Anda di halaman 1dari 17

RELASI DAN FUNGSI

Kelompok 4
Elvina Anugrah ( A1I120047 )

Nikmawati Nugraha ( A1I120023)

Tri Rahmasari Putri ( A1I120073)

Nila Rahayu (A1I120059)

Annisa (A1I120083)

Wahid Amaludin (A1I120035)


2.1 RELASI
1. Pengertian Relasi

Antara elemen-elemen dari dua buah himpunan seringkali


terdapat suatu relasi atau hubungan tertentu.Relasi menurut bahasa
berarti hubungan.Dalam matematika, relasi atau hubungan
menyatakan hubungan antara anggota suatu himpunan dengan
anggota himpunan yang lain.
Relasi dari himpunan A ke himpunan B, artinya memetakan
setiap anggota pada himpunan A (x ∈A) dengan anggota pada
himpunan B (y ∈ B). Relasi antara himpunan A dan himpunan B
juga merupakan himpunan, yaitu himpunan yang berisi pasangan
berurutan yang mengikuti aturan tertentu, contoh (x,y) ∈R. Relasi
biner R antara himpunan A dan B merupakan himpunan bagian dari
cartesian product A × B atau R ⊆ (A × B).
2.1 RELASI
Contoh:

Terdapat empat siswa menyatakan mata pelajaran kesukaannya sebagai


berikut:Ardi menyukai Bahasa Indonesia, Rini dan Indri menyukai
Matematika, dan Mirza menyukai IPA. Dari pernyataan di atas terdapat dua
himpunan yaitu:
A = himpunan siswa = {Ardi, Indri, Mirza, Rini}
B = himpunan mata pelajaran = {Bahasa Indonesia, Matematika, IPA}
Relasi antara anggota himpunan A ke himpunan B yang mungkin adalah
menyukai, menggemari, menyenangi, dsb.
Notasi dalam Relasi
Relasi antara dua buah objek dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan
(x,y) ∈ R
Contoh: relasi F adalah relasi ayah dengan anaknya, maka: F = {(x,y)|x adalah
ayah dari y} xRy dapat dibaca: x memiliki hubungan R dengan y
Cara Relasi antara himpunan A dan B dapat dinyatakan
dengan beberapa cara penyajian sebagai berikut:

Menyatakan
Contoh :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {0, 2, 4, 6}
1 dikawankan dengan 2, 4, dan 6

Relasi 2 dikawankan dengan 4 dan 6


3 dikawankan dengan 4 dan 6
4 dikawankan dengan 6
5 dikawankan dengan 6
a. Diagram Panah
Himpunan A sebagai domain (daerah asal) diletakkan di sebelah kiri, dan himpunan B sebagai
kodomain (kodomain) diletakkan di sebelah kanannya. Relasi antara himpunan A dan B
ditunjukkan dengan arah panah. Berikut gambar

b. Himpunan Pasangan Berurutan


Jika x elemen A dan y elemen B, maka relasi dari A ke B dapat dinyatakan dengan pasangan
berurutan (x, y). Dari diagram panah di atas dapat dituliskan himpunan pasangan berurutannya
sebagai berikut: {(1, 2), (1, 4), (1, 6), (2, 4), (2, 6), (3, 4), (3, 6), (4, 6), (5, 6)}.
c. Diagram Kartesius
Pada koordinat cartesius daerah asal (domain) diletakkan pada sumbu
X (sumbu mendatar) dan daerah kawan (kodomain) diletakkan pada
sumbu Y (sumbu tegak). Sedangkan daerah hasilnya merupakan titik
(noktah) koordinat pada diagram cartesius.

d. Tabel
Dari contoh diatas dapat dibuat tabel seperti di bawah ini

e. Matriks
Baris = domain dan Kolom = kodomain
f. graph
• hanya untuk mempresentasikan relasi pada pada satu himpunan (bukan antara dua himpunan)
•Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex)
•Tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc)
•Jika (a,b) E R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b
•Simpul a disebut simpul asal (initial vertex)
•Simpul b disebut simpul tujuan (terminal verteks)
•Pasangan terurut (a,a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut
loop
Sifat-sifat Relasi
a. Refleksif
Sebuah relasi dikatakan refleksif jika sedikitnya: x ∈ A, xRx
b. Transitif
Sebuah relasi dikatakan bersifat transitif jika: xRy , yRz => xR ; (x,y, z) ∈ A Contoh: R = {(a,d),(d,e),(a,e)}
c. Simetrik
Sebuah relasi dikatakan bersifat simetris jika: xRy, berlaku pula yRx untuk (x dan y) ∈ A
Contoh: A={a,b,c,d} R={(a,a),(b,b),(c,c),(d,d),(a,b),(b,a),(c,d),(d,c)}
d. Asimetrik
Relasi asimetrik adalah kebalikan dari relasi simetrik Artinya (a,b) ∈ R, (b,a) ∉ R Contohnya: R = {(a,b),
(a,c), (c,d)}
e. Anti Simetrik
Relasi R dikatakan antisimetrik jika, untuk setiap x dan y di dalam A; jika xRy dan yRx maka x=y
F. Equivalen
Sebuah relasi R dikatakan equivalen jika memenuhi syarat: 1) Refelksif 2) Simeteris 3) Transitif
g. Partially order set (POSET)
Sebuah relasi R dikatakan terurut sebagian POSET jika memenuhi syarat: 1) Refelksif 2) antisimetri 3)
Transitif
Operasi dalam Relasi
1. Operasi komposisi

Contoh: Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u} Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh : T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)} Maka komposisi relasi R dan T
adalah T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
T o R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u),}

2. Operasi dalam bentuk matriks


Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan Adinyatakan oleh matriks
2.2 FUNGSI
1. Fungsi dari Himpunan
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi.Sebuah relasi
dikatakan fungsi jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat
satu pasangan, y, anggota himpunan B. Kita dapat menuliskan f(a) =
b, jika b merupakan unsur di B yang dikaitkan oleh f untuk suatu a
di A.Ini berarti bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c maka b = c.Jika f
adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat
menuliskan dalam bentuk : f : A → Bartinya f memetakan
himpunan A ke himpunan B.Nama lain untuk fungsi adalah
pemetaan atau transformasi.
2. Domain, Kodomain, dan Jelajah
f :A → B
A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah
hasil (codomain) dari f.Misalkan f(a) = b, maka b dinamakan
bayangan (image) dari a,dan a dinamakan prabayangan (pre-image)
dari b.Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f dinamakan
jelajah (range) dari f.
3. Penulisan Fungsi

2.2 FUNGSI
a. Himpunan pasangan terurut. Misalkan fungsi kuadrat pada
himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10} maka fungsi itu dapat
dituliskan dalam bentuk : f = {(2, 4), (3, 9)}
b. Formula pengisian nilai (assignment)
• f(x) = x2 + 10,
• f(x) = 5x
4. Jenis-jenis Fungsi
1. Fungsi Injektif
Fungsi satu-satu, Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satujika dan
hanya jika untuk sembarang a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan
a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 =
a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).
2. Fungsi Surjektif
Fungsi kepada, Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada jika dan
hanya jika untuk sembarang b dalam kodomain B terdapat paling
tidak satu a dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b. Suatu
kodomain fungsi surjektif sama denganrange-nya (semua kodomain
adalah peta dari domain).
2.2 3. Fungsi Bijektif

FUNGSI Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam
domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota A yang tidak
terpetakan dalam B.
4. Fungsi Invers Fungsi invers merupakan kebalikan dari fungsi itu
sendiri f : AB di mana f(a) = b
f–1: B A di mana f –1(b) = a
Catatan:f dan f –1 harus bijective
5. Operasi Fungsi
(f +g)(x) = f(x) + g(x)
(f . g)(x) = f(x) .g(x)
Komposisi: (f o g)(x) = f(g(x))
CONTOH
Diketahui rumus fungsi 𝐹(𝑥) = 5𝑥 − 2. Jika 𝑓(𝑚) = 18 dan 𝑓(𝑛) = 23. Nilai 𝑚 + 𝑛 adalah...
Penyelesaian:
Dari apa yang diketahui pada soal, jika kita substitusi nilai 𝑓( 𝑚) = 18 dan 𝑓(𝑛) = 23 ke dalam ( 𝑥) =
5𝑥 − 2 , maka diperoleh
𝐹(𝑥) = 5𝑥 − 2
𝑓(𝑚) = 5𝑚 − 2
18= 5𝑚 − 2
18 + 2 = 5𝑚
20 = 5𝑚
𝑚 =20/5
𝑚 =4
𝑓(𝑛) = 5𝑛 − 2
23 = 5𝑛 − 2
23 + 2 = 5𝑛
25 = 5𝑛
𝑛 =25/5
𝑛 =5
Maka, nilai 𝑚 + 𝑛 =4+5=9
CONTOH
Jika f adalah fungsi sehingga 𝑓(𝑥𝑦) = 𝑓(𝑥 − 𝑦) dan 𝑓(6) = 1, maka 𝑓(−2) − 𝑓(−4) = Penyelesaian:
𝑓(𝑥𝑦) = 𝑓(𝑥 − 𝑦)
Diketahui 𝑓(6) = 1
𝑓(6) = 𝑓(3 ∙ 2) = 𝑓(3 − 2) = 1 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(1) = 1
𝑓(2) = 𝑓(2 ∙ 1) = 𝑓(2 − 1) = 1,𝑓(1) = 1
𝑓(3) = 𝑓(3 ∙ 1) = 𝑓(3 − 1) = 1,𝑓(2) = 1
𝑓(4) = 𝑓(4 ∙ 1) = 𝑓(4 − 1) = 1,𝑓(3) = 1
Selanjutnya 𝑓(−2) = 𝑓(2(−1)) = 𝑓(2 − (−1)) = 𝑓(3) = 1
Jadi, 𝑓(−2) − 𝑓(−4) = (1 − 1) = 0
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai