Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KRIMINOLOGI

THE BODY TYPES THEORIES

Disusun Oleh :
1. Yudha Nugrawan
2. Florencia Irena
3. Salsabila Dwi Putri
4. M. Dimas Shidqie D.
5. M. Fachri Aditya
6. Nabila Shabrina
7. Adi Sudarja Pemuka
8. Iska Zeilla A .
9. Darul Ikhwan
10. Kartika Suhaila

02011181320003
02011181320005
02011181320051
02011181320083
02011181320084
02011181320120
02011281320001
02011281320008
02011281320009
02011281320012

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS PALEMBANG
2015

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah KRIMINOLOGI. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kriminologi di program studi
Ilmu Hukum Fakultas Hukum pada Universitas Sriwijaya. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Maret 2015


Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................1
Daftar isi ..........................................................................................................2

Bab I Pendahuluan ..........................................................................................3


A. Latar belakang ............................................................................................3
B. Rumusan masalah .......................................................................................4
C. Tujuan penelitian ........................................................................................4
Bab II Pembahasan..........................................................................................5
Bab IV Penutup...............................................................................................11
Kesimpulan .....................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya tindakan kriminal atau kejahatan sebenarnya tidak terlepas
dari faktor lingkungannya, artinya bahwa tindak kejahatan banyak terkait pada
aspek sosiologis. Selain itu, ada pula faktor lain yang turut menjadi andil dalam
peningkatan tindak kriminal seperti faktor ekonomi, ini salah satu kajian yang
perlu dipahami secara konprehensif guna mengetahui sejauh mana faktor-faktor
tersebut menjadi pengaruh yang signifikan dalam pemicu kejahatan.
Selanjutnya banyak para ilmuan mengkaji faktor-faktor lain guna
memahami tindak kejahatan itu sendiri, karena pada dasarnya memahami tindak
kejahatan tidak seyogyanya hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja akan
tetapi membutuhkan disiplin ilmu lain yang dapat menunjang untuk mengungkap
penyebab sebuah kejahatan.
Sosiologi, psikologi maupun antropologi juga dapat digunakan dalam
memahami tindak kejahatan. Ini penting karena kriminologi dan disiplin ilmuilmu tersebut pada prinsipnya saling berkaitan dan mempunyai salah satu obyek
yang sama yaitu mempelajari manusia.
Ada bagian menarik yang juga tak kalah penting dalam memahami tindak
kejahatan, yaitu adanya teori fisik (body type theories) dalam memahami tindak
kejahatan. Teori ini lebih menitikberatkan pada anatomi tubuh manusia sebagai
bagian penting yang dikaji untuk memehami sebuah kejahatan. Terlepas dari
benar tidaknya teori ini yang jelas merupakan sebuah kajian mendalam yang
digunakan oleh tokoh-tokohnya seperti Ernest Kretchmer dan William H.
Sheldon.
Dalam makalah ini akan dibahas secara ringkas tentang teori-teori body
fisik dalam memahami tindak kejahatan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini yaitu :
1. Apa pengertian teori tipe fisik dan hubungannya dengan tindak kejahatan

C. Tujuan Penulisan
Selanjutnya, tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian teori tipe fisik dan hubungannya dengan tindak
kejahatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. The Body Types Theories (Teori-Teori Tipe Fisik)


Teori ini mengemukakan bahwa penjahat itu dapat dilihat dengan kondisi
fisik tertentu. para ahli yang memiliki teori dengan model tipe fisik ini melihat
orang melakukan kejahatan dapat diamati melalui keadaan fisik baik fisik yang
terlihat yaitu lahiriah maupun fisik yang termasuk ke dalam gen atau kromosomkromosom dalam tubuh. Ada beberapa ahli yang mengkaji mengenai teori ini
yaitu :
A. ERNST KRETCHMER (1888-1964)
Kretchmer melakukan studi terhadap 260 orang gila yang ada di Swabia,
sebuah kota di Baratdaya Jerman. Dari studinya tersebut, Kretchmer
mengidentifikasi empat tipe fisik :
1. Asthenic atau Leptosomic: kurus, bertubuh ramping, berbahu kecil dengan
tinggi badan yang seimbang, disamping itu astenik dapat pula orangnya
berotot dan atletis. Tipe ini berasosiasi dengan schizophrenia, introvert,
idealism dan menarik diri. Astenik berhubungan dengan pencurian dan
penipuan.
2. Athletic: menengah tinggi, kuat, berotot, bertulang besar, perkembangan
kuat antara kerangka dan otot-otot. Tipe atletis, nampak berhubungan
dengan kejahatan kekerasaan.
3. Pyknic: perkembangan kuat dari bagian luar rongga badan manusia,
kepala, dada, perut besar dengan bakat (proclivity) penumpukan lemak
(bertumbuh gemuk), berasosiasi dengan manic-depressiveness, cenderung
menunjukan
suasana
hatinya,
extrovert,
realistis
dan
gembira. Pyknic berhubungan dengan kejahatan yang berhubungan
dengan penipuan dan pemalsuan.
4. Tipe campuran: variasi ketidak teraturan fisik.

Gambar 1

B. ERNEST A. HOOTEN (1887-1954)


Hooten, meneliti lebih 17.000 kriminal dan non-krininal. Studi ini
dilakukan dengan cara membandingkan penghuni-penghuni penjara di Amerika
dengan suatu kontrol group non kriminal. Ia menyatakan bahwa para penjahat
sangat berbeda dibandingkan dengan anggota masyarakat lainnya dalam hampir
semua ukuran tubuh/fisik mereka. Disimpulkan bahwa teori biologis Lombroso
itu benar. Kemudian Hooten juga menyarankan adanya pemisahan keturunan
kriminal

dengan

rekomendasi

mensterilkan

atau

membersihkan

mereka. Disimpulkan pula bahwa penjahat biasanya mempunyai leher panjang


dan kurus, kumis dan rambut tipis, berwarna merah kecoklatan dan bibir tipis.
Hasil penelitian: penghapusan keturunan kriminal, artinya tidak ada orang yg
dilahirkan untuk berbuat kejahatan.

C. WILLIAM H. SHELDON (1898-1977)


Sheldon membagi tiga somatotypes menjadi:
1. The endomorph (memiliki tubuh gemuk), berasal dari kata endoderm yang
berarti usus. Karenanya orang bertipe ini adalah orang gemuk, ada kecenderungan
untuk menjadi gemuk, bulat, gembira bentuk badan bulat, anggota-anggota badan
pendek, tulang-tulang kecil dan kulit halus, kulit lembut dan licin, suka makan
dan sosialisasi, extrovert, relaks, lembut.
2. The mesomorph (berotot dan bertubuh atletis) berasal dari kata mesoderm yang
berarti tulang, otot dan kekar. Tipe ini adalah berbadan besar, dada lebar, tangan
besar, bila kurus bentuk badan persegi panjang, kalau tidak menjadi gemuk sekali;
karena ia aktif, bertempramen dinamis, senang berjalan, berbicara, bertingkah
laku agresif, assertif, dominan, cenderung menikmati latihan fisik dan
adventuring.
3. The ectomorph (tinggi,kurus fisik yg rapuh) berasal dari kata wctoderm yang
berarti jaringan tipis pada sistem syaraf, karenanya mereka biasanya berbadan
kurus, lemah, kecil, bertulang, wajah kecil, hidung runcing, rambut halus dan
relatif isi badan sedikit. Orang ini bertempramen cerebrotonic, introvert, selalu
tidak puas, alergi, kulitnya bermasalah, lelah kronis, insomnia, hidungnya peka
dan cenderung tenggelam dalam lautan massa.
Menurut Sheldon orang yang didominasi sifat bawaan mesomorph (secara
fisik kuat, agresif dan atletis) cenderung lebih dari orang lainnya untuk terlibat
dalam perilaku illegal. Ia meneliti 200 pria berusia 15-21 tahun dengan
menghubungkan antara fisik dengan tempramen, kecerdasan dan delinquency.
Dengan mengandalkan pengujian fisik dan psikologis, Sheldon menghasilkan
suatu Index to Delinquency yang dapat digunakan untuk memberi profit dari
tiap problem pria secara mudah dan cepat. Disimpulkan bahwa delinquent
mempunyai mesomorphy yang besar (Mesomorphy adalah tendensi mempunyai
tulang besar dan berotot).

D. SHELDON GLUECK (1896-1972) DAN ELEANOR GLUECK (1898-1972)


Adalah sepasang suami-istri yang meneliti hubungan antara fisik dan
kenakalan. Dari 1000 orang yang diteliti (500 anak nakal dan 500 bukan anak
nakal) ditemukan bahwa 60% dari delinquent dan 31% non-delinquent didominasi
mereka yang mesomorphic. Hasil studi komparatif antara pria delinquent dengan
non delinquent. Ciri-ciri pria delinquent :
1. Wajah yg lebih sempit (kecil)
2. Dada yang lebih besar
3. Pinggang yang lebih besar dan luas
4. Lengan bawah dan lengan atas yang lebih besar dibandingkan dengan Nondelinquent

Selain dari Penelitian Para ahli bahwa ada beberapa keadaan yang mempengaruhi
kejahatan dilihat dari bentuk fisik dan gen dan faktor di dalam tubuh manusia,
yaitu :
8

E. DISFUNGSI OTAK DAN LEARNING DISABILITIES


Disfungsi Otak dan cacat neurulogis secara umum ditemukan pada mereka
ysng menggunakan kekerasan secara berlebihan dibanding orang pada umumnya.
Banyak pelaku kejahatan kekerasan memiliki cacat di dalam otaknya yang
berhubungan dengan terganggunya self-control. Delinquent cenderung memiliki
problem neurologis dibandingkan non-delinquent.
Terdapat bukti bahwa delinquency berhubungan learning disabilities, yaitu
kerusakan pada fungsi sensori dan motorik yang membawa penampilan yang
menyimpang diruang kelas. Sebab dari learning disabilities salah satunya adalah
berakar dari disfungsi neurologis. Macam-macam learning disabilites :
1. Dyslexia (gagal menguasai skil berbahasa setaraf dengan kemampuan intelektual).
2. Aphasia (suatu problem komunikasi verbal atau masalah dalam memahami
pembicaraan orang lain).
3. Hyperactive (suatu studi menemukan bahwa anak-anak hyperactive 6x
kemungkinan ditangkap ketika mereka dewasa dibanding mereka yang tidak
mengalami kelainan itu.

F. KRIMINALITAS DAN FAKTOR GENETIKA


Ada beberapa hasil kajian yang menghubungkan faktor-faktor genetika
dengan kriminalitas, antara lain studi tentang orang kembar (Twin Studis), adopsi
(adoption Studies) dan Cromosom ( The XYY syindrom).
1. Twin studies (orang kembar)
Penelitian ini dilakukan oleh Karl Cristiansen & Sarnoff A Mednick.
Identical twin/Monozygotic twins: Satu sel telur membelah menjadi 2 embrio (gen
ke 2 kembar tersebut sama) para peneliti telah meneliti Monozigotic twins
dihasilkan dari satu telur yang dibuahi yang membelah menjadi dua embrio
kembar seperti ini membagi sama gen-gen mereka. Jika pasangannya melakukan
maka ia juga melakukancenderung melakukan kriminalitas.

Fraternal twin/Dizygotic twins: 2 sel telur yang berbeda keduanya, yang


dibuahi pada saat bersamaan, untuk membuktikan apakah benar kejahatan
ditentukan oleh genetika, Fraternal atau Dizygotic dihasilkan dari dua telur
terpisah, keduanya dibuahi pada saat yang bersamaan, mereka membagi sekitar
setengah dari gen-gen mereka.
Mereka

melakukan

study

terhadap 3.586 pasangan

kembar disatu

kawasan Denmark antara tahun 1881 dan tahun 1910 dikaitkan dengan kejahatan
serius. mereka menemukan bahwa pada indetical twins jika pasangannya
melakukan kejahatan maka 50% pasanganya juga melakukan kejahatan sedangkan
pada Fraternal twins angka tersebut hanya 20%. Temuan ini mendukung hipotesa
bahwa beberapa pengaruh genetika meningkatkan resiko kriminalitas.
2. Adoption Studies
Satu study tentang Adopsi ini pernah dilakukan terhadap 14.427 anak yang
diadopsi di Denmark pada tahun 1924-1947, penelitian ini menyimpulkan bahwa,
kriminalitas dari orang tua asli (orang tua bilologis) memiliki pengaruh besar
terhadap anak disamping kriminalitas orang tua angkat.

3. The XYY Syndrome


Kromosom merupakan struktur dasar yang mengantung gen kita, setiap
manusia memiliki 23 pasang kromosom yang dihasilkan satu pasang kromosom
yang menentukan gender, seorang perempuan mendapat satu x kromosom dari
ayah dan ibu, sedangkan seorang laki-laki mendapat satu x kromosom dari ibu
dan y dari ayah, kadang terjadi abnormalitas genetika dimana laki-laki memiliki 2
y kromosom ayah dan satu x dari ibu, disebut The XYY syndrome(cromosom).
Orang yang memiliki kromosom XYY cendrung bertubuh tinggi, secara fisik
agresif, sering melakukan kekerasan.
BAB III
PENUTUP
10

Kesimpulan
Body Typhes Theories (Teori tipe fisik) adalah Teori ini mengemukakan
bahwa penjahat itu dapat dilihat dengan kondisi fisik tertentu. Para ahli yang
memiliki teori dengan model tipe fisik ini melihat orang melakukan kejahatan
dapat diamati melalui keadaan fisik baik fisik yang terlihat yaitu lahiriah maupun
fisik yang termasuk ke dalam gen atau kromosom-kromosom dalam tubuh. Para
ahli itu diantaranya : Ernst Kretschmer, Ernest A.Hooten, William H Sheldon, dan
Sheldon Glueck & Eleanor Gluck.
Ernst Kretschmer (1888-1964) membagi tipe-tipe tubuh menjadi :
1. Asthenic atau Leptosomic
2. Athletic
3. Pyknic
4. Tipe campuran
William H Sheldon (1898-1917) dia memformulasikan tipe-tipe tubuh
yang dapat dikelompokkan menjadi:
1. The Endomorph (memiliki tubuh gemuk)
2. The Mesomorph (berotot dan bertubuh Atletis)
3. The ectomorph (tinggi, kurus, fisik yang rapuh)
Sheldon Glueck (1896-1972) dan Eleanor Glueck (1898-1972) temuan
William Sheldon tadi mendapat dukungan dari Sheldon Gluck dan eleanor Gluck
yang melakukan study kompartif antara pria Delinquent dengan non delinquent.
sebagai suatu kelompok, pria Delinquent didapati memiliki wajah yang lebih
sempit. (kecil) dada lebar, pinggang yang lebih besar dan luas, lengan bawah dan
lengan atas yang lebih besar dibandingkan non Delinquent. penyelidikan mereka
juga menyimpulkan bahwa kurang lebih 60 % delinquent dan 31 % non
delinquent didominasi mereka yang Mesomorphic.
Ada beberapa hasil kajian yang menghubungkan faktor-faktor genetika
dengan kriminalitas, antara lain studi tentang orang kembar (Twin Studis), adopsi
(adoption Studies) dan Cromosom ( The XYY syindrom).

11

12

Anda mungkin juga menyukai