Anda di halaman 1dari 5

[ PERKULIAHAN MINGGU KE-8 ]

HOMOMORFISMA GRUP DAN SIFAT-SIFATNYA


Sri Wahyuni
Departemen Matematika - FMIPA UGM

1. MOTIVASI PENDEFINISIAN HOMOMORFISMA GRUP


Diperhatikan fungsi eksponensial

f : R −→ R
x −→ f (x) = ex .

Kita telah mengetahui bahwa untuk setiap x, y ∈ R berlaku sifat

f (x + y) = ex+y = ex · ey .
Perhatikan:
(i). x, y ∈ R dan x + y ∈ R.
(ii). ex , xy ∈ R dan ex · xy ∈ R. Lebih lanjut, ea 6= 0 untuk setiap a ∈ R.

f
R −→ R
x 7→ ex
y 7→ ey
x+y 7→ ex · ey

Domain dari fungsi f tersebut adalah R, yang telah kita ketahui bahwa R ter-
hadap operasi + merupakan grup. Kodomain dari fungsi f tersebut adalah R juga,
akan tetapi R terhadap operasi · bukan grup. Walaupun demikian, kita telah menge-
tahui bahwa R∗ = R\{0} terhadap operasi · merupakan grup. Dengan memperkecil
himpunan kodomain fungsi f tersebut menjadi R∗ , fungsi f : R −→ R∗ tersebut masih
terdefinisi dengan baik. Dengan demikian, kita sekarang bisa memandang fungsi f se-
bagai fungsi dari grup ke grup, yakni

f : (R, +) −→ (R∗ , ·)
x −→ f (x) = ex .

Kesimpulan:
1. Fungsi f : R −→ R∗ merupakan suatu fungsi dari grup ke grup.
2. Untuk setiap x, y ∈ R, berlaku sifat f (x + y) = ex+y = ex · ey = f (x) · f (y).
3. Dari sifat f (x + y) = f (x) · f (y) untuk setiap x, y ∈ R, terlihat bahwa fungsi f
tersebut sifatnya mengawetkan operasi biner.
1
2. DEFINISI DAN CONTOH-CONTOH HOMOMORFISMA GRUP
Fenomena di atas (yakni sifat fungsi f ) memotivasi didefinisikannya homomor-
fisma grup.

Definisi 1 Misal (G1 , ∗1 ) dan (G2 , ∗2 ) masing-masing adalah grup. Suatu fungsi f dari
G1 ke G2 disebut homomorfisma grup jika untuk setiap a, b ∈ G1 berlaku sifat

f (a ∗1 b) = f (a) ∗2 f (b).

Contoh 2

1. Fungsi f : R −→ R∗ dengan definisi f (x) = ex merupakan homomorfisma grup, sebab


untuk setiap x, y ∈ R berlaku f (x + y) = f (x) · f (y).
2. Dari grup GLn (R) ke grup (R∗ , ·) dapat dikaitkan dengan fungsi determinan matriks.
Dari sifat yang sudah kita dapatkan di perkuliahan ALE, terlihat bahwa untuk se-
tiap A, B ∈ GLn (R) berlaku det(AB) = det(A) det(B). Dengan demikian, fungsi
determinan det : GLn (R) −→ R∗ merupakan homomorfisma grup.
3. Misalkan diambil suatu matriks A ∈ Mm×n (R). Dari perkuliahan ALE, kita telah
mengetahui bahwa matriks A tersebut dapat dipandang sebagai transformasi linear
TA dari ruang vektor Rn ke ruang vektor Rm , dengan definisi sebagai berikut:

TA : Rn −→ Rm
v 7→ TA (v) = Av.

Kita mengetahui bahwa Rn dan Rm keduanya merupakan grup terhadap operasi


penjumlahan vektor. Lebih lanjut, karena TA merupakan fungsi dan bersifat

TA (v + w) = A(v + w) = Av + Aw = TA (v) + TA (w),

maka dapat disimpulkan bahwa TA merupakan homomorfisma grup.

Latihan:
1. Apakah fungsi θ dari grup G1 ke grup G2 , dengan definisi θ(a) = eG2 , merupakan
homomorfisma grup?
2. Apakah fungsi identitas dari grup G ke grup G merupakan homomorfisma grup?
3. Apakah fungsi α dari grup (R∗ , ·) ke grup (R∗ , ·), dengan definisi α(x) = |x| untuk
setiap x ∈ R∗ , merupakan homomorfisma grup?
4. Apakah fungsi β dari grup (Z, +) ke grup (Z5 , +5 ), dengan definisi β(n) = n untuk
setiap n ∈ Z, merupakan homomorfisma grup?
5. Didefinisikan fungsi π1 dari grup (Z, +) ke grup (Z/3Z, +̂) sebagai berikut:

π1 : Z −→ Z/3Z
n 7→ n + 3Z.

Apakah π1 merupakan homomorfisma grup?


2
6. Diperhatikan grup simetri S3 dan subgrup normal
( ! ! !)
1 2 3 1 2 3 1 2 3
H= , ,
1 2 3 2 3 1 3 1 2

di S3 . Didefinisikan fungsi π2 dari grup S3 ke grup faktor S3 /H sebagai berikut:

π2 : S3 −→ S3 /H
σi 7→ π2 (σi ) = σi H.

Apakah π2 merupakan homomorfisma grup?


7. Buktikan bahwa untuk setiap grup G dan grup faktornya, katakan G/H, selalu dapat
didefinisikan suatu homomorfisma grup sebagai berikut:

π : G −→ G/H
def.
g 7→ π(σi ) = gH.

Definisi: Homomorfisma π dari suatu grup ke suatu subgrup normalnya (dengan


definisi pemetaannya didefinisikan seperti di atas) disebut homomorfisma natural.

8. Diperhatikan grup (Z4 , +) dan grup (G = {1, i, −1, −i}, ·), dengan i = −1. Dide-
finisikan fungsi ϕ sebagai berikut:

ϕ : Z4 −→ G
0 7→ 1
1 7→ i
2 7→ −1
3 7→ −i

Apakah ϕ merupakan homomorfisma grup?

3. JENIS-JENIS HOMOMORFISMA GRUP


Berdasarkan sifat/jenis fungsinya, homomorfisma grup diberi nama khusus. Per-
hatikan definisi berikut ini.

Definisi 3
1. Suatu homomorfisma grup yang bersifat injektif disebut monomorfisma grup.
2. Suatu homomorfisma grup yang bersifat surjektif disebut epimorfisma grup.
3. Suatu homomorfisma grup yang bersifat bijektif disebut isomorfisma grup.
4. Suatu isomorfisma dari grup G ke grup G disebut automorfisma grup.

3
Latihan:
Selidikilah homomorfisma-homomorfisma pada contoh-contoh di yang telah diberikan
dalam subbab sebelumnya, apakah merupakan monomorfisma, epimorfisma, atau iso-
morfisma!

Definisi 4 Misal diberikan grup G1 dan grup G2 . Grup G1 dan G2 dikatakan isomorfis,
dinotasikan G1 ∼
= G2 , jika terdapat suatu isomorfisma dari G1 ke G2 .

Contoh 5 Diperhatikan kembali fungsi ϕ : Z4 −→ G yang telah diberikan pada subbab


sebelumnya. Fungsi tersebut merupakan homomorfisma grup. Dari definisi pemetaan-
nya, terlihat bahwa ϕ bersifat injektif dan surjektif. Dengan demikian, ϕ merupakan
isomorfisma grup dari (Z4 , +) ke (G = {1, i, −1, −i}, ·), dan diperoleh kesimpulan bahwa
Z4 ∼
= G.
Untuk lebih memahami makna dari dua grup yang isomorfis, dapat diperhatikan Tabel
Cayley berikut:
+ 0 1 2 3 · 1 i −1 −i
0 0 1 2 3 1 1 i −1 −i
1 1 2 3 0 i i −1 −i 1
2 2 3 0 1 −1 −1 −i 1 i
3 3 0 1 2 −i −i 1 i −1
Dilihat lagi definisi fungsi ϕ:

ϕ : Z4 −→ G
0 7→ 1
1 7→ i
2 7→ −1
3 7→ −i

Dengan mengacu pada definisi pemetaan ϕ di atas, misal:


dilabelkan juga dilabelkan
0 −→ ♥ 1 −→ ♥
dilabelkan juga dilabelkan
1 −→ ♦ i −→ ♦
dilabelkan juga dilabelkan
2 −→ ♠ −1 −→ ♠
dilabelkan juga dilabelkan
3 −→ ♣ −i −→ ♣

Dengan demikian, diperoleh Tabel Cayley


+ 0 := ♥ 1 := ♦ 2 := ♠ 3 := ♣ · 1 := ♥ i := ♦ −1 := ♠ −i := ♣
0 := ♥ ♥ ♦ ♠ ♣ 1 := ♥ ♥ ♦ ♠ ♣
1 := ♦ ♦ ♠ ♣ ♥ i := ♦ ♦ ♠ ♣ ♥
2 := ♠ ♠ ♣ ♥ ♦ −1 := ♠ ♠ ♣ ♥ ♦
3 := ♣ ♣ ♥ ♦ ♠ −i := ♣ ♣ ♥ ♦ ♠
Tampak bahwa kedua tabel hasil operasi di atas adalah sama. Hal ini mempunyai
arti bahwa struktur dari grup Z4 sama dengan struktur dari grup G.
4
Note: Jika diketahui grup G1 isomorfis dengan grup G2 , maka struktur dari grup G1
sama persis dengan struktur dari G2 . Sebagai gambaran akibat dari G1 ∼
= G2 , jika G1
adalah grup komutatif, maka tanpa mengecek lagi sifat komutatif pada grup G2 , kita
dapat mengetahui bahwa G2 juga grup komutatif. Sebagai gambaran lain, jika G1 adalah
grup siklik, maka otomatis kita dapat mengetahui juga bahwa G2 adalah grup siklik.

4. SIFAT-SIFAT DASAR HOMOMORFISMA GRUP


Berikut ini diberikan sifat-sifat dasar homomorfisma grup, yang dapat dibuktikan
oleh mahasiswa sebagai latihan. (Lihat di buku-buku referensi!)

Teorema 6 Misalkan f adalah homomorfisma dari grup G1 ke grup G2 . Sifat-sifat


berikut berlaku:
1. f (eG1 ) = eG2 .
2. f (a−1 ) = f (a)−1 untuk setiap a ∈ G1 .
3. f (an ) = (f (a))n untuk setiap a ∈ G1 dan n ∈ Z.

Anda mungkin juga menyukai