A. Pengertian Relasi
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti pernah mendengar istilah relasi. Secara
umum, relasi berarti hubungan. Di dalam matematika, relasi memiliki pengertian yang
lebih khusus. Agar kamu lebih memahami pengertian relasi, pelajari uraian berikut.
Misalkan Eva, Roni, Tia, dan Dani diminta untuk menyebutkan warna
kesukaannya masing-masing. Hasilnya adalah sebagai berikut:
• Eva menyukai warna merah
• Roni menyukai warna hitam
• Tia menyukai warna merah
• Dani menyukai warna biru
Pada uraian tersebut, terdapat dua himpunan, yaitu himpunan anak dan himpunan
warna. Misalkan A adalah himpunan anak sehingga A = {Eva, Roni, Tia, Dani} dan B
adalah himpunan warna sehingga B = {merah, hitam, biru}. Dengan demikian, relasi
atau hubungan himpunan A dan himpunan B dapat digambarkan dengan diagram
seperti tampak pada Gambar 2.2 .
A B
Eva Merah
Roni
Tia Hitam
Dani
Biru
Gambar 2.2
Relasi himpunan A dan B pada Gambar 2.2 adalah "menyukai warna" Eva
dipasangkan dengan merah, artinya Eva menyukai warna merah. Roni dipasangkan
dengan hitam, artinya Roni menyukai warna hitam. Tia dipasangkan dengan merah,
15
artinya Tia menyukai warna merah. Dani dipasangkan dengan biru, artinya Dani
menyukai warna biru.
B. Pengertian Fungsi
Banyak contoh yang menunjukkan hubungan atau relasi antara satu objek dengan
objek lainnya. Misalnya relasi antara nama negara dan ibukotanya seperti terlihat pada
diagram panah di samping. Pada relasi tersebut terlihat bahwa setiap anggota
himpunan A mempunyai pasangan tepat satu pada himpunan B. Contoh relasi
lainnya per hatikan diagram panah nilai ulangan matematika 5 orang siswa kelas VIII
berikut. Relasi tersebut memiliki kekhu susan seperti halnya relasi antara himpunan
A dan himpunan B, yaitu setiap anggota P memiliki pasangan tepat satu pada
anggota himpunan Q. Relasi antara himpunan A dan B serta relasi antara himpunan
P dan Q seperti ini dikenal dengan istilah pemetaan atau fungsi dari A ke B serta
fungsi dari P ke Q.
Ibu Kota
Jakarta Indonesia
Manila Filipina
Bangkok Thailand
A B
16
C. Menentukan Rumus Fungsi Jika Nilainya Diketahui
Pada pembahasan yang lalu kalian telah mempelajari cara menentukan nilai fungsi
jika rumus fungsinya diketahui. Sekarang, kalian akan mempelajari kebalikan dari
kasus tersebut, yaitu jika nilai fungsinya diketahui. Pada pembahasan ini bentuk
fungsi yang kalian pelajari hanyalah fungsi linear saja, yaitu f(x) = ax + b. Untuk
bentuk fungsi kuadrat dan pangkat tinggi akan kalian pelajari pada tingkat yang lebih
tinggi.
Misalkan fungsi f dinyatakan dengan f : x ax + b, dengan a dan b konstanta dan
x variabel maka rumus fungsinya adalah
f(x) = ax + b. Jika nilai variabel x = m maka nilai f(m) = am + b. Dengan demikian,
kita dapat menentukan bentuk fungsi f jika diketahui nilai-nilai fungsinya.
Selanjutnya, nilai konstanta a dan b ditentukan berdasarkan nilai-nilai fungsi yang
diketahui. Agar kalian mudah memahaminya pelajarilah contoh berikut .
Contoh
Diketahui f fungsi linear dengan f(0) = – 5 dan f(– 2) = – 9. Tentukan bentuk
fungsi f(x).
Penyelesaian:
Karena f fungsi linear, maka f(x) = ax + b.
Dengan demikian diperoleh
f(0) = –5
f(0) = a (0) + b = –5
0 + b = –5
b = –5
Untuk menentukan nilai a, perhatikan langkah berikut.
f(–2) = –9
f(–2) = a (–2) + b = –9
–2a – 5 = –9
–2a = –9 + 5
–2a = –4
a = =2
Jadi, fungsi yang dimaksud adalah f(x) = ax + b = 2x – 5
17
D. Domain, Kodomain, dan Range Fungsi
Himpunan peta tersebut dinamakan range (daerah hasil). Jadi, dari diagram panah
pada Gambar 2.5 diperoleh:
E. Grafik Fungsi
Perhatikan kembali Gambar di samping. Aturan yang
memetakan himpunan A ke himpunan B pada gambar tersebut
adalah untuk setiap x anggota A dipetakan ke (x + 1) anggota B.
Suatu fungsi dinotasikan dengan huruf kecil, seperti f, g, atau h. Jika
fungsi pada Gambar 2.5 dinamakan f maka fungsi tersebut
dinotasikan dengan f: x x + 1 (dibaca: fungsi f memetakan x ke x
+ 1). Dengan demikian, pada pemetaan f: x x + 1 dari himpunan A ke himpunan B
diperoleh.
Untuk x = 1, f: 1 1 + 1 atau f: 1 2 sehingga (1, 2) f,
Untuk x = 2, f: 2 2 + 1 atau f: 2 3 sehingga (2, 3) f,
Untuk x = 3, f: 3 3 + 1 atau f: 3 4 sehingga (3, 4) f.
Untuk memudahkan cara menulis atau membaca, suatu pemetaan dapat dituliskan
dalam bentuk tabel atau daftar. Untuk fungsi f : x x + 1, tabelnya adalah sebagai
berikut.
18
Tabel fungsi f: x x + 1
X 1 2 3
x+1 2 3 4
Pasangan berurutan (1,2) (2,3) (3,4)
RANGKUMAN
19
TUGAS
TES FORMATIF
1. DiketahuI fungsi f didefinisikan sebagai f(x) = 2x2 – 3x + 1. Tentukan nilai fungsi f(x)
untuk x=2!
2. Diketahui f fungsi linear dengan f(0) = – 5 dan f(– 2) = – 9. Tentukan bentuk fungsi
f(x).
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF
1. f(2)= 3
2. f(x) = 2x – 5.
20
Kegiatan belajar 3
A. Persamaan Garis
Jika diketahui sebuah pemetaan f(x) = 2x + 1 dengan daerah asal 0 < x < 5
dengan x ∈ R, maka kalian dapat menggambarkan graÀ k
fungsinya seperti gambar di samping.
Dalam permasalahan tersebut, persamaan f(x) = 2x + 1
dapat kita ubah menjadi persamaan y = 2x + 1. Dalam grafik
terlihat bahwa grafik fungsinya berupa garis lurus, mengapa
demikian? Persamaan y = 2x + 1 disebut persamaan garis lurus
atau persamaan garis. Secara umum bentuk persamaan garis
adalah sebagai berikut.
px + qy = r dimana p ≠ 0 dan q ≠ 0 Jika masing masing ruas dari persamaan
px + qy = r kita bagi dengan q maka akan diperoleh persamaan garis berikut.
sehingga dapat kita ubah menjadi konstanta lain misalnya m, dan dapat kita ganti
dengan c. Untuk selanjutnya kita peroleh persamaan garis yang baru sebagai berikut.
y = mx + c, dengan m dan c adalah sebuah konstanta.
Contoh:
Penyelesaian:
. 4x – 2y – 6 = 0 ⇔ –2y = –4x + 6
⇔ y = 2x - 3
21
B. Gradien
Coba kalian perhatikan orang yang sedang naik
tangga. Dapatkah kalian menentukan nilai kemiringannya?
Jika tangga dianggap sebagai garis lurus maka nilai
kemiringan tangga dapat ditentukan dengan cara
membandingkan tinggi tembok yang dapat dicapai ujung
tangga dengan jarak kaki tangga dari tembok. Nilai
kemiringan tangga tersebut disebut gradien. Pada
pembahasan ini kita akan membahas cara menentukan
gradien dari suatu garis lurus.
1. Perhitungan Gradien
Ada berbagai cara untuk menghitung gradien dari suatu persamaan garis. Hal
ini bergantung pada letak titik koordinat dan bentuk persamaan garis yang
diberikan. Berikut ini akan diuraikan cara menghitung gradien berdasarkan titik
koordinat atau bentuk persamaan garis.
a. Menghitung Gradien pada Persamaan Garis y = mx
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gradien suatu garis dapat
ditentukan melalui perbandingan antara ordinat dan absis sehingga dapat
ditulis sebagai berikut.
Dari uraian ini terlihat bahwa nilai gradien dalam suatu persamaan garis
sama dengan besar nilai konstanta m yang terletak di depan variabel x,
dengan syarat, persamaan garis tersebut diubah terlebih dahulu ke dalam
bentuk y = mx. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah Contoh Soal berikut
Contoh:
Tentukanlah gradien dari persamaan garis berikut.
a. y = 2x
b. x = 2y
Penyelesaian:
a.Persamaan garis y=2x sudah memenuhi bentuk y=mx. Jadi, diperoleh m = 2.
b. Persamaan garis x = 2y diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx
sehingga
22
x = 2y
diperoleh
Penyelesaian:
2y = x +12
y =
y = jadi, nilai m =
3y = 6 + 9x
y=
y = 2+3x
23
c. Menghitung Gradien pada Persamaan Garis ax + by + c = 0
Contoh:
Penyelesaian:
x + y –10 = 0
C I
F
2cm
4cm 3cm
D 4cm E
A G H
3cm B 2cm
Gambar menunjukkan tiga buah segitiga ABC, DEF, dan GHI yang
memiliki sisi miring dengan tingkat kemiringan atau gradien yang
berbedabeda. Dengan menggunakan perbandingan ordinat dan absis, gradien
untuk masing-masing segitiga dapat dihitung sebagai berikut.
24
Sekarang, perhatikan Gambar di atas . Gambar tersebut menunjukkan
sebuah garis lurus pada bidang koordinat yang melalui titik P dan R. Untuk
mencari gradien garis tersebut, kamu tinggal menentukan gradien PR pada
segitiga PQR. Dengan menggunakan perbandingan ordinat dan absis, akan
diperoleh gradien garis yang melalui titik P dan R, yaitu:
Gradient PR =
Jadi, gradien garis yang melalui P(1, 3) dan R(7, 6) pada Gambar 3.6
adalah . Dari uraian tersebut diperoleh rumus umum untuk mencari gradien
25
2. Sifat-sifat gradien
Ada beberapa sifat gradien yang perlu kamu ketahui, di antaranya adalah
gradien garis yang sejajar dengan sumbu-x, gradien garis yang sejajar dengan
sumbu-y, gradien dua garis yang sejajar, dan gradien dua garis yang saling tegak
lurus. Berikut ini akan diuraikan sifat-sifat gradien tersebut.
a. Gradien Garis yang Sejajar dengan Sumbu-x
Perhatikan gambar berikut.
Pada Gambar , terlihat garis k yang melalui titik A(–1, 2) dan B(3, 2).
Garis tersebut sejajar dengan sumbu-x. Untuk menghitung gradien garis k,
gunakan cara sebagai berikut.
m= =0
Coba kamu periksa titik-titik lain pada garis k dan hitunglah gradiennya.
Apakah nilai gradiennya sama dengan 0? Uraian tersebut memperjelas tentang
gradien garis yang sejajar dengan sumbu-x, yaitu sebagai berikut.
Jika garis sejajar dengan sumbu- x maka nilai gradiennya adalah nol.
26
b. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu-y
Perhatikan gambar berikut.
Pada Gambar, garis l yang melalui titik C(1, 3) dan D(1, –1). letaknya
sejajar dengan sumbu-y. Gradien garis tersebut adalah sebagai berikut.
Untuk titik C(1, 3) maka x1 = 1, y1 = 3.
Untuk titik D(1, –1) maka x2 = 1, y2 = –1.
m= =
Jika garis sejajar dengan sumbu-y maka garis tersebut tidak memiliki
gradien.
mAB = =1
27
Garis l melalui titik C(0, –1) dan D(1, 0).
Untuk titik C(0, –1) maka x1 = 0, y1 = –1.
Untuk titik D(1, 0) maka x2 = 1, y2 = 0.
mCD = =1
Dari uraian tersebut terlihat bahwa garis k dan l memiliki gradien yang sama.
Gradien kedua garis tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut .
mCD = = –1
mAB = =1
28
Hasil kali kedua gradien tersebut adalah
mAB × mCD = 1 × –1 = –1
Uraian tersebut memperjelas hal berikut
Hasil kali antara dua gradien dari garis yang saling tegak lurus
adalah –1.
RANGKUMAN
29
TUGAS
2. Tentukanlah gradien dari garis yang melalui titiktitik koordinat berikut ini.
a. P(2, 6) dan Q(4, –8)
b. K(–2, –5) dan L(–3, 1)
c. X(0, 8) dan Y (–2, –5)
d. M(9, –1) dan N(6, –8)
e. A(6, 6) dan B(0, 0)
TES FORMATIF
1. Tentukan apakah garis lurus berikut sejajar dengan sumbu-x atau sumbu-y.
a. Garis k melalui A(2, –5) dan B(2, 4)
b. Garis l melalui C(3, 1) dan D(–2, 1)
c. Garis m melalui E(1, 4) dan F(0, 4) nunik 52
1. a. mAB = 2. a. 5x + 4y = 7
b. mCD = 0
b. 4x – 9y = 1
c. mEF = 0
30
EVALUASI 1
1. Banyak suku pada bentuk aljabar a2 – 2ab + 3c + 4ab – 8c2 adalah ....
a. 3 c. 5
b. 4 d. 6
a . 6x + 2 c. 2x + 8
b . 6x – 2 d. 2x – 8
a. 4m2 c. 5m4
b. –4m2 d. –5m2
31
c. fungsi
d. pemetaan
9. Sebuah relasi dari dua himpunan dapat disajikan dengan beberapacara, kecuali....
a. diagram panah
b. diagram kartesius
c. diagram garis
d. himpunan pasangan terurut
10. Diketahui f(x) = a√x + 7 dan f(4) = –3. Nilai dari f(9) adalah ....
a. 8 c. 0
b. 5 d. –8
11. Fungsi f didefinisikan oleh f(x) = 2x2 –x +1 dengan domain {–1, 0, 1}. Daerah
hasil fungsi tersebut adalah ....
a. {–1, 5, 9}
b. {–7, –1, 9}
c. {–7, –1, 1}
d. {–1, 1, 5}
12. Diketahui f : x –2x + 9. Jika pĺ 15, nilai p sama dengan ....
a. 3 c. 2
b. 2 d. 3
13. Pada pemetaan {(1, 6),(2, 5),(3, 7), (4, 0), (5, 1)} domainnya adalah ....
a. {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
b. {1, 2, 3, 4, 5}
c. {1, 2, 3}
d. {0}
14. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari himpunan A = {a, i} ke himpunan A sendiri
adalah ....
a. 2 c. 4
b. 3 d. 8
15. Diketahui garis dengan persamaan berikut.
(i) 2y = 5x – 3
(ii) 5y = 2x + 15
(iii) 3x + 5y = 15
Dari persamaan garis di atas, yang sejajar dengan garis yang Persamaannya 2x – 5y +
15 = 0 adalah ....
32
d. (iii) dan (iv)
16. Persamaan garis yang melalui titik (2, –3) dan tegak lurus dengan garis x + y = 10
adalah ....
a. y = x + 5
b. y = x – 5
c. y = –x + 5
d. y = –x – 5
17. Garis g memiliki gradien -2 dan melalui titik (2, 3). Persamaan garis g adalah ....
a. y = –2x + 1
b. y = –2x – 1
c. y = –2x + 7
d. y = –2x – 7
18. Persamaan garis yang melalui titik (2, 1) dan titik (-2, -7) adalah ....
a. y = –2x + 5
b. y = –2x + 3
c. y = 2x – 3
d. y = 2x + 3
19. Persamaan garis yang melalui titik (-3, 2) dan tegak lurus garis yang melalui titik (5,
2) dan (-5, -3) adalah ....
a. y + 2x +4 = 0
b. y + 2x – 4 = 0
c. –y – 2x + 4 = 0
d. y – 2x + 4 = 0
20. Persamaan garis yang bergradien dan melalui titik (1, 3) adalah ....
a. 3x – y + 10 = 0
b. 3x – y – 10 = 0
c. x + 3y + 10 = 0
d. x + 3y – 10 = 0
33