Anda di halaman 1dari 30

MATA KULIAH HUKUM INTERNASIONAL

OLEH
ERNESTA A. ARI, S.H., M.HUM

NIDN : 0820046904
HP. 08123719258
aritaari469@gmail.com
HAKEKAT HUKUM INTERNASIONAL
Istilah :
Ada dua istilah Hukum Internasional (International Law) dan
Hukum Bangsa-bangsa (Law of Nations).

Pengertian HI
Dalam Arti Luas HI dan HPI

HI : Ketentuan hukum yang HPI : Ketentuan hukum yang


berlakunya dipertahankan oleh menyelesaikan masalah antar individu,
pada saat yang sama tuduk pada yurisdiksi
masyarakat internasional
dua negara atau lebih yang berbeda.

Tujuan HI sama dengan tujuan hukum pada umumnya yakni menciptakan ketertiban
dan keadilan dalam masyarakat tempat berlakunya hukum itu.
Hubungan HI dan Hukum Nasional

Pada umumnya menyangkut 3 hal :

1.Apakah HI dan Hukum Nasional merupakan satu


sistem?
2.Bila terjadi petentangan antara HI dan Hukum Nasional
maka hukum manakah yang harus diutamakan?
3.Apakah HI dapat berlaku otomatis dalam Hukum
Nasional suatu negara?
Ad 1. Hubungan Sistem HI dan Hukum Nasional

Monisme : HI mengikat individu secara kolektif, Hukum Nasional


mengikat individu secara perorangan.

Dualisme : TRIEPEL : HI dan Hukum Nasional berbeda subyek dan


sumbernya.

• Subyek HI adalah Negara dan bersumber pada kehendak bersama


atau kesepakatan negara-negara.

• Subyek Hukum Nasional adalah individu dan bersumber pada


kehendak dan kekuasaan negara.
Anzilotti : Sistem Hukum Internasional dan hukum Nasional
masing-masing dilandasi prinsip dasar yang berbeda.

• HI Prinsip Dasar : Pacta Sunt Servanda

• Hukum Nasional : Peraturan Perundang-


undangan yang harus ditaati.

“Harus diingat bahwa prbedaan hanya mengenai proses


penetapan dua hukum tetapi tidak menyangkut isi dan tujuan.
Keduanya sama-sama mengatur hak dan kewajiban subyek
hukumnya”.
Ad 2. Pengutamaan HI atau Hukum Nasional.

Monisme dan Dualisme berbeda pendapat bila terjadi pertentangan antara HI dan
Hukum Nasional.

• Monisme : Kellsen : Ketentuan hukum berlaku dan mengikat berdasarkan


ketentuan hukum atau prinsip hukum lain yang lebih tinggi yang akhirnya
berdasarkan suatu postulat fundamental yang dapat merupakan bagian dari HI
dan Hukum Nasional.

• Starke : jika terjadi pertentangan keduanya maka HI mendapat pengutamaan dan


ia membandingkan dengan hubungan antara negara federal dengan hukum negara
bagiannya
Ad 3. Berlakunya HI dan Hukum Nasional

Tentang berlakunya HI dan Hukum Nasional terdapat perbedaan


antara teori Transformasi dan teori Delegasi.

• Teori Transformasi : berlakunya HI dan Hukum Nasional harus


ditransformasikan melalui adopsi khusus.
• Teori Delegasi : membenarkan adanya adopsi khusus bagi
berlakunya HI dalam Hukum Nasional. Adopsi itu merupakan
kelanjutan satu proses pembentukan hukum yan dimulai dari
penetapan perjanjian internasional sampai menjadi ketentuan
hukum yang mengikat umum dalam suatu negara. Adopsi khusus
itu merupakan delegasi dari HI kepada HukumNasional untuk
menetapkan cara berlakunya HI dalam Hukum Nasional.
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

1. Pengertian Sumber Hukum.

• Sumber Hukum Formal :


Faktor yang menjadikan suatu ketentuan menjadi ketentuan yang berlaku
umum atau proses yang membuat suatu ketentuan menjadi ketentuan
hukum positif.

• Sumber Hukum Materil :


Faktor yang menentukan isi ketentuan hukum yang berlaku.
2. Sumber Hukum bagi HI.
a. Sumber Hukum Formal HI :
• Perjanjian Internasional (Treaty)
• Kebiasaan Internasional (International Custom)

Perjanjian Internasional terbagi : Law making treaty dan Treaty


contract.
• Law making treaty : Perjanjian Internasional yang menetapkan
ketentuan HI yang berlaku umum.

• Treaty contract : menetapkan ketentuan HI yang berlaku bagi dua


negara atau lebih yang membuatnya.
Lanjutan

• Kebiasaan Internasional menetapkan ketentuan hukum kebiasaan


internasional (Internasional customary Rules) .

b. Sumber Hukum Materil HI


Adalah prinsip yang menentukan isi ketentuan HI yang berlaku.
Sumber hukum dalam arti materil adalah bagaimana isi atau materi
hukum. Sementara sumber hukum dalam arti formil adalah lebih
kepada membicarakan bentuk atau wadah aturan hukum.
SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL
1.Pengertian Subyek Hukum :
Pihak yang dapat dibebani hak dan kewajiban yang diatur hukum.

2.Macam Subyek HI :
Perbagi menjadi dua teori yang mengatakan Subyek HI adalah negara
dan ada juga yang mengatakan subyek HI adalah individu.
Subyek hukum Internasional :
a. Negara
b. Tahta Suci
c. Palang Merah
d. Organisasi Internasional.
HAKEKAT NEGARA
1. Pengertian Negara : Logemann : negara adalah organisasi
kekuasaan. Sedangkan kekuasaan diartikan kemampuan untuk
memaksakan kehendak.
• Dalam Konvensi Montevideo tahun 1933 menetapkan syarat yang
harus dipenuhi negara adalah adanya penduduk yang tetap, wilayah
yang pasti, pemerintah dan kemampuan untuk mengadakah hubungan
Internasional.
• Dari pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian negara adalah :
organisasi kekuasaan yang berdaulat, menuasai wilayah tertentu, dan
penduduk tertentu yang kehidupannya didasarkan pada sistim hukum
tertentu.
Lanjutan

2. Terbentuknya Negara
Dapat terjadi karena Proklamasi kemerdekaan negara dan karena
Perjanjian Internasional atau adanya Pelbisit. (Pemungutan suara rakyat
dari suatu wilayah tertentu).

3. Pengakuan Negara
a. Pengakuan : Perbuatan bebas suatu negara yang membenarkan
terbentuknya suatu organisasi kekuasaan dan menerima organisasi
kekuasaan itu sebagai anggota masyarakat internasional.

Sebagai perbuatan hukum, pengakuan menimbulkan hak, kewajiban dan


privilege yang diatur HI dan HukumNasional negara yang mengakuinya.
Lanjutan

b. Fungsi Pengakuan.
Teori konstitutif : pengakuan itu menciptakan negara. Pengakuan itulah
yang memberi status negara pada organisasi kekuasaan yang diakui.
Teori Deklaratur : disebut juga teori pembuktian menyatakan bahwa
pengakuan itu tidak menciptakan negara. Status negara itu ada sebelum
adanya pengakuan.
c. Jenis Pengakuan
Terbagi menjadi 2 : Pengakuan De Facto dan De Jure.
• Pengakuan De Jure : Pengakuan yang diberikan berdasarkan pertimbanan
bahwa menurut negara yang mengakui organisasi kekuasaan yang diakui
dianggap telah memenuhi persyaratan hukum untuk kut serta melakukan
hubungan Internasional.
Lanjutan

• Pengakuan De Facto :
Pengakuan yang diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa menurut
negara yang mengakui organisasi kekuasaan yang diakui, untuk
sementara dan dengan reservasi di kemudian hari menurut
kenyataannya dianggap telah memenuhi persyaratan hukum untuk ikut
serta melakukan hubungan Internasional.

d. Cara Pemberian Pengakuan.


Diberikan secara terang-terangan dan secara diam-diam.
e. Penarikan kembali Pengakuan.
De Jure :
Sekali diberikan tidak dapat ditarik kembali meskipun penetapannya
didasarkan pada pertimbangan politik.

De Facto :
Dapat dihentikan sesuai dengan keadaan organisasi kekuasaan yang
diberi pengakuan.
4. Macam-macam Negara
Dapat dibedakan menurut bentuknya, besarnya dan kedudukannya
dalam pertikaian bersenjata.

a. Menurut Bentuknya
• Negara kesatuan :
Negara yang kekuasaan Pemerintah Pusatnya berkedudukan lebih
tinggi dari pada kekuasaan Pemerintah Daerahnya.

• Negara Federasi :
Negara yang kekuasaan pemerintah Pusatnya berkedudukan sama
dengan kekuasaan Pemerintah Daerahnya.
Lanjutan..

• Konfederasi Negara :
Gabungan dari negara-negara yang kekuasaan
pemerintah pusatnya berkedudukan lebih rendah
dari pada pemerintah negara yang bergabung
padanya.
b. Menurut Luas Wilayahnya.
• Negara normal dan negara mikro (mini) atau negara Liliput. Disebut
mikro karena wilayahnya,penduduknya dan kemampuan ekonominya kecil,
tetapi dia berhakad dan menentukan nasibnya sendiri dan juga merupakan
subyek HI. Contoh seperti negara Monaco.

c. Menurut Wilayah lautnya.


• Negara Pantai : Negara yang wilayah daratannya setidak-tidaknya
sebagian dari padanya berbatasan dengan laut. (Belanda, Mesir dan India)
• Negara Tidak Berpantai : Negara yang wilayah negaranya habis dikelilingi
wilayah daratan negara lain. (Swis,Austria dan Nepal)
Lanjutan

• Negara Pantai yang tidak Beruntung:


Negara pantai yang wilayah lautnya terjepi oleh wilayah laut negara
lain.(Singapura).

• Negara Kepulauan :
Negara yang seluruhnya terdiri dari satu kepulauan atau lebih dan
dapat mencakup pulau lain.
d. Menurut Kedudukannya Dalam Pertikaian Bersenjata.
• Negara Yang dinetralkan :
Negara yang kemerdekaan dan integritas politik serta teritorilnya dijamin
secara permanen oleh perjanjian kolektif negara-negara besar dengan negara
yang dinetralkan itu.

• Negara Netral :
Negara yang secara sukarela menetapkan kebijakan untuk tidak ikut serta
dalam suatu pertikaian bersenjata yang terjadi.
HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA
Hak dan kewajiban dapat dibedakan menjadi 6 bagian :
1. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan kedudukannya dengan
negara lain.
2. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan wilayah dalam masyarakat
Internasional.
3. Hak dan Kewajiban negara yang berhubungan dengan orang yang ada dalam
masyarakat Internasional.
4. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan benda-benda dalam
masyarakat Internasional.
5. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan hak kewajiban negara atas
kepentingan ekonomi.
6. Hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan hak kewajiban negara atas
lingkungan dan yurisdiksi negara.
AD.1. Hak dan Kewajiban Negara yang Berhubungan dengan Kedudukannya
dengan Negara lain.

a. Hak Kemerdekaan
Negara yang merdeka adalah negara yang berdaulat yakni negara yang
memegang sendiri kekuasaan negaranya yang tertinggi dalam batas-
batas Hukum Internasional.
b. Hak Kesederajatan
Hak ini berpangkal pada ajaran kaum Naturalis yang menyatakan setiap
negara secara alami adalah juga sederajat satu sama lain.
c. Hak Mempertahankan Diri
Hak untuk mempertahankan kelangsungan kemerdekaan negara yang
bersangkutan
d. Kewajiban tidak melakukan perang
Perang merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kemerdekaan
negara yang diperangi.

e. Kewajiban Melaksanakan Perjanjian Internasional dengan Itiket Baik.


Kewaiban ini berpangkal pada asas “Pacta Sund Servanda” ditambah
dengan unsur etiket baik.

f. Kewajiban Untuk Tidak Mncampuri Urusan Negara Lain.


Mencampuri urusa negara lain yang sering disebut ‘Intervensi” pada
umumnya dilarang oleh HI. Yang dilarang adalah intervensi yang
bertentangan dengan kehendak dari negara yang dicampuri dan
mengurangi kedaulatan politik negara itu.
AD.2. Hak dan Kewajiban Negara atas Wilayah.

a. Wilayah Daratan
Wilayah daratan negara adalah bagian dunia yang kering.dan hal ini
berlaku dalam batas-batas yang ditetapkan HI.
Luas Wilayah Daratan :
Wilayah daratan suatu negara dapat merupakan wilayah daratan awal
suatu negara atau wilayah daratan tambahan negara tersebut. Tambahan
wilayah daratan suatu negara menurut HI dapat diperoleh melalui :

• Okupasi
Adalah penanaman kedaulatan suatu negara di wilayah yang tidak
dikuasai oleh sesuatu negara.
Lanjutan
• Aneksasi
Adalah perolehan kedaulatan wilayah suatu negara dengan menggabungkan
wilayah lain ke dalam wilayah kedaulatannya.
• Akresi
Adalah perolehan kedaulatan wilayah karena kejadian alam.
• Cesi
Adalah perolehan tambahan kedaulatan wilayah melalui suatu proses
peralihan hak. Cesi adalah setiap transaksi yang bermaksud mengalihkan
kedaulatan wilayah kepada negara lain.
• Preskripsi
Adalah proses perolehan kedaulatan suatu negara akibat pelaksanaan secara damai
kedaulatan “De Facto” dalam waktu yang lama atas wlayah yang sebenarnya “De
Jure” tidak termasuk dalam kedaulatan wilayahnya.
b. Wilayah Laut
Adalah masa air di dunia yang mengelilingi daratan. Sedangkan wilayah
laut ialah laut beserta tanah yang ada dibawahnya. Wilayah laut suatu
negara pantai terdiri dari :

1. Wilayah Laut Pedalaman.


Wilayah laut di sisi daratan dari garis pangkal.

2. Wilayah laut Teritorial.


Adalah wilayah laut di sisi luar garis pangkal selebar 12 mil laut terhitung
dari garis pangkal sepanjang pantai.
Lanjutan

3. Wilayah Laut Jalur Tambahan.


Adalah wilayah permukaan laut disisi luar dan bersambungan dengan
wilayah laut teritorial selebar tidak lebih dari 24 mil laut terhitung dari
garis pangkal sepanjang pantai negara tersebut.

4. Wilayah Ekonomi Eksklusif.


Adalah wilayah laut yang ada di luar dan bersambungan dengan wilayah
laut teritorial selebar tidak lebih dari 200 mil laut terhitung dari garis
pangkal sepanjang pantai negara tersebut.
5. Landasan Kontinen.
Adalah tanah wilayah laut yang menjulur ke luar wilayah laut teritorial
sebagai kelanjutan alami dari wilayah daratan negara tersebut.

6. Wilayah Laut Negara Kepulauan.


Adalah wilayah yang ada di sebelah dalam garis pangkal yang mengelilingi
negara kepulauan.

7. Wilayah Laut Bebas.


Adalah wilayah laut yang tidak termasuk wilayah laut pedalaman,wilayah
laut teritorial, wilayah ekonomi ekslusif, suatu negara ataupun wilayah laut
negara kepulauan.
SAMPAI JUMPA
LAGI

Anda mungkin juga menyukai