STRUKTUR ALJABAR II
Disusun Oleh :
Kelompok 9:
Astri Bukit
NIM: 4131230004
Lastri Gohan Lumban Tobing
NIM:4131230006
Tika Ramadhani
NIM:4132230012
Ria Rahadi Nasution
NIM:4132230007
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai.Tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
KELOMPOK 9
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Penghantar....................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................iii
2
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 ........................................................................................................2
2.2 ........................................................................................................5
2.3 ........................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Grup merupakan salah satu struktur aljabar yang terdiri dari himpunan tak kosong
yang dilengkapi operasi biner yang bersifat asosiatif, memiliki elemen identitas
dan setiap elemennya memiliki invers. Apabila operasi biner pada suatu grup
berlaku sifat komutatif, maka grup tersebut disebut Grup Abel atau Grup
Komutatif. Berdasarkan banyak elemen yang termuat di dalam grup, grup dibagi
menjadi dua yaitu grup berhingga dan grup tak berhingga.
Suatu himpunan bagian H dari suatu grup G dikatakan subgru dari G jika H juga
merupakan suatu grup terhadap fungsi binernya masing-masing, maka dapat
dibentuk suatu fungsi yang bersifat mempertahankan operasi dari grup yang
pertama pada grupp yang kedua atau sering disebut dengan homomorfisma grup.
Homomorfisma grup yang bersifat injektif disebut monomorfisma.
Homomorfisma grup yang bersifat surjektif disebut epimorfisma, sedangkan
homomorfisma grup yang bersifat bijektif disebut isomorfisma. Apabila
Isomorfisma dari grup G ke G atau dipetakan dari dan menuju grup yang sama,
maka isomorfisma itu disebut dengan automorfisma grup. Himpunan semua
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
a. Mengetahui pengertian homomorfisma pada grup
b. Menunjukkan suatu pemetaan yang homomorfisma pada grup.
c. Menunjukkan kernel dari suatu pemetaan yang homomorfisma pada grup.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. HOMOMORFISMA
Defenisi A-1:
Suatu pemetaan dari grup <G1 , ke grup <G2,* disebut homomorfisma jika:
a,b G1 berlaku : (a b) = (a) * (b)
Defenisi A-2:
Contoh 1.
Ambil grup <R,xs> yaitu himpunan bilangan real tak nol terhadap perkalian biasa
dan S = {-1,1} terhadap perkalian. Bangun pemetaan : R S yang
didefinisikan sebagai berikut: (x) = 1,jika x>0 dan (x) = -1, jika x<0
Bukti:
Ambil x,y R ada tiga kemungkinan :
a) x> 0 dan y > 0 maka xy > 0
Menurut definisi : (x) = 1;(y) = 1; dan (xy) = 1 sehingga berlaku: (xy)
= (x).(y)
b) x< 0 dan y < 0 maka xy >0
3
Menurut definisi : (x) = -1;(y) = -1; dan (xy) = 1
sehinggaberlaku:(xy) = (x).(y)
c) Salah satu x dan y negatif maka xy negatif dan salah satu (x) dan (y)
bernilai -1, sedangkan (xy) bernilai -1 sama dengan nilai (x).(y),
sehingga dipenuhi(xy) = (x).(y)
Contoh 2.
: G G sebagai berikut: (x) = 2x, x G
Tunjukkan bahwa merupakan pemetaan homomorf
Bukti:
Ambil sebarang x,y G
(x) = 2x dan (y) = 2y
Perhatikan (xy) = (x+y) = 2(x+y)
= 2x + 2y
= (x) + (y)
(xy) = (x+y) = (x) + (y) (terbukti)
Contoh 3.
G1 adalah grup dari semua bilangan real positif dengan operasi perkalian, G 2
adalah grup dari semua bilangan real dengan operasi penjumlahan.
4
Didefinisikan pemetaan : G1 G2 dengan (x) =log x.
Bukti :
Ambil sebarang x,y G1 maka (xy)= log (xy)
= log x + log y
= (x) + (y)
xy
Terbukti bahwa injektif.
y G2 x G1 ( x) y
Akan ditunjukkan surjektif artinya .
y G2 log x y x 10 y
Ambil sebarang perhatikan maka berarti:
y G2 x 10 y G1 ( x) y
Terbukti bahwa surjektif.
Dengan demikian terbukti bahwa merupakan isomorf.
5
Contoh 4
Sn Z2
: grup simetri dengan n unsur dan : grup aditif modulo 2. Didefinisikan
: Sn Z n ( ) 0
pemetaan . Dengan jika permutasi genap,
( ) 1
jika permutasi ganjil.
Buktikan bahwa merupakan homomorf.
Bukti :
merupakan fungsi.
Terdapat 4 kasus :
1 2
a. : permutasi genap; : permutasi genap
( 1 , 2 )
= (permutasi genap)=0
( 1 ) ( 2 ) 0 0 0
Sedangkan
1 2
b. : permutasi ganjil; : permutasi ganjil
( 1 , 2 )
(permutasi genap)=0
( 1 ) ( 2 ) 1 1 0
Sedangkan
1 2
c. : permutasi genap; : permutasi ganjil
( 1 , 2 )
(permutasi ganjil)=1
( 1 ) ( 2 ) 0 1 1
Sedangkan
1 2
d. : permutasi ganjil; : permutasi genap
6
( 1 , 2 )
(permutasi ganjil)=1
( 1 ) ( 2 ) 1 0 1
Sedangkan
( 1 , 2 ) ( 1 ) ( 2 ) 1 , 2 Sn
Jadi, terbukti ,
Contoh 5
F { f : R R},
terhadap operasi penjumlahan fungsi :
{( f g )( x) f ( x) g ( x), x R} ( R, ) cR
merupakan grup. merupakan grup,
c : F R c ( f ) f (c) c
Didefinisikan relasi dengan . Buktikan bahwa
merupakan homomorf
Bukti:
c
Akan ditunjukkan merupakan fungsi.
f1 f 2 F f1 f 2 f1 (c) f 2 (c) c ( f1 ) c ( f 2 )
Ambil sebarang dengan maka atau
c
Terbukti merupakan fungsi.
c ( f1 f 2 ) c ( f 1 ) c ( f 2 ), f1 , f 2 F
Akan ditunjukkan
f1 , f 2 F
Ambil sebarang
c ( f1 f 2 ) ( f1 f 2 )(c) f1 (c) f 2 (c ) c ( f 1 ) c ( f 2 )
7
c
Terbukti merupakan homomorf
Contoh 6
Z Zn
Misalkan merupakan relasi natural dari ke yang didefinisikan dengan
(m) r ( m)
(r merupakan sisa m dibagi n).Tunjukkan bahwa merupakan
pemetaan homomorf
Bukti:
m1 , m2 Z m1 m2 m1 m2
Ambil sebarang dengan , dan sama-sama dibagi dengan
(m1 ) r1 (m2 ) r2
n maka akan menghasilkan sisa yang sama, artinya . Jadi,
merupakan fungsi.
( m1 m2 ) ( m1 ) ( m2 )
Kemudian dibuktikan bahwa .
berarti (m1) = r1 dan (m2) = r2 . Misalkan (m1+ m2) = r atau m1+ m2 = kn + r
m1 k1n r1
m2 k2 n r2
+
m1 m2 (k1 k2 )n r1 r2
terbukti bahwa r = r1 + r2 atau (m1+ m2) = (m1) + (m2). Terbukti bahwa
merupakan pemetaan homomorf.
8
Contoh 7:
Bukti:
:B B ( x) 2 x
a) Perhatikan pemetaan dengan
x B ( x) 2 x
,
y B ( y) 2 y
,
x, y B ( x y ) 2( x y)
,
2x 2 y
( x) ( y )
Berarti suatu homomorfisma, karena pemetaannya dari B ke B , maka
suatu endomorfisma.
:BB ( x) x
b) Perhatikan pemetaan dengan
x B ( x ) x
,
y B ( y ) y
,
x, y B ( x y ) ( x y )
,
( x) ( y )
( x) ( y )
Berarti suatu homomorfisma, karena pemetaannya dari B ke B dan
merupakan pemetaan bijektif, maka suatu automorfisma.
Definisi A-3:
9
G
suatu homomorfisma dari G ke , yang dimaksud dengan Kernel atau inti
x G | ( x) e
e
dari , yaitu I( ) didefinisikan dengan I( ) = ,
G
adalah elemen netral dari .
Contoh 1:
G
G adalah grup dari semua bilangan real dengan operasi penjumlahan, adalah
grup dari semua bilangan real tanpa nol dengan operasi perkalian :G
G ( x)
dengan = 3x , dapat ditunjukkan bahwa suatu homomorfisma,
G
kemudian elemen netral dari adalah 1. Inti dari adalah
x G | ( x) 1 G
I( ) = 1 unsur netral dari atau
x G | 3 x
1
=
Contoh 2:
G
Dari contoh 3 sebelumnya, diketahui bahwa :G dengan (x) =
x G | ( x) e
I( ) =
10
x G | ( x) 0 G
= 0 unsur netral dari
x G | log x 0
=
= {1}
Teorema A-1 :
G G
G dan adalah dua buah grup :G adalah pemetaan homomorf, e
e G
= unsur kesatuan dari G dan = unsur kesatuan dari , maka :
e
1. (e) =
2. (x-1) = { (x )}-1 , x G
G
3. Jika H subgrup dari G maka (H) subgrup dari
K G K
-1
4. subgrup dari maka ( ) subgrup dari G
Bukti:
e
1. (e) =
Bukti:
Ambil sembarang a G maka a e = a, karena pemetaan maka
e
-1 -1
{( (a)) (a)} (e) = {( (a)) (a)} (sifat asosiatif)
11
e
(e) = ( terbukti )
2. (x-1) = { (x )}-1 x G
Bukti:
xx 1 e x 1 x ( xx 1 ) (e) ( x 1 x)
Untuk setiap x G berlaku maka
( x) ( x 1 ) (e) ( x 1 ) ( x)
( x ) ( x 1 ) ( e )
( x) ( x 1 ) e
(teorema A-1 (1))
( ( x)) ( x) ( x ) ( ( x)) e
1 1 1
( ( x)) 1
(operasikan dari kiri)
{( ( x))1 ( x )} ( x 1 ) ( ( x))1 e
(sifat asosiatif)
e ( x ) ( ( x)) e
1 1
( x 1 )e ( ( x)) 1 e
(sifat komutatif)
( x ) ( ( x))
1 1
(kanselasi kanan)
( x ) ( x)
1 1
Akibatnya, (terbukti)
G
3. Jika H subgrup dari G maka (H) subgrup dari
Bukti:
G
suatu homomorfisma dari grup G ke grup , maka daerah hasil dari
G e
yaitu (G) = { x x= (a), a G} karena (e) = maka (e)
(H )
12
Ambil sebarang x, y (H) maka ada a, b H sedemikian hingga (a)
ab 1 H
= x dan (b)=y. Karena a,b H dan H suatu subgrup maka
( ab1 ) ( H ) xy 1 ( H )
sehingga jadi
(H ) G
Ini berarti adalah subgrup dari
K G K
-1
4. subgrup dari maka ( ) subgrup dari G
Bukti:
K a K
-1
Ambil sembarang a,b K= ( ) maka (a) =
b b K K G
a b
dan (b) = , karena maka ( )-1
K K K
-1 -1
atau (a) (b)) . (a) (b))
K K
karena pemetaan homomorf maka (ab-1) karena =
Teorema A-2 :
G : G G
Jika G dan adalah grup; suatu pemetaan homomorf; H = Ker ( )
Bukti 1:
Akan dibuktikan bahwa e dalam Ker( ).
13
e
Telah ditunjukkan bahwa (e) =
Akibatnya identitas e dalam G merupakan anggota Ker( ).
Akan ditunjukkan bahwa Ker( ) tertutup.
Misalkan x, y Ker( ).
e e
Karena x, y Ker( ) maka (x) = dan (y) = sehingga
e e e
(xy) = (x) (y) = =
Oleh karena itu ,xy Ker( ).
Akan ditunjukkan bahwa Ker( )mengandung invers dari anggotanya.
Misalkan x Ker( ).
e
Karena x Ker( ) maka (x) = sehingga
e
(e) =
e
(x) (x-1)= (x-1)
-1
(xx ) = (x-1)
14
(e)= (x-1)
e
= (x-1)
Berarti x-1 dalam Ker( )
Bukti 2:
misakan x,y K maka (x)=e dan (y)=e
sehingga (xy)= (x) (y)= e e= e dimana xy K (sifat tertutup).
( x 1 ) ( e ) 1 e '
Selanjutnya
x 1
jadi K (sifat invers).
Untuk menunjukkan sifat normal, ambil g G dan k K maka:
Teorema A-3:
Suatu homomorfisma diketahui monomorfisma jika dan hanya jika intinya
merupakan himpunan tunggal.
Bukti:
15
I ( )
1) Jika monomorfisma maka himpunan tunggal
I ( )
2) Jika himpunan tunggal maka monomorfisma
1) monomorfisma maka adalah injektif, menurut definisi injektif maka
setiap unsur yang mempunyai prapeta, prapetanya berupa himpunan,
I ( )
dengan demikian maka terbukti bahwa berupa himpunan tunggal.
(e) e
2) Dari teorema A-1 butir 1 kita peroleh menurut definisi inti maka
e I ( ) I ( ) I ( ) e
. Jika berupa himpunan tunggal maka pastilah .
I ( ) e
Dengan demikian yang harus dibuktikan adalah: Jika maka
injektif.
x, y G ( x) ( y ) x y
Ambil dengan , akan ditunjukkan .
( x)( ( y )) e
1
( x) ( y 1 ) e
dengan teorema A-1 butir 2 diperoleh
( xy 1 ) e xy 1 e
homomorf maka kita peroleh dengan mengoperasikan
y xy
dari kanan maka diperoleh
( x) ( y ) x y
Dengan dipenuhinya maka , terbuktilah bahwa
injektif.
BAB III
PENUTUP
16
1.1 Kesimpulan
1. Suatu pemetaan dari grup <G 1 , ke grup <G2,* disebut homomorfisma
jika: a,b G1 berlaku : (a b) = (a) * (b)
2. Suatu homomorfisma yang injektif dinamakan monomorfisma.
Suatu homomorfisma yang surjektif dinamakan epimorfisma.
Suatu homomorfisma yang bijektif dinamakan isomorfisma.
Suatu homomorfisma dari suatu grup ke dalam dirinya sendiri dinamakan
Endomorfisma dan suatu endomorfisma yang bijektif dinamakan
Automorfisma.
G
3. suatu homomorfisma dari G ke , yang dimaksud dengan Kernel atau
x G | ( x) e
e G
,
adalah elemen netral dari .
G G :G G
DAFTAR PUSTAKA
17
Saragih, Sahat. 2014. Struktur Aljabar 1. Medan: FMIPA UNIMED
18