Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM


• DOSEN MATA KULIAH : Muh.Fikhris Khalik, MA.Ph,D

DISUSUN OLEH KELOMPOK I


1. SITTI DARMAWATI F
2. DEMA SESE
3. SUARDI
4. SRIDAMAYANTI

PASCA SARJANA UIM MAKASSAR


JURUSAN MAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2023
Pengertian
• Secara Etimologis
• Dibagi menjadi 2 term, yaitu pendidikan dan multikultural

• Pendidikan
• Proses pengembangan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran,pelatihan, proses,
perbuatan, dan cara-cara yang mendidik

• Multikultural
• Multi : Banyak, Beraneka, Ragam
• Kultur : Kebudayaan, kesopanan, atau pemeliharaan
• Multikultural : Sebuah tawaran model pendidikan yang mengusung ideologi yang
memahami, menghormati, dan menghargai harkat dan martabat manusia
di manapun dia berada dan dari manapun datangnya (secara ekonomi, sosial,
budaya, etnis, bahasa, keyakinan,atau agama, dan negara)
Secara Terminologis ( Menurut Ahli )

• H.A.R Tilaar
• Pendidikan multikultural merupakan suatu wacana lintas batas yang
mengupas permasalahan mengenai keadilan sosial, musyawarah, dan
hak asasi manusia, isu-isu politik, moral, edukasional dan agama.
• Ainurrofiq Dawam
• Pendidikan multikultural adalah proses pengembangan
seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitas
sebagai konsekuensi keragaman budaya etnis, suku, dan aliran
(agama)
• Zubaedi
• Pendidikan multikultural merupakan sebuah gerakan pembaharuan
yang mengubah semua komponen pendidikan termasuk mengubah
nilai dasar pendidikan, aturan prosedur, kurikulum, materi pengajaran,
struktur organisasi dan kebijakan pemerintah yang merefleksikan
pluralisme budaya sebagai realitas masyarakat Indonesia
• Sebagai Kesimpulan Pendidikan
Multikultural adalah sebuah proses
pengembangan seluruh potensi manusia
yang menghargai pluralitas dan
heterogenitasnya sebagai konsekuensi
keragaman budaya, etnis, suku, dan
Aliran/Agama.

Multikultural dalam Pendidikan
• Gerakan hak-hak sipil pada tahun 1960-an berimplikasi pada
dunia pendidikan, maka muncullah tuntutan untuk melakukan
reformasi kurikulum pendidikan yang pada waktu itu masih
sarat dengan diskriminasi. Pada awal tahun 1970-an
muncullah sejumlah kursus dan program pendidikan yang
menekankan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan
etnis dan keragaman budaya (James A Bank, 1989: 4-5).
Sebagai sebuah paradigma multikulturalisme menjadi gagasan
yang cukup kontekstual dengan masyarakat kontemporer saat
ini.
Sejak kapan pendidikan multikultural di indonesia?

• istilah pendidikan multikultural di Indonesia merupakan istilah baru muncul


pada abad ke-20, tetapi praktek-praktek pendidikan multikultural di
masyarakat sudah ada sejak jaman Kerjaan Majapahit dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
• Anugerah keanekaragaman Indonesia, yaitu mempunyai 600-an bahasa
daerah, 300-an suku bangsa, kurang lebih 17 ribu kepulauan Nusantara. Dan,
jauh sebelum kemerdekaan, kesadaran keragaman Indonesia sudah menaungi
kesadaran kaum muda Indonesia. Dengan kesadaran penuh atas perbedaan
dan keragaman, pada tanggal 28 Oktober 1982 di Batavia, mereka
menyatakan: satu tumpah darah dan tanah air Indonesia, satu Bangsa
Indonesia, satu Bahasa Indonesia. Bagi para pemuda/i bangsa ini, persatuan
berada di atas perbedaan demi kemerdekaan bangsanya. Sangat jelas bahwa
dalam era kemerdekaan, faktor eksternal menjadi pendorong terjadinya
persatuan yang mampu mengatasi perbedaan kepentingan dan golongan
(SARA). Berbekal kemerdekaan, Indonesia bertekad membangun
masyarakat demokratis. Untuk itu, tentunya dibutuhkan sistem pendidikan
yang menjunjung keragaman masyarakat.
IDE KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL GLOBAL
• Ide tentang konsep pendidikan multikultural menjadi komitmen global
sebagaimana direkomendasikan UNESCO pada bulan Oktober 1994 di
Jenewa. Ada sekurangnya empat pesan dalam rekomendasi tersebut (A
Effendi Sanusi, 2008: 2), yaitu:
• 1. Pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan untuk mengakui
dan menerima nilai-nilai yang ada dalam kebhinnekaan pribadi, jenis
kelamin, masyarakat dan budaya serta mengembangkan kemampuan untuk
berkomunikasi, berbagi dan bekerjasama dengan yang lain.
• 2. Pendidikan hendaknya meneguhkan jati diri dan mendorong
konvergensi gagasan dan penyelesaian yang memperkokoh perdamaian,
persaudaraan dan solidaritas antara pribadi dan masyarakat.
• 3. Pendidikan hendaknya meningkatkan kemampuan menyelesaikan
konflik secara damai tanpa kekerasan.
• 4. Pendidikan hendaknya meningkatkan pengembangan kedamaian dalam
pikiran peserta didik, sehingga mereka mampu membangun kualitas
toleransi, kesabaran, kemauan untuk berbagi dan memelihara secara lebih
kokoh.
IDE KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

H.A.R.Tilaar menyatakan bahwa model pendidikan yang dibutuhkan di Indonesia


harus memperhatikan enam hal (2002:185-190), yaitu:
• Pertama, pendidikan multikultural haruslah berdimensi “right to culture” dan
identitas lokal.
• Kedua, kebudayaan Indonesia harus terus berproses dan menjadi bagian integral
dari proses kebudayaan mikro.
• Ketiga, pendidikan multikultural normatif, yaitu model pendidikan yang
memperkuat identitas nasional tanpa harus menghilangkan identitas budaya lokal
yang ada.
• Keempat pendidikan multikultural merupakan suatu rekonstruksi sosial, artinya
pendidikan multikultural tidak boleh terjebak pada xenophobia, fanatisme dan
fundamentalisme, baik etnik, suku maupun agama.
• Kelima, pendidikan multikultural merupakan pedagogik pemberdayaan (pedagogy
of empowerment) dan pedagogik kesetaraan (pedogogy of equity).
3 prinsip oleh H.A.R Tilaar
• 1. Multikultural didasarkan pada paedagogik
kesetaraan manusia (Equity Pedagogy).
• 2. Pendidikan multikultural ditujukan kepada
terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan
mengembangkan pribadi Indonesia yang mengu-asai
ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya
• 3. Prinsip globalisasi tidak perlu ditakuti apabila
bangsa ini mengetahui arah serta nilai-nilai baik
dan buruk yang dibawanya.
Ciri-ciri Pendidikan Multikultural
1. Membentuk manusia budaya dan menciptakan masyarakat
berbudaya (berperadaban).
2. Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-
nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis (cultural).
3. Metodenya demokratis yang menghargai aspek-aspek
perbedaan dan keberagaman budaya bangsa dan kelompoketnis
(multikulturalis)
4. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku
anak didik yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan
terhadap budaya lainnya
Tujuan Pendidikan Multikultural
Menurut Clive Black
• 1. Pengajaran siswa dengan etnik ter-tentu tentang kebudayaan
yang mereka miliki, termasuk di dalamnya pe-ngajaran bahasa
pusaka/ bahasa lokal.
• 2. Pengajaran kepada semua siswa tentang keanekaragaman
budaya tradisional, baik dalam dan luar negeri
• 3. Mempromosikan penerimaan menunjukkan perbedaan atau
keanekaragaman etnik dalam masyarakat
• 4. menunjukkan bahwa manusia dengan perbedaan agama,
ras, suku kebang-saan memiliki kebebasan yang sama
• 5. menunjukkan penerimaan secara penuh dan ditandai dengan
perlakukan yang sama
• 6. Membantu siswa untuk menyesuaikan
bentuk budaya, untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat.
Peranan Pendidikan Multikultural
Bagi Anak
1.Untuk membangun paradigma keagamaan dan keyakinan
anak kepada Tuhan, karena dengan beragamnya
keyakinan, mempunyai prinsip yang dianut dengan baik.
2.Untuk membangun rasa saling menghormati dan
menghargai terhadap sesama ketika hidup di masyarakat
yang multikultural
3.Untuk menciptakan jiwa yang mempunyai rasa adil
terhadap sesama ketika hidup dimasyarakat yang
homogen.
1. Pendekatan kontribusi (the contributions approach).
Level ini yang paling sering dilakukan dan paling luas dipakai dalam fase pertama
dari gerakan kebangkitan etnis. Cirinya adalah dengan memasukkan
pahlawan/pahlawan dari suku bangsa/etnis dan benda-benda budaya ke dalam
pelajaran yang sesuai. Hal inilah yang selama ini sudah dilakukan di Indonesia.
2. Pendekatan pengayaan
Pada tahap ini dilakukan penambahan materi, konsep, tema, perspektif terhadap
kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan dan karakteristik dasarnya.
3. Pendekatan transformasi (the transformation approach).
Metode ini secara fundamental berbeda dengan dua metode sebelumnya. Metode ini
memungkinkan pembelajar melihat konsep-konsep dari sejumlah perspektif budaya,
etnik dan agama secara kritis. Metode ini memerlukan masukan perspektif-perspektif,
kerangka-kerangka referensi dan gagasan-gagasan yang akan memperluas
pemahaman pembelajar tentang sebuah ide.
4. Pendekatan aksi sosial (the sosial action approach)
Metode ini mengintegrasikan metode transformasi dengan aktivitas nyata
dimasyarakat, yang pada gilirannya bisa merangsang terjadinya perubahan sosial.
Pembelajar tidak hanya dituntut untuk memahami dan membahas isu-isu sosial
Analisis Perbandingan Pendidikan Multikultural (Indonesia, Amerika, Kanada,
Inggris)

• Pendidikan multikultural di negara maju (Indonesia, Amerika Serikat, Inggris dan


Kanada) menginginkan pendidikan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia dengan cara menghargai dan memahami perbedaan-perbedaan yang dimiliki
masing-masing individu.
Perbandingannya adalah :
• Pertama dari masing-masing negara maju (Indonesia, Amerika Serikat, Inggris dan
Kanada) ini memiliki persamaan dalam pendidikan multikultural yaitu ingin
membratas adanya tindakan-tindakan diskriminasi dan ingin menegakkan hak-hak
asasi manusia secara adil,
• Kedua Perbedaan pendidikan multikultural di Indonesia memberikan peran kepada
Kepala Sekolah dalam memantau keberagaman yang dimiliki masing-masing siswa. di
Amerika Serikat menerapkan pendidikan multikultural dengan cara memberikan
edukasi kepada siswa mengenai keberagaman, di Inggris menerapkan pendidikan
multikultural dengan cara sistem penerapan Bahasa, Bahasa inggris bukan menjadi
Bahasa satu-satunya. Di Kanada menerapkan pendidikan multikultural dengan cara
menerapkan model pendidikan yang merekonstruksi dari keanekaanragaraman
budaya.
Kesimpulan
• Ada dua hal yang patut dicermati terkait kebijakan pendidikan multikultural di Indonesia
• Pertama, nilai inti pendidikan multikultural mengusung minimal tiga hal, yaitu:
• a) apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya,
• b) pengakuan terhadap harkat dan hak asasi manusia,
• c) pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia, dan pengembangan tanggung jawab manusia
terhadap sesama manusia.
• Kedua, Tujuan pendidikan multikultural Dalam prosesnya bisa menyasar beberapa gapaian
penting, yaitu:
• a) mengembangkan kesadaran diri dari kelompok-kelompok masyarakat,
• b) menumbuhkan kesadaran budaya masyarakat,
• c) memperkokoh kompetensi interkultural budaya-budaya dalam masyarakat,
• d) menghilangkan rasisme dan berbagai prasangka buruk (prejudice),
• e) mengembangkan rasa memiliki terhadap bumi, dan terakhir,
• f) mengembangkan kesediaan dan kemampuan dalam pengembangan sosial
• Dan pada Akhirnya, demi pengembangan pluralitas bangsa, pendidikan multikultural di Indonesia
sekiranya memperhatikan beberapa hal:
• Pertama, pendidikan multikultural menghadirkan atau menyediakan tempat yang luas bagi
pengolahan keberbedaan atau keragaman bangsa.
• Kedua, pendidikan multikultural mendasarkan diri pada Pancasila sebagai pilihan terbaik dalam
kemajemukan bangsa Indonesia.
• Ketiga, pendidikan multikultural mendasarkan diri pada sosio-politik, ekonomi, dan budaya
Indonesia.
• Keempat, pendidikan multikultural membutuhkan metode pembelajaran secara tepat sehingga
internalisasi nilai dapat terwujud dengan baik

Anda mungkin juga menyukai