Anda di halaman 1dari 17

DI

OLEH: KELOMPOK 4

Nama : 1. Boy Arwin Zebua

2. Jenni Indah Mitra Ndruru

3. Marlin Herlina Zega

4. Putra Mei Anugrah Halawa

5. Tinta Purnama Dewi Gulo

Kelas : A

Mata Kuliah : Struktur Aljabar

Program Studi : Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu : Sadiana Lase, S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS NIAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat
yang telah di karuniakan-Nya, makalah yang berjudul “homomorfisme ” ini dapat di
selesaikan dengan maksimal tanpa ada halangan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bersama tentang
Keterampilan Dasar Mengajar. Kami juga menyusun makalah ini untuk menyelesaikan tugas
kelompok dari Mata Kuliah Struktur Aljabar
Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu Sadiana Lase, S.Pd., M.Pd. selaku dosen Mata
Kuliah Struktur Aljabar
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian penulis sampaikan semoga makalah ini dapat diterima dan dapat menambah
wawasan bersama.

Gunungsitoli,18 Nov 2022

Kelompok 4

2| Homomorfisma Grup
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................................. 4

A. Latar Belakang ................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan .............................................................................................................. 4

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 5

A. Pengertian Homomorfisme .............................................................................. 5


B. Sifat-sifat Homomorfisme ............................................................................... 9

BAB III : PENUTUP ...................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 16
B. Saran Dan Kritik ............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

3| Homomorfisma Grup
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Homomorfisma merupakan salah satu topik pembahasan dalam


aljabar.Homomorfisma pada group merupakan salah satu cara untuk menentukan
hubungan suatu group dengan group lain. Seperti halnya pada group, gelanggang juga
membahas mengenai homomorfisma. Pada group, homomorfisma operasi group.

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa pengertian dari homomorfisme ?
 Apa saja sifat-sifat dan contoh dari homomorfisme ?

C. TUJUAN
 Untuk mengetahui pengertian homomorfisme
 Untuk mengetahui sifat-sifat beserta contoh dari homomorfisme

4| Homomorfisma Grup
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HOHOMORFISME

Definisi 8.1
Misalkan (G; o) dan (G’; *) masing-masing adalah grup. Pemetaan ϕ G→G' Disebut
Homomorfisme dari G ke G’ jika dan hanya jika untuk setiab a, b € G berlaku ϕ (a o b)
= ϕ(a) * ϕ(b). Homomorfisme disebut pula pemetaan yang mempertahankan atau
mengawetkan operasi, dan dapat disajikan dengan skema berikut:

(G, o) (G’,*) atau (G, o) (G’,*)


a→ a’ a→ ϕ (a)
b→ b’ b→ ϕ (b)
aob→ a’* b’ aob→ ϕ (a o b) = ϕ( a) * ϕ(b)

Contoh :

Diberikan ( R+ ,* ), ( R, + ) dan ϕ : R+ → R dengan aturan ϕ(x) = Ln x.

Apakah ϕ merupakan homomorfisime ?

Penyelesaian :

Langkah pertama pastikan bahwa syarat

ϕ (a o b) = ϕ a) * ϕ(b)

ϕ ( x. y ) = ϕ ( x ) + ϕ ( y )

Ambil sebarang bilangan misalkan :

x , y € R+ , perlu di perhatikan bahwa ϕ ( x . y ) = ln x ( x . y )

= ln x + ln y

= ϕ (x) + ϕ (y) → Terbukti

 Φ Merupakan Homomorfisme

5| Homomorfisma Grup
Operasi pada G kadang-kadang tidak ditulis, sehingga ϕ (a o b) ditulis ϕ (ab).

Pemetaan telah Anda pelajari pada Modul 2. Ada beberapa nama khusus untuk pemetaan
pada model tersebut, misalnya:

a. Pemetaan onto atau surjektif jika dan hanya jika range atau himpunan bayangan G
adalah G'
b. Pemetaan injektif jika dan hanya jika.
c. Pemetaan bijektif jika dan hanya jika..
d. Pemetaan pada G yaitu pemetaan dari G ke dalam itu sendiri;
e. Pemetaan identitas dari G ke G dengan ϕ (x)-x.

Sehubungan dengan pemetaan tersebut ada beberapa homomorfisme khusus pula.

Definisi 82:

1) Suatu bomomorfisme dati grup G → G' yang injektif disebut monomorfisme.

2) Suatu homomorfisme dari grup G → G' yang surjektif disebut epimorfisme..

3) Sustu homomorfisme dari grup G → G' yang bijektif disebut isomorfisme.

Defenisi 8.3:

1) suatu homomorfisme dari suatu grup kedalam grup itu sendiri disebut endormifisme .
2) Suatu endomorfisme yang bijektif disebut automorfisme .

Apabila antara grup (G, o) dan grup (G'.) terdapat homomorfisme, maka dikatakan bahwa

(G, o) dan (G, •) homomorfik.

6| Homomorfisma Grup
Perhatikan contoh-contoh berikut ini.

Contoh 1

Misalkan G suatu himpunan semua bilangan real yang bukan nol. G terhadap operasi
perkalian merupakan suatu grup G1 = {1,-1} terdahap operasi perkalian merupakan suatu grup
pula.dibentuk suatu pemetaan G1 yang didefinisikan oleh

Ambil sembarang x,y G.

a) Jika x dan y bilangan real positif maka x,y bilangan real positif pula. Sehingga (x) =
(y) = 1 dan (x y) =1. Maka (x y) = (x) (y).
b) Jika x bilangan real negatif dan y bilangan real positif maka x y bilangan real negatif
dan maka (x y)= (x). (y).
c) Jika x bilangan real negatif dan y bilangan real negatif maka x,y bilangan real positif. Sehingga
, (y) = -1 dan (x,y) = 1 = (y).
d) Demikian pula, jika x bilangan real positif dan y bilangan real negative maka (xy) =
(y). sehingga untuk setiap x, y G berlaku (xy)= (y).
Pada contoh ini, operasi biner pada G sama dengan operasi biner pada G1. Operasi biner pada
kedua grup yang homomorfik tidak harus sama, seperti pada contoh berikut.

Contoh 2 :
Misalkan G = {0,1,2,3} dengan operasi penjumlahan modulo 4.
G1 = {1,i,-1,-i} himpunan akar dari persamaan Z4 = 1 dengan Z bilangan kompleks, dan dengan
operasi perkalian (G, +) merupakan grup dengan elemen identitas 0. (G1, x) merupakan grup
dengan elemen identitas 1.

7| Homomorfisma Grup
Tabel-tabel berikut ini adalah tabel operasi biner pada G dan G*

+4 0 1 2 3
x 1 i -1 -i
0 0 1 2 3
1 1 i -1 -i
1 1 2 3 0
i i -1 -i 1
2 2 3 0 1
-1 -1 i 1 I
3 3 0 1 2
-i -i 1 i -1

Grup (G,+ 4) dan (G*, x) memiliki struktur yang sama dan mempunyai tabel cayley yang
tepat sama atau identic.

Pemetaan : G G* merupakan korespondensi satu lawan satu, jadi homomorfisme ini


adalah isomorfisme, kedua grup (G, +4) dan (G*,x) dikatakan isomorfik dengan isomorfisme
sebagai berikut.

G,+4 G*,x

0 (0) = 1
1 (1) = i
2 (2) = -1
3 (3) = -i

(1 + 2) = (1), (2) = I, -1 = -i
(1 + 3) = (i), (3) = I, -I =1
(2 + 3) = (3), (3) = -1, -I = i

a, b G. ( a + b) = (a), (b)

Contoh 3:
B {…, -2, -I, 0, 1, 2,..} dan (B,+) grup
a) Perhatikan pemetaan :B B dengan (x) = 2x
, (x) = 2x
, (y) = 2y
, , (x + y) = 2 (x + y)
2x + 2y
(x) + (y)

b) Perhatikan pemetaan :B B dengan (x) = -x


, (x) = -x

8| Homomorfisma Grup
, (y) = -y
, , (x + y) = -(x + y)
(-x ) + (-y)
(x) + (y)
Berarti suatu homomorfisme, karena pemetaannya dari B ke B dan merupakan
pemetaan bijektif, maka suatu automorfisme.

B. SIFAT-SIFAT HOMOMORFISME

Teorema 8.1
Misalkan (G ; o) dan (G ;O) adalah grup, sedangkan pemetaan :G G1 merupakan
homomorfisme, maka:
 (i) =i1, i elemen identitas dalam G dan i adalah elemen identitas dalam G
 (x-1 untuk setiap x ∊ G.
(x)-1 ialah ( (x))-1 yaitu invers dari (x) dalam G1.

Bukti:
Akan dibuktikan (i) = i1 dengan i elemen identitas G dan i1 elemen identitas G1
(i) i1 adalah elemen identitas dalam G maka (x) * I = (x).
Untuk x ∊ G, x ∊ G dan i ∊ G maka xoi = x, sehingga (x o i) = (x).
Jadi (x) * i = (x o i)
= (x) * (i) karena homomorfisme
i= (i).

(ii) Akan dibuktikan bahwa (x-1) = (x)-1


i= (i) = (x o x-1 untuk setiap x ∊ G.
maka i = (x) * (x-1) karena suatu homomorfisme
(x)-1 * i = (x)-1 * (x) * (x-1)
(x)-1 = i * (x-1)
(x)-1 = (x-1 untuk setiap x ∊ G

9| Homomorfisma Grup
Teorema tersebut dapat dikatakan bahwa (i) peta (bayangan) elemen identitas dalam G
adalah elemen identitas dalam Gi dan (ii) bayangan invers x dalam G adalah invers
bayangan x dalam G1.

Jadi apabila : G G1 merupakan homomorfisme dan G merupakan suatu grup, maka G1


adalah grup. Tetapi apabila G1 suatu grup maka G belum tentu merupakan grup.

Teorema 8.2

Jika ϕ : G → Gꞌ homomorfisme dan g merupakan grup komulatif , maka Gꞌ merupakan


grup komulatif.

Bukti:

Ambil a, b, ϵ dan aꞌ,bꞌ ϵ Gꞌ dengan ϕ (a) = aꞌ

Dan ϕ (b) = bꞌ, serta (G.O ) dan Gꞌ , *)

ϕ (ab) = ϕ (a) * ϕ (b) = aꞌ * bꞌ

G grup komulatif , Ɐ a, b, ϵ G ; ab = ba

ϕ (ab) = ϕ (ba)

= (b) * ϕ (a) = bꞌ * aꞌ

jadi Ɐ aꞌ , bꞌ ϵ Gꞌ memenuhi aꞌ *bꞌ = bꞌ * aꞌ

yang berarti Gꞌ grup komulatif .

teorema 8.3

misalkan (G,O ) dan (Gꞌ , * ) adalah grup’

jika pemetaan ϕ : G → G ꞌ merupakan homomorfisme yang sujerktif , maka ϕ -1 (iꞌ) adalah


subgroup normal dari G.

Dengan perkataan lain, himpunan semua x ϵ G yang memenuhi ϕ (x) = iꞌ ϵ Gꞌ , merupakan


subgrup normal N dari G .

10 | H o m o m o r f i s m a G r u p
Jadi N = { x ϵ G l x = ϕ-1 (i ꞌ) , iꞌ ϵ Gꞌ } merupakan subgrup normal dari G .

Bukti :

1) Akan di buktikan bahwa N subgrup , yaitu jika ab ϵ N maka ab-1 ϵ N


Ambil a, b ϵ N maka ϕ (a) = iꞌ dan (b) = iꞌ
ϕ (ab) = ϕ (a) * ϕ (b)
ϕ (ab-1) = ϕ (a) * ϕ (b-1)
= ϕ (a) * (ϕ (b) )-1
= iꞌ * (iꞌ)-1
= iꞌ * iꞌ
Jadi ab-1 ϵ N dan N merupakan subgrup

2) Akan di buktikan bahwa N subgrup normal , yaitu jika g ϵ G dan n ϵ N maka g . n .


g-1

ϵ N ϕ ( g.n.g-1) = ϕ (g) * ϕ (g-1)

= ϕ (g) * iꞌ (ϕ (g))-1 = iꞌ

Jadi g.n.g-1 ϵ N dan N subgrup normal .

Himpunan N = {x ϵ G l x = ϕ-1 (iꞌ) , iꞌ ϵ Gꞌ} disebut inti (kernel) dari pemetaan


tersebut , dan dinyatakan dengan ker (ϕ)

Teorema 8.4

Misalkan ( G.o) dan (Gꞌ,*) adalah grup , sedangkan ϕ adalah homomorfisme dari G ke Gꞌ.
Himpunan semua peta (bayangan ) anggota dari G dalam Gꞌ oleh homomorfisme ϕ
merupakan subgrup dari Gꞌ.

teorema 8.5

11 | H o m o m o r f i s m a G r u p
misalkan G suatu grup dan N subgroup normal dari G. sedangkan G/N grup faktor jika
pemetaan ϕ:G→G/N didefenisikan oleh ϕ (x) = Nx untuk setiap x ϵ G, maka ϕ suatu
homomorfisme.

Pembuktian teorema :

1. Misalkan G suatu grup dan N subgroup normal dari G. pemetaan ϕ : G →G/N


didefenisikan oleh ϕ (x) untuk setiap x ϵ G. Tunjukan bahwa ϕ suatu
homomorfisme dari G onto G/N.

Penyelesaian:

ϕ : G →G/N didefenisikan oleh ϕ (x) = Nx untuk x ϵ G. ambil sembarang x,y, ϵ G,


maka ϕ ϵ dan ϕ (x) = Ny.

ϕ (x,y)=Nxy

=NNxy karena N subgroup normal dari G

=Nx Ny

Φ (xy) =ϕ(x). ϕ(y)

Jadi ϕ suatu homomorfisme.

Ambil sembarang T ϵ G/N dan misalkan T = Nt untuk t ϵ G. Maka T = Nt= ϕ(t). Ini
berarti bahwa setiap elemen dari G/N merupakan peta elemen dari G oleh
homomorfisme ϕ.

Jadi ϕ suatu homomorfisme dari G onto G/N.

2. Misalkan G suatu grup dan N subgroup normal dari G. pemetaan ϕ : G →G/N


didefenisikan oleh ϕ (x) untuk setiap x ϵ G. Tunjukan bahwa ϕ suatu
homomorfisme dari G onto G/N.
Penyelesaian:
Misalkan ϕ: (G; ) suatu homomorfisme, sedangkan H adalah himpunan semua peta
elemen-elemen dari G dalam Gꞌ oleh homomorfisme ϕ, atau H{xϵGꞌ/ x = ϕ (a)
untuk a ϵ G}. Maka H Ɐ Gꞌ. Untuk membuktikan bahwa H subgroup dari Gꞌ,
12 | H o m o m o r f i s m a G r u p
ditunjukan bahwa (H;*) suatu grup. H bukan himpunan kosong, sebab untuk I ϵ G
maka ϕ (i) = iꞌ ϵ H.
a) Ambil x,y ϵ H maka ada a,b ϵ G sedemikian sehingga ϕ(a) = x dan ϕ (b) =
y.
(a°b) ϵ G maka ϕ (a°b) ϵ H
ϕ suatu homomofirsme maka
ϕ (a°b) = ϕ(a)* ϕ (b)
= x*y
Karena ϕ (a°b) ϵ H maka( x*y) ϵ H. Ini berati H tertutup terhadap operasi
*, atau operasi * merupakan operasi biner dalam H .

b) Gꞌ Suatu grup , sehingga operasi* dalam Gꞌ bersifat asosiatif. Karena H Ɐ


Gꞌ maka operasi * dalam H bersifat asositif pula.

c) Ambil x ϵ H sehingga ϕ (a) = x . Karena ϕ suatu homomorfisme , maka


ϕ ( a o i ) = ϕ a * ϕ (i) dan ϕ(ioa)=ϕ(i)*ϕ(a)
ϕ (a) = ϕ (a) * iꞌ ϕ (a) = iꞌ * ϕ (a)
x = x * iꞌ x=iꞌ*x
jadi x*iꞌ=x untuk setiap x ϵ H. Ini berarti elemen identitas dalam H adalah
iꞌ yaitu elemen identitas dalam G.

d) Menurut teorema, jika a ϵ G maka ϕ (a-1) = ϕ (a)-1


Karena ϕ adalah homomorfisme, maka untuk a ϵ G berlaku
ϕ (aoa-1) = ϕ (a) * ϕ (a-1)
ϕ(i) = ϕ (a) * ϕ (a)-1
i’= ϕ (a)-1* ϕ (a)

dan ϕ (a-1o a) = ϕ (a)-1* ϕ (a)


ϕ (i) = ϕ (a)-1* ϕ (a)
i’= ϕ (a)-1* ϕ (a)

Jadi ϕ (a) * ϕ (a)-1 = ϕ (a)-1* ϕ (a) = i’


Ini berarti ϕ (a)-1adalah invers dari ϕ (a) dalam H

13 | H o m o m o r f i s m a G r u p
Dari (a), (b), (c), dan d disimpulkan bahwa H suatu grup.
Karena H Ɐ G’ dan G’suatu grup maka H subgroup dari G.

3. Misalkan G adalah himpunan bilangan bulat operasi penjumlahan dan G’adalah


himpunan bilangan bulat selain nol dengan operasi perkalian. Pemetaan ϕ : G→G’
adalah suatu homomorfisme, sedangkan H Ɐ G sedemikian hingga untuk setiap x ϵ
H
Berlaku ϕ (x) = i’, i’adalah elemen identitas dalam G’. buktikan bahwa H adalah
subgroup normal dari G!
Penyelesaian:
Misalkan ϕ adalah pemetaan dari G ke G’ dengan ϕ (x) = 2x untuk setiap x ϵ G.
Ambil sebarang a,b ϵ G maka ϕ (a) = 2a dan ϕ (b) = 2b
Φ (a + b) = 2a+b = 2a. 2b = ϕ (a) . ϕ (b).
Jadi ϕ suatu homomorfisme.

4. Misalakan (G; o) dan (G’ ; *) adalah grup. Pemetaan ϕ : G →G’adalah suatu


homomorfisme, sedangkan H Ɐ G sedemikian hingga untuk setiap x ϵ H berlaku ϕ
(x) = iꞌ, iꞌ adalah elemen identitas dalam G’. buktikan bahwa H adalah subgroup
normal dari G!
Penyelesaian:
Ikutilah petunjuk (langkah-langkah) berikut ini:
 Tunjukkan bahwa H bukan himpunan kosong. Gunakan i ϵ G.
 Tunjukkan bahwa untuk setiap elemen H mempunyai invers dalam H.
perhatikan bahwa ϕ (a-1) = ϕ (a-1) = I’ untuk a ϵ H.
 Tunjukkan sifat tertutup H terhadap operasi o, dengan homomorfisme
Dari a,b,c, dapat disimpulkan bahwa H adalah subgroup dari G
 Tunjukkan H subgroup normal dari G, dengan mengambil sembarang a ϵ H
dan g ϵ H sehingga g o a o g-1 ϵ H.
5. G = {a,b,c,…..} adalah himpunan vector dengan operasi penjumlahan vector.
G’ = himpunan bilangan real dengan operasi penjumlahan.
Tunjukkan bahwa ϕ : G →G merupakan homomorfisme.
Penyelesaian:
G = {a,b,c…}
G’ = { (a1,a2) , (b1,b2)…..}

14 | H o m o m o r f i s m a G r u p
Penjumlahan pasangan berurutaan
(a1,a2) + ( b1, b2) = ( a1 + b1, a2 + b2)
Pemetaan ϕ : G →G’
Φ (a) = (a1,a2)
Φ (b) = (b1,b2)
Φ (a + b) = ( a1 + b1, a2 + b2)
= (a1,a2) + (b1,b2)
= Φ (a)+ Φ (b)
Jadi, ϕ : G →G’ homomorfisme.

15 | H o m o m o r f i s m a G r u p
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1) Definisi homomorfisme
Misalkan (G;O) dan (Gꞌ , *) adalah grup. Pemetaan ϕ : G→Gꞌ di sebut
homomorfisme dan G ke Gꞌ jika dan hanya jika a untuk setiap a , b Ɐ G berlaku ϕ
(a o b) = (a)*ϕ(b).
2) jika pemetaan ϕ : G→Gꞌ merupakan homomorfisme , maka ϕ(u) = uꞌ dan
ϕ (xꞌ)=ϕ (x)-1 untuk x Ɐ G ϕ (x)-1 singkatan dari (ϕ(x))-1 uuuuiiyd uyrevaiuutiay ϕ (x)
dalam Gꞌ.
3) Jika pemetaan ϕ : G→Gꞌ merupakan homomorfisme , damn G merupakan grup
komutatif , maka G ꞌ juga merupakan grup komutatif.
4) Jika ϕ : G→Gꞌ Suatu homomorfisme , maka himpunan semua peta dari G dalam Gꞌ
merupakan subgroup dari Gꞌ.
5) Misalkan (G,o) dan (Gꞌ,*) adalah grup. Jika pemetaan ϕ:G→Gꞌ Merupakan
homomorfisme yang surjektif , maka N={x Ɐ G | x = ϕ-1)(iꞌ),iꞌ Ɐ Guuuꞌu{u
Adalah subgrup dari Gꞌ
6) Jika N subgrup normal dari G , dan pemetaan ϕ:G→G/N didefenisikan oleh ϕ (x) =
Nx untuk setiap x Ɐ G , maka ϕ suatu homomorfisme dari G onto G/N.

B. SARAN DAN KRITIK

Demikianlah makalah ini yang masih banyak kekurangan dan harus dilengkapi
untuk mencapai kesempurnaan. Kami hanyalah manusia biasa yang penuh dengan
kekurangan, untuk itu penulis memohon dengan segala kerendahan hati, untuk
memberikan saran dan kritiknya yang bersifat membangun, dengan harapan agar
makalah ini bisa lebih sempurna.

16 | H o m o m o r f i s m a G r u p
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Suharti, S A, Drs. Sukirman. Struktur Aljabar , Universitas Terbuka 1999

17 | H o m o m o r f i s m a G r u p

Anda mungkin juga menyukai