESIMPULAN

Dari pemaparan di atas kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa


untuk membangun karakter anak bangsa diperlukan upaya maksimal yang
dilakukan sejak dini pada setiap individu. Ada berbagai cara dalam membangun
karakter anak bangsa salah satunya adalah melalui pendidikan yang berbasis
multikultur. Pendidikan multikultur dilakukan dengan nmembentuk pola pikir,
prilaku, tindakan, dan pembiasaan sehingga munculnya kesadaran nasional
Indonesia. Karakter Bangsa Indonesia meliputi: Kesadaran kebanggaan sebagai
bangsa, Kemerdekaan dan Keberanian sebagai bangsa, Kesadaran kehormatan
sebagai bangsa, Kesadaran melawan penjajahan, Kesadaran pengorbanan untuk
kebaikan bangsa, Kesadaran nasionalisme Bangsa lain dan Kesadaran
regionalisme versus kebangsaan.
Terwujudnya karakter Indonesia menjadi landasan kokoh sebagai
karakter kuat bangsa Indonesia. Manfaat pendidikan multikultural, selain
memahami dan menghormati keragaman kultural, juga diharapkan peserta
didik memiliki karakter yang kuat untuk selalu bersikap demokratis, humanis
dan pluralis. Kemudian karakter Indonesia melalui pendidikan
multikulturalisme merupakan salah satu harapan bagi Indonesia yang besar di
masa depan.
D. DAFTAR PUSTAKA

Djuyandi, Yusa. 2017. Pengantar Ilmu Politik. Depok: Rajawali Press

Awaru, A. O. T. (2016). MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI


PENDIDIKAN BERBASIS MULTIKULTURAL DI SEKOLAH. SEMINAR NASIONAL
“Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Membentuk Karakter Bangsa Dalam Rangka Daya
Saing Global,” 10.

https://ojs.unm.ac.id/PSN-HSIS/article/download/2747/1489

Banks, J. (1993). Multicultural Education: Historical Development,


Dimension, and Practice. Review of Research in Education.

Buchori, M. (2007). Pendidikan Multikultural. (Fri, 12 Januari 2007).

Havilland, W. A. (1988). Antropologi edisi keempat jilid 2. Jakarta: Erlangga

Sonhadji K.H., A. (2015). Membangun Peradaban Bangsa dalam Perspektif


Multikultural. Potensi Indonesia Negara Besar): Malang, Universitas Negeri
Malang.

Tilaar, H. A. R. (2003). Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari


Perspektif Kultural. Magelang: Indonesia Tera.

Mahfud, Choirul, 2009, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar Hanum

Anda mungkin juga menyukai