DISUSUN OLEH:
Nurul Balqis S (
M. Zulfahri Tambusai (
Imransyah Pasai (
Isma Pohan (
PERBANDINGAN MAZHAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
2
KATA PENGANTAR
س ِم هللاِ ال ًّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم
ْ ِب
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat Nya serta
meridhoi kami untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, hingga
akhirnya kami bisa mempresentasikan nya kedepan. Serta shalawat berangkai
salam kami hadiahkan ke Baginda Rasulullah SAW.
Makalah ini kami persembahkan sebagai bukti pengabdian kami kepada dosen
pembimbing mata pelajaran Hukum Perdata Bapak M. Rizal, M.Hum semoga
dengan makalah ini kita bisa mengetahui apa itu ifta dan sejarah perfatwaan
yang akan kami paparkan selanjutnya.
Kami juga berterima kasih ke pada dosen pembimbing kami bapak M. Rizal,
M.Hum.yang telah mengajarkan dan membantu kami dalam pembuatan
makalah ini, dan kami meminta maaf apa bila ada ke khilafan kami dalam
bacaan, ejaan, dan hal lainnya kami meminta maaf yang sebesar besar nya,
karna kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.
Wasalam
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................................7
2.1 Pengertian Hukum Perdata...................................................................................7
2.2 Sejarah Hukum Perdata......................................................................................10
2.2.1 Kodifikasi Hukum Perdata Belanda tahun 1830.......................................10
2.2.2 Kodifikasi Hukum Perdata di Indonesi, tahun, 1848.................................11
2.3 Sumber Hukum Perdata......................................................................................11
2.4 Asas-asas Hukum Perdata...................................................................................12
2.4.1 Asas Kebebasan Berkontrak.......................................................................13
2.4.2 Asas Konsensualisme....................................................................................13
2.4.3Asas Kepercayaan.....................................................................................................13
2.4.3 Asas Kekuatan Mengikat.............................................................................13
2.4.4 Asas Persamaan hukum...............................................................................13
2.4.5 Asas Keseimbangan,.....................................................................................14
2.4.6 Asas Kepastian Hukum,...............................................................................14
2.4.7 Asas Moral....................................................................................................14
2.4.8 Asas Perlindungan........................................................................................15
2.4.9 Asas Kepatutan.............................................................................................15
2.4.10 Asas Kepribadian (Personality)...................................................................15
2.4.11 Asas Itikad Baik (Good Faith).....................................................................16
2.5 Sistematika Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia...................................16
2.6 Hukum yang Berlaku di Indonesia.....................................................................18
2.7 Keadaan Hukum Perdata di Indonesia..............................................................19
BAB III.................................................................................................................................20
PENUTUP............................................................................................................................20
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada adanya
suatu “hubungan”, baik hubungan atas suatu kebendaan atau hubungan yang
lain. Adakalanya hubungan antara seseorang atau badan hukum itu tidak
perintah dan larangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat
bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada subyek
hukum dan hubungan antara obyek hukum. Hukum perdata disebut pula hukum
privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum publik
pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga
1
A. Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Bandung : PT Refika Aditama, 2007), hlm. 9
Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di
Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk
Wetboek (atau dikenal dengan BW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan
konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda,
2
9Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
hlm. 197
BAB II
PEMBAHASAN
peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi kebebasan
individu, seperti orang dan keluarganya, hak milik dan perikatan. Sedangkan
perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengna kepentingan yang
lain dari orang-orang dalam suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai
Hukum perdata merupakan salah satu bidang hukum yang mengatur hak
dan kewajiban yang dimiliki subjek hukum. Subjek adalah pelaku. Subjek
hukum ada dua, yaitu manusia dan badan hukum (PT, firma, yayasan, dan
3
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 210
hubungan yang lain. Manusia. Hukum perdata bertujuan untuk mengatur
kegiatan usaha, dan tindakan bersifat perdata lainnya. Karena hukum perdata
antara orang yang satu dan orang lain dengan menitikberatkan pada
Hukum perdata juga disebut hukum privat atau hukum sipil (Civil Law).
Hukum privat adalah hukum yang baik materi maupun prosesnya didasarkan
apakah kontan atau kredit. Jual beli ini merupakan urusan pribadi sehingga
institusi public seperti polisi atau jaksa tidak berhak untuk ikut campur dalam
prosesnya. Jadi, ketika ditemukan masalah perdata dan polisi atau jaksa turut
campur dalam kasus tersebut (dengan membawa baju institusinya), maka
misalnya rumah dijual bukan hak milik si Penjual, maka kasus ini bisa
dilaporkan ke polisi.
orang harus meundukan diri kepada apa saja dan norma-norma apa saja yang
4
Darda Syahrizal, Kasus-Kasus Hukum Perdata di Indonesi, (Yogyakarta: Pustaka Grhatama, 2011).
hlm. 12-13
harus mereka indahkan. Dalam hal ini hukum perdata memberikan wewenang-
kewajiban, yang pemenuhannya dan justru ini adalah inti aturan hukum, jika
- Hukum Perdata Material
perbuatan apa yang dapat dihukum serta hukuman-hukuman apa yang dapat
hakim. Hukum formil disebut pula hukum Acaara. Dalam pengertian hukum
5
Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). hal. 2
6
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia. hlm. 13
2.2 Sejarah Hukum Perdata
2.2.1 Kodifikasi Hukum Perdata Belanda tahun 1830
Sumber pokok hukm perdata (Burgerlijkrecht) iyalah Kitab Undang-
KUHPer sebagian besar adalah hukum perdata prancis, yaitu Code Napoleon
dari Code Napoleon ini adalah Code Civil, yang dalam penyusunanya
hukum Romawi (Corpus Juris Ciivlis), yang pada jaman dahulu dianggap
suatu panitia yang di ketuai oleh Mr. J.M. Kemper dan bertugas membuat
sumber sebagaian besar “Code Napoleon” dan sebagian kecil hukum belanda
kodifikasi yang diketuai oleh Mr. C.J. Scholten van Oud-Haarlem. Maksud dari
kodifikasi pada waktu itu untuk mengadakan persesuaian antara hukum dan
7
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2. hlm. 40
Belanda aliran kodifikasi adalah dari pada aliran kodifikasi yang di Eropa
berlangsung secara umum pada akhir abad ke-18; masalah pada waktu itu sudah
hukum perdata adalah asal mula hukum perdata atau tempat dimana hukum
perdata di temukan.9
tersebut dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu sumber hukum perdata tertulis
dan tidak tertulis. Yang dimaksud dengan sumber hukum perdata tertulis yaitu
tertulis adalah tempat ditemukannya kaidah hukum perdata yang berasal dari
8
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2. hal. 41
9
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2014), hal. 15
Yang menjadi sumber perdata tertulis yaitu:
Belanda
2. KUHPerdata (BW)
3. KUH dagang
4. UU No 1 Tahun 1974
perjanjian apapun juga, baik yang telah diatur dalam undang-undang, maupun
KUHPdt. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya
10
perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini
perjanjian hanya mengikat bagi para pihak yang mengikatkan diri pada
sama dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu sama
lainnya, walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras.
2.4.5 Asas Keseimbangan,
Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak
11
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka, 1989). Hlm.
40
12
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm. 42
melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul pula kewajiban untuk
substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah
sukarela dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat
prestasi dari pihak debitur. Hal ini terlihat dalam zaakwarneming, yaitu
perlindungan itu adalah pihak debitur karena pihak ini berada pada posisi yang
lemah.Asas-asas inilah yang menjadi dasar pijakan dari para pihak dalam
Asas kepatutan tertuang dalam Pasal 1339 KUHPdt. Asas ini berkaitan
perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340
KUHPdt.
merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus
15
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. hlm.230
16
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm.
231
2.5 Sistematika Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia
1. Menurut Undang-Undang sebagaimana termuat dalam Kitab Undang-Undang
- Buku I, yang berjudul Perihal Orang (Van Personen), yang memuat Hukum
- Biku II, yang berjudul Perihal Benda (Van Zaken), yang memuat Hukum Benda
- Buku III, yang berjudul perihal perikatan (Van Verbintennissen), yang memuat
Hukum Harta Kekayaan yang berkenan dengan hak-hak dan kewajiban yang
- Buku IV, yang berjudul perihal pembuktian dan kadauiawarsa (Van Bewijs en
macht),
c. Perwalian (voogdij),
d. Pengampunan (curalele).17
hubungan hukum yang dapat dinilaikan dengan uang. Hukum Harta Kekayaan
meliputi;
b. Hal perorangan, yaitu hak-hak yang hanya berlak terhadap seorang atau suatu
- Hukum Waris (Erfrecht), yang mengatur tentang benda atau harta kekayaan
1. Bagi Golongan eropa dan yang dipersamakan berlaku Hukum Perdata dan
Hukum Dagang Barat yang diselaraskan dengan Hukum Perdata dan Hukum
2. Bagi Golongan Bumi Putera (Indonesia asli) dan yang dipersamakan berlaku
Hukum Adat merka. Yaitu Hukum yang sejak dahulu kala berlaku di kalangan
rakyat, dimana sebagian besar dari Hukum Adat tersebut belum tertulis, tetapi
3. Bagi Golongan Timur Asing (bangsa Cina, India, Arab) berlaku hukum msing-
masing, dengan catatan bahwa golongan Bumi Putera dan Timur Asing (Cina,
17
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1993). hlm. 44
Arab, India) diperbolehkan untuk menundukkan diri kepada Hukum Eropa
Barat baik secara keseluruhan maupun untuk beberapa macam tindakan hukum
tertentu saja.18
Maksudnya untuk segala golongan warga negara berlainan satu dengan yang
5. Untuk Golongan warga negara bukan asli yang berasal dari Tionghoa dan
Eropa: Berlaku kitab KUHP (Burgerlijk Wetboek) dan KUHD (Wetboek van
koophandel), dengan suatu pengertian bahwa bagi golongan tionghoa ada suatu
pernikahan. Hal ini tidak berlaku bagi golongan tionghoa, karena pada mereka
Selanjutnya untuk golongan warga negara bukan asli yang bukan berasal dari
tionghoa atau eropa berlaku sebagian dari BW yaitu hanya bagian-bagian yang
18
Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Jilid I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). hal. 35
19
Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Jilid I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). hal. 37
2.7 Keadaan Hukum Perdata di Indonesia
lain :
2. Faktor historia yuridis yang dapat dilihat pada pasal 163, I.S yang
3.1 KESIMPULAN
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar individu
dalam pergaulan masyarakat. Jadi, hukum perdata adalah hukum pokok yang
2014)
Grhatama, 2011)
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia ,(Jakarta: Balai
Pustaka, 1989)
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1993)
1996)