Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR ILMU HUKUM

“Studi Hukum Dengan Pendekatan Ilmu”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

Muhammad Muzaki Ramadhan 2313010146


Subhan Willy 2313010112
Khairunnajwa 2313010116
Yesa Fatiwi 23130101 28
Febri Marcella 2313010143
Nilta Warezki Heldama 2313010147

DOSEN PENGAMPU:

Dr YUSNITA EVA S.Ag.M.Hum

FAKULTAS SYARI’AH

PRODI HUKUM KELUARGA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG


2023/2024 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh

Alhamdulillahirabill alamin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.Shalawat
dan salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari
zaman kebodohan kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama
untuk menyelesaikan makalah ini, tanpa kerja sama yang baik tentulah makalah ini tidak akan
dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah kami ini berjudul “Studi hukum dengan pendekatan ilmu”.Sebagai penyusun
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam penyususunan maupun tata
bahasa.Oleh karena itu,kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta dapat menambah ilmu pengetahuan.

Terima kasih

Padang ,12 september 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1. Latar belakang...................................................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah..............................................................................................................................1

1.3. Tujuan………….................................................................................................................................1
...........................................................................................................................................

BAB II PENDAHULUAN.......................................................................................................

2.1.Subjek dan Objek Hukum..............................................................................................................2

2.2.Peristiwa Hukum dan Pembagiannya............................................................................................4

2.3.Peranan Hukum............................................................................................................................6

2.4.Akibat Hukum...............................................................................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................................9

3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

masyarakat manusia sehingga di dalam masyarakat selalu ada okum okum, ada

masyarakat ada norma okum (ubi societas ibi ius). Hal tersebut dimaksudkan

oleh Cicero bahwa tata okum harus mengacu pada penghormatan dan

perlindungan bagi keluhuran martabat manusia. Hukum berupaya menjaga dan

mengatur keseimbangan antara kepentingan atau hasrat individu yang egoistis dan

kepentingan bersama agar tidak terjadi konflik. Kehadiran okum justru mau

menegakkan keseimbangan perlakuan antara hak perorangan dan hak bersama.

Oleh karena itu, secara hakiki okum haruslah pasti dan adil sehingga dapat

berfungsi sebagaimana mestinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam makalah ini ialah:

1.Apa itu subjek dan objek hukum?

2.Apa itu peristiwa hokum dan pembagiannya

3.Apa itu peranan hokum

4.Apa akibat hukum

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui unsur-unsur dalam hukum,untuk menjelaskan objek serta kegunaan
hukum dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk memahami secara rinci tentang peristiwa hukum,
peranan, dan akibat hukum.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Subjek hukum dan Objek Hukum

a. Subjek hukum

Penting untuk diketahui bahwa istilah subjek hukum berasal dari bahasa Belanda, dari kata
rechtsubject yang berarti pendukung hak dan kewajiban. Adapun yang termasuk sebagai subjek
hukum adalah manusia dan badan hukum.

Pengertian Subjek Hukum

Apa itu subjek hukum? Bicara soal pengertian subjek hukum tentu tidak dapat dilepaskan dari
pandangan ahli sebagai berikut.Kemudian, Sudikno Mertokusumo menerangkan bahwa subjek
hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum.

Selanjutnya pendapat Subekti yang menyatakan bahwa subjek hukum adakah pembawa hak atau
subjek dalam hukum, yaitu orang.Adapun Purbacaraka dan Soekanto menerangkan bahwa subjek
hukum adalah pihak-pihak yang berhubungan dengan sistem hukum. Adapun sifat-sifat subjek
hukum meliputi hal-hal yang antara lainnya:

Secara sederhana subjek hukum adalah segala sesuatu yang menyandang hak dan kewajiban.
Berikut selengkapnya:

Oleh: Tim Hukumonline

Bacaan 4 Menit

Terkait badan hukum sebagai subjek hukum, Hapsari menerangkan bahwa badan hukum
disamakan dengan orang perseorangan. Implikasinya, badan hukum dapat digugat maupun
menggugat di pengadilan.Lebih lanjut, kondisi tersebut membawa konsekuensi bahwa ada atau
tidaknya badan hukum tidak bergantung pada kehendak anggotanya saja, melainkan juga
ditentukan hukum.

Chidir Ali (dalam Hapsari, 2014: 84) menerangkan bahwa setiap badan hukum yang dapat
dikatakan mampu bertanggung jawab secara hukum haruslah memiliki empat unsur pokok
berikut.Harta kekayaannya terpisah dari subjek hukum yang lain.

Mempunyai tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan. Mempunyai kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum.
Terdapat organisasi kepengurusan yang bersifat teratur menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku dengan peraturan internalnya sendiri.

Contoh Badan Hukum

Menurut Hapsari, jika didasarkan pada ketentuan Pasal 1653 KUH Perdata, terdapat 4 jenis
badan hukum dengan contoh berikut. Badan hukum yang didirikan oleh pemerintah. Adapun
yang termasuk dalam kategori ini adalah badan hukum publik, contohnya provinsi, kabupaten,
kota, dan lainnya.

Badan hukum yang diakui oleh pemerintah, contohnya gereja atau badan keagamaan lainnya.
Badan hukum yang diizinkan oleh pemerintah.

Badan hukum yang didirikan oleh pihak swasta, misalnya Perseroan Terbatas (PT) atau
Commanditaire Vennootschap (CV).

Kesulitan mengikuti perubahan berbagai peraturan? Pusat Data Hukumonline menyediakan versi
konsolidasi yang menghimpun perubahan peraturan dalam satu naskah. Akses penuh Pusat Data
Hukumonline dengan berlangganan Hukumonline Pro Plus sekarang

b. Objek Hukum

Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan yang dapat menjadi
objek suatu hukum karena hal itu dapat dikuasai oleh objek hukum .

Dalam bahasa hukum,objek hukum dalam juga disebut hal atau benda yang dapat dikuasai atau
dimiliki subyek hukum.Misalnya ,Andi meminjamkan buku kepada Budi.Disini yang menjadi
objek hukum dalam hubungan hukum antara Andi dan Budi adalah hukum.Buku menjadi objek
hukum dari hak yang dimiliki Andi.

Ada yang mengartikan hak sebagai izin atau kekuasaan yang di berikan hukum ada juga yang
mengidentifikasikan hukum dengan wewenang.Dalam bahasa latin.hal atau wewenang di beri ,
sedangkan dalam bahasa Belanda digunakan istilah recht.Menyalahgunakan hak dalam bahasa
Indonesia disebut misbrulk ban recht dan bahasa Prancis disebut abus de droit, sedangkan
menyalahgunakan kekuasaan dalam bahasa Prancis disebut dotoumement de pourvair.

Yang di maksud dengan objek hukum untuk atau mahkum bih ,ialah sesuatu yang di kehendaki
oleh perbuat hukum untuk dilakukan atau di tinggalkan oleh manusia.
2.2 Peristiwa Hukum dan Pembagiannya.

 Pengertian Peristiwa Hukum – Setiap aktivitas manusia sebagai makhluk sosial


yang melibatkan dirinya sendiri atau dengan orang lain pastinya menimbulkan
reaksi sebab-akibat yang mungkin bisa berkaitan hukum. Di era modern seperti
sekarang bahkan tanpa melakukan interaksi langsung pun seperti ujaran
kebencian melalui sosial media atau menyebarkan berita palsu yang bisa
mengakibatkan berurusan dengan hukum dan terjadinya suatu peristiwa hukum.

Peristiwa hukum sendiri secara umum diartikan sebagai setiap peristiwa yang melibatkan
masyarakat diatur oleh hukum walaupun tidak semua peristiwa dapat disebut sebagai peristiwa
hukum. Contoh sederhana dari peristiwa hukum sendiri dapat terjadi ketika seseorang ingin
melanjutkan pendidikan dan hal ini termasuk ke dalam peristiwa hukum karena hak untuk
mendapatkan pendidikan yang layak bagi setiap warga negara telah diatur dalam undang-undang
negara Indonesia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peristiwa diartikan sebagai suatu fenomena atau
kejadian, jadi peristiwa hukum secara bahasa dapat diartikan sebagai peristiwa yang
menimbulkan berlakunya hukum atau peristiwa yang berkaitan dengan hukum. Aturan hukum
terdiri dari peristiwa dan efek yang terkait dengan aturan hukum. Peristiwa demikian disebut
sebagai peristiwa hukum dan akibat yang ditimbulkannya adalah akibat hukum.

Contoh peristiwa hukum adalah :

Penolakan iblis terhadap perintah Allah seperti dikisahkan dalam surat Al-Baqarah Ayat 34
merupakan peristiwa hukum yang menyebabkan iblis divonis Allah SWT diusir dari surga.
‫َٰٓل‬
‫َو ِإْذ ُقْلَنا ِلْلَم ِئَك ِة ٱْسُجُدو۟ا ِل َء اَد َم َفَسَج ُد ٓو ۟ا ِإٓاَّل ِإْبِليَس َأَبٰى َو ٱْسَتْك َبَر َو َك اَن ِم َن ٱْلَٰك ِفِريَن‬

"Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat. "Sujudlah kamu kepada Adam!
maka mereka pun sujud kecuali iblis, ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk
golongan yang kafir.

Setelah mengusir Iblis dari surga, Allah menetapkan hukum atau perintah kepada Nabi Adam
dan istrinya Siti Hawa tinggal di dalam surga dengan syarat dilarang mendekati satu pohon
bernama khuldi. Mendekatinya saja sudah dilarang apalagi memakan-makanan yang dikeluarkan
dari pohon tersebut.

Ketetapan Allah agar Nabi Adam tinggal di surga serta melarang mendekati pohon khuldi
diabadikan dalam ayat 35 Al-Baqarah. Namun, bujuk rayu iblis, membuat Adam melanggar
hukum dan Allah menjatuhkan vonis kepada Adam dan istrinya keluar dari surga. Allah
menurunkan Adam dan istrinya Siti Hawa ke bumi secara terpisah.
Peristiwa Nabi Adam dan Siti Hawa divonis Allah keluar dari surga diabadikan di dalam ayat 36
Al-Baqarah.

‫َفَاَز َّلُهَم ا الَّشْيٰط ُن َع ْنَها َفَاْخ َر َج ُهَم ا ِمَّم ا َك اَنا ِفْيِهۖ َو ُقْلَنا اْهِبُطْو ا َبْعُض ُك ْم ِلَبْع ٍض َع ُد ٌّو ۚ َو َلُك ْم ِفى اَاْلْر ِض ُم ْسَتَقٌّر َّو َم َتاٌع ِاٰل ى ِح ْيٍن‬
" Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain dan bagi kamu ada tempat
tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."

 Pembagian hukum
1. hukum berdasarkan bentuknya, hukum tertulis dan hukum tidak tertulis Berikut adalah
penjelasannya :

Hukum Tertulis

Hukum tertulis adalah hukum tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan secara tertulis. Contoh hukum tertulis adalah UUD 1945,
keputusan presiden, KUHP, dan lain-lain.

Hukum Tidak Tertulis

Hukum tidak tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh masyarakat dan dipatuhi,
akan tetapi tidak dibentuk menurut prosedur yang formal, melainkan lahir dan tumbuh di
kalangan masyarakat tersebut. Contoh hukum tidak tertulis adalah hukum adat, hukum agama,
dan lain-lain.

2. Penggolongan Hukum Berdasarkan Sumbernya

Ada 5 jenis-jenis hukum berdasarkan sumbernya, yakni hukum undang-undang, hukum


kebiasaan, hukum traktat, hukum yurisprudensi, dan hukum ilmu. Berikut adalah penjelasan
penggolongan hukum menurut sumbernya :

a) Hukum Undang-Undang

Hukum undang-undang atau disebut sebagai wettenrech, adalah jenis hukum yang terletak dan
tercantum di dalam peraturan perundang-undangan.
b) Hukum Kebiasaan

Hukum kebiasaan atau disebut juga sebagai gewoonte-en adatrech, adalah jenis hukum yang
berlaku di dalam peraturan-peraturan atau kebiasaan adat.

c) Hukum Traktat

Hukum traktat atau disebut juga sebagai tractaten recht, adalah jenis hukum yang ditetapkan oleh
negara-negara melalui suatu perjanjian antar negara atau traktat.

d) Hukum Yurisprudensi

Hukum yurisprudensi atau disebut juga sebagai yurisprudentie recht, adalah jenis hukum yang
muncul karena adanya keputusan hakim, yang menjadi rujukan hakim selanjutnya dalam
memberi putusan dalam pengadilan.

e) Hukum Ilmu

Hukum ilmu atau disebut juga sebagai wetenscaps recht, adalah jenis hukum yang pada dasarnya
berupa ilmu hukum yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal dan sangat
berpengaruh.

2.3 Peranan hukum

Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
manusia sehingga di dalam masyarakat selalu ada sistem hukum, ada masyarakat ada norma
hukum (ubi societas ibi ius). Hal tersebut dimaksudkan oleh Cicero bahwa tata hukum harus
mengacu pada penghormatan dan perlindungan bagi keluhuran martabat manusia. Hukum
berupaya menjaga dan mengatur keseimbangan antara kepentingan atau hasrat individu yang
egoistis dan kepentingan bersama agar tidak terjadi konflik. Kehadiran hukum justru mau
menegakkan keseimbangan perlakuan antara hak perorangan dan hak bersama. Oleh karena itu,
secara hakiki hukum haruslah pasti dan adil sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Menurut Geny, hukum bertujuan untuk mencapai keadilan dan sebagai unsur keadilan.
Artinya hukum diciptakan untuk mencapai keadilan di lingkungan masyarakat. Hukum dalam hal
ini juga menjadi bagian dari unsur keadilan, yakni kepentingan yang berdaya guna serta
kemanfaatan.

Menurut Aristoteles, hukum bertujuan untuk mencapai keadilan di lingkungan


masyarakat. Artinya setiap warga negara akan diberikan apa yang sudah menjadi haknya.
Konsep milik Aristoteles ini dikenal pula sebagai teori etis.
Menurut Sudikno Mertokusumo, tujuan pokok hukum ialah menciptakan tatanan
masyarakat yang tertib dan seimbang. Artinya hukum dijadikan sarana atau alat untuk
membentuk tatanan masyarakat yang lebih tertib.

Menurut Soedjono Dirdjosisworo, tujuan hukum yang sebenarnya ialah untuk


menciptakan kerukunan dan perdamaian dalam hidup bersama. Artinya hukum dijadikan sarana
untuk membuat lingkungan masyarakat lebih damai dan rukun.

Fungsi utama hukum ialah untuk menertibkan serta mengatur masyarakat. Harapannya
hukum bisa menciptakan lingkungan masyarakat yang aman dan tertib. Selain itu, hukum juga
memiliki fungsi lainnya. Menurut Lawrence M. Friedman, hukum memiliki fungsi pengawasan
sosial atau social control. Artinya hukum berperan untuk mengawasi serta mengendalikan
lingkungan sosial di masyarakat. Hukum sebagai social control juga berarti memaksa warga
masyarakat untuk mau berperilaku sesuai hukum. Jika tidak mematuhinya atau melanggar
hukum, sanksi akan diberikan. Selain itu, hukum juga berfungsi untuk menyelesaikan sengketa.
Artinya hukum menjadi penengah bagi kedua belah pihak yang sedang berselisih. Tentunya
dalam penyelesaian sengketa ini didasarkan pada ketentuan atau peraturan yang berlaku.
Sedangkan menurut Theo Huijibers, hukum berfungsi untuk memelihara kepentingan umum di
masyarakat. Kepentingan ini menyangkut kepentingan orang banyak dan bukan hanya pada
golongan atau individu tertentu saja. Karena hukum bersifat umum atau berlaku untuk semua
orang. Hukum berfungsi untuk menjaga hak manusia. Artinya hukum berperan dalam
melindungi hak manusia. Contohnya perlindungan hak anak, hak pekerja, hak warga negara, dan
lain-lain. Jika ada yang melanggar, maka sanksi tegas akan diberikan.

2.4 Akibat Hukum

Akibat hukum merupakan sumber lahirnya hak dan kewajiban bagi subyek-subyek
hukum yang bersangkutan. Misalnya, mengadakan perjanjian jual-beli maka telah lahir suatu
akibat hukum dari perjanjian jual beli tersebut yakni ada subyek hukum yang mempunyai hak
untuk mendapatkan barang dan mempunyai kewajiban untuk membayar barang tersebut. Begitu
sebaliknya subyek hukum yang lain mempunyai hak untuk mendapatkan uang tetapi di samping
itu dia mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang. Jelaslah bahwa perbuatan yang
dilakukan subyek hukum terhadap obyek hukum menimbulkan akibat hukum:

a. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu keadaan hukum.

Contoh: Usia menjadi 21 tahun, akibat hukumnya berubah dari tidak cakap hukum
menjadi cakap hukum, atau Dengan adanya pengampuan, lenyaplah kecakapan melakukan
tindakan hukum.
b. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu hubungan hukum, antara dua atau lebih
subyek hukum, di mana hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan
kewajiban pihak yang lain.

Contoh: “A mengadakan perjanjian jual beli dengan B, maka lahirlah hubungan hukum
antara A dan B. Setelah dibayar lunas, hubungan hukum tersebut menjadi lenyap”.

c. Lahirnya sanksi apabila dilakukan tindakan yang melawan hukum.

Contoh: Seorang pencuri diberi sanksi hukuman adalah suatu akibat hukum dari
perbuatan si pencuri tersebut ialah mengambil barang orang lain tanpa hak dan secara melawan
hukum.

d. Akibat hukum yang timbul karena adanya kejadian-kejadian darurat oleh hukum
yang bersangkutan telah diakui atau dianggap sebagai akibat hukum, meskipun dalam keadaan
yang wajar tindakan-tindakan tersebut mungkin terlarang menurut hukum.

Misalnya: Dalam keadaan kebakaran dimana seseorang sudah terkepung api, orang
tersebut merusak dan menjebol tembok, jendela, pintu dan lain-lain untuk jalan keluar
menyelamatkan diri.

Akibat hukum adalah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu
akibat yang dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh hukum. Tindakan yang dilakukannya
merupakan tindakan hukum yakni tindakan yang dilakukan guna memperoleh sesuatu akibat
yang dikehendaki hukum.

Lebih jelas lagi bahwa akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi dari segala
perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum terhadap obyek hukum atau akibat-akibat
lain yang disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu oleh hukum yang bersangkutan telah
ditentukan atau dianggap sebagai akibat hukum.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu Hukum pada hakekatnya adalah preskriptifatau mengharuskan. Karena


mengharuskan maka sifathukum adalah normatif. Sifat normatifitas dari tidakbergantung pada
bentuk formal, kekuasaan dan sanksi,akan tetapi dari koherensinya dengan kaidah danprinsip
yang bersumber dari moral yaitu Keadilan danKebenaran.Hukum adalah Norma, dalam tindakan
reason foraction. Sanction not constitutif law. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sanksi
bukan unsur utamadari hukum.Sanksi ada akibat tuntutan kepastia hukum dalam paradigma
positivisme hukum, yang memandang ilmu hukum sebagai ilmu empirik aturan-aturan
tingkahlaku yang mengatur perbuatan manusia secara lahiriah belaka. Dimana hukum dituntut
untukberkorespondensi dengan fakta. Dalam penerapanhukum agar hukum dapat diterapkan
hukum harusdipaksakan. Dengan demikian kedudukan sanksidalam hukum adalah sanksi ada
pada penerapan hukum
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/n/21876374?sid=01694483271

https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/13/130257669/fungsi-dan-tujuan-hukum-menurut-
para-ahli?page=all

https://kalam.sindonews.com/ayat/33/2/al-baqarah-ayat-33

https://www.liputan6.com/quran/al-baqarah/36 - :~:text=QS.%20Al%2DBaqarah%20Ayat
%2036&text=36.%20Lalu%20setan%20memperdayakan%20keduanya,menjadi%20musuh%20bagi
%20yang%20lain

Soeroso, R., SH., Op-Cit, hlm 295

Syarifin, Pipin, SH., Op-Cit, hlm 71

Ibid., hlm 72

Anda mungkin juga menyukai