oleh.:
Eggi sahputra
28.0341
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sengketa politik
Sengketa politik adalah sengketa ketika suatu negara mendasarkan tuntutan
tidak atas pertimbangan yurisdiksi melainkan atas dasar politik atau
kepentingan lainnya. Sengketa yang tidak bersifat hukum ini penyelesaiannya
dilakukan secara politik. Keputusan yang diambil dalam penyelesaian politik
hanya berbentuk usul-usul yang tidak mengikat negara yang bersengketa. Usul
tersebut tetap mengutamakan kedaulatan negara yang bersengketa dan tidak
harus mendasarkan pada ketentuan hukum yang diambil.
2. Sengketa hukum
Sengketa hukum yaitu sengketa dimana suatu negara mendasarkan sengketa
atau tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian
atau yang telah diakui oleh hukum internasional. Keputusan yang diambil
dalam penyelesaian sengketa secara hukum punya sifat yang memaksa
terhadap kedaulatan negara yang bersengketa. Hal ini disebabkan keputusan
yang diambil hanya berdasarkan atas prinsip-prinsip hukum internasional.
Menurut Sir Humprey Waldock, penentuan suatu sengketa sebagai suatu
sengketa hukum atau politik bergantung sepenuhnya kepada para pihak yang
bersangkutan. Jika para pihak menentukan sengketanya sebagai sengketa hukum
4
maka sengketa tersebut adalah sengketa hukum. Sebaliknya, jika sengketa tersebut
menurut para pihak membutuhkan patokan tertentu yang tidak ada dalam hukum
internasional, misalnya soal pelucutan senjata maka sengketa tersebut adalah
sengketa politik.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi mengenai bahan yang termuat dalam karya
ilmiah baik itu dalam bentuk artikel, jurnal, maupun dalam bentuk laporan
lainnya. Karena yang diteliti adalah teks tertulis maka pendekatan yang digunakan
berdasarkan kepustakaan (library research). Studi kepustakaan (library research)
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitiannya. Penelitian ini
memanfaatkan sumber perpustakan dan internet untuk memperoleh data
penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Keluarnya keputusan
4.2. Indonesia tidak bisa menang dalam sengketa kasus Pulau Sipadan-
Ligitan
Konsep tetang batas suatu negara selalu fokus pada batas-batas daratan.
Namun sekarang terjadi perubahan pergeseran keadaan, perkembangan tentang
wilayah laut territorial yang tidak tetap menyebabkan negara yang berada
diseluruh belahan dunia sekarang lebih mementingkan posisi lautan daripada
daratan, karena jika batas daratan masih bisa dilihat sedangkan batas laut susah
10
jika dideteksi.
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik
internasional merupakan hal yang berpotensi terjadi disetiap negara terutama jika
sistem ketahanan di negara tersebut tidak kuat. Konflik internasional yang terjadi
antara Indonesia dengan Malaysia mengenai Pulau Sipadan-Ligitan menjadi
pembelajaran penting bagi bangs ini agar kedepannya lebih berhati-hati dan
memperhatikan batas-batas wilayah negara. Jangan sampai ada pulau atau wilayah
Indonesia yang lepas lagi.
4.2. saran
Adanya kasus Sipadan-Ligitan hendaknya membuat pemerintah
Indonesia lebih sadar akan pentingnya ketegasan dan pengawasan mengenai batas
wilayah negara sehingga tiap-tiap wilayah dapat terjaga kedaulatannya dan tidak
menjadi pemicu terjadinya konflik internasional lainnya yang lebih luas.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://yoursay.suara.com/news/2020/12/14/174918/sengketa-internasional-batas-
wilayah-ambalat-indonesia-dan-malaysia?page=all (diakses pada tanggal 31 Maret
2021 )
https://mediaindonesia.com/opini/282633/indonesia-dan-konflik-internasional (diakses
pada tanggal 31 Maret 2021)
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/8799/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y (diakses pada tanggal 31 Maret 2021)