Anda di halaman 1dari 1

JAWABAN

A) 1. - Menurut Prof. Soeroso Soekanto, seorang pakar hukum Indonesia terkenal, hukum
waris adalah cabang hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang atas harta
benda yang masih ada atau yang ditinggalkannya setelah ia meninggal dunia. Hukum
waris ini mencakup penentuan siapa yang berhak menerima warisan, seberapa besar
bagian masing-masing ahli waris, serta prosedur-prosedur hukum yang harus diikuti
untuk mentransfer harta warisan kepada ahli waris tersebut.
- Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja, yang juga merupakan seorang pakar
hukum Indonesia terkemuka, hukum waris adalah peraturan hukum yang
mengatur hak dan kewajiban ahli waris dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan penyelesaian hak-hak harta peninggalan seseorang yang meninggal
dunia. Hukum waris mencakup aturan-aturan mengenai pewarisan, wasiat, dan
semua prosedur hukum terkait yang harus diikuti dalam penyelesaian harta
peninggalan.

2. 1) Waris, merujuk pada orang yang berhak menerima pusaka (peninggalan) orang yang
telah meninggal.
2) Warisan merupakan harta peninggalan, pusaka, dan surat wasiat. Warisan tidak hanya
berupa harta, tetapi dapat berupa hutang yang harus dibayar oleh orang yang masih hidup dan
menjadi pewaris atau ahli warisnya.
3) Pewaris adalah orang yang memberi pusaka, yakni orang yang meninggal dunia dan
meninggalkan sejumlah harta kekayaan, pusaka, maupun surat wasiat. Umumnya, pewaris
memberikan harta, kewajiban, ataupun hutang kepada orang lain atau ahli waris.
4) Ahli waris merujuk pada sekalian orang yang menjadi waris, berarti orang-orang yang
berhak menerima harta peninggalan pewaris. Ahli waris ini memiliki hak secara hukum untuk
menerima seluruh harta, kewajiban, bahkan hutang yang ditinggalkan pewaris.
5) Mewarisi merujuk pada makna mendapat harta pusaka, biasanya segenap ahli waris adalah
mewarisi harta peninggalan pewarisnya.

 6) proses pewarisan mempunyai dua makna yakni, Penerusan atau penunjukan para
waris ketika pewaris masih hidup dan Pembagian harta warisan setelah pewaris
meninggal.
3. ahli Waris ab intestato diatur dalam pasal 832 KUH Perdata Golongan I : Golongan ini
terdiri suami/istri yang hidup terlama (Duda/Janda) beserta Anak dan keturunannya kebawah
tanpa batas.
Golongan II : Golongan ini terdiri dari Orang tua (Ayah dan/atau Ibu) dari pewaris beserta
saudara dan keturunannya sampai derajat ke 6.
Golongan III : Golongan ini terdiri dari keluarga sedarah menurut garis lurus ke atas, yaitu
Kakek dan Neneknya, baik dari gari ayah maupun dari garis ibu
Golongan IV : Golongan ini terdiri dari keluarga sedarah dalam garis kesamping yang lebih
jauh, yaitu Paman dan Bibinya baik dari garis Ayah dan garis Ibu, beserta keturunannya yang
dibatasi sampai derajat ke 6 (enam)

Anda mungkin juga menyukai