Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH CRITICAL BOOK REPORT

STRUKTUR ALJABAR

HOMOMORFISMA DAN ISOMORFISMA

Dosen Pengampu :Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd

Oleh :

1. Goklan Dufin Pandiangan (4163111024)


2. Tia Alpianingsih (4161111074)
3. Tirsa Riski Ramadhanti (4161111075)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat dikerjakan dan diselesaikan. Critical Book Review ini
berjudul HOMOMORFISMA DAN ISOMORFISMA tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu yang telah mengajari dan
membimbing penulis dalam pembuatan Critical Book Review ini. Dan juga kepada Orang
Tua penulis yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Critical
Book Review ini.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Review ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan Critical Book Review ini bermanfaat bagi
penulis dan juga para pembaca serta bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan.

Medan, 14 Mei 2019

Penulis,

Kelompok IX

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 3

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 3


B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 3
C. TUJUAN .................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 4

A. HOMOMORFISMA ................................................................................................................. 4
B. ISOMORFISMA ..................................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15

A. SIMPULAN ............................................................................................................................. 15
B. SARAN ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Struktur aljabar adalah himpunan atau beberapa himpunan yang dilengkapi
dengan suatu operasi atau beberapa operasi yang memenuhi aksioma-aksioma (sifat-
sifat) tertentu. Aljabar modern mempelajari struktur-struktur tersebut dan didalam
struktur aljabar harus memuat beberapa syarat yaitu, himpunan atau beberapa
himpunan, operasi atau beberapa operasi, dan aksioma-aksioma yang memenuhi.
Struktur Aljabar merupakan salah satu mata kuliah untuk mencapai kompetensi dasar
penguasaan konsep-konsep utama yang meliputi : himpunan, sifat-sifat bilangan
bulat, relasi, pemetaan, sifat-sifat pemetaan, permutasi, grup, subgrup, grup siklit,
koset, subgrup normal, grup faktor, hommorfisma grup dan isomorfisma grup.
Makalah yang penulis buat berisikan bagian materi struktur aljabar yang
sekaligus menjadi critical book report. Pada makalah ini berisi mengenai materi
homomorfisma dan isomorfisma. Untuk mempelajari materi homomorfisma dan
isomorfisma tentunya dapat diperoleh dari berbagai macam buku yang berkaitan
dengan struktur aljabar yang membahas tentang homomorfisma dan isomorfisma
dengan penyajian dan analisis yang berbeda sesuai dengan penulisnya. Untuk melihat
bagaimana perbedaan-perbedaan buku sebagai sumber referensi dalam mempelajari
homomorfisma dan isomorfisma dilakukan suatu kegiatan yang menyajikan hasil
analisis dari beberapa buku terkait dengan materi grup permutasi. Oleh karena itu,
critical book report yang disajikan dengan isi utama ialah penjelasan materi
homomorfisma dan isomorfisma dari beberapa buku yang kemudian dianalisis oleh
penulis makalah.

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. HOMOMORFISMA
Definisi 1
Suatu pemetaan 𝛽 dari grup 〈𝐺1 , 𝑜〉 ke grup 〈𝐺1 ,∗〉 disebut homomorfisma jika:
∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺1 berlaku: 𝛽(𝑎 𝑜 𝑏) = 𝛽(𝑎) ∗ 𝛽(𝑏)

(Saragih, Sahat. 2014)

Definisi 1
Bila (S, .) dan (T, .) adalah grup, maka fungsi 𝜋: 𝑆 → 𝑇 disebut Homomorfisma Grup,
bila: 𝜋(𝑎. 𝑏) = 𝜋(𝑎). 𝜋(𝑏), ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆
Bila grup-grup tersebut memiliki operasi berbeda, misalnya (S,*) dan (T,o), maka
fungsi 𝜋: (𝑆,∗) → (𝑇, 𝑜) disebut Homomorfisma Grup, bila: 𝜋(𝑎 ∗ 𝑏) = 𝜋(𝑎) ∗
𝜋(𝑏), ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆
(Mas’oed, Fadli.2017)
Definisi 1
Andaikan G dan F adalah dua grup. Suatu Homomorfisma 𝜙 dari grup G ke F adalah
suatu pemetaan 𝜙: 𝐺 → 𝐹 demikian sehingga untuk setiap pasangan dua unsur
𝑔1 , 𝑔2 ∈ 𝐺 berlaku hubungan
(𝑔1 , 𝑔2 )𝜙 = (𝑔1 )𝜙(𝑔2 )𝜙
Suatu homomorfisma 𝜙 dari G pada F disebut sebagai suatu epimorfisma dan suatu
homomorfisma 𝜙 yang injektif disebut sebagai monomorfisma.
(Suwilo, Saib.1997 )
Definisi 1
Misalkan 𝐺 grup dibawah operasi * dan 𝐺′ adalah grup dibawah operasi #.
Fungsi 𝜃: 𝐺 → 𝐺′ disebut homomorfisma grup jika memenuhi 𝜃(𝑥 ∗ 𝑦) =
𝜃(𝑥)#𝜃(𝑦), berlaku ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐺
Jika operasi pada 𝐺 dan 𝐺′ keduanya dinyatakan sebagai operasi perkalian maka
syarat diatas dapat dinotasikan sebagai 𝜃(𝑥𝑦) = 𝜃(𝑥)𝜃(𝑦), ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐺
G G* (Muniri. 2016)

a 𝜃a
b 𝜃b
ab 𝜃ab= 𝜃a 𝜃b

4
Contoh
1. Andaikan G grub bilangan bulat dengan operasi penjumlahan. Bangun
pemetaan 𝛾 ∶ 𝐺 → 𝐺 sebagai berikut: 𝛾(𝑥) = 2𝑥, ∀ 𝑥 ∈ 𝐺
Tunjukkan bahwa 𝛾 merupakan pemetaan homomorf
Bukti:

Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐺

𝛾(𝑥) = 2𝑥 dan 𝛾(𝑦) = 2𝑦

Perhatikan 𝛾(𝑥𝑦) = 𝛾(𝑥 + 𝑦) = 2(𝑥 + 𝑦)

= 2𝑥 + 2𝑦

= 𝛾(𝑥) + 𝛾(𝑦)
𝛾(𝑥𝑦) = 𝛾(𝑥 + 𝑦) = 𝛾(𝑥) + 𝛾(𝑦) (Terbukti)

2. Diberikan fungsi 𝜃: (𝑅 + − {0}, . ) → (𝑅, +) dengan formula 𝜃(𝑥) = log 𝑥.


Tunjukkan bahwa 𝜃 adalah homomorfisma.
Bukti:

misalkan 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑅 + − {0} maka diperoleh:

𝜃(𝑥𝑦) = log 𝑥𝑦

= log 𝑥 + log 𝑦

𝜃(𝑥𝑦) = 𝜃(𝑥) + 𝜃(𝑦)

Jadi 𝜃 merupakan homomorfisma

3. 𝑆𝑛 ∶ Grup simetri dengan n unsur dan 𝑧2 ∶ Grup aditif modulo 2 didefinisikan


pemetaan
𝛾 ∶ 𝑆𝑛 → 𝑧2 dengan 𝛾(𝜎) = 0 jika σ permutasi genap

𝛾(𝜎) = 1 jika σ permutasi ganjil

Buktikan bahwa 𝛾 merupakan homomorf.


Bukti:

𝛾 merupakan fungsi

Terdapat 4 kasus:
a) 𝜎1 ∶ permutasi genap; 𝜎2 : permutasi genap
𝛾(𝜎1 , 𝜎2 ) = 𝛾 (permutasi genap) = 0

5
Sedangkan 𝛾(𝜎1 ) + 𝛾(𝜎2 ) = 0 + 0 = 0
b) 𝜎1 ∶ permutasi ganjil; 𝜎2 : permutasi ganjil
𝛾(𝜎1 , 𝜎2 ) = 𝛾 (permutasi genap) = 0
Sedangkan 𝛾(𝜎1 ) + 𝛾(𝜎2 ) = 1 + 1 = 0
c) 𝜎1 ∶ permutasi genap; 𝜎2 : permutasi ganjil
𝛾(𝜎1 , 𝜎2 ) = 𝛾 (permutasi ganjil) = 0
Sedangkan 𝛾(𝜎1 ) + 𝛾(𝜎2 ) = 0 + 1 = 1
d) 𝜎1 ∶ permutasi ganjil; 𝜎2 : permutasi genap
𝛾(𝜎1 , 𝜎2 ) = 𝛾 (permutasi ganjil) = 0
Sedangkan 𝛾(𝜎1 ) + 𝛾(𝜎2 ) = 1 + 0 = 1

Jadi terbukti 𝛾(𝜎1 , 𝜎2 ) = 𝛾(𝜎1 ) + 𝛾(𝜎2 ), ∀ 𝜎1 , 𝜎2 ∈ 𝑆𝑛

Definisi 2
a. Suatu homomorfisma yang injektif dinamakan monomorfisma.
b. Suatu homomorfisma yang surjektif dinamakan epimorfisma.
c. Suatu homomorfisma yang bijektif dinamakan isomorfisma.
d. Suatu homomorfisma dari suatu grup ke dalam dirinya sendiri dinamakan
endomorfisma dan suatu endomorfisma yang bijektif dinamakan
automorfisma.

(Saragih, Sahat. 2014)

Definisi 2
a. Monomorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang injektif
b. Epimorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang Surjektif
c. Isomorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang bijektif
Suatu Homomorfisma dari suatu Grup ke dalam dirinya sendiri dinamakan suatu
Endomorfisma yang bijektif dinamakan Automorfisma
(Mas’oed, Fadli.2017)
Definisi 2
1. Jika 𝜃 injektif maka 𝜃 disebut monomorfisma
2. Jika 𝜃 surjektif maka 𝜃 disebut epimorfisma
3. Jika 𝜃 bijektif maka 𝜃 disebut isomorfisma
4. Jika 𝐺 = 𝐺′ dan 𝜃 isomorfisma maka 𝜃 disebut automorfisma
(Muniri. 2016)

Contoh
1. Andaikan G grub bilangan bulat dengan operasi penjumlahan. Bangun
pemetaan 𝛾 ∶ 𝐺 → 𝐺 sebagai berikut: 𝛾(𝑥) = 2𝑥, ∀ 𝑥 ∈ 𝐺

6
Tunjukkan bahwa 𝛾 merupakan pemetaan homomorf
Bukti:

Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐺

𝛾(𝑥) = 2𝑥 dan 𝛾(𝑦) = 2𝑦

Perhatikan 𝛾(𝑥𝑦) = 𝛾(𝑥 + 𝑦) = 2(𝑥 + 𝑦)

= 2𝑥 + 2𝑦

= 𝛾(𝑥) + 𝛾(𝑦)
𝛾(𝑥𝑦) = 𝛾(𝑥 + 𝑦) = 𝛾(𝑥) + 𝛾(𝑦) (Terbukti)

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa 𝛾 bersifat injektif


Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐺 dengan 𝛾(𝑥) = 𝛾(𝑦)
Akan ditunjukkan 𝑥 = 𝑦
𝛾(𝑥) = 𝛾(𝑦)
2𝑥 = 2𝑦
𝑥 = 𝑦 (Terbukti bahwa 𝛾 injektif)

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa 𝛾 surjektif artinya ∀ 𝑦 ∈ 𝐺2 ∃𝑥 ∈ 𝐺1 ∋


𝛾(𝑥) = 𝑦

Ambil sembarang 𝑦 ∈ 𝐺2
𝑦
perhatikan 𝛾(𝑥) = 𝑦 → 2𝑥 = 𝑦 maka 𝑥 = 2

𝑦
maka 𝛾(𝑥) = 2 ( 2) = 𝑦 (Terbukti bahwa 𝛾 surjektif)

Dengan demikian terbukti bahwa 𝛾 isomorfisma

2. Ambil grup aditif bilangan bulat (Z,+). Buat pemetaan 𝜙: 𝑍 → 𝑍 sebagai


berikut 𝜙(𝑥) = 2𝑥.

Maka 𝜙(𝑥 + 𝑦) = 2(𝑥 + 𝑦)

= 2𝑥 + 2𝑦

= 𝜙(𝑥) + 𝜙(𝑦)
Bentuk 𝜙 merupakan suatu endomorfisma

3. Ambil sembarang 𝑦 ∈ 𝐺2 sembarang, perhatikan log 𝑥 = 𝑦 maka 𝑥 = 10𝑦


berarti 𝑦 ∈ 𝐺2 ∃ 𝑥 = 10𝑦 ∈ 𝐺1 ∋ 𝛽(𝑥) = 𝑦

Dengan demikian terbukti bahwa 𝛽 merupakan isomorf.

7
Defenisi 3
𝜌 suatu homomorfisma dari G ke G*, yang dimaksud dengan Kernel atau inti dari 𝜌,
yaitu I(𝜌) didefenisikan degnan I(𝜌) = {x ∈ G | 𝜌(x) = e*}, e* adalah elemen netral
dari G*.
(Saragih, Sahat. 2014)

Defenisi 3
Andaikan G adalah suatu Grup dan misalkan F adalh suatu grup dengan unsure
identitas 𝑒′. Inti dari suatu homomorfisma 𝜙: 𝐺 → 𝐹, dinotasikan 𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜙), adalah
himpunan dari semua unsure di G yang dipetakan oleh 𝜙 pada unsure identitas dari F.
Yaitu
𝐼𝑛𝑡𝑖(𝜙 = {𝑔 ∈ 𝐺: (𝑔)𝜙 = 𝑒 ′ , 𝑒 ′ 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐹}
(Suwilo, Saib. )

Defenisi 3

Misalkan 𝜃: 𝐺 → 𝐺 ′ suatu homomorfisma grup. Subgrup 𝜃1 ({𝑒 ′ }) disebut kernel dari


𝜃 dan dinotasikan 𝐾𝑒𝑟 𝜃 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝜃(𝑥) = 𝑒 ′ }
(Muniri, 2016)

Contoh
1. G adalah grup dari semua bilangan real dengan operasi penjumlahan, G*
adalah grup dari semua bilangan real tanpa nol dengan operasi perkalian 𝜌 : G
 G* dengan 𝜌(x) = 3x, dapat ditunjukkan bahwa 𝜌 suatu homorfisma,
kemudian elemen netral dari G* adalah 1. Inti dari 𝜌 adalah
I(𝜌) = { x ∈ G | 𝜌(x) = 1} 1 unsur netral dari G* atau
= { x ∈ G | 3x = 1}

= {0} ini berarti bilangan 0 merupakan inti dari 𝜌

2. Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa 𝛽 : G  G* dengan 𝛽(x) = log x


merupakan pemetaan homomorf. Kernel dari 𝛽 atau
I(𝛽) = {x ∈ G | 𝛽(x) = e*}

= {x ∈ G | 𝛽(x) = 0}0 unsur netral dari G*

= {x ∈ G | log x) = 0}

= {1}
3. Andaikan G grub bilangan bulat dengan operasi penjumlahan. Bangun
pemetaan 𝛾 ∶ 𝐺 → 𝐺 sebagai berikut: 𝛾(𝑥) = 2𝑥, ∀ 𝑥 ∈ 𝐺
Ker 𝛾 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝛾(𝑥) = 𝑒 ∗}

8
= {𝑥 ∈ 𝐺|2𝑥 = 0}
={𝑥 ∈ 𝐺|𝑥 = 0}

= {0}

Teorema 1
G adalah G* adalah dua buah grup 𝜌 : G  G* adalah pemetaan homomorf, e = unsur
kesatuan dari G dan e* = unsur kesatuan dari G*, maka:

1. 𝜌(e) = e*
2. 𝜌 (x-1) = { 𝜌(x) }-1 ∀ x ∈ G
3. Jika H subgroup dari G maka 𝜌(H) subgrup dari G*
4. K* subgrup dari G* maka 𝜌-1(K*) subgrup dari G

Akan ditunjukkan bagian 1 dan 4 sedangkan bagian yang lain bberikan pada pembaca
sebagai latihan.

1. 𝜌(e) = e*
Bukti:
Ambil sembarang a ∈ G maka a e = a, karena 𝜌 pemetaan maka
𝜌(ae) = 𝜌(a), karena 𝜌 pemetaan homomorf maka
𝜌(a) 𝜌(e) = 𝜌(a),
Dimana 𝜌(e) ∈ G* (G* grup) maka
1 1
(𝜌(𝑎)) 𝜌 (a) 𝜌(e) = (𝜌(𝑎)) (𝜌(𝑎))
1 1
((𝜌(𝑎)) 𝜌 (a) )𝜌(e) = ((𝜌(𝑎)) (𝜌(𝑎)))
𝑒 ∗ 𝜌(e) =𝑒 ∗
𝜌(e) = e* (Terbukti)

2. Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐺 dan e elemen identitas di G.


Maka 𝑥 𝑥 −1 = 𝑒 = 𝑥 −1 𝑥.
𝑥 𝑥 −1 = 𝑒 → 𝜌(𝑥 𝑥 −1 ) = 𝜌(𝑒).
→ 𝜌(𝑥) 𝜌( 𝑥 −1 ) = 𝜌(𝑒) … .1)
Dari 𝑥 −1 𝑥 = 𝑒 → 𝜌(𝑥 −1 𝑥) = 𝜌(𝑒).
→ 𝜌(𝑥 −1 ) 𝜌(𝑥 ) = 𝜌(𝑒) … .2)
Dari 1) dan 2) dapat disimpulkan ;
𝜌(𝑥) 𝜌( 𝑥 −1 ) = 𝜌(𝑥 −1 ) 𝜌(𝑥 ) = 𝜌(𝑒) = 𝑒 ∗
Artinya peta homomorfisma e ∈ G adalah 𝜌(𝑒) yang merupakan identitas di
G*.
𝜌(𝑥) 𝜌( 𝑥 −1 ) = 𝑒 ∗
−1 −1
(𝜌(𝑥)) 𝜌(𝑥) 𝜌( 𝑥 −1 ) = (𝜌(𝑥)) 𝑒 ∗
−1 −1
((𝜌(𝑥)) 𝜌(𝑥)) 𝜌( 𝑥 −1 ) = (𝜌(𝑥)) 𝑒 ∗

9
−1
𝑒 ∗ 𝜌 (𝑥 −1 ) = (𝜌(𝑥)) 𝑒 ∗
−1
𝜌 (𝑥 −1 )𝑒 ∗ = (𝜌(𝑥)) 𝑒 ∗
−1
𝜌 (𝑥 −1 ) = (𝜌(𝑥))
(Terbukti)

3. 𝜌 suatu homomorfisma dari grup G ke grup G*


Maka daerah hasil dari 𝜌(𝐻) = {𝑥 ∈ 𝐺 ∗ |𝑥 = 𝜌(𝑎), 𝑎 ∈ 𝐺}
Karena 𝜌(𝑒) = 𝑒 ∗
Maka 𝜌(𝑒) ∈ 𝜌(𝐻)
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝜌(𝐻) maka ∃𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ∋ 𝜌(𝑎) = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝜌(𝑏) = 𝑦
Karena 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 dan H subgroup. Maka 𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐻
Jadi 𝜌(𝑎𝑏 −1 ) ∈ 𝜌(𝐻) sehingga 𝑥𝑦 −1 ∈ 𝜌(𝐻)

4. K* subgrup dari G* maka 𝜌-1(K*) subgrup dari G


Bukti:
Ambil sembarang a,b ∈ K = 𝜌-1(K*) maka 𝜌(a) = a* ∈ K* dan 𝜌(b) = b* ∈ K*,
karena K* < G* maka a* (b*)-1 ∈ K* atau 𝜌(a) (𝜌(b))-1 ∈ K*
𝜌(a) (𝜌(b))-1 ∈ K*, karena 𝜌 pemetaan homomorf maka
𝜌(ab-1) ∈ K*, karena K* = 𝜌(K) maka ab-1 ∈ K
Terbukti bahwa K subgrup dari G

Teorema 2:
Jika G dan G* adalah grup;𝜙 : G  G* suatu pemetaan homomorf; H = Ker (∅) maka
H < G dan aH = Ha

Bukti:

1. 𝐻 ≤ 𝐺
 Akan ditunjukkan bahwa 𝐻 ≠ ∅
Dari teorema 1 bagian 1 diperoleh 𝜙(𝑒) = 𝑒 ∗
Akibatnya identitas dari 𝐺 ∗ merupakan anggota dari H
setidaknya H memiliki satu anggota
maka 𝐻 ≠ ∅
 Akan ditunjukkan bahwa H memenuhi sifat ketertutupan
Ambil sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻
Maka 𝜙(𝑎) = 𝜙(𝑏) = 𝑒 ∗
𝜙(𝑎𝑏) = 𝜙(𝑎) 𝜙(𝑏)
𝜙(𝑎𝑏) = 𝑒 ∗ 𝑒 ∗
𝜙(𝑎𝑏) = 𝑒 ∗
Oleh karena itu 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻
Maka sifat ketertutupan dipenuhi
 Akan ditunjukkan bahwa H memiliki elemen invers

10
Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐻
Maka 𝜙(𝑥) = 𝑒 ∗
𝜙(𝑥)𝜙(𝑥 −1 ) = 𝑒 ∗ 𝜙(𝑥 −1 )
𝜙(𝑥𝑥 −1 ) = 𝜙(𝑥 −1 )
𝜙(𝑒) = 𝜙(𝑥 −1 )
𝑒 = 𝑥 −1
Jadi 𝑥 −1 ∈ 𝐻
Maka terbukti 𝐻 ≤ 𝐺

2. Akan ditunjukkan aH=Ha atau subgroup normal


Ambil sembarang 𝑔 ∈ 𝐺 dan ℎ ∈ 𝐻
Maka 𝜙(𝑔ℎ𝑔−1 ) = 𝜙(𝑔)𝜙(ℎ)𝜙(𝑔−1 )
𝜙(𝑔ℎ𝑔−1 ) = 𝜙(𝑔)𝑒 ∗ 𝜙(𝑔−1 )
𝜙(𝑔ℎ𝑔−1 ) = 𝜙(𝑔)𝜙(𝑔−1)
𝜙(𝑔ℎ𝑔−1 ) = 𝜙(𝑔𝑔−1 )
𝜙(𝑔ℎ𝑔−1 ) = 𝜙(𝑒 ∗ )
𝑔ℎ𝑔−1 = 𝑒 ∗
Diperoleh 𝑔ℎ𝑔−1 ∈ 𝐻
Sehingga H subgroup Normal dari G

Teorema 3:
Suatu homomorfisma 𝜌 diketahui monomorfisa jika dan hanya jika intinya merupakan
himpunan tunggal.
Bukti:

1) Jika 𝜌 monomorfisma maka I(𝜌) himpunan tunggal


2) Jika I(𝜌) himpunan tunggal maka 𝜌 monomorfisma

Subelumnya kita ketahui bahwa monomorfisma adalah suatu homomorfisma yang


injektif.

1. 𝜌 monomorfisma maka 𝜌 adalah injektif, menurut defenisi injektif maka setiap


unsur yang mempunyai prapeta, prapetanya berupa himpunan tunggal, dengan
demikian maka terbukti bahwa I(𝜌) berupa himpunan tunggal.
2. Dari teorima H-1 butir 1 kita peroleh 𝜌(e) = e* menurut definisi inti maka e ∈
I(𝜌). Jika I(𝜌) berupa himpunan tunggal maka pastilah I(𝜌) = {e}. Dengan
demikian yang harus dibuktikan adalah : Jika I(𝜌) = {e} maka 𝜌 injektif.
Ambil x, y ∈ G dengan 𝜌(x) = 𝜌(y), akan ditunjukkan x = y
𝜌(x) (𝜌 (y)-1) = e* dengan teorema H-1 butir 2 diperoleh
𝜌(x) 𝜌(y-1) = e* 𝜌 homomorf maka 𝜌(xy-1) = e* kita peroleh xy-1 = e dengan
mengoperasikan y dari kanan maka diperoleh x = y
Dengan dipenuhi 𝜌(x) = 𝜌(y) maka x = y, terbuktilah bahwa 𝜌 injektif.

11
(Saragih, Sahat. 2014)

B. ISOMORFISMA
Defenisi
G dan G• merupakan grup, pemetaan ρ : G → G• dikatakan isomorfisma jika dan
hanya jika memenuhi kedua syarat berikut:
1. Ρ pemetaan bijektif dan
2. Ρ merupakan pemetaan homomor
Homomorf mempunyai sifat mengawetkan operasi. Jika ρ isomorf maka ρ-1 juga
merupakan isomorf dan ρ-1 mempunyai sifat ρ-1 (ρ(x)) = x, ∀x ∈ G
Jika < G,o > dan < G•, x > isomorfisma maka dapat dikatakan bahwa < G, o > identik
dengan < G•, x > dinotasikan G ≅ G•.

(Saragih, Sahat. 2014)

Defenisi : Misalkan G dan H dua grup. Suatu pemeetaan 𝜑 : G → H dikatakan suatu


isomorfisma dari G ke H bila 𝜑 adalah pemetaan bijektif dan untuk setiap a,b ∈ G
berlaku 𝜑 (a b) = 𝜑 (a) 𝜑 (b).

Bila terdapat isomorfisma dari G ke H maka dikatakan G adalah Isomorfik dengan H


dan dinotasikann dengan G ≅ H.

(Mardiana. 2015)

Teorema:
G : koleksi semua grup ; G1 , G2 grup, didefenisi relasi R sebagai berikut G1 R G2 jika
ddan hanya jika G1≅ G2 mmaka relasi R erupakan relasi equivalen.
Bukti:
Akan ditunjukkan 3 Sifat:
1. Sifat refelksif atau G R G, , ∀G ∈G
Ambil sembarang G∈G maka G isomorf terhadap dirinya sendiri,
artinya G ≅ G
2. Sifat simetri atau G1 R G2 → G2 R G1, , ∀ G1 , G2∈G
Ambil sembbarang G1 , G2∈G dengan G1 R G2 atau G1≅ G2 berarti ∃ ρ : G1
→ G2, ϶ρ homomorf dan ρ bijektif.
Karenanya ∃ ρ-1 : G2 → G1 yang juga merupakan isomorf,
jadi G2 ≅ G1

12
3. Sifat transitif atau G1 R G2 dan G2 R G3 → G1 R G3 , ∀ G1 , G2 dan G3∈G
G1 R G2 berarti ∃ ρ : G1 → G2, ϶ ρ homomorf ddan bijektif.
G2 R G3 berarti ∃ γ : G2 → G3, ϶ γ homomorf dan bijektif.
λ ═ γ ρ (λ : G1 → G3)
Dengan dipenuhi ketiga sifat diiatas maka relasi ttersebut merupakan relasi
equivalen padaG sehinnga G terpecah dalam kelas-kelas equivallen yang
saling asing.

Teorema :
Sembarang grup cyclic G yang tak berhingga isomorf dengan grup Z himpunan bulat
dengan operasi penjumlahan biasa.
Bukti:
Misalkan G grup siklik yang memuat a dan 𝜃: 𝐺 → 𝑍 yang didefinisikan dengan
𝜃(𝑎𝑛 ) = 𝑛, ∀𝑎𝑛 ∈ 𝐺
𝜃 adalah fungsi sebab jika 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚
→ 𝑎𝑛 (𝑎𝑚 )−1 = 𝑎𝑚 (𝑎𝑚 )−1
→ 𝑎𝑛 𝑎−𝑚 = 𝑒
→ 𝑎𝑛−𝑚 = 𝑒
→ 𝑛 − 𝑚 = 0 (karena G siklik tak hingga)
→𝑛=𝑚
𝜃 adalah fungsi injektif sebab
→ 𝜃(𝑎𝑛 ) = 𝜃(𝑎𝑚 )
→𝑛=𝑚
→ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚
𝜃 adalah fungsi surjektif sebab ∀𝑛 ∈ 𝑍, ∃𝑎𝑛 ∈ 𝐺 ∋ 𝜃(𝑎𝑛 ) = 𝑛
Selanjutnya kita tunjukkan bahwa 𝜃 adalah homomorfisma
Misalkan diambil sembarang 𝑎𝑛 , 𝑎𝑚 ∈ 𝐺 maka;
→ 𝜃(𝑎𝑛 𝑎𝑚 ) = 𝜃(𝑎𝑛+𝑚 )
=𝑛+𝑚
= 𝜃(𝑎𝑛 ) + 𝜃(𝑎𝑚 )
Jadi ada isomorfisma 𝜃: 𝐺 → 𝑍, sehingga terbukti maka 𝐺 ≅ 𝑍

Contoh :
1. Misalkan G = (𝑍4 , +) , G’= < 𝑖 > = {1, −1, 𝑖, −1}

13
Defenisikan 𝜙 : G → G’ dennggan 𝜙(𝑛) = 𝑖 𝑛 ∀ n ∈ 𝑍4
𝜙 bersifat 1-1 dan pada, karena
𝜙 (0) = 1
𝜙 (1) = 𝑖
𝜙 (2) = -1
𝜙 (3) = -𝑖
Dan 𝜙(𝑚 + 𝑛) = 𝑖 𝑚 + 𝑖 𝑛 = 𝑖 𝑚+𝑛 = 𝜙(𝑚) + 𝜙(𝑛)
Maka 𝑍4 dan < 𝑖 > isomorfik.

2. Tunjukkan bahwa grup 〈𝑅, +〉 idomorf dengan grup 〈𝑅 + ,•〉


Bukti :
Bangun relasi γ : R → R+ dengan γ(x) = ex , ∈ R
 Akan ditunjukkan γ merupakaan fungsi.
Ambil sembarrang x,y ∈ R dengan x = y maka ex = ey atau γ(x) = γ(y)
Terbukti bahwa γ merupakan fungsi.
 Akan ditunjukan bahwa γ fungsi injektif.
Ambil sembarrang x,y ∈ R dengan γ(x) = γ(y), atau ex = ey
Dariex = ey maka ln ex = ln ey atau x = y
Terbukti bahwa γ merupakan fungsi injektif
 Akan ditunjjukan bahwa γ merupakan fungsi surjektif
Ambil sembarang y ∈ R+ ,
pilih x = ln y ∈ R ϶γ (x) = ex atau γ (x) = eln y = y
Jadi, ∀y ∈ R+, ∃ x = ln y ∈ R ϶γ (x) = y
Terbukti bahwa γ merupakan fungsi surjektif
 Akan ditunjukkan bahwa γ merupakan pemetaan homomorf
Ambil sembarang x,y ∈ R
γ (x + y) = ex+y
= ex . ey
= γ(x). γ(y)
Jadi, terbukti bahawa γ merupakan pemeetan homomorf dengan dipenuhi
syarat-syarat diatas maka terbukti bahwa γ merupakan pemetaan isomorf

14
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

B. SARAN
Dalam mempelajari struktur aljabar hendaknya kita memiliki banyak acuan
dan referensi agar menambah pengetahuan dan membantu kita memahami materi
terkhusus pada materi homomorfisma disamping yang telah disampaikan saat proses
pembelajaran.
Penulis juga menyadari bahwasanya tulisan ini masih memiliki kekurangan,
sehingga penulis menerima dengan baik segala kritik dan saran guna memperbaiki
tulisan ini kearah yang lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mardiana, Ellis., Mushlihuddin, Rahmat. 2015. Struktur Aljabar 1 Berbasis React. Bandung:
Cipta pustaka Media

Mas’oed, Fadli . 2017 . Struktur Aljabar. Jakarta : Akademia Permata.

Muniri. 2016. Struktur Aljabar. Yogyakarta: Kalimedia

Saragih, Sahat. 2014. Struktur Aljabar 1. Medan : Larispa Indonesia

Suwilo, Saib, dkk. 1997.Aljabar Abstrak Suatu Pengantar. Medan : USU Press

16

Anda mungkin juga menyukai