Anda di halaman 1dari 22

Negara dan

Konstitusi Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan
Dr. H. hadirin Suryanegara, M.AP.
Anggota
Kelompok
Adelia Yuliani Sandi ( 2010631190001)
Abyan Haq (2010631190032 )
Anita Maulani ( 2010631190005)
Arizal Jeanenda Siva Arraafiu (2010631190036)

2
1. NEGARA

3
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi
yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada
prinsipnya, Setiap warga masyarakat menjadi
anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada
Kekuasaan negara karena organisasi negara
sifatnya mencakup semua orang yang ada di
wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi
orang-orang tersebut

4
A. Pengertian Bangsa dan Negara
▧ Bangsa dalam arti etnis bangsa
Adalah kelompok manusia yang memiliki satu keturunan dan tinggal di
tempat yang sama
▧ Bangsa dalam arti kultural bangsa
dalam arti kultural merupakan sekelompok manusia yang memiliki itihasa
kebudayaan yang sama
▧ Bangsa  bangsa dalam arti politis
bangsa dalam arti politis merupakan kelompok manusia yang memiliki satu
paham dan ideologi yang sama dalam suatu organisasi kekuasaan

5
Negara juga merupakan organisasi dari
sekumpulan orang yang menempati wilayah
tertentu dan diorganisir oleh pemerintahan
yang sah dan mempunyai kedaulatan. Dalam
sejarah Indonesia istilah Negara sebetulnya
sudah dikenal sebelum berdirinya Negara
Indonesia hal ini terlihat dari kata Negara/nagara
sudah digunakan sejak kerajaan taruma negara pada
abad 5

6
PENGERTIAN BANGSA DIKEMUKAKAN JUGA OLEH PARA
PAKAR KENEGARAAN SEPERTI:
Otto Bauer (Jerman) Ernest Renan (Prancis)
F. Ratzel (Jerman) Hans Kohn
bangsa terbentuk karena (Jerman)
bangsa adalah bangsa terbentuk
kelompok manusia adanya keinginan untukkarena adanya hasrat Bangsa adalah buah
yang mempunyai hidup bersama (hasrat bersatu. Hasrat itu hasil hidup manusia
persamaan karakter. bersatu) dengan perasaan
terbentu karena dalam sejarah
Karakteristik tumbuh setia kawan yang agung.
adanya rasa kesatuan
karena adanya antara manusia dan
persamaan nasib. tempat tinggalnya.

7
B. Unsur Unsur terbentuknya
Negara
Berdirinya sebuah negara harus memenuhi beberapa unsur yang mutlak
diperlukan

▧ Adanya Daerah Negara

▧ Adanya Rakyat Negara

▧ Adanya Pemerintah yang Berdaulat

▧ Pengakuan dari Negara Lain

8
C. Sifat Sifat Negara
Keistimewaan negara sebagai organisasi politik adalah negara memilki kedaulatan.
Oleh sebab itu, negara memiliki sifat-sifat khusus sebagai perwujudan dari
kedaulatan itu. Sifat-sifat khusus itu adalah sebagai berikut
▧ Memaksa dan mengatur ketertiban hidup bersama masyarakat melalui peraturan
perundang-undangan
▧ Memonopoli dalam menetapkan tujuan Bersama
▧ Mencakup semua, yaitu sifat negara yang berdiri di atas berbagai Golongan atau
kelompok dan mengatasi segala perbedaan.

9
D. Fungsi dan Tujuan Negara
▧ Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Negara menciptakan undang-undang (UU ) dan peraturan pemerintahan (PP) serta menjalankannya
demi terwujudnya tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
▧ Fungsi Pengaturan dan Ketertiban
Negara menciptakan undang-undang (UU ) dan peraturan pemerintahan (PP) serta
menjalankannya
▧ Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara melakukan upaya sumber daya alam ( SDA ) maupun sumber daya manusia
(SDM )
▧ Fungsi Keadilan Menurut Hak dan Kewajiban
Negara menciptakan dan menegakkan hukum secara tegas dan tanpa pilih kasih menurut Hak dan
kewajiban yang telah dikontribusikan kepada bangsa dan negara

10
E. Tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
tercantum Dalam pembentukan UUD 1945
sebagaimana yang telah dipikirkan oleh para pendiri
negara kesatuan Republik Indonesia, Yaitu : Alinea
kedua “Mengantarkan rakyat Indonesia adil dan
makmur”

11
Tujuan tersebut maka ditetapkan tugas atau fungsi
pemerintahan negara Indonesia, sebagaimana dinyatakan
dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban sila berdasarkan
kemerdekaan abadi dan keadilan sosial.

12
11. SISTEM
KONSTITUSI

13
A. Pengertian Konstitusi
▧ Istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Perancis), yang artinya membentuk.
▧ Dalam bahasa Latin, merupakan gabungan dari dua kata, yaitu cume yang artinya
“bersama-sama dengan…” dan statuere yang berarti berdiri, membuat sesuatu berdiri atau
menetapkan. Jadi, konstitusi berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama.
▧ Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstitusi berarti:
1. Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
2. Undang-undang dasar suatu negara.

*Constitution (bahasa Inggris) diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai konstitusi. Sedangkan Undang-
undang Dasar merupakan terjemahan dari kata “grondwet” (Bhs. Belanda). Kata grond = tanah,dasar dan wet
= undang-undang dasar.

14
BEBERAPA DEIFINISI KONSTITUSI DARI PARA AHLI:
K.C. Wheare, Miriam Budiardjo C.F. Strong
Mengartikan konstitusi Merumuskan konstitusi Mengartikan konstitusi sebagai
sebagai “keseluruhan sebagai suatu piagam suatu kumpulan asas-asas yang
sistem ketatanegaraan yang menyatakan cita-cita menyelenggarakan kekuasaan
dari suatu negara, bangsa dan merupakan pemerintahan (arti luas), hak-
berupa kumpulan dasar organisasi hak dari pemerintah dan
peraturan yang kenegaraan suatu bangsa. hubungan antara pemerintah
membentuk, mengatur Sedangkan undang- dan yang diperintah
atau memerintah dalam undang dasar merupakan (menyangkut hak-hak asasi
pemerintahan suatu bagian tertulis dari manusia).
negara”. konstitusi.

15
A. Kedudukan dan Sifat Konstitusi
Konstitusi yang berlaku di dunia pada umumnya merupakan dokumen atau hasil
kodifikasi (dibukukan secara sistematis) yang secara umum berisi hal-hal yang
mendasar dari suatu negara yang berupa aturan-aturan dasar atau norma-norma dasar
yang dipakai sebagai pedoman pokok negara.

Meskipun demikian, untuk negara-negara tertentu masih memiliki konstitusi yang


tidak dikodifikasikan. Meskipun tidak berupa dokumen, konstitusi tersebut efektif
dijalankan oleh penyelenggara negara di negara yang bersangkutan. Konstitusi
dimaksud bersifat tidak tertulis atau disebut dengan konvensi (convention). Negara
seperti Inggris dan Belanda masih menggunakan konvensi hingga sekarang.

16
Pada hakikatnya, konstitusi itu berisi tiga hal pokok, yaitu:

1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya.

2. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental.

3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat


fundamental.

17
B. Sifat Konstitusi
Menurut Asshiddiqie, (2009:110) “sifat konstitusi biasanya dikaitkan dengan pembahasan
tentang sifatsifatnya yang lentur (fleksibel), atau kaku (rigid), tertulis atau tidak tertulis, dan
sifatnya yang formal atau meteriil”.

Konstitusi dikatakan lentur atau kaku adalah (i) apakah terhadap naskah kontitusi itu
dimungkinkan dilakukan perubahan dan apakah cara mengubahnya cukup mudah atau sulit, dan
(ii) apakah naskah konstitusi itu mudah atau tidak mudah mengikuti perkembangan kebutuhan
zaman.

Konstitusi yang lentur apabila perubahan UUD tidak memerlukan cara yang istimewa dan
cukup dilakukan oleh lembaga pembuat undang-undang biasa.

18
C. Tujuan Konstitusi
Secara garis besar, tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang
pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat.

Berdasarkan tujuan konstitusi tersebut, jelaslah bahwa konstitusi ada untuk


menghidari kesewenang-wenangan dari penyelenggara/lembaga negara, selain itu
pula konstitusi juga harus menjamin hak-hak warga negara. Dalam konstitusi
Indonesia, pengaturan menganai hak asasi warga negara diatur dalam banyak pasal
terutama pasal 28 A-pasal 28 J.

19
D. Fungsi Konstitusi
Konstitusi negara memiliki fungsi, sebagai berikut:
1. Sebagai penentu atau pembatas kekuasaan negara.
2. Sebagai pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara.
3. Sebagai pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan warga negara.
4. Sebagai pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau kegiatan penyelenggaraan
kekuasaan negara.
5. Sebagai penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada organ negara.
6. Sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan
(identity of nation) serta sebagai center of ceremony.
7. Sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik di bidang politik maupun bidang sosial-
ekonomi.
8. Sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering dan social reform).

20
E. Nilai Konstitusi
Menurut Loewenstein dalam Lemhannas, (2011:26) yang juga dikutip oleh Damanhuri (2014)
terdapat tiga nilai konstitusi:
▧ Nilai normatif Hal ini diperoleh segenap rakyat suatu Negara menerimanya dan bagi
mereka konstitusi tersebut merupakan suatu kenyataan hidup dalam arti sepenuhnya
diperlukan efektif, artinya konstitusi benar-benar dilaksanakan secara murni dan
konsekuen.
▧ Nilai Nominal Konstitusi yang mempunyai nilai nominal yaitu berarti secara hukum
konstitusi berlaku, tetapi kenyataanya kurang sempurna. Sebab pasal-pasal tertentu dalam
konstitusi tersebut ternyata tidak berlaku.
▧ Nilai Semantik Dalam hal ini konstitusi hanya sekedar istilah saja. Meskipun secara hukum
konstitusi tetap berlaku, tetapi dalam kenyataannya pelaksanaanya selalu dikaitkan dengan
kepentingan pihak penguasa.

21
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai