Menurut Soepomo:
"Hukum waris memuat peraturan-peraturan yang mengatur proses meneruskan serta
mengoperkan barang-barang harta benda dan barang”
Dalam hukum waris Islam dijumpai suatu ketentuan yang sepintas merupakan
kepincangan yang menyinggung rasa keadilan dan merupakan diskriminasi, yaitu di
mana lelaki memperoleh bagian dua kali lipat dari bagian perempuan. Dalam hal ini
hendaknya jangan dilihat sebagai angka-angka yang mati yaitu 1:2, tetapi harus dilihat
sebagai angka yang hidup dan berbicara dalam hubungan persoalan perempuan dalam
kadar kedudukan ekonomi di dalam lingkungan hidup kekeluargaannya. Dengan
meletakan sesuatu itu dalam proposinya yang wajar, maka perbandingan 1 : 2 justru
merupakan angka-angka yang memenuhi rasa keadilan umum. Berkaitan dengan
bagian warisan laki-laki dua kali bagianan adalah antara lain:
1. Nafkah perempuan telah ada yang menanggung, yaitu anak laki-laki, ayah, saudara
laki-laki dan keluarganya laki-laki yang lain, yang wajib memberi nafkah kepadanya.
2. Perempuan tidak dituntut memberi nafkah kepada siapapun, sedangkan laki-laki
dituntut menanggung nafkah sanak keluarganya dan orang lain yang menjadi
kewajibannya.
3. Kewajiban mengeluarkan nafkah bagi laki-laki lebih banyak macamnya dan tugas
kewajibannya berkenaan dengan materi lebih vital, sehingga kebutuhannya terhadap
harta lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
4. Laki-laki dituntut untuk memberi mahar kepada istrinya serta
memberikan sandang, pangan, papan bagi istri, dan anak-
anaknya.
5. Biaya sekolah anak, ongkos pengobatan anak, istri dan sebagainya menjadi
tanggung jawab laki-laki (suami), tidak menjadi kewajiban perempuan.
2. Syarat Dan Rukun Waris.
Dalam hukum Islam dikenal adanya rukun dan syarat. Pengertian rukun dan
syarat memiliki perbedaan. Rukun warisan ialah sesuatu yang harus ada dalam suatu
warisan dan merupakan hakikat dari warisan itu sendiri. Jadi tanpa adanya salah satu
rukun, warisan tidak mungkin dilaksanakan. Sedangkan yang dimaksud dengan syarat
warisan ialah sesuatu yang harus ada dalam warisan akan tetapi tidak termasuk dalam
hakekat warisan itu sendiri. Kalau salah satu syarat dari warisan itu tidak dipenuhi,
maka warisan itu tidak sah.