Anda di halaman 1dari 39

CRITICAL BOOK REPORT

A FIRST COURSE IN NUMBER THEORY

( K. C. CHOWDHURY, 2004 )

NAMA : PELNI RODEARNI SIPAKKAR

NIM : 4192111008

DOSEN PENGAMPU : Dr. ASRIN LUBIS , M.Pd.

MATA KULIAH : TEORI BILANGAN

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat dan kekuatan, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Bilangan. Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada orang tua yang mendukung saya lewat materi dan moril, dan teman-teman saya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book Report ini dapat
terselesaikan, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu
saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.Pd. Selaku Dosen Pengampu yang telah membimbing saya dan teman-teman yang
senantiasa sudah membantu.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.

Medan, April 2020

Pelni Rodearni Sipakkar

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

IDENTITAS BUKU..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1

BAB II RINGAKASAN BUKU


A. Ringkasan Isi Buku......................................................................................2
BAB III KEUNGGULAN BUKU

A. Kelengkapan Sub Topik Yang Diperlukan Untuk Menjelaskan Isi


Topik Utama ..............................................................................................26
B. Keterikatan Topik Utama Dengan Sub Topik Yang Terkait......................26
C. Aspek Kelayakan Isi..................................................................................26
D. Aspek Kelayakan Bahasa...........................................................................27
E. Aspek Kelayakan Penyajian.......................................................................27

BAB IV KELEMAHAN BUKU

A. Kelengkapan Sub Topik Yang Diperlukan Untuk Menjelaskan Isi


Topik Utama ..............................................................................................28
B. Keterikatan Topik Utama Dengan Sub Topik Yang Terkait......................28
C. Aspek Kelayakan Isi..................................................................................28
D. Aspek Kelayakan Bahasa...........................................................................28
E. Aspek Kelayakan Penyajian.......................................................................28

BAB V IMPLIKASI TERHADAP

A. Teori/Konsep..............................................................................................29
B. Program Pembangunan Indonesia..............................................................29
C. Analisis Mahasiswa....................................................................................30

iii
BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................31
B. Saran...........................................................................................................31

BAB VII LATIHAN SOAL

A. Penyelesaian Soal.......................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

iv
IDENTITAS BUKU

Judul buku : A First Course In Number Theory


Penulis : K. C. Chowdhury
Penerbit : Asian Books Private Limited
Kota Terbit : New Delhi
Tahun Terbit : 2004
ISBN : 978-81-8629-965-4

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki
keunikan masing-masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki
kekurangan, hingga buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga
dibutuhkan buku lain untuk melangkapai kekurangan buku yang satu tadi. Sehingga
kita seharusnya kita harus sangat berterimakasih kepada para penulis buku, karena
mereka telah memberikan ilmu mereka kepada kita.
Dengan mengkritik sebuah buku kita dapat memperoleh informasi dan
memperluas wawasan. Pembaca dapat mengkritik buku tersebut dengan mengetahui
keunggulan dan kelemahan yang terdapat dalam buku. Mengkritik sebuah buku
berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca.
Didalamnya terdapat ulasan-ulasan mengenai isi buku yang disampaikan dari
berbagai sudut pandang. Ulasan ini dikaitkan dengan kebutuhan dan kepentingan bagi
pembaca yang dapat dijadikan acuan untuk memenuhinya. Dengan mengkritik buku,
kita dapat menambah wawasan lmu dan mengasah otak untuk dapat berpikir kritis
dalam menilai sebuah buku. Buku ini akan dikritik dengan cara membandingkan buku
satu dengan buku lainnya sehingga dapat mengetahui buku mana yang lebih layak
digunakan sebagai referensi yang menambah pengetahuan kita tentang konsep
bilangan asli, cacah, dan bulat dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pengarang dalam memaparkan setiap isi materi dari buku ?
2. Apa saja isi buku yang di review?
3. Apa saja keunggulan dan kelemahan buku yang di review?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui metode pengarang dalam menjelaskan setiap isi materi dari
buku.
2. Untuk mengetahui dan memahami isi materi dari buku.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari buku.

1
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Isi Buku

KONGRUEN DAN SIFAT-SIFAT DASARNYA

Kongruensi adalah pernyataan tentang titik pandang yang sedikit berbeda


lebih dari notasi yang mudah. Ini membantu dalam menemukan bukti dengan mudah
dan kaleng yang sama menyarankan masalah baru yang mengarah ke topik baru dan
menarik.

2.1 SIFAT-SIFAT DASAR KONGRUEN

Definisi: Biarkan a , b , m∈ Z , m> 0.

Kemudian, a dikatakan kongruen dengan b modulo mjika dan hanya jika m∨a−bdan
ditulis sebagai

a ≡ b(mod m)

Komentar: 30 ≡0 (mod 5), 5 ≡5( mod)

Secara umum a ≡ a(mod m) untuk setiap m>0 dan a ≡ 0(mod m) jika m∨a

Teorema 2.1. Relasi ≡ adalah relasi ekivalensi.

Bukti: Untuk m(¿ 0)∈ Z , m∨0 dan a−a ≡ 0, untuk setiap a ∈ Z,

karena itu Dalam m∨a−a , a ∈ Z .

a ≡ a(mod m)

Selanjutnya misalkan a , b ∈ Z , a≡ b ( mod m )

Lalu m∨a – b

Atau, m∨b−a

b ≡ a(mod m).

a ≡ a(mod m)

2
memberi b ≡ a(mod m)

Akhirnya anggaplah, untuk a , b , c ∈ Z sedemikian rupa

a ≡ b(mod m) ,

b ≡ c ( mod m ) ,

Lalu, m∨a−b , m∨b−cdan

m∨(a−b)+(b−c )=a−c

Kemudian, a ≡ c (mod m)

a ≡ b(mod m) ,

b ≡ c (mod m) ,

a ≡ c (mod m).

"≡" adalah hubungan ekivalensi.

Properti 2.2.a ≡ b(mod m) jika dan hanya jika a dan b memiliki sisa pokok yang sama
pembagian oleh m.

Bukti: Biarkan a ≡ b(mod m) dan a=m q1 +r , 0 ≤r < m.

Kami buktikan itu

b=m q2 +r (r yang sama) .

Sekarang, a ≡ b(mod m)

Atau b ≡ a(mod m)

Memberi b−a=m q3 (q 3 ∈ Z )

Atau b=a+ mq 3=m q1 +r +m q3=m(q1 +q 3)+r

¿ m q2 +r .

b=m q2 +r

Sebaliknya, biarkan a=m q1 +r

3
Dan b=m q2 +r , 0 ≤r < m

Kemudian, a−b=m ( q1−q2 )=mq 3 ,( q3 ∈ Z)

Atau, m∨a−b

Atau, a ≡ b(mod m).

Beberapa properti 2.3. a ≡ b(mod m) ,c ≡d ( mod m) . Kemudian

(i)a+ c ≡ b+d (mod m)

(ii) a−c ≡ b−d(mod m)

(iii) ac ≡ bd (mod m)

(iv )ax+ cy ≡bx +dy (mod m)

( v)a ≡b (mod m) dan redup(d > 0) , kemudian a ≡b (mod d )

Ekstensi 2.4 Jika ai =bi (mod m), i=1,2,...,n .

Kemudian, ∑ si a i= ∑ si bi ( mod m), (i=1,2,. ..,n)

∏ ai=∏ b i (mod m)
m
Properti 2.5 an≡bn(mod m) jika dan hanya jika
(
a≡b mod
( m, n) )
Bukti. Biarkan (m, n )=d , kemudian d|m, d|n

atau m=dm1 , n=dn1 , dengan (m1 ,n1)=1,

m1 , n1 ∈ Ζ

Sekarang anggaplah, an ≡ bn(mod m) kemudian, m∨an−bn

atau m∨(a−b)

atau dm1|(a−b )dn1

4
atau m1|(a−b )n 1

atau m1|(a−b ) [∵(m1 ,n1 )=1]

atau a ≡ b(mod)

m

(
a≡b mod
( m, n) )
m
Sebaliknya, biarkan
(
a≡b mod
( m, n) )
m
Kemudian,
(
a≡b mod
d ) [d =(m , n)]

atau a≡b( modm1 )

atau m1|a−b

atau m1|(a−b )n 1

atau dm1|(a−b )dn1

atau m|(a−b)n

∴ a≡bn(mod m).

Mengamati : an≡bn(mod m) tidak memberikan a≡b( modm) secara umum.


[Bagaimana?]

Corollary 2.6. a≡b( modm) (m,n)=1 berikan a≡b( modm)

Contoh 5. Tunjukkan bahwa 10n +3. 4 n+2 +5 dibagi oleh 9

Solusi : Andaikan , f ( n )=10n +3 × 4 n+2 +5

Maka, f ( n+ 1 )=10n +1+3 × 4 n+3 +5

¿ 10 ×10n +3 × 4 × 4 n+2 +5

5
¿ 10 ×10n +10 ×3 × 4 n+2−6 × 3× 4 n+2 +5

¿ 10 × f ( n )−6 ×3 × 4 n+2−45

∴ f ( n+ 1 )−f ( n )=9 × f ( n )−18 × 4 n+2−45

¿ 9 ( f ( n )−2 × 4n +2−5 )

¿ 0 ( mod 9 )

atau f ( n+ 1 )−f ( n )=0 ( mod 9 )

sekarang, f ( 1 ) =10+192+ 5=207=0( mod 9)

Dari atas kita lihat bahwa

f ( n )=0 ( mod 9 )

Jika dan hanya jika f ( n+ 1 )=0( mod 9)

Oleh karena itu oleh induksi

Kita ambil f ( n ) ≡ 0 ( mod 9 ) , untuk semua n

Demikian,

10n +3 × 4n +2 +5 dibagi oleh 9

2.2 MELENGKAPI SISTEM RESIDU, MENGURANGI SISTEM RESIDU

Kita bisa mendiskusikan petunjuk pembagian untuk beberapa tujuan.

Mempertimbangkan bilangan bulat 6. Dan,

Z={ … .. ,−5 ,−4 ,−3 ,−2 ,−1,0 ,+ 1,+2 ,+3 ,+ 4 ,+5 , … .. }

Kita catat bahwa setiap bilangan bulat dibagi oleh 6 akan memberikan kita sisa

0,1,2,3,4atau 5

Demikian aturan dari bilangan bulat ketika dibagi oleh 6

6
Memberikan sisa 0 adalah [ 0 ] ={… .. ,−24 ,−18 ,−12 ,−6,0 ,6 , 12 ,18 , 24 ,… .. }

Memberikan sisa 1 adalah [ 1 ] ={ … .. ,−23 ,−17 ,−11,−5,1 ,7 , 13 , 19 ,25 , … .. }

Memberikan sisa 2 adalah [ 2 ] ={ … .. ,−22 ,−16 ,−10 ,−4 , 2 , 8 ,14 ,20 , 26 , … .. }

Memberikan sisa 3 adalah [ 3 ] = {… .. ,−21 ,−15 ,−9 ,−3,3 , 9 ,15 , 21 ,27 ,… .. }

Memberikan sisa 4 adalah [ 4 ] ={ … .. ,−20 ,−14 ,−8 ,−2 , 4 ,10 , 16 , 22, 28 , … .. }

Memberikan sisa 5 adalah [ 5 ] = {… .. ,−19 ,−13 ,−7 ,−1 ,5 , 11, 17 ,23 ,29 , … .. }

Mengamati : [ 0 ] ∪ [ 1 ] ∪ [ 2 ] ∪ [ 3 ] ∪ [ 4 ] ∪ [ 5 ] =Z

Dan untuk semua ( 0 ≤ ) r , s ( ≤ 5 ) ,r ≠ s , [ r ] ∩ [ s ] =∅ .

Maka, itu mematuhi bahwa untuk semua m∈ Z +¿ ,¿ ada kelas-kelas m ,


C 0 , C 1 … C m−1 di relasi equivalen kongruen modulo m. Faktanya C r , (untuk r lainnya
=0,1 … m−1 ¿ terdiri dari semua bilangan bulat jenis km+r , r=0,1 …

Defenisi : Aturan-aturan C 0 , C 1 , … , Cm −1 adalah bagia-bagian kongruen (mod m).

Defenisi : Jika x i ∈ Ci ,(i=0 , 1 , … , m−1) maka bilangan bulat m: x 0 , x1 , x 2 , … , x m−1


dikatakan untuk formula sebuah aturan melengkapi sisa-sisa mod m(c . s . r . mod m).

perhatikan: sebuah csr(mod m) memiliki sifat:

i. Berisi elemen m
ii. Setiap emelem tidak sesuai mod m
i.e., x i ≢ x j ( mod m) jika i≠ j,
atau x i ≡ x j ( mod m ) jika dan hanya jika x i=x j

catatan: The csr mod m, {a, I, 2, ... , m - I} disebut csr paling sederhana(mod m)
Penambahan dan penggandaan kelas residu mod m adalah sebagai berikut:

Cq + Cr = Cq + r , if q + r < m

= Ct, if q + r ≥ m dan itu adalah sisa dimana q + r dibagi dengan m

Cq. Cr = Cqr, if qr < m

= Ct, if q.r ≥ m dan t adalah sisanya ketika q.r dibagi dengan m


7
Teorema 2.7.

a) jika S = {xo' xi' ... , xm _ I}adalah sebuah csr (mod m) dan jika b ∈ Z maka
A = {axo + b, axl + b, ... , axm - 1 + b} adalah sebuah csr(mod m)
b) jika (m.n) = 1 and SI = {xO, x l, ... , Xm-1}adalah sebuah csr(mod m)
dan S2 = {yo,y1,…..yn-1} adalah sebuah csr(mod n)
lalu S = {nx1, + myj| i=0, I, ... , m-I,j=0, 1, ... , n-I} adalah sebuah csr(mod
mn)

bukti: (a)

i. jelas ada m elemen


ii. kita sekarang buktikan axi + b≢ axj + b(mod m) if i ≠ j.
seharusnya axi + b ≡ axj + b(mod m).
maka xi≡ xj mod m) (∴ (a, m) = I), dan itu tidak mungkin
[untuk S adalah sebuah csr (mod m)]

karenanya A adalah sebuah csr(mod m).

(b)

i. jelas ada mn elemen.


ii. Kita buktikan nxi + myj) ≢ nxk + myj mod mn)
diberikan, SI adalah sebuah csr (mod m).
∴ xi ≢ xk (mod m), pemberian yang mana m∤ xi −¿ xk.
Dan maka, xi −¿ xk=mq1+r1.ŕ1≠0
karenanya n(xi −¿ xk) = mnq1+r1n.ŕ1n≠0 …(i)
demikian pula, m(yi-yj) = mnq2 + r2m, r2m ≠ 0 ... (ii).
eliminasi (i) and (ii),
n(xi - xk) + m(yj - yk) = mnq + (r1n + r2m)
dan ini memberi mn ∤ n(xi - xk) + m(yj - yk) [why?]
oleh karenanya, nx1 + myj) ≢ nxk + my1(mod mn).
dikarenakan, S adalah sebuah csr (mod m).

Observasi: pertimbangkan m E ≡ Z+, dan untuk a, b E Z, a≡b(mod m) .

kemudian, Ca + Cb = Ca + b dan Ca.Cb = Cab

8
atau á+ b́= a+´ bdaná . b́=á . b́ ,dimana á+ b́= a+´ bdan á . b́jika dan hanya jika a
≡ b(mod m)

seharusnya Z = {C0, C1, ... , Cm-1}


´ .
={0́ , 1́ , 2́ , … m−1
= x́ , ý , ź , … . }¿ 0́, y∈ 1́ , ź ∈ 2́, … . ¿

Teorema 2.8. dalam Z m jika penambahan dan perkalian di definisikan diatas, maka Z
m adalah komunikatif dengan satu.

Lemma 2.9. a ≡ b(mod m) memberi (a, m) = (b, m)

Bukti : a ≡ b(modm)

atau b - a = mk atau a = b - mk.

sekarang jika (a, m) = d1dan(b, m) = d2,

maka, d1 | a, d1 |m dan d2 | b, d2 | m

atau a = d1k1, m = d1k', b = d2k2, m = d2k".

maka a = b - mk = d2k2 – d2 k"k = d2 k3 dimana k3 = k2- kk"

i.e., a = d2k3

atau d2 | a

lagi d2 |a dand2 |m

memberi d2 | (a, m) = d1

demikian pula, d1 | d2 memberi d1 = d2·

Definisi : seperangkat bilangan bulat ri , dimana (ri , m) = 1, ri ≢rj (mod m) i ≠ j dan


sedemikian rupa sehingga setiap a dengan (a, m) = 1 adalah modulo kongruen untuk
beberapa anggota ri, dikatakan berkurang set residu mod m

Mengurangi set modulo m dapat diperoleh dengan menghapus dari set residu lengkap
modulo m anggota yang relatif tidak prima terhadap m.
Set residu tereduksi karena itu terdiri dari jumlah sistem lengkap,yang relatif prima
untuk modulus.

9
Contoh 10. {I, 2, 3, ............ 40, 41, 42} adalah set residu mod 42 yang lengkap
{1, 5, 11, 13, 17, 19,23,25, 29, 31,41}
adalah berkurangnya sistem modulo residu 42.

Contoh 10. Pamerkan modul sistem residu lengkap 17 yang seluruhnya terdiri dari
kelipatan 3.
Juga temukan set residu tereduksi modulo 17.
Solusi: Set lengkap modulo residu 17 adalah
{0, 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16}
Sekarang angka-angka ini harus diubah dalam kelipatan 3
sehingga mereka dapat mewakili nomor modulo 17 yang sama;
Dan dengan demikian set yang diperlukan adalah
{0, 18,36,3,21,39,6,24,42,9,27,45, 12,30,48, I5,33}
Dan set residu tereduksi sama dengan set lengkap modulo residu 17 untuk 17 adalah
bilangan prima (dan setiap angka dalam himpunan residu lengkap adalah bilangan
prima ke 17).
Teorema 2.10. Jika m adalah prima, maka tunjukkan bahwa (a+ b)m ≡ a m + b m (mod
m)
Bukti:
produk r bilangan bulat berurutan selalu dapat dibagi oleh r!
Jadi koefisien dari setiap istilah ekspansi di atas adalah bilangan bulat.
∴m adalah prima, tidak ada faktor r! adalah pembagi itu,
Lagipula m∤ r, jadi m ∤ faktor r!
∴r!( m−1 ) ( m−2 ) …(m−r+ 1)

m
Karenanya, {
C r = m . ( m−1 ) . ( m−2) …
(m−r +1)
}
r!

dapat dibagi oleh m untuk semua r ≤ m−1

∴ (a+ b)m ≡ am + b m (mod m)

Teorema 2.11. Jika m adalah bilangan prima, maka buktikan itu


(a + b + c + ... + ...¿m ≡ a m + b m +c m … (mod m)

10
Bukti: (Petunjuk: Ambil b + c + d + ... = p, gunakan teorema di atas dan ulangi yang
sama.

Teorema 2.12: Jika m ≡ 1 (mod pn), maka m p ≡ 1 (mod pn + I). dengan n > 0 dan p
adalah bilangan prima.
Bukti:,'. m ≡ 1 (mod pn + I), kita menulis m = 1+ λ pn, untuk beberapa bilangan bulat
λ
Lagi np ≥n + 1..
Sekarang, m p= (1+ λ pn ¿ p=…=…=1+α p n+1
[siswa diminta untuk menghitung secara detail dan mengisi langkah-langkah yang
hilang]
∴ m p ≡1 (mod pn+ 1 ¿
Teorema 2.13. Jika a ≡ b (mod m), a ≡ b (mod n), (m, n) = 1 maka a ≡ b (mod mn)
Bukti a ≡ b (mod m), a ≡ b (mod n) beri, m |a- b dan n |a- b
Jadi, a - b = mk = nl (untuk beberapa k, l).
∴(m, n) = 1 dan mk = nl memberi n |mk
:. kita punya n |k
Jadi, k = nt (untuk beberapa t).
∴a - b = mnt
dan ini memberi,
mn |a- b,
dengan kata lain a≡b (mod mn).

2.4 SOLUSI KONGRUENSI

Matematikawan Yunani kuno Diophantine (C 250 C.E) menulis banyak tentang


persamaan yang memiliki dua atau lebih dari dua yang tidak diketahui. Persamaan
seperti itu disebut persamaan tak tentu. Suatu system persamaan dikatakan tidak pasti
jika jumlahnya persamaan kurang dari yang tidak diketahui. Dalam persamaan jenis
ini biasanya kita lihat untuk solusi dalam kelas angka terbatas seperti bilangan bulat
positif, negative bilangan bulat, atau bilangan bulat.

11
2.4.1 Persamaan Tak Tertentu Linier

Teorema 2.26.( i ) : a ,b ∈ Z , a ≠ 0kemudianax +b=0 memiliki solusi unik dalam


bilangan bulat

Jika dan hanya jikaa∨b ,

−b
Bukti : Biarkan disana x 0 ∈ Z seperti ax 0=−b .Kemudian, x 0= ∈ Z berikan a∨b
a

Misalkan berikutnya, a∨b. Kemudianb=ak , ( k ≠ 0 ) ∈ Z . Oleh karena itu −k


adalah solusi.

Teorema 2.7.( ii ) :ax +by=c … ( 1 ) a , b∈ Z ; a ≠ 0 ≠ b

Kondisi yang diperlukan dan cukup bahwa persamaan (1) akan memiliki solusi dalam

Bilangan bulat adalah( a , b )∨c

Bagian yang diperlukan: Biarkan (1) punya solusi.

Kemudian∃ x 0 , y 0 ∈ Z seperti yang

ax 0 +by 0=c
…( 2)

Biarkan, ( a , b )=d

∴ d∨a , d∨bberikan

d∨ax 0+ by 0=c

∴ d= ( a , b )∨c .

Bagian yang cukup: Biarkand= ( a , b )∨c .Untuk membuktikan bahwa (1) punya
solusi

Sepertid∨c kita mempunyai c=dc1

Dan, ( a , b )=d memberi ∃ x ' y ' ∈ Z seperti

12
d=ax ' +by '

Mengalikan denganc 1kita dapat,

a¿

Atau,ax 1 +by 1=c

Karena itu, ( x 1 , y 1 )adalah solusi untuk (1)

2.4.2 Untuk Menemukan Solusi Persamaan Jenis

ax +by=c
…( 1)

a≠ 0≠b;a,b,c∈Z

Misalkan satu solusi dari (1) diketahui, (di baris atas) katakan a ( x 0 , y 0 ) ;

Untuk menemukan solusi lain:

( x , y ) dan x 0 , y 0 akan menjadi solusi (1) jika

ax +by=c …(2)
ax 0 +by 0=c }
Set (2) setara dengan

ax 0+ by 0=c
}
a ( x−x 0 ) +b ( y − y 0 )=0
…(3)

Tetapi, 1st dari (3) ∴ ( x 0 , y 0 )adalah solusi dengan asumsi.

Untuk memiliki solusi (1) kita dapatkan

a ( x−x 0 ) +b ( y− y 0 ) =0

Atau a∨b ¿1

Atau a∨ y 0− y
(∴ ( a , b )=1)
13
Atau y 0− y=at ,

Atau y= y 0−at (t ∈ Z )

Menempatkan nilai ini dalam (3) kita dapatkan,

a ( x−x 0 ) +b ( b−at )=0

Atau x=x 0 +bt

Teorema 2.28.Oleh karenaitu, di mana( x 0 , y 0 ) adalah solusi khusus (1) solusi umum
adalah x=x 0 +bt

y= y 0−at ,t ∈ Z .

2.4.2 JumlahSolusi

− y0 −x0
N= −([ a ]) ([
+1 −
b
+1 ])
− y0
¿− [ ] [ ]
a
−1−
−x
b
−1+1

y0 −x 0
¿− −([ ][ ] )
a
+
b
+1

− y0 x0 − y 0 −x 0 − y0 x0
Sekarang, [ a

b
≤] [ ] [ ] ([
a
+
b
+1 ≤
a
− +1
b ] )
[ ∴ [ α + β ] ≤ [ α ] + [ β ] +1 ≤ [ α + β ] + 1 ]

− y 0 x0 − y0 −x0 − y0 x0
Berikan ,− [ a

b
≥−] ([ ] [ ] ) ([
a
+
b
+1 ≥−
a
− +i
b ])
− y0 x0 − y0 xo
Atau − ([ a b ] )
− +1 ≤ N ≤−
a

b [ ]
−ax 0+ by 0 −ax 0 +by 0
Atau − ([ ab ] )
+ 1 ≤ N ≤−
ab ([ ])
14
−c −c
Atau − ([ ] )
ab
+1 ≤ N ≤−
ab [ ]

2. 5 KONGRUENSI ALJABAR

Seharusnya f ( x ) ϵ Z [ x ] , f ( x )=2 x2− x+1

Ucapan : 0 adalah juga polinomial yang tidak memiliki derajat.

Definisi : Seharusnyaf ( x )=a0 +a1 x+ a2 x 2 +…+ an x 2 +a n+1 x n +1+ … , mϵ Z

Kemudian f ( x ) ≡0 ( mod m ) … ( 1 )

Atau, m⃒f ( x )

f ( x ) dikatakan memiliki derajat n mod mif m ϯ an i. e . ,

a n ≡ 0 ( mod m )∧m⃒ an+1 , an +2 , … etc .

Definisi :adikatakan sebagai solusif (x) ≡0( mod m)

Dalam persamaan biasa harus ada solusi tetapi dalam kongruensi mungkin
tidak ada solusi sama sekali.

Teorema2.29 : Jika a adalah solusi darif ( x ) ≡0 ( mod ) m …(1)

dan b ≡ a(m)

kemudian b adalah juga merupakan solusi (1)

Bukti :b ≡ a(m) atau b=a+ λ m,ataua=b+ μm(−λ=μ)

Kita punya f ( a )=0 ( mod m ) i.e., m⃒f ( a)

Dan f ( a )=f (a+ λ m)

¿ a0 + a1+ ( a+ λ m ) +a 2 ¿

¿ ( a0 +a1 a+a 2 a 2+ …+an an ) + mϕ ( λ ) ,

Karena itu, f ( b )=f ( a ) +mϕ ( λ )

15
Sekarang m⃒f ( a ) , m⃒mϕ ( λ ) memberi m⃒f (b)

∴ b adalah solusinya .

Misalkan : Jika satu solusi (1) dapat ditemukan maka banyak yang lain dapat
diperoleh, tetapi terkait dengan mod masing masing m.

Karena itu kami berbicara dalam istilah untuk menjadi solusi

f (x) = 0 (mod m) jika dan hanya jika f (a) = 0 (mod m)

Jika a dan a2 adalah solusi dari (1), maka inni akan dianggap berbeda jika dan hanya
jika a1≢a2 (mod m) .

Jadi, alih-alih mempertimbangkan jumlah solusi (1) pertimbangan yang tepat akan
menjadi jumlah kelas residu.

Definisi: Kesesuaian tipe

ax +b ≡ 0(mod m)
⋯∗¿

Disebut kongruensi linear dalam satu yang tidak diketahui

Teorema 2.30.Jika( a , m )=1, maka (*) memiliki solusi unik

[ satu solusi berarti satukelas res idu ]

Bukti: Teorema Euler menyatakan bahwa( a , m )=1

Memberikan a Φ(m ) ≡ 1(mod m)

Mengalikan (*) dengana Φ (m )−1kita dapatkan

a Φ (m )−1 ax ≡−b a Φ (m )−1 (mod m)

Ataua Φ(m ) x ≡−b aΦ (m )−1(mod m)

Atau x ≡−b aΦ (m )−1 (m)

∴ Solusinya adalah−b a Φ ( m) −1dan ini unik.

16
Teorema 2.31. Jika( a , m )=d ( ¿1), maka (¿)memiliki solusi

b
Jika dan hanya jikad∨b[i . e . , =d 3 ∈ Z ]
d

m a
Proof: d∨m, d∨a, kita memilikim=d d 1dana=d d 2 [i . e . , =d 1 , =d 2 ]
d d

Atau ax +b ≡ 0(mod m) dapat dipecahkan.

Selanjutnya d d 2 x +b ≡ 0(mod d d 1) dapat dipecahkan dan ini


memberikan

d d 2 x +b ≡ 0 ¿)

b ≡ 0 ¿)

Atau d∨b

Sebaliknya, asumsikan bahwa, d∨b, lalu b=d d 3

Sekarang d 2 x+ d3 ≡0 (d 1) memiliki solusi unik katakanlah,


y (∵ ( d 1 , d2 ) =1)

Jadi, d 2 x+ d3 ≡0 (d 1)

atau dd 2 x+ dd3 ≡0 (d d 1)

atau ay +b ≡ 0(m)

∴(¿)punya solusi, katakanlah, y.

Teorema 2.32.Jika dalam (*)d∨b, maka (*) memiliki solusi


d (m=dd 1 , a=dd 2 ,b=dd 3 )

Ini diberikan oleh

m m m
x 1 , x 1+ , x 1+ 2 , … , x1 +(d−1)
d d d

m
Dimana x 1 adalah solusinya, modulo unik , dari kongruensi linier
d

17
a b m
x+ ≡0(mod )
d d d

Bukti:d 2 x+ d3 ≡0 (mod d 1 )memiliki solusi unik


(∵ ( d 2 , d1 ) =1)

a b m
Jadi d2x1 + d3 ≡ 0 (mod dl) memberikan, x1 + ≡ 0 (mod )
d d d

Sekarang solusi dari ax + b = 0 (mod m) adalah bilangan bulat sedemikian rupa


sehingga

u≡ xl (mod d1) itu adalah

m
u ≡ x1 + td1 (= x1 + t)
d

Jika t ∈ {a, 1,2, ..., d - I} maka u mengambil nilai d, tidak ada dua yang kongruen
modulo.

Jika t diberi nilai lain, u yang sesuai akan menjadi modul kongruen salah satu dari
nilai d ini.

[Dengan demikian kita memiliki: Kesesuaian linear dalam satu yang tidak diketahui
(*), di mana (a, m) = 1, memiliki tepat satu solusi x ≡ - ba φ (m )−1 (mod m).

Ketika (a, m) = d > 1, (*) memiliki solusi jika dan hanya jika d ǀ b, dalam hal ini (*)
memiliki d

Solusi.

2.6 SOLUSI MASALAH TIPE : ax +by +c=0

Contoh 44 : selesaikan 5 x+ 11 y=92

Solusi : Masalahnya setara dengan 92=11 y+ 5 x

Atau 92 ≡11 y (mod 5)

Dan ∴ 92 ≡2(mod5),

18
11≡1( mod 5)

∴ 2 ≡ y (mod 5)

Atau y ≡2(mod 5)

Karenanya semua nilai y harus dalam bentuk :

y=2+5 n

Begitu, 5 x=92−22−55 n=70−55 n

∴ x=14−11n

Karenanya, x=14−11 n
Untuk semua integral n
y=2+5 n

Dan hal yang sama dapat dimasukkan dalam formulir

x ≡ 14( mod 11)

y ≡2(mod 5)

Contoh 45 : temukan semua solusi dalam bilangan bulat positif

5 x+ 3 y =52

Solusi : persamaan yang diberikan setara dengan

5 x ≡ 52 ( m od 3 ) ,

5 ≡2(mod 3)

∴ 52 ≡1 ( mod 3 ) ,

Dan

Kami punya, 2 x ≡5 x ≡ 52≡ 1 ( mod3 ) ,

Yaitu, 2 x ≡1 ( mod 3 ) ,

Atau 2 x ≡ 4( mod 3)

∴ x ≡ 2(mod 3)
19
Atau x ≡ 2+3 k

Sekarang dari persamaan yang diberikan, kita dapatkan :

3 y=52−5 x=52−5(2+3 k )

¿ 42−15 k

Atau 3 y=42−15 k

Atau y=14−5 k

∴ solusinya adalah (2 + 3k, 14 – 5k), untuk semua nilai integral k

Contoh 46: Selesaikan 2 x+7 y ≡5 (mod 12)

Solusi : Kongruensi yang diberikan setara dengan

2x + 7y = 5 + 12z
Atau 7y + 2 (x - 6z) = 5

yaitu setara dengan 7 y=5 (mod 2)

Dan kongruensi memiliki solusi (∴ (7 , 2) = 1)

∴ 7 ≡1(mod 2)

kita mendapatkan 7 y ≡ y (mod 2)

dan 5 ≡1 ( mod 2 ) memberi

y ≡1 ( mod 2 ) adalah solusinya

Nilai y adalah 1, 3, 5, 7, 9, 11(mod 12).

Sekali lagi (*) memberikan 2x + 7y ≡5 (mod 12)

Atau 2x ≡5 -7y (mod 12)

Atau x ≡ (5 - 7y). (mod 6)

20
Sekarang solusi yang sesuai untuk x adalah 5, 4, 3, 2, 1, 0 mod 6)

∴ Solusi (mod 12) adalah

(5. I); (11. I); (4, 3); (10, 3); (3, 5); (9, 5);
(2, 7); (8, 7); (1,9); (7, 9); (0, 11); (6, 11).

Contoh 47. Selesaikan: x + 2y + 3z = 1


Solusi: Persamaan yang diberikan adalah, setara dengan
x +2 y =1−3 z ≡ 1 ( mod 3 )
yaitu, x +2 y ≡1 ( mod 3 )
Sekarang kita pertimbangkan, x ≡ 1 ( mod 2 ) [seperti dalam
contoh di atas]
Ambil x=1+u lalu 2 y+ 3 z =1−x
¿ 1−(1+u)
atau 2 y+ 3 z =−u
atau 2 y ≡−u (mod 3)
≡−u−3 u
≡−4 u(mod 3)
atau y ≡−2u (mod 3)
atau y ≡−2u ' +3 v
∴ 3 z=−u−2 y
¿−u−2(−2u+3 v)
¿ 3 u−6 v
Atau z=u−2 v
Maka, x=1+u
y=−2u+3 v,
z= y −2 v , dimana u, v adalah bilangan
bulat.
Jadi, solusinya adalah
(1+u ,−2u+3 v , u−2 v) dimana u dan v adalah bilangan bulat.

21
Contoh 49. Selesaikan: 111 x=75 ¿)
Solusi : ∴ ( 111, 321 )=3 dan 3|75 maka konruensi yang diberikan memiliki 3 solusi.
Sekarang kongruensi yang diberikan berkurang menjadi
37 x ≡ 25(mod 107)
Sekarang kita memecahkan persamaan tak tentu
37 u+107 v=25 ,
Memecahkan persamaan ini kita dapatkan u=−8 , v=3. Maka
x ≡−8≡ 99 ( mod 107 ) adalah solusi dari (¿)
∴3 solusi yang diperlukan adalah
x ≡ 99,99+107=206,99+214=315 ( mod 321 )

2.7 SILMULTAN KONGRUENSI

Teorema 2.33 sistem kongruensi

x ≡ a(mod m)

x ≡ b( mod n)

Memiliki solusi jika dan hanya jika

a ≡ b(mod (m, n))

Jika kondisi ini pas, kemudian (*) adalah satu-satunya solusi unik modula [m,n].

Bukti: anggaplahx ≡ c adalah sebuah solusi yang diberikan sistem , kemudian

c ≡a (mod m)

c ≡b (mod n)

Karena itua ≡ b(mod (m, n))

[tinjauan ; m|c−a , n|b−a meberikan ( m , n )|c−a , ( m , n )|c−b atau ( m, n )|a−b|]

Dan karenanya kondisi yang diperlukan berlaku sebaliknya anggaplah

22
a ≡ b(mod (m, n))

Kemudian oleh teorema 2.31 kita tahu bahwa kongruensimy ≡ b−a(mod n)

Memiliki solusi

y ≡b (mod n),

Karenanya diperoleha+ md ≡a (mod m),

a+ md ≡b (mod n),

Karena itux ≡ a+md, adalah solusi yang diberikan oleh system , karena nya diyakini
condisi yang diperoleh.

Sekarang anggaplah x 0 dan y 0 adalah solusi dari system

∴ x0 ≡ y 0 ( mod m)

x 0 ≡ y 0 (mod n)

Diberi m .n I x 0− y 0atau [ m ,n ] I x 0− y 0

Atau x 0 ≡ y 0 (mod [m , n])

Dan maksud disini bahwa diberikan kongruensi yang hanya memiliki satu solusi
modula [m,n].

Catatan :dari hal diatas kita dapat lihat bahwa kongruensi

x ≡ a1 (mod m1 )x ≡ a2 (mod m2 )

…….…

…….…

x ≡ an (mod mn )

Memiliki satu solusi jika dan hanya jikaa i ≡ a j ¿

Dan hanya memiliki satu solusi modulo[m1 m 2 , … , m n ]

23
Catatan: jika(m ¿ ¿ 1 ,m 2 )=1 ¿ kemudian kongruensi diatas selalu memiliki sebuah
solusi umum.

Contoh :temukan solusi umum dari

x ≡ 5(mod 8)

x ≡ 4 (mod 9)

Solusi :dari yang pertama kita mendapatkan

x=5+8 tdan ini mengambil nilai kedua yang pertama kita dapat

5+8 t ≡ 4 (mod 9)

8 t ≡−1(mod 9)

Atau8 t ≡−1( mod 9)

Dengan menggandakan 8 dan

∴ 8 x 8 ≡1 ( mod 9 )

t ≡−8≡ 1(mod 9)

Kita dapatt=1+9 r

Dan x=5+8 t=5+ 8 (1+ 9 r )=13+72 r

Sekarang untuk menentukan solusi umum dari

x ≡ 5(mod 8)

x ≡ 4 (mod 9)

Itu dapat dilihat bahwa itu pasti memliki solusi umum.

Contoh :selesaikan x ≡−2(mod 12)

x ≡ 6(mod 10)

x ≡ 1(mod 15)

24
Solusi: kita dapat menggunakan system yang diberikan sebagai product bilangan
prima dan kita mendapatkan.

x ≡−2(mod 22)

x ≡−2(mod 3)

x ≡ 6(mod 2)

x ≡ 6(mod 5)

x ≡ 1(mod 3)

x ≡ 1(mod 5)

Dari x ≡−2(mod 22)

x ≡−2(mod 3)

x ≡ 6(mod 2)

x ≡ 6(mod 5)

x ≡ 1(mod 3)

x ≡ 1(mod 5)

Kita mendapatkan x ≡−2 ( mod 22 ) , x ≡1 ( mod 3 ) , x ≡1( mod 5)

Karena itu diberikan system yang ekuivalen untuk

x ≡−2 ( mod 22 ) x ≡ 1 ( mod 3 ) x ≡ 1(mod 5).Dan mendapatkan solusix ≡ 46 ( mod 60 )

BAB III

KEUNGGULAN BUKU

A. Kelengkapan Sub Topik Yang Diperlukan Untuk Menjelaskan Isi Topik Utama

25
Dalam Buku A First Course In Number Theory oleh K.C. Chowdhury membahas
tentang konsep teori bilangan, bilangan bulat, bilangan prima, bilangan ganjil,
bilangan cacah. Terdapat keterkaitan antara materi setiap bab dengan topik utama,
memiliki teknik penyajian materi yang menarik dan cover buku yang menarik.
Terdapat banyak definisi dan teorema dalam menjelaskan materi. Terdapat contoh dan
pembahasan soal. Dalam sub topik sangat berkaitan dengan topik utama buku ini
adanya materi kekongruenan ini berdampak pada pendidikan dan peradaban manusia
antara lain adanya rasa penasaran para ahli sehingga berusaha lebih mendalami tentang
kekongruenan, dari rasa penasaran tersebut tercipta teorema-teorema atau aksioma-
aksioma dan defenisi tentang kongruensi, perpaduan antara pendapat para ahli tersebut
tercipta suatu teori atau konsep tentang kongruensi, dan akan lebih mendorong orang
atau ahli dalam bidang tersebut untuk membuat sebuah buku yang memuat materi
tentang kongruensi, untuk mewariskannya kepada generasi yang akan datang.

B. Keterikatan Topik Utama Dengan Sub Topik Yang Terkait


Sub topik dalam buku yang diulas kembali memiliki keterikatan dengan topik
utama dikarenakan dalam buku tersebut membahas konsep bilangan dan dalam sub
topik ini membahas bilangan prima, bilangan genap, deret aritmatika dan alogaritma.
Jadi buku ini sangat bagus hubungan antara sub topik dan topik utama.

C. Aspek Kelayakan Isi


Materi yang disajikan dalam buku ini sangat membantu mahasiswa/i jurusan
matematika dalam mengerti dasar dari bilangan. Itulah perlunya belajar teori bilangan
khusus bagi calon guru matematika dapat membaca materi dari segala sumber yang
terpercaya yaitu buku yang diulas ini mengantarkan kita mengerti semua tentang
materi-materi yang belum kita pahami. Dan di dalam materi terdapat teorema, definisi
dan contoh yang lengkap.

D. Aspek Kelayakan Bahasa


Dari segi bahasa sangat bagus bagi semua negara karena menggunakan bahasa
inggris yang merupakan bahasa internasional dan dari bahasa juga mudah di mengerti
seorang calon matimatikawan.

26
E. Aspek Kelayakan Penyajian
Dalam penyajian buku ini sudah bagus mulai dari cover, isi, dan materi yang
di jelaskan. Buku ini juga sudah diakui secara international untuk dijadikan buku
pengajar untuk mahasiswa.

BAB IV

KELEMAHAN BUKU

A. Kelengkapan Sub Topik Yang Diperlukan Untuk Menjelaskan Isi Topik Utama

27
Dalam Buku The Whole Truth About Whole Number oleh Sylvia Forman dan
Agnes M.Rash membahas tentang konsep teori bilangan, materi kekongruenan.
Namun ada beberapa sub topik yang kurang jelas dalam menjelaskan isi topik utama

B. Keterikatan Topik Utama Dengan Sub Topik Yang Terkait


Sub topik dalam buku yang diulas kembali memiliki keterikatan yang lemah
dengan topik utama, dikarenakan ada beberapa sub topik yang tidak terkait dengan
topik utama.

C. Aspek Kelayakan Isi


Materi yang disajikan dalam buku ini sangat singkat sehinggan pembaca
kurang mengerti dasar dari bilangan. Itulah perlunya belajar teori bilangan khusus
bagi calon guru matematika dapat membaca materi dari segala sumber yang
terpercaya yaitu buku yang diulas ini mengantarkan kita mengerti semua tentang
materi-materi yang belum kita pahami.

D. Aspek Kelayakan Bahasa


Dari segi bahasa, pembaca memiliki sudut pandan berbeda memang bahasa
inggris adalah bahasa mendunia. Tetapi tidak semua orang memahami bahasa
tersebut.

E. Aspek Kelayakan Penyajian

Dalam penyajian buku ini masih memiliki kelemahan yaitu dalam pembagian
sub topik yang mungkin kurang dimengerti dan adanya teorema-teorema yang kurang
di mengerti pembaca.

BAB V

IMPLIKASI TERHADAP

A. Teori / Konsep

28
Dalam Buku The Whole Truth About Whole Number Theory oleh Sylvia Forman dan
Agnes M.Rash membahas tentang adanya materi kekongruenan ini berdampak pada
pendidikan dan peradaban manusia antara lain :

1) Adanya rasa penasaran para ahli sehingga berusaha lebih mendalami tentang
kekongruenan.
2) Dari rasa penasaran tersebut tercipta teorema-teorema atau aksioma-aksioma
dan defenisi tentang kongruensi.
3) Perpaduan antara pendapat para ahli tersebut tercipta suatu teori atau konsep
tentang kongruensi.
4) Akan lebih mendorong orang atau ahli dalam bidang tersebut untuk membuat
sebuah buku yang memuat materi tentang kongruensi, untuk mewariskannya
kepada generasi yang akan datang.

B. Program Pembangunan Indonesia

Dengan memahami setiap materi-materi yang dibahas , kita dapat


meningkatkan kemampuan penguasaan materi sistem bilangan yang merupakan dasar
dalam Matematika. Dengan begitu hadirlah generasi-generasi emas yang membangun
Indonesia menjadi sebuah negara maju dalam dunia pendidikan dan tenaga pendidik
di Indonesia dapat hidup sejahtera, semua anak di Indonesia mampu sekolah dengan
baik dan memahami setiap materi yang disediakan.

C. Analisis mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami dasar teori sistem bilangan terlebih mahasiswa


matematika harus dapat memahami dan membuktikan kebenaran yang terdapat dalam
sistem bilangan. Seorang mahasiswa matematika harus mampu berpikir objektif dan
subjektif dalam perkuliahan, harus mampu memecahakan masalah dalam teori
bilangan, memahami lebih jauh postulat, teorema ataupun dalil karena seorang
mahasiswa matematika mencari kebenaran dan membuktikannya. Begitu dengan
sistem bilangan kita sebagai mahasiswa harus mampu memahaminya dan
menerapkannya dalam dunia pendidikan.

Dengan materi teori bilangan ini mahasiswa akan lebih memahami tntang
materi dan asal-usul bilangan tersebut. Mahasiswa akan dituntut untuk lebih

29
mempelajari materi kekongruenan ini, melalui tugas-tugas dari dosen pengampu.
Mahasiswa akan menganalisi setiap persoalan atau permasalahan mengenai teori
kekongruenan. Mahasiswa dituntut untuk bersikap lebih kritis dalam pembelajaran,
sehingga akan memperdalam ilmu tentang teori materi ini.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

30
Sistem Bilangan adalah salah satu materi dalam Toeri Bilangan mengkaji
bilangan asli,bilangan cacah, fungsi aritmatika dan bilangan bulat dan bab II buku ini
memaparkan tentang adanya materi kekongruenan ini berdampak pada pendidikan
dan peradaban manusia antara lain :

1. Adanya rasa penasaran para ahli sehingga berusaha lebih mendalami tentang
kekongruenan.
2. Dari rasa penasaran tersebut tercipta teorema-teorema atau aksioma-aksioma
dan defenisi tentang kongruensi.
3. Perpaduan antara pendapat para ahli tersebut tercipta suatu teori atau konsep
tentang kongruensi.
4. Akan lebih mendorong orang atau ahli dalam bidang tersebut untuk membuat
sebuah buku yang memuat materi tentang kongruensi, untuk mewariskannya
kepada generasi yang akan datang.

Dalam buku ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Tentunya buku yang
lebih lengkap cakupan materinya dan menggunakan bahasa yang lebih mudah
dipahami, akan lebih dipilih oleh pembaca sebagai bahan belajar, karena materi –
materi yang dipaparkan sangat menarik dan mudah bagi pembaca atau mahasiswa/i
untuk memahaminya.

B. Saran
Untuk mendapatkan buku bagus yang dapat digunakan sebagai panduan
belajar atau sebagai buku referensi pembelajaran, kita harus secara kritis meninjau
buku itu. Kita harus menilai buku dari berbagai aspek, mulai dari cover buku hingga
isi buku. Apakah sebuah buku akan digunakan sebagai sumber belajar atau tidak juga
tergantung pada kritik buku. Oleh karena itu, mari kita dapat mengkritik buku secara
kritis dan terperinci sehingga kita memperoleh buku-buku superior sebagai pedoman
belajar.

BAB VII

LATIHAN SOAL

A. Penyelesaian Soal

31
Soal dari buku Teori Bilangan halaman 277 No. 5

5. Tunjukkan bahwa jika a adalah bilangan bulat ganjil, maka a2 = 1 (mod 4)


Penyelesaian :
Diketahui : jika a adalah bilangan bulat ganjil, maka a2 = 1 (mod 4)
Akan ditunjukkan
Tunjukkan :
Jika a adalah bilangan bulat ganjil, maka a dapat dinyatakan sebagai a = 2t + 1
untuk suatu bilangan bulat t, dengan demikian dapat dicari a 2=4 t 2 +4 t+1, atau

a 2=4 t (t +1)+1, atau a 2−1=4 t(t+1). Maka 4| a 2−1, dan akibatnya, a2 = 1


(mod 4)

Soal dari buku K.C. Chowdhury, Lat. 2. 10., soal no. 2 halaman 96

2. x ≡ -2 mod 11, x ≡ 8 mod 22


Solution : From the first one we get
x ≡−2+ 11 t
−2+11t ≡ 8(mod 22)
11t ≡ 10(mod 22)
or
Multiplying this by 11 and

11×11≡ 10(mod 22)

t ≡−11 ≡ 10(mod 22)

We get,

t=10+22 r

And,

x=−2+11 t =−2+11 ( 10+ 22r ) =90+198 r

32
Now to determine the common solution of

x=−2( mod 11)

x=8 (mod 22)

And,

it can be seen that it is possible to have common solutions.

33
KEPUSTAKAAN

Chowdhury, K. C. 2004. A First Course In Number Theory. New Delhi : Asian Books
Private Limited. Bab 2, Subbab 2.1., Subbab 2.2., dan Subbab 2.4. sd. 2.7.

Anda mungkin juga menyukai