Anda di halaman 1dari 5

Reviu BAB IV : Homomorfisma Ring

Berdasarkan buku utama Struktur Aljabar II karangan Dr. Mulyono, M.Si, lebih
terfokus pada pembahasan Homomorfisma dan Isomorfisma grup. Sementara pada buku
Teori Ring karangan Sri Suryani tercantum bahwa masih dibahas materi monomorfisma dan
epimorfisma.

Uraian perbedaannya adalah sebagai berikut:

1. Teorema Homomorfisma
Buku utama membahas konsep dan teorema Homomorfisma grup itu dipecah dari
defenisi ke contoh, serta di contoh pula diperlengkap detail dan pendefenisian
teorema. Sementara di buku bandingannya, dipenuhi teorema dulu kemudian
membahas contoh berdasarkan teoremanya. Keefisienan jelas terlihat di buku
utama karena penguraian informasi jelas dan konsepnya pun turun dengan jelas
dan dapat diterima secara teoritis.

Definisi 1.1 [Buku Utama]

Diberikan dua buah grup, G dan G’. Pemetaan θ :G →G ' disebut


homomorfisma grup jika untuk setiap ∀ a , b ∈G berlaku

θ ( ab )=θ ( a ) θ(b)

Catatan:

Perhatikan bahwa bentuk ab di ruas kiri adalah hasil operasi elemen a dengan
elemen b terhadap operasi biner pada G. Sedangkan di ruas kanan digunakan operasi
biner pada G’.

Penambahan syarat homomorfisma grup terlihat pada contoh 2, yaitu sebagai


berikut:

a. Z adalah suatu gruf aditif.


Pemetaan θ : Z → Z ' dengan aturan θ ( a )=a+1, untuk setiap a ∈ Z
bukanlah homomorfisma. Hal itu dapat dilihat untuk elemen a=1 dan b=2
θ ( a+ b )=θ ( 1+2 )
¿ θ ( 3)
¿4
Sedangkan
θ ( a )+θ ( b )=θ ( 1 ) +θ ( 2 )
¿ 2+3
¿5
Jadi θ ( a+ b ) ≠ θ ( a )+θ ( b ) dan dari uraian contoh di atas, maka dapat
disimpulkan ada dua syarat untuk mengecek grup tersebut homomorfisme atau
tidak.
Sementara pada bab IV mengenai homorfisma Ring, pada teorema 4.1.1
dijabarkan lebih jelas sebagai berikut:

Defenisi 4.1.1

Andaikan ⟨ R ,+ , . ⟩ dan ⟨ S ,+,. ⟩ masing-masing adalah suatu ring. Suatu


pemetaan dari θ : R → S dikatakan sebagai suatu homomorfisma ring jika θ
mempertahankan operasi ring, yaitu untuk ∀ x , y ∈ R dipenuhi

a. θ ( x+ y )=θ ( x )+ θ ( y )
b. θ ( x . y )=θ ( x ) .θ ( y )

Kemudian diikuti beberapa contoh yang berkaitan dengan teorema. Kembali


lagi ditemukan bahwa penjelasan mengenai Kernel dan image tidak tersedia, tetapi
penjelasan mengenai inti dijabarkan dengan baik.

Pada buku pembanding, defenisi tertuang sebagai berikut:


Defenisi 4.1 [Buku Pembanding]
Analog dengan konsep homomorfisma grup, misalkan (R ;+, ×) dan ( R' ,+, ×).
Masing-masing adalah Ring, dan pemetaan φ:R→R' adalah suatu
homomorfisma jika memenuhi:
∀ a , b ∈ R berlaku:
i. φ ( a+ b )=φ ( a ) +φ ( b )
ii. φ ( a × b )=φ(a)× φ ( b )
Setelah menjelaskan teorema di atas, kemudian penulis menjabarkan contohnya.
Teorema keterkaitan kernel dari homomorfisma grup lebih dijelaskan pada
buku utama Struktur Aljabar II karangan Dr. Mulyono, M.Si, daripada buku
pembanding, yaitu sebagai berikut:
Defenisi 4.2 [Buku Pembanding]
Misal φ : R → R ' adalah suatu homomorfisme, kernel dari φ , dapat ditulis
Ker φ= { a∈ R|φ ( a )=e ' }
Hubungan antara homomorfisme ring dengan Ker φ, digambarkan sebagai berikut:

Selanjutnya image dari φ adalah


ℑ ( φ )= { r ∈ R |φ ( a )=r ; a ∈ R }
' ' '

2. Teorema Isomorfisma
Pada bagian ini, buku utama menjadi panutan paling unggul dalam membahas
teorema Isomorfisma Ring. Setiap teorema dijabarkan dengan bukti dan contoh,
berbeda dengan buku karangan Sri Suryanti yang membahas satu defenisi saja dan
langsung dijabarkan melalui contoh.
Buku Utama
Teorema 4.3.1 : Teorema Isomorfisma Ring I
Bila θ : R → S adalah suatu homomorfisma dari ring R pada ring S dengan inti
K, maka R/ K ≅ S.
Teorema 4.3.2 : Teorema Isomorfisma Ring II
Andaikan R adalah suatu Ring. Bila M dan N masing-masing adalah ideal dari
R dan M + N={m+ n: m∈ M , n ∈ N }, maka M + N adalah ideal dari R dan
(M + N )/N ≅ M /(M ∩ N ).
Teorema 4.3.3 : Teorema Isomorfisma Ring III
Andaikan R adalah suatu Ring. Bila M dan N masing-masing adalah ideal dari
R
R M
R sehingga M ≤ N , maka ≅ .
N N
M

Buku Pembanding

Defenisi 4.5

Apabila pemetaan φ : R → R ' adalah pemetaan bijektif, maka φ suatu isomorfisme.


Selanjutnya jika φ : R → R ' suatu isomorfisme maka dapat dikatakan bahwa R isomorfik
dengan R’.

3. Teorema Tambahan
a. Monomorfisme Ring
Misalkan φ : R → R ' adalah sebuah homomorfisme maka φ dinamakan
monomorfisme jika φ injektif.
Contoh:
Fungsi f yang memetakan φ : R → R ' dengan defenisi φ ( x )=x 2. Kita akan
menyelidiki apakah φ suatu monomorfisme atau tidak.
Maka, ambil sembarang a , b ∈ R , karena ∃ a≠ b , tetapi φ ( a )=φ (b).
Yaitu φ ( 2 )=4 dan φ (−2 ) =4 pula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa φ
adalah bukan monomorfisme.

b. Epimorfisme Ring
Misalkan φ : R → R ' adalah sebuah homomorfisme maka φ dinamakan
epimorfisme jika φ surjektif.
Contoh:
Sebuah fungsi φ yang memetakan Z 4 ke R di mana R=⟨ i ⟩
Fungsi φ tersebut didefenisikan sebagai berikut:
x
φ : Z 4 → R dengan φ ( x )=i , x ∈ Z 4
 Telah ditunjukkan bahwa φ suatu homomorfisme
 Akan kita tunjukkan bahwa φ suatu pemetaan yang surjektif
Ambil sembarang elemen di R, misal y ∈ R, maka
x
y=i , sehingga x=log i y . Dengan jelas pula bahwa
R=⟨ i ⟩ ={1 , i,−1,−i}. Terbukti bahwa φ suatu epimorfisme.

Anda mungkin juga menyukai