Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA

“ HUKUM PERDATA “

Dosen Pengampu :

Syarifa Mahila, SH.,M.H.

NIDN:1012086402

Disusun Oleh : Kelompok 2

Lisna Riyanti Sihombing (2300874201044)

Jihan Zahira (2300874201027

Kamila (2300874201019)

Sonia Depril Ribiyanti (2300874201036)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BATANGHARI

TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Syarifa Mahila, SH.,M.H.selaku dosen
pengampu Pengantar Hukum Indonesia yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu
setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Hukum Perdata. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Jambi, 01 Oktober 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4

1.3 Tujuan.........................................................................................................................................4

BAB II..................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

A. Pengertian Hukum Perdata................................................................................................5

B. Sejarah Hukum Perdata......................................................................................................6

C. Asas-asas Hukum Perdata..................................................................................................8

D. Hukum yang Berlaku di Indonesia...................................................................................11

E. Keadaan Hukum Perdata di Indonesia............................................................................12

BAB III...............................................................................................................................................13

PENUTUP..........................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum Perdata di Indonesia merupakan peninggalan produk hukumyang berasal dari
sistem Eropa Kontinental (Eropa Continental System). Ciri-ciri hukum yang menganut sistem
Eropa Kontinental, yaitu hukumnya terbentuk melalui kodifikasi. Kodifikasi adalah
pembentukan hukum dalam kitab hukum yang tersusun secara sistematis dan lengkap. Bentuk
kodifikasi dari hukum perdata adalah Burgelijke Wet Boek yang diterjemahkan menjadi
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Istilah hukum perdata merupakan terjemahan daribugerlijkerecht yaitu hukum yang
mengatur hubungan antara warga sipil hukum perdata disebut juga civilrecht. Hukum perdata
merupakan bagian dari hukum privat (privatrecht) yang pengaturannya terdapat didalam
Burgerlijke Wetboek disingkat (BW) atau Kitab UndangUndang Hukum Perdata.Hukum
Perdata terdiri dari Hukum Perdata Materiil dan Hukum perdata Formil. Hukum Perdata
Materiil adalah materi hukum perdata yang sebagian besar terdapat didalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Burgerlijke Wetboek). Hukum Perdata tertulis dalam arti luas
meliputi Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Undang-Undang Perkawinan, Undang-
Undang Pokok Agraria, UndangUndang tentang Hak Tanggungan, dan Undang-Undang
tentang Fidusia. Hukum Perdata Formil adalah Hukum Perdata yang mengatur tentang tata
cara penyelesaian perkara perdata atau disebut dengan istilah Hukum Acara Perdata.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terdiri dari empat buku yaitu:

1. Buku I tentang Orang (Van Personen)

2. Buku II tentang Benda (Van Zaken)

3. Buku III tentang Perikatan (Van Verbintenissen)

4. Buku IV tentang Bukti dan Daluarsa (Van Bewijs en Verjaring).

iv
Menurut Subekti, “Hukum Perdata dalam arti luas meliputi semua hukum privat materiil,
yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan.”
Menurut Sudikno Mertokusumo, “Hukum Perdata adalah hukum antar perorangan yang
mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang lain didalam hubungan
keluarga dan didalam pergaulan masyarakat. Pelaksanaannya diserahkan kepada
masingmasing pihak.”
Sedangkan menurut Vollmar, “Hukum Perdata ialah aturanaturan atau norma-norma,
yang memberikan pembatasan oleh karenanya memberikan perlindungan kepada
kepentingan-kepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan
yang satu dengan yang lain dari orang-orang didalam suatu Masyarakat tertentu terutama
yang mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas”.
Dari ketiga tersebut dapat disimpulkan bahwa Hukum Perdata adalah hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang atau badan hukum yang satu dengan orang atau
badan hukum yang lain dimasyarakat dengan menitikberatkan kepada kepentingan
perseorangan
(pribadi/badan hukum).
Didalam hukum perdata mengatur mengenai Hukum Perjanjian Menurut Pasal 1313
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Dari rumusan
Pasal tersebut bahwa suatu perjanjian menggambarkan adanya dua pihak yang saling
mengikatkan diri.
Secara Yuridis , suatu perjanjian dikatakan sah apabila memenuhi unsur yang tertuang
dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu :
Dalam syarat sahnya perjanjian diperlukan 4 syarat :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian;
3. Mengenai suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
Keempat unsur tersebut dalam doktrin ilmu hukum yang berkembang digolongkan ke
dalam :
a. Dua unsur pokok yang menyangkut subjek (pihak) yang mengadakan perjanjian (unsur
subyektif) , dan
b. Dua unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan objek perjanjian (unsur
obyektif).

v
Demikian menurut Pasal 1320 KUHPerdata, mengenai sewa menyewa rahim belum
jelas apakah perjanjian yang dilakukan sesuai dengan syarat sahnya perjanjian di Pasal 1320
KUHPerdata.
Didalam hukum perjanjian terdapat asas-asas umum, asas hukum itu umumnya tidak
berwujud peraturan hukum yang konkrit, tetapi merupakan latar belakang dalam
pembentukan hukum positif. Oleh karena itu maka asas hukum tersebut bersifat umum atau
abstrak.
Menurut R.M.Sudikno Mertokusumo, asas hukum adalah “Pengertian asas hukum
bukanlah perturan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum sifatnya
atau merupakan latar belakang dari peraturan yang konkrit terdapat dalam dan dibelakang
setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundangundangan dan putusan hakim
yang merupakan hukum positif dan dapat dikemukakan dengan mencari sifat-sifat umum
dalam peraturan konkrit tersebut”.
Asas hukum merupakan jantungnya peraturan hukum karena asas hukum merupakan
landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum dan sebagai alasan bagi
lahirnya peraturan hukum atau merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Asas hukum ini
tidak akan
habis kekuatannya melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan akan tetap saja ada dan
melahirkan peraturan-peraturan selanjutnya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, hukum perdata juga mengatur mengenai hukum
perkawinan, pengaturan perkawinan berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(BW), yang berlaku bagi WNI keturunan asing atau yang beragama kristen.
Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. Perkawinan diatur dalam Pasal 26 KUHPerdata serta Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam KUHPerdata sendiri tidak ada Pasal yang
memberikan pengertian perkawinan. Menurut Pasal 26 KUHPerdata, Undang-Undang
memandang soal perkawinan hanya dalam hubungan perdata. Sehingga berdasarkan
ketentuan tersebut perkawinan itu hanya merupakan hubungan lahiriah saja. Pengertian yang
demikian itu kemudian berubah setelah dikeluarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan yang selanjutnya disebut dengan UUP. Menurut Pasal 1
UUP“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.”

vi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum perdata?
2. Bagaimana sejara hukum perdata?
3. Apa saja sumber sumber hukum perdata?
4. Apa saja asas-asas hukum perdata?
5. Bagaimana systematika hukum perdata?
6. Bagaimana hukum perdata yang berlaku di Indonesia?
7. Bagaimana keadaan hukum di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian hukum perdata
2. Untuk memahami Sejarah hukum perdata
3. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum perdata
4. Untuk memahami asas-asas hukum perdata
5. Untuk memahami sistematika hukum perdata
6. Untuk mengetahui hukum perdata di Indonesia
7. Untuk mengetahui keadaan hukum di Indonesia

vii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perdata


Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodigunosebagai
terjemahan dari bahasa Belanda yaitu burgerlijkrechtWetboek (B.W) pada masa
pendudukan Jepang. Di samping istilah itu, sinonimhukum perdata adalah civielrecht
dan privatrecht.
Para ahli memberikan batasan hukum perdata, seperti berikut. Van
Dunnemengartikan hukum perdata, khususnya pada abad ke -19 adalah,
“Suatuperaturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi
kebebasanindividu, seperti orang dan keluarganya, hak milik dan perikatan.
Sedangkanhukum publik memberikan jaminan yang minimal bagi kehidupan pribadi”
Pendapat lain yaitu Vollmar, dia mengartikan hukum perdata
adalah,“Aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan
olehkarenanya memberikan perlindungan pada kepentingan perseorangan
dalamperbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengna kepentingan
yanglain dari orang-orang dalam suatu masyarakat tertentu terutama yang
mengenaihubungan keluarga dan hubungan lalu lintas”
Hukum perdata merupakan salah satu bidang hukum yang mengatur hakdan
kewajiban yang dimiliki subjek hukum. Subjek adalah pelaku. Subjek hukumada dua,
yaitu manusia dan badan hukum (PT, firma, yayasan, dan sebagainya).Hukum
perata ada karena kehidupan seseorang didasarkan pada adanya
suatu“hubungan”, bagik hubungan berdasarkan kebendaan atau hubungan yang
lain.Manusia. Hukum perdata bertujuan untuk mengatur hubungan di antara
pendudukatau warga Negara sehari-hari, seperti kedewasaan seseorang,

viii
perkawinan, perceraian, kematian, waris, harta benda, kegiatan usaha, dan tindakan
bersifatperdata lainnya. Karena hukum perdata “rangkaian peraturan-peraturan
hukumyang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dan orang lain
denganmenitikberatkan pada kepentingan perseoranagn “. Hukum perdata
merupakanketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku manusia dalam
memenuhikepentingannya serta membatasi kehidupan manusia atau seseorang dalam
usahauntuk memenuhi kebutuhan atau kepentingannya.
Hukum perdata juga disebut hukum privat atau hukum sipil (Civil
Law).Hukum privat adalah hukum yang baik materi maupun prosesnya
didasarkankepada kepentingan pribadi-pribadi. Misalnya ketika terjadi
transaksi jual belirumah, kedua belah pihak berhak untuk menentukan metode
pembayaran, apakahkontan atau kredit. Jual beli ini merupakan urusan pribadi
sehingga institusi publicseperti polisi atau jaksa tidak berhak untuk ikut campur dalam
prosesnya. Jadi,ketika ditemukan masalah perdata dan polisi atau jaksa turut campur
dalam kasustersebut (dengan membawa baju institusinya), maka tindakan aparat
tersebut patutdicurigai. Namun ketika terjadi penipuan, misalnya rumah dijual bukan
hak miliksi Penjual, maka kasus ini bisa dilaporkan ke polisi.
Hukum perdata menentukan, bahwa didalam perhubungan antar mereka,orang
harus meundukan diri kepada apa saja dan norma-norma apa saja yangharus
mereka indahkan. Dalam hal ini hukum perdata memberikan wewenang-wewenang di
satu pihak dan di lain pihak iamembebankan kewajiban-kewajiban,yang
pemenuhannya dan justru ini adalah inti aturan hukum, jika perlu
dapatdipaksakan dengan bantuan penguasa. Pengertian Hukum Perdata Material dan
Formal-Hukum Perdata Material.
Pengertian hukum perdata material adalah menerangkan perbuatan-
perbuatan apa yang dapat dihukum serta hukuman-hukuman apa yang
dapatdijatuhkan. Hukum materil menentukan isi sesuatu perjanjian,
sesuatuperhubungan atau sesuatu perbuatan. Dalam pengertian hukum
materilperhatian ditujukan kepada isi peraturan.
- Hukum Perdata Formal
Pengertian hukum perdata formil adalah menunjukkan
caramempertahankan atau menjalankan peraturan-peraturan itu dan
dalamperselisihan maka hukum formil itu menunjukkan cara menyelesaikan
dimuka hakim. Hukum formil disebut pula hukum Acaara. Dalam pengertianhukum

ix
formil perhatian ditujukan kepada cara mempertahankan/melaksanakan isi
peraturan.

B. Sejarah Hukum Perdata


1. Kodifikasi Hukum Perdata Belanda tahun 1830
Sumber pokok hukm perdata (Burgerlijkrecht) iyalah KitabUndang-
Undang Hukum Perdata (Burgerljk Wetboek), disingkat KUHPer(B.W.) KUHPer
sebagian besar adalah hukum perdata prancis, yaitu CodeNapoleon tahun 1811-
1838; akibat penduduk prancis di Belanda, berlakudi Negeri Belanda sebagai
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yangresmi. Sebagian dari Code Napoleon
ini adalah Code Civil, yang dalampenyusunanya mengambil karangan-
karanngan pengarang-pengarangbangsa prancis mengenai hukum Romawi
(Corpus Juris Ciivlis), yangpada jaman dahulu dianggap sebagai hukum yang
paling sempurna. Jugaunsure-unsur hukum kanoniek (hukum agama
Katolik) dan hukum kebiasaan setempat mempengaruhinya.
Setelah pendudukmPrancis berakhir, oleh pemerintah
Belendadibentuk suatu panitia yang di ketuai oleh Mr. J.M. Kemper dan
bertugasmembuat rencana kodifikasi hukum perdata Belanda dengan
menggunakansebagai sumber sebagaian besar “Code Napoleon” dan
sebagian kecilhukum belanda Kuno. Kemudian diresmikan pada 1 Oktober 1838
yangmengeluarkan Burgerilijk Wetboek (KUHPer) dan Wetboek
vanKoophandel ( KUH Dagang).
2. Kodifikasi Hukum Perdata di Indonesi, tahun, 1848
KUHPer yang terlaksana pada 1 Mei 1848 itu adalah hasil
panitiakodifikasi yang diketuai oleh Mr. C.J. Scholten van Oud-Haarlem.
Maksuddari kodifikasi pada waktu itu untuk mengadakan persesuaian
antarahukum dan keadaan di Indonesia dengan hukum dan keadaan
negeriBelanda. Di negeri Belanda aliran kodifikasi adalah dari pada
alirankodifikasi yang di Eropa berlangsung secara umum pada akhir abad ke-
18;masalah pada waktu itu sudah ada Negara-negara yang telah
selesaidengan kodifikasinya.
KUHPer Indonesia sekarang ini (yang mulai berlaku sejak 1
Mei1848)dapat dikatakan suatu copy KUHPer Belanda, sehingga

x
untukmenyediakannya perlula sedianya untuk menyelidiki KUHPer Belanda.
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-
aturanyang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-
aturanyang kalau dilanggar mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas
dannyata. Sumber hukum perdata adalah asal mula hukum perdata atau
tempatdimana hukum perdata di temukan.
Volamar membagi sumber hukum perdata menjadi empat macam.Yaitu
KUHperdata ,traktat, yurisprudensi, dan kebiasaan. Dari keempat sumber
tersebut dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu sumber hukumperdata
tertulis dan tidak tertulis. Yang dimaksud dengan sumber hukumperdata tertulis
yaitu tempat ditemukannya kaidah-kaidah hukum perdatayang berasal dari sumber
tertulis. Umumnya kaidah hukum perdata tertulisterdapat di dalam peraturan
perundang-undangan, traktat, danyurisprudensi. Sumber hukum perdata
tidak tertulis adalah tempatditemukannya kaidah hukum perdata yang
berasal dari sumber tidaktertulis. Seperti terdapat dalam hukum kebiasaan.
Yang menjadi sumberperdata tertulis yaitu:
1. AB (algemene bepalingen van Wetgeving) ketentuan umum
permerintahHindia Belanda
2. KUHPerdata (BW)
3. KUH dagang
4. UU No 1 Tahun 19745.
5. UU No 5 Tahun 1960 Tentang Agraria.

C. Asas-asas Hukum Perdata


Beberapa asas yang terkandung dalam KUHPerdata yang sangat
pentingdalam Hukum Perdata adalah:
1. Asas Kebebasan BerkontrakAsas ini mengandung pengertian bahwa setiap orang
dapat mengadakanperjanjian apapun juga, baik yang telah diatur dalam
undang-undang, maupunyang belum diatur dalam undang-undang (lihat Pasal
1338 KUHPdt).
2. Asas KonsensualismeAsas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal
1320 ayat (1)KUHPdt. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat
sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas

xi
ini merupakanasas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak
diadakan secaraformal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan
kedua belah pihak.Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan
pernyataan yang dibuat olehkedua belah pihak.
3. Asas KepercayaanAsas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang
yang akanmengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang
diadakan diantaramereka dibelakang hari.
4. Asas Kekuatan MengikatAsas kekuatan mengikat ini adalah asas yang
menyatakan bahwaperjanjian hanya mengikat bagi para pihak yang mengikatkan
diri pada perjanjiantersebut dan sifatnya hanya mengikat.
5. Asas Persamaan hukum,Asas persamaan hukum mengandung maksud bahwa
subjek hukum yangmengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang samadalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan
antara satu sama lainnya,walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit,
agama, dan ras.
6. Asas Keseimbangan,Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki
kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur
mempunyai kekuatan untukmenuntut prestasi dan jika diperlukan dapat
menuntut pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul
pula kewajiban untuk melaksanakanperjanjian itu dengan itikad baik
7. Asas Kepastian Hukum,Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta
sunt servandamerupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian.
Asas pacta suntservanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga
harus menghormatisubstansi kontrak yang dibuat oleh para pihak,
sebagaimana layaknya sebuahundang-undang. Mereka tidak boleh
melakukan intervensi terhadap substansikontrak yang dibuat oleh para pihak.
8. Asas MoralAsas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu
perbuatansukarela dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya
untuk menggugatprestasi dari pihak debitur. Hal ini terlihat dalam
zaakwarneming, yaitu seseorangmelakukan perbuatan dengan sukarela (moral).
Yang bersangkutan mempunyaikewajiban hukum untuk meneruskan dan
menyelesaikan perbuatannya. Salah satufaktor yang memberikan motivasi pada
yang bersangkutan melakukan perbuatanhukum itu adalah didasarkan pada
kesusilaan (moral) sebagai panggilan hatinuraninya.

xii
9. Asas PerlindunganAsas perlindungan mengandung pengertian bahwa antara
debitur dan krediturharus dilindungi oleh hukum. Namun, yang perlu
mendapat perlindungan itu adalah pihak debitur karena pihak ini berada pada
posisi yang lemah.Asas-asasinilah yang menjadi dasar pijakan dari para
pihak dalam menentukan danmembuat suatu kontrak/perjanjian dalam
kegiatan hukum sehari-hari. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
keseluruhan asas diatas merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan bagi
pembuat kontrak/perjanjian sehingga tujuanakhir dari suatu kesepakatan
dapat tercapai dan terlaksana sebagaimanadiinginkan oleh para pihak.
10. Asas Kepatutan.Asas kepatutan tertuang dalam Pasal 1339 KUHPdt. Asas ini
berkaitandengan ketentuan mengenai isi perjanjian yang diharuskan oleh
kepatutanberdasarkan sifat perjanjiannya
11. Asas Kepribadian (Personality)Asas kepribadian merupakan asas yang
menentukan bahwa seseorangyang akan melakukan dan/atau membuat
kontrak hanya untuk kepentinganperseorangan saja. Hal ini dapat dilihat
dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340KUHPdt.
12. Asas Itikad Baik (Good Faith)Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338
ayat (3) KUHPdt yangberbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad
baik.” Asas ini merupakanasas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan
debitur harus melaksanakansubstansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau
keyakinan yang teguh maupunkemauan baik dari para pihak.

Sistematika Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia

1. Menurut Undang-Undang sebagaimana termuat dalam Kitab Undang-Undang


Hukum Perdata terdiri atas 4 buku, yaitu:
- Buku I, yang berjudul Perihal Orang (Van Personen), yang memuatHukum
Perorangan dan Hukum Kekeluargaan;
- Buku II, yang berjudul Perihal Benda (Van Zaken), yang memuatHukum Benda
dan Hukum Waris;

xiii
- Buku III, yang berjudul perihal perikatan (Van Verbintennissen),yang memuat
Hukum Harta Kekayaan yang berkenan dengan hak-hak dan kewajiban yang
berlaku bagi-orang-orang atau pihaktertentu;
- Buku IV, yang berjudul perihal pembuktian dan kadauiawarsa (VanBewijs en
Berjaring), yang memuat perihal alat-alat pembuktiandan akibat-akibat lewat
waktu terhadap hubungan-hubunganhukum.
2. Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum, Hukum Perdata (yang termuatdalam
KUHPer) terdapat 4 bagian, yaitu:
- Hukum Perorangan (Personenrecht) yang memuat antara lain:
a. Peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subyek hukum,
b. Peraturan-peraturan tentang kecakapan untuk memiliki hak-hakdan bertindak
sendiri melaksanakan hak-haknya itu.

- Hukum Keluarga (Familierecht) yang memuat antara lain:


a. Perkawinan beserta hubungan dalam hukum harta kekayaanantara
suami/istri
b. Hubungan antara orangtua dan anak-anaknya (kekuasaanorangtua-
ouderlijke macht),
c. Perwalian (voogdij),
d. Pengampunan (curalele).17- Hukum Harta Kekayaan (Vermogensrecht),
yang mengatur tentanghubungan-hubungan hukum yang dapat
dinilaikan dengan uang.
- Hukum Harta Kekayaan meliputi
a. Hak mutlak, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap tiap orang;
b. Hal perorangan, yaitu hak-hak yang hanya berlak terhadapseorang
atau suatu pihak tertentu saja.
- Hukum Waris (Erfrecht), yang mengatur tentang benda atau hartakekayaan
seseorang jika meninggal dunia (mengatur akibat-akibatdari hubungan keluarga
terhadap harta peninggalan seseorang).

xiv
D. Hukum yang Berlaku di Indonesia
1. Bagi Golongan eropa dan yang dipersamakan berlaku Hukum Perdata danHukum
Dagang Barat yang diselaraskan dengan Hukum Perdata danHukum
Dagang di negeri Belanda berdasarkan azas konkordansi.
2. Bagi Golongan Bumi Putera (Indonesia asli) dan yang
dipersamakanberlaku Hukum Adat merka. Yaitu Hukum yang sejak dahulu kala
berlakudi kalangan rakyat, dimana sebagian besar dari Hukum Adat
tersebutbelum tertulis, tetapi hidup dalam tindakan-tindakan rakyat.
3. Bagi Golongan Timur Asing (bangsa Cina, India, Arab) berlaku hukummsing-
masing, dengan catatan bahwa golongan Bumi Putera dan TimurAsing (Cina,
Arab, India) diperbolehkan untuk menundukkan diri kepadaHukum Eropa Barat
baik secara keseluruhan maupun untuk beberapamacam tindakan hukum
tertentu saja.
Maksudnya untuk segala golongan warga negara berlainan satu dengan yang
lain.Dapat kita lihat :
4. Untuk Golongan Bangsa Indonesia Asli: Berlaku Hukum Adat
yaituhukum yang sejak dahulu kala berlaku di kalangan rakyat, hukum yang
sebagian besar masih belum tertulis, tetapi hidup dalam tindakan-tindakanrakyat
mengenai segala hal di dalam kehidupan kita dalam masyarakat.
5. Untuk Golongan warga negara bukan asli yang berasal dari Tionghoa danEropa:
Berlaku kitab KUHP (Burgerlijk Wetboek) dan KUHD (Wetboekvan koophandel),
dengan suatu pengertian bahwa bagi golongan tionghoaada suatu penyimpangan,
yaitu pada bagian 2 dan 3 dari TITEL IV daribuku I tentang: Upacara yang
mendahului pernikahan dan mengenaipenahanan pernikahan. Hal ini
tidak berlaku bagi golongan tionghoa,karena pada mereka diberlakukan
khusus yaitu Burgerlijke stand, danperaturan mengenai pengangkatan anak
(adopsi).

Selanjutnya untuk golongan warga negara bukan asli yang bukan berasal daritionghoa
atau eropa berlaku sebagian dari BW yaitu hanya bagian-bagian yangmengenai Hukum
kejayaan Harta Benda (Vermogensrecht), jadi tidak mengenaiHukum Kepribadian dan
Hukum Kekelurgaan (Personen en Familierecht) maupunyang mengenai Hukum Warisan.

xv
E. Keadaan Hukum Perdata di Indonesia
Mengenai keadaan hukum perdata di Indonesia sekarang ini masih bersifat majemuk
yaitu masih beranekaragam. Faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1. Faktor etnis : keanekaragaman adat di Indonesia
2. Faktor historia yuridis yang dapat dilihat pada pasal 163, I.S
yangmembagi penduduk Indonesia dalam golongan, yaitu :
1) Golongan eropa : hukum perdata dan hukum dagang
2) Golongan bumi putera (pribumi/bangsa Indonesia asli) : hukum adat
3) Golongan timur asing (bangsa cina, india, arab) : hukum masing-masing

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar individudalam
pergaulan masyarakat. Jadi, hukum perdata adalah hukum pokok yangmengatur
kepentingan-kepentingan perorangan. Dalam [eradilan hukum perdatadiutamakan
perdamaian karena hukum perdata itu tidak hanya difungsikan untukmenghukum seseorang,
tetapi juga sebagai alat untuk mendapatkan keadilan dan perdamaian.
Hukum perdata juga disebut hukum privat atau hukum sipil (Civil Law).Hukum privat
adalah hukum yang baik materi maupun prosesnya didasarkankepada kepentingan
pribadi-pribadi. Misalnya ketika terjadi transaksi jual belirumah, kedua belah pihak
berhak untuk menentukan metode pembayaran, apakahkontan atau kredit. Jual beli ini
merupakan urusan pribadi sehingga institusi publicseperti polisi atau jaksa tidak berhak untuk
ikut campur dalam prosesnya. Jadi,ketika ditemukan masalah perdata dan polisi atau jaksa
turut campur dalam kasustersebut (dengan membawa baju institusinya), maka tindakan aparat
tersebut patutdicurigai. Namun ketika terjadi penipuan, misalnya rumah dijual bukan hak
miliksi Penjual, maka kasus ini bisa dilaporkan ke polisi.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka,
1993)
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai
Pustaka, 1989)
Muhammad Abdulkadi, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya
Bakti, 2014)
Soetami Siti, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Bandung : PT Refika Aditama,
2007)
Syahrizal DardA, Kasus-Kasus Hukum Perdata di Indonesi, (Yogyakarta: Pustaka
Grhatama, 2011)
Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Jilid I (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996)

xvii
xviii

Anda mungkin juga menyukai