1. PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi merupakan relasi khusus, sering juga disebut “relasi fungsional”. Karena
itu tidak semua relasi merupakan fungsi.
A B
C D
Relasi antara himpunan C dan himpunan D
a p
b
q
adalah relasi yang bukan fungsional. Dengan
c
d r kata lain hubungan C dan D bukan fungsi.
Suatu relasi antara A dan B dapat dinyatakan sebagai fungsi apabila setiap unsur
(anggota) dari himpunan A dipasangkan tepat satu unsur (anggota) himpunan B.
Pada relasi fungsional sering terjadi bahwa daerah kawan sama dengan daerah
hasil.
A B A = daerah asal
B = daerah kawan (kodomain) sama dengan
daerah hasil
1
Sebaiknya dapat pula terjadi, bahwa daerah kawan tidak sama dengan daerah hasil.
C D C = daerah asal
2. GRAFIK FUNGSI
Fungsi dapat juga disajikan dalam bentuk grafik. Grafiknya disebut “grafik
fungsi”.
Contoh : A = [ 1, 2, 3, 4 ] B = [ 5, 6, 7, 8 ]
Jika antara A dan B terdapat suatu relasi fungsional, maka relasi itu
digambarkan sebagai berikut :
2
Melalui grafik dapat pula diketahui apakah suatu relasi merupakan fungsi atau
tidak, seperti contoh berikut ini :
y y
M x
0
m
x
0
Jika banyaknya titik potong garis m dengan grafik lebih dari satu, maka grafik itu
bukanlah fungsi.
3. PASANGAN BERURUT
Selain menggunakan diagram panah dan grafik, fungsi dapat juga disajikan dalam
bentuk pasangan berurut.
Contoh : { (1,5), (2,6), (3,7), (4,8) } adalah himpunan pasangan berurut yang
merupakan fungsi.
Pasangan seperti (1,5), (2,6) dan seterusnya disebut “pasangan berurut” atau
“pasangan terurut” atau “pasangan urutan”.
Dalam pasngan (1,5), bilangan 1 adalah komponen pertama dan bilangan 5
disebut komponen kedua.
3
Kesimpulan :
Bila dalam himpunan pasangan berurut itu tidak terdapat pasangan yang
mempunyai komponen pertama yang sama, maka himpunan itu disebut fungsi.
Sebaliknya bila terdapat pasangan yang mempunyai komponen pertama yang
sama, maka himpunan itu bukan fungsi.
C D
Korespondensi satu-satu :
Pemetaan satu-satu atau korespondensi satu-satu dari himpunan A kepada
himpunan B adalah pemasangan setiap anggota A satu-satu kepada setiap anggota
B.
4
Contoh 1 :
A B
Gambar disamping merupakan relasi pemetaan
a p
b q satu-satu.
c r
5
Contoh : fungsi f = x → x2 dengan x Є A
Berarti setiap x Є A bayangannya (petanya) adalah x2. Jika x = 2,
maka bayangan x oleh fungsi f adalah 22 atau 4 dan seterusnya.
SOAL-SOAL LATIHAN :
6
4. Apakah grafik-grafik berikut ini merupakan fungsi ?
y y
x x
0 0
8. Tentukanlah daerah hasil, daerah asal dan daerah kawan dari relasi berikut :
a. f(x) = 2x – 1, untuk x Є A
b. { (x, y) ǀ y = x – 3, x, y Є Q }
c. { (x, y) ǀ y = 2, x, y Є R }
7
FUNGSI LINEAR
Letak titik A ditentukan oleh pasangan berurut (1,2). Ini berarti titik A berada
pada 1 satuan di sumbu x dan 2 satuan di sumbu y.
Satuan-satuan di sumbu x di sebut absis dan satuan-satuan di sumbu y di sebut
ordinat. Absis dan ordinat, keduanya disebut: koordinat.
8
2. FUNGSI LINEAR
Adalah fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Misalnya,
bila diketahui fungsi f = x → 2x – 5 dengan x Є A, maka ini berarti fungsi f pada
himpunan R ditentukan oleh f (x) = 2x – 5, disebut fungsi linear, karena x sebagai
variabel bebas berpangkat paling tinggi satu.
Bila x Є A maka bayangannya adalah f (x) yang menjadi anggota B.
A B Misalkan anggota B itu kita sebut y, maka
diperoleh y = f (x).
x f(x)
f Nilai y atau f (x) dari fungsi linear di tentukan oleh
rumus :
f (x) = ax + b
x 1 2 3 4
Jawab :
f (x) -1 1 3 5
Keterangan : Nilai-nilai dalam tabel diatas ditentukan oleh daerah asalnya yaitu
1 ≤ x ≤ 3 dan ditentukan oleh f (x) = 2x – 3.
Untuk : x = 1, maka f (1) = 2 (1) -3 = -1
x = 2, maka f (2) = 2 (2) -3 = 1
x = 3, maka f (3) = 2 (3) -3 = 3
x = 4, maka f (4) = 2 (4) -3 = 5
Untuk membuat grafiknya cukup dengan mengambil dua titik saja. Dari dua titik
tersebut ditarik garis lurus. Misalnya titik A (1, -1) dan B (4, 5).
9
Titik yang memotong sumbu y, diperoleh dengan mengambil
x = 0, maka f (0) = 2 (0) -3 = -3 → (0, -3)
5 B(4,5)
4
3
2
1
x
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
-1 A(1, -1)
Titik potong dengan sumbu x
-2
-3
Titik potong dengan sumbu y
10
Koefisien arah (gradien) garis lurus biasanya dilambangkan dengan huruf “a” dan
di definisikan sebagai :
y 2 - y1
a=
x 2 - x1
Arah fungsi membentuk sudut α dengan sumbu x, maka koefisien arah garis
y = 2x – 3 sama dengan tg sudut α , yaitu :
y
a = tg α =
x
Arah suatu grafik fungsi tergantung pada tanda yang menyertai a dalam
persamaan
y = ax +b
Kalau a positif, arah fungsi dari kiri ke kanan NAIK.
Kalau a negatif, arah fungsi dari kiri ke kanan TURUN.
(0,4) (4,4)
(0,2)
x x
0 (4,0) 0 4
Penyelesaian :
y 2 - y1 4-0 4
1) a = = = =-1
x 2 - x1 0-4 -4
y = ax +b → y = -x + b
titik potong kurva dengan sumbu y terjadi jika x = 0, maka :
a = - (0) + b → b = 4. Jadi, persamaannya : y = -x + 4
11
y 2 - y1 4-2 2 1 1
2) a = = = = → y= x+b
x 2 - x1 4-0 4 2 2
SOAL LATIHAN
1) Gambarkan kurva linear dari persamaan berikut ini :
1
a. y = -2x + 6 c. y = - x + 3
2
3
b. y = 3x – 4 d. y = x–5
2
jika daerah asal x adalah : -2 ≤ x ≤ 4
b) y d) y
5 (2,4)
x x
-3 0 0 6
12
FUNGSI KUADRAT
Adalah fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat dua. Bentuk yang
paling sederhana dari fungsi kuadrat adalah fungsi yang ditentukan oleh f (x) = x2.
Bentuk umum dari fungsi kuadrat adalah :
f (x) = ax2 + bx + c
Suatu parabola mempunyai nilai minimum atau maksimum ditentukan oleh tanda
yang menyertai koefisien x2 dalam persamaan di atas. Koefisien itu dinyatakan
dengan huruf a.
Jika ada a positif, a > 0, maka parabola terbuka ke atas, yang berarti mempunyai
nilai minimum.
Jika ada a negatif, a < 0, maka parabola terbuka kebawah, yang berarti mempunyai
nilai maksimum.
Banyaknya titik potong suatu parabola dengan sumbu x ditentukan oleh deskriminan
dari persamaan kuadratnya.
Deskriminan disingkat dengan “D”
D = b2 – 4 a . c
- b b2 - 4 . a . c
2.a
13
KOORDINAT TITIK PUNCAK
Untuk menyelesaikan suatu persamaan kuadrat digunakan suatu
- b b2 - 4 . a . c
Rumus : x=
2.a
Dari rumus itu diperoleh dua nilai x, yaitu :
- b b2 - 4 . a . c b b2 - 4 . a . c
x= x=
2.a 2.a
Kedua nilai x ini sama-sama bila b2 – 4 . a . c = 0 , yaitu :
b 0 b 0 -b
= =
2.a 2.a 2.a
-b
Jadi diperoleh nilai x = yang merupakan absis titik puncak.
2.a
b b
2 2
y = ax + bx + c atau y = a
2
+b +c
2.a 2.a
a . b2 b2
y= - +c
4.a2 2.a
b 2 2 b 2 4 . a .c b 2 4 . a .c
y= =
4.a 4.a
(b 2 4 . a .c) D
y= =
4.a 4.a
14
Contoh : Diketahui sebuah persamaan kuadrat y = x – 2x – 8, carilah titik
potong kurva tersebut dengan sumbu x dan y. Dan carilah titik
puncaknya, serta gambarkan kurva tersebut.
Penyelesaian :
Dari persamaan y = x2 – 2x -8, diketahui bahwa a = 1, b = 2, c = -8. Tanda di depan
koefisien a adalah positif, maka kurva membuka ke arah atas .
D = b2 – 4 . a .c = (-2)2 – 4 . 1 (-8) = 4 + 32 = 36 > 0, maka kurva mempunyai 2 titik
potong dengan sumbu x.
b D ( 2) D 26
X = = =
2.a 2 .1 2
26 8 2-6 4
X1 = = =4 X2 = = =-2
2 2 2 2
Jadi titik potong kurva dengan sumbu x berada di titik : (-2, 0) dan (4, 0).
Titik potong kurva dengan sumbu y terjadi jika x = 0, maka y = (0)2 – 2 . (0) – 8 = -8.
Jadi titik potong kurva dengan sumbu y berada di titik (0, -8).
D 36 36
X = = = = 9
4.a 4 .1 4 .1
15
Gambar kurva y = x2 – 2x – 8
x
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
LATIHAN SOAL :
1) Buatlah sketsa parabola y = 2x2 - 2x -12
Tentukan : a. Titik potong kurva dengan sumbu x dan sumbu y.
b. Titik puncak maksimum/minimum.
16
FUNGSI GONIOMETI
Y 𝑦
Sin θ =
𝑟
r 𝑥
y
θ Cos θ =
X 𝑟
x
𝑦
Tg θ =
𝑥
r r x
Cosec θ = sec θ = ctg θ =
y x y
Sin (- θ ) = - sin ( θ )
Cos (- θ ) = cos θ
17
4. tg2a = sec2A – 1
AB AB
5. sin A – sin B = 2 cos . sin
2 2
π
6. cos A = sin A
2
π
7. cos A = – sin A
2
π
8. sin A = cos A
2
π
9. tg A = ctg A
2
Grafik
1) y = sin x . Periode sinus adalah 2π
sin (x + 2nπ ) = sin x , π = 0, 1, 2 .....
y
1
π 0 π 2π
2 x
- 2 π 3π 2 -π π
2
3π
2
-1
-π π 2π x
-2π 3π π 0 π 3π
2 2 2 2
-1
18
3) y = tg x . Periode tangen adalah 2π
cos (x + π . n ) = tg x, n = 0, 1, 2 .....
y
x
-π π 0 π π 3π
2 2 2
Sudut-sudut Istimewa
Fungsi Besar Sudut (θ)
0° 30° 45° 60° 90°
Sin θ 0 1 1 1 1
√2 √3
2 2 2
Cos θ 1 1 1 1 0
√3 √2
2 2 2
Tg θ 0 1 1 √3 ~
√3
3
2. Kwadran II : 90≤θ≤180°
Sin θ=Sin (180° − 𝜃)
Cos θ= −𝐶𝑜𝑠 (180° − 𝜃)
19
3. Kwadran III : 180°≤θ≤270°
Sin θ= −𝑆𝑖𝑛(𝜃 − 180°)
Cos θ= −𝐶𝑜𝑠 (𝜃 − 180°)
4. Kwadran IV : 270≤θ≤360°
Sin θ= −𝑆𝑖𝑛(360° − 𝜃)
Cos θ= 𝐶𝑜𝑠 (360° − 𝜃)
20