Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN IV.

PERSYARATAN TEKNIS
4.1 ATAP
Menurut Jaya (2019), bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan
penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar
biasanya digunakan untuk mewadahi kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup
besar, seperti untuk kegiatan olahraga berupa Gedung stadion, gedung pertunjukan, auditorium, dan
kegiatan pameran.
• Struktur Atap Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas
kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Yang dibagi menjadi dua golongan yaitu :

1. Bangunan lebar sederhana Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang
lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak
dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
2. Bangunan lebar kompleks Merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan
modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa
sistem struktur bentang lebar.
• Sistem atau Teknik Sambungan
- sistem mero
Sedikit variasi dalam batang yang di hubungkan dengan sekrup pada suatu simpul yang
khusus dan di hubungkan nya garis garis as bertemu pada satu titik.
- setiap simpul hanya memungkinkan kedelapan belas buah batang yang saling
menumpu tegak lurus dan batang batang yang di antara nya bersudut 45derajat.
- struktur yang terjadi berbentuk geometris yg disiplin.
• sistem space deck
- terdiri dari atas piramida yang di pasang dengan puncak bawah
- isi alas bujur sangkar di baut satu dengan yang lain nya, sedangkan puncak nya di
hubungkan dengan batang tarik yang di lengkapi dengan baut pengencang.

• sistem trioedic
- suatu model original perakitan tanpa las,tanpa baut dan tanpa keeling titik simpul
terdiri atas tombol tempat pemasangan berbagai batang dengan sembarang profil
- pemasangan terjadi karena deformasi ujung batang yang sudah di potong
menurut sudut yang sesuai, kemudian di paksa masuk dengan cela bergigi.
- sistem ini menyatukan 2 keuntungan yaitu pemasangan yang mudah dan daya
tahan yang besar.
• sistem oktapalatte
• dilaksanakan dengan konstruksi las
• struktur ini terdiri dari bidang delapan yang berbentuk pipa
• struktur ini terdiri dari bidang delapan yang berbentuk pipa
• keindahan atau kealusan struktur ruang baja ini memungkinkan struktur di biarkan
telanjang tanpa ditutup.

• sistem Unistrut
- bentuk di buat bentuk pelat yang di bentuk arah batang yang di sekrupkan
pada nya.
- suatu pembesaran ruang 15x15 masih mungkin dilakukan.
- pengecilan pada bagian bawah kolom meminta syarat syarat yang tinggi dari
batang.
• sistem manesman
- dengan menggunakan pipa pipa bulat dan sama besar panjang nya di
sesuaikan dengan kebutuhan dan penghubungan dengan pipa pipa yang lain
pada arah yang di butuhkan
- sangat variabel nya dengan pemaikaian dengan maksud yang di butuhkan.

4.2 langit- langit


Plafon atau sering disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagian dalam dari
ruangan bangunan.
Fungsi dari pada langit-langit atau plafon adalah :
a. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari yang melalui bidang atap.
b. Untuk menahan kotoran yang jatuh dari bidang atap. c. Untuk menahan percikan air hujan,
agar ruangan dan isinya selalu terlindung.
d. Supaya ruangan di bawah atap selalu nampak bersih.
e. Menambah estetika ruangan, karena konstruksi plafon bisa dibuat beraneka macam bentuk.
Bahan untuk pembuatan plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau bilik ),
papan kayu, asbes semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile, particle board, jabar wood
dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum dan lain-lain. Karena bahan – bahan
tersebut meruapakan lembaran – yang relatif tipis, maka pemasangannya memerlukan suatu
konstruksi yang khusus dan dari bahan lain sebagai penggantung dimana bahan tadi
ditempelkan. Bentuk pemasangan plafon dapat dibuat bermacam – macam sesuai selera
pemilik rumah seperti misalnya; langit-langit datar / rata, melengkung, kesan bertingkat dan
langit-langt berventilasi. Bahan yang mudah didapat dan mudah dikerjakan yaitu dari balok –
balok kayu yang dipasang saling bersilangan sehingga membentuk petak-petak dengan
ukuran tertentu sesuai dengan bahan plafon tersebut.
Bagian-bagian dari konstruksi plafon adalah:
a. Balok induk yang dipasang / ditanam pada tembok atau digantungkan dengan kuda-kuda.
b. Balok anak ukuran lebih kecil dari balok induk yang dipasangan bersilanngan dengan
balok induk.
c. Balok pembagi yang ukuran bisa sama dengan balok anak atau bisa lebih kecil sedikit dan
dipasang bersilangan dengan balok anak.
d. Langit-langit atau sering disebut pyan yang bahannya seperti tersebit di atas dan dipasang
pada balok tadi.
• Manfaat Plafon
Manfaat/kegunaan dari plafon menurut a.g tamrin (2008:177-178) antara lain sebagai
berikut:
1. Supaya ruangan di bawah atap selalu tampak bersih, dan tidak tampak kayu dari
rangka-atapnya.
2. Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah genteng.
3. Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung.
4. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap.
4.3 Dinding dan partisi
• Dinding
Dinding adalah suatu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan ruang
yang lainnya dengan sifat non – struktur sebagai beban. Dinding memiliki fungsi
sebagai pembatas ruang luar dengan ruang dalam, sebagai penahan cahaya, angin,
hujan, debu dan lain-lain yang bersumber dari alam, sebagai pembatas ruang di
dalam rumah, pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan
sebagai fungsi artistik tertentu. Menurut (Manto, 2012) terdapat tiga jenis dinding
adalah sebagai berikut.
1. Dinding non-struktural
Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas,
apabila dinding ini dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material
dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu
dan kaca.
2. Dinding structural
Dinding sebagai struktur bangunan (bearing wall). Dinding ini berperan untuk
menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom (besi
beton). Bahan dinding struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah
batu bata.
3. Dinding partisi atau Penyekat
Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam ruangan / interior.
Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini antara lain gypsum, papan
kalsium, triplek dan kayu.
4.4 LANTAI
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan
secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu
segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah
mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan
bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.
• PLAT BERUSUK
Analisa tebal plat menggunakan plat berusuk satu arah denagn sistem ribs(rusuk - rusuk)
denga ketentuan sebagai berikut :
1) Tebal plat umumnya berkisar 50 – 100 mm tetapi kadang bisa mencapai 150 mm
2) Balok-balok ribs dengan lebar minimum 100 mm, dan umumnya berbentuk trapesium
dengan jarak antar ribs tidak lebih dari 760 mm.
3) Acuan pengisi yang dapat dibuka dan dipaki kembali umunya digunakan selama
pelaksanaan diantara balok rusuk. Pengisi yang demikian dapat berupa baja berukuran
standar dengan lebar 508 atau 762 mm dan tinggi 152.4 , 203.2 , 254 , 304.8 , 355.6 , 406.4
,dan 508 mm.
Kontruksi lantai beton rusuk memiliki persyaratan diantaranya;
1) Balok rusuk tidak boleh jarang dari 762 mm dari sisi-kesisi, dan lebar tidak boleh kurag
dari 100 mm dan tinggi tidak boleh lebih dari 3.5 kali lebar.
2) Kulit (shell) vertikal dari pengisi permanen yang melekat dengan balok rusuk dapat
diperhitungkan untuk kekuatan mengenai geser atau moment negatif apabila bahan dari
pengisi memiliki kekuatan tekan yang paling tidak sama dengan kekuatan tekan beton
balok rusuk. Didalam hal ini tebal plat adalah 1/12 dari jarak bersih antar balok rusuk.
3) Jika digunakan atau pengisi yang dapat dipindah dan yang mempunyai kekuatan tekan
yang kurang dari yang disebutkan dalam butir (b), maka tebal dari plat betontidak boleh
diambil kurang dari 1/12 kali jarak bersih antara balok rusuk, dan tidak boleh kurang dari
50 mm
• Analisa Plat
Perencanaa dari lantai beton berusuk mencakup plat, balok rusuk(joist), dan balok gelagar.
Umumnya digunakan tulangan susut diarah tegak lurus dengan rusuk, dan plat beton diperlakukan
sebagai beton polos. Bentang pendek bersih diantara balok rusuk dapat dianggap dijepit pada
kedua ujung.
Balok rusuk sendiri dapat direncanakan sebagai suatu balok lantai yang berpenampang
persegi didaerah moment lentur negatif dan berpenampang T didaerah moment lentur positif.
Karena terutama akibat dari interaksi dari plat dengan balok rusuk yang berjarak dekat, maka ACI-
8.11.8 mengijinkan pengambilan kekuatan geser Vs akibat beton nilainya 10% lebih tinggi
kekuatan geser pada balok biasa.
Balok gelagar direncanakan sebagai gelagar lantai, namun beban dari balok rusuk dapat
dianggap sebagai beban merata sepanjang bentang.
Didalam hal lantai joist diatas cetakan baja yang dapat dipindahkan, tersedia cetakan yang
membesar kearah ujung tang menambah lebar efektif joist dengan 50 mm pada setiap sisi untuk
cetakan yang lebarnya 508 mm dan penambahan 63.5mm pada setiap sisi unuk cetakan yang
lebarnya 762 mm sejarak 91.44 cm. Penambahan lebar ini bisa jadi diperlukan untuk memikul
gaya geser atau moment lentur negatif didekat ujung bentang

• Analisa Balok
Dalam perencanaan struktur beton kombinasi pembebanan antara beban mati, beban hidup,
beban gempa, sesuai dengan peraturan SNI 03 -2847-2002 menggunakan hal tentang :
1) Kuat perlu U untuk menahan beban mati DL paling tidak harus sama dengan U = 1.4 DL
2) Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan juga beban atap A, atau
beban hujan R paling tidak harus sama dengan U = 1.2 DL + 1.6 LL + 0.5 (A atau R)
3) Bila keadaaan struktur terhadap anginaWLharus diperhitungkan dalam perencanaan, maka
pengaruh kombinasi beban DL,LL,dan WL berikut ditinjau untuk menentukan nilai U yang
terbesar, yaitu: U = 1.2 DL + 1 LL ± 1.6 WL + 0.5 (A atau R)
4) Dimana kombinasi beban harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L yang
penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya yaitu U = 0.9 DL ±
1.6 WL
5) Perlu dicatat bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L, dan W, kuat perluU tidak boleh
kurang dari persamaan diatas.
6) Bila ketahanan struktur terhadap gempa E harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka
nilai kuat perlu U harus diambil sebagai U = 1.2 DL ± 1 LL + 1 E atau U = 0.9 DL + 1 E.

4.5 STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR


Struktur bentang lebar merupakan solusi terbaik untuk bangunan olahraga. Karena
kegiatan olahraga membutuhkan ruang yang luas yang tidak banyak terdapat kolom agar tidak
mengganggu kegiatan yang berlangsung. Menurut Tangoro (2005), struktur lipat merupakan
struktur yang kaku dan kuat. Kekakuan tersebut terbentuk akibat lipatan pada permukaannya,
dimana penyaluran beban lebih merata dikarenakan antar lipatan akan menunjang lipatan
disampingnya. Berikut ini pembagian dari struktur lipat.
• Konsep Bangunan Bentang Lebar
Bangunan bentang panjang merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang
bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Sistem struktur ini dibuat berdasarkan guna
dan fungsi bangunan bentang panjang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
ruang bebas kolom yang cukup besar, sepeti untuk kegiatan olahraga, gedung pertunjukan,
auditorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.
Menurut ahli struktur Schodek, D. L. (1998), struktur bentang panjang dibagi ke dalam
beberapa sistem strukrut yaitu:
1) Struktur rangka batang dan rangka ruang.
2) Struktur furnicural, yaitu kabel dan pelengkung.
3) Struktur plan dan grid.
4) Struktur membran, meliputi pneumatil dan struktur tenda dan jaring.
5) Struktur cangkang.

• Struktur Rangka Atap Bentang Lebar


Rangka batang merupakan susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga
menjadi bentuk rangka yang stabil. Struktur rangka batang terbagi menjadi dua jenis, yaitu plane
truss dan space struss. Secara umum, perbedaannya adalah:
1) Plane truss merupakan susunan elemen-elemen dalam suatu bidang tunggal (2D).
2) Space truss merupakan susunan elemen-elemen yang membentuk volume 3D (ruang).
Bentuk struktur rangka batang banyak digunakan karena mampu menerima beban struktur
yang relatif besar dan dapat melayani kebutuhan bentang struktur yang panjang. Keuntungan yang
diperoleh dalam penggunaan struktru rangka batang, yaitu:
1) Struktur menjadi lebih ringan, lebih kuat dan lebih kaku.
2) Elemen-elemen yang digunakan dapat disesuaikan jenis dan dimensinya terhadap sifat dan
besar gaya yang bekerja.

• Variabel Desain Rangka Atap Baja


Untuk mendesain rangka atap diperlukan variabel-variabel pendukung yang disyaratkan
dalam SNI 1729:2015. Berikut variabel-variabel yang digunakan:
1) Lebar bangunan.
2) Tinggi bangunan
3) Jenis penutup atap.
4) Kemiringan atap.
5) Bentuk atap.
6) Beban-beban yang digunakan (termasuk beban sendiri dan beban tambahan).
7) Jenis dan kualitas sambungan yang digunakan (baut dan las).
8) Jenis dan kualitas profil baja yang diguunakan.

4.6 PINTU
kriteria kemudahan, keselamatan dan kemandirian. Hal ini didukung oleh pembangunan atau
renovasi infrastruktur khususnya pada gedung-gedung baru. Renovasi atau pembangunan tersebut
dilakukan dengan mengganti desain pintu yang awalnya terbuat dari kayu, kini telah banyak yang
menggunakan kaca atau pintu geser. Pintu ini tentu bersifat otomatis, karena menggunakan tenaga listrik di
dalam pengoperasiannya. Hal ini membuat banyak pintu-pintu menjadi akses

• Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh penyandang cacat.
• Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan pintu-pintu yang
kurang penting memiliki lebar bukaan minimal 80 cm.
• Di daaerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau perbedaan
ketinggian lantai.
• Jenis pintu yang penggunaannya tidak dianjurkan:
➢ Pintu geser.
➢ Pintu yang berat, dan sulit untuk dibuka/ditutup.
➢ Pintu dengan dua daun pintu yang berukuran kecil.
➢ Pintu yang terbuka kekedua arah ( "dorong" dan "tarik").
➢ Pintu dengan bentuk pegangan yang sulit dioperasikan terutama bagi tuna netra.
• Penggunaan pintu otomatis diutamakan yang peka terhadap bahaya kebakaran. Pintu
tersebut tidak boleh membuka sepenuhnya dalam waktu lebih cepat dari 5 detik dan mudah
untuk menutup kembali.
• Hindari penggunean bahan lantai yang licin di sekitar pintu.
• Alat-alat penutup pintu otomatis perlu dipasang agar pintu dapat menutup dengan
sempurna, karena pintu yang terbuka sebagian dapat membahayakan penyandang cacat.
• Plat tendang yang diletakkan di bagian bawah pintu diperlukan bagi pengguna kursi roda.

4.7 TOILET ( KAMAR KECIL )


1. TOILET UNTUK WANITA
Desain universal merupakan pendekatan untuk dapat menangani permasalahan arsitektur
agar semua pengguna dapat terbebas dari diskriminasi penyediaan ruang dan fasilitasnya .
Dalam penyediaan toilet umum , maka wanitalah yang paling rentan terhadap diskriminasi ini
. Alasan mengapa diskriminasi arsitektur terhadap wanita ini banyak terjadi adalah bahwa
arsitek cenderung kurang memperhatikan perbedaan pria dan wanita dalam merencanakan
fasilitas toilet di bangunan publik . Dalam praktik umum perencanaan ruang toilet , untuk pria
dan wanita adalah sama luas dengan mengalokasikan satu untuk pria dan satu lainnya untuk
wanita.
Urinoar menempati ruang jauh lebih sedikit daripada ruang toilet , efeknya ketika ruang
yang berukuran sama tersebut diisi untuk pria dan wanita maka akan menjadi lebih banyak
fasilitas untuk pria daripada untuk wanita .
Di gedung - gedung publik di Inggris , jumlah urinoar dan we yang diberikan pria di
fasilitas toilet umum biasanya dua kali lipat dari toilet wanita . Dampak dari ketentuan adalah
bahwa wanita empat kali lebih rentan kebutuhan toiletnya daripada pria , ini berarti wanita
hanya disediakan hanya setengah dari fasilitas toilet pria .
Di sisi lain terdapat faktor waktu di mana wanita memerlukan waktu lebih lama daripada
pria saat menggunakannya , dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata - rata waktu yang
dibutuhkan wanita di toilet adalah dua kali lebih panjang dari prià . Untuk mencapai kesamaan
kapasitas ini sehingga penggunaan toilet wanita dan pria bisa sama , maka seharusnya wanita
memiliki fasilitas dua kali lebih banyak dari pria .
2. PERBANDINGAN TOILET WANITA DAN PRIA
Pada Gambar 157 menggambarkan masalah perbedaan kebutuhan luas toilet pria dan
wanita . Dengan toilet yang terpisah antara laki - laki dan wanita , maka fasilitas toilet umum
biasanya memberi wanita dengan jumlah ruang yang sama dengan pria , padahal idealnya
dibutuhkan luasan untuk toilet wanita dua atau tiga kali lebih banyak . Untuk
menginformasikan perbandingan dapat dilihat pada simulasi ruang dengan lebar 3,0 m dan
panjang 5,5 ( lihat pada Gambar 157 ( a ) ) , akan dapat memberi delapan fasilitas toilet yang
terdiri dua WC dan enam urinoar . Di gambar ( a ) untuk area wanita dengan ukuran yang
sama , maka bila pria mendapat delapan fasilitas sedangkan wanita dengan ruang toilet hanya
memiliki lima .
Di gambar ( b ) , simulasi untuk toilet wanita dengan dimensi lebar ruang 6,0 m ( dua kali
lebih lebar dari laki - laki ) , memberikan pengaturan rencana yang memungkinkan
penempatan sepuluh ruang toilet , dibandingkan masih jauh dari ideal 16. Di gambar ( c )
dengan ukuran lebar 9 m pada toilet wanita memberikan penempatan jumlah 16 toilet yang
berarti jumlahnya dua kali dari yang tersedia di toilet laki - laki .
Berkenaan dengan perencanaan fasilitas toilet umum , ketiga . gambar tersebut sengaja
dirancang untuk menggambarkan distribusi ruang . dan dimensi ruang . Seandainya hal ini
diterapkan , maka dimensi ruang keseluruhan yang diberikan kepada wanita di Indonesia juga
harus relatif lebih besar .
3. KETENTUAN UMUM FASILITAS WC
Dimensi awal yang harus diperhatikan dari toilet adalah dimensi kloset yang
digunakan . Beberapa menggambarkan model kloset dengan tangki tersembunyi dan tangki
yang tergabung dengan kloset . Model yang tersembunyi banyak digunakan pada perumahan
domestik dan kecil bangunan . Orang lain seringkali tidak tahu bahwa ada tandon atau
cadangan air yang ada yang memasok dari eksternal , biasanya ada ducting di belakang kloset
. Dalam konteks desain universal , perbedaan rencana antara model tangki tersembunyi dan
terlihat seperti ini bisa signifikan . Sistem tangki tersembunyi ini relatif jarang diterapkan di
Indonesia ,karena memerlukan pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi dengan pekerjaan
dinding sehingga menjadi lebih rumit pemasangannya .
Dengan tangki menyatu dengan kloset ( Gambar 158 ( a ) ) , maka dimensi kloset
WC biasanya memproyeksikan sekitar 74 cm dari dinding belakang , sedangkan dengan
tangki eksternal ( b ) biasanya proyeksi tentang 55 cm .
Contoh implementasi perbedaan kedua model di atas dapat dilihat pada Gambar 159.
Model eksternal tandon sering disebut dengan tipe Single Bowl Toilets . Pada contoh model
ini dimensi efektif kloset adalah 52,5 cm.

Untuk model tangki air di luar ( Gambar 160 ) , maka dimensi efektif kloset akan
lebih besar dengan ukuran 68,5 cm , sehingga relatif lebih panjang 16 cm dibandingkan tipe
tangki di luar . Permasalahan sistem tangki di luar adalah pada instalasi sistem tangki terpisah
yang lebih rumit , walaupun secara dimensi ruang cukup menguntungkan karena ada efisiensi
ruang sekitar 16-19 cm.

Anda mungkin juga menyukai