Bab ini merupakan awal dari bagian kedua materi perkuliahan Struktur Aljabar I. Setelah pada bagian pertama dibahas tentang grup, sifat-sifat dan macamnya, maka pada bagian kedua ini dibahas tentang fungsi yang akan menghubungkan sebuah grup dengan grup lainnya. Pada bab ini disajikan pengertian homomor sma, sifat-sifat dan macamnya.
Homomorphisma
Pada bab-bab terdahulu telah dibahas tentang suatu struktur aljabar yang disebut sebagai grup, sifat-sifat dan macamnya. Pada bab ini akan dibahas mengenai pemetaan antar grup. Misalkan G dan G adalah grup, maka pemetaan yang dimaksudkan adalah : G ! G yang menghubungkan grup G dengan grup G . Dari sini akan nampak jelas bahwa struktur grup sangat ditentukan oleh operasi biner yang dide nisikan di dalamnya. Pemetaan perlu dide nisikan sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan bagaimana operasi biner pada G dan G akan dihubungkan oleh pemetaan tersebut.
0 0 0 0
(a b) = (a)# (b)
untuk semua elemen a dan b dalam G.
Persamaan pada de nisi di atas menunjukkan suatu hubungan antara dua operasi biner dan #, dan juga dengan demikian hubungan antara dua grup G dan G . Catatan : Selanjutnya, untuk menyederhanakan penulisan maka notasi untuk
0
antonius cp 2
operasi biner dalam suatu grup tidak dituliskan, jadi misalnya G suatu grup dan a b 2 G maka operasi a dan b dituliskan sebagai ab. Untuk setiap grup G dan G , paling tidak ada sebuah homomorphisma : G ! G yang disebut sebagai homomorphisma trivial dengan aturan (g) = e untuk setiap g 2 G dengan e adalah elemen identitas pada G . Contoh 1: Misalkan : Z ! Z n dide nisikan dengan (m) = r, dimana r adalah sisa bila m dibagi n. Maka merupakan suatu homomorphisma. Contoh 2: Misalkan Sn adalah grup simetrik pada n huruf, dan misalkan : Sn ! Z 2 dengan ketentuan
0 0 0 0 0
8 <0 ( )=: 1
Maka merupakan suatu homomorphisma. Buktikan! Contoh 3: Misalkan F adalah grup jumlahan dari semua fungsi dalam R, dan R adalah grup jumlahan bilangan riil, dan misalkan c adalah sebuah bilangan riil. Misalkan c : F ! R dengan aturan c(f ) = f (c) untuk setiap f 2 F . Maka c merupakan suatu homomorphisma dan disebut sebagai homomorphisma evaluasi. Misalkan adalah pemetaan dari himpunan X ke himpunan Y , dan misalkan A X dan B Y . Bayangan dari A di Y adalah (A) = f (a)ja 2 Ag. Himpunan (X ) disebut sebagai range dari . Invers dari B dalam X adalah 1 (B ) = fx 2 X j (x) 2 B g Misalkan adalah homomorphisma dari grup g ke grup G , maka beberapa sifatnya dapat diuraikan sebagai berikut :
; 0
1. Jika e adalah elemen identitas dalam G, maka (e) adalah elemen identitas e dalam G
0 0
3. Jika H subgrup pada G, maka (H ) adalah subgrup pada G 4. Jika S adalah subgrup pada R , maka
;
antonius cp 3
(fe g) = fa 2 Gj (a) = e g
0 0 0
Buktikan!
f (a)g = fx 2 Gj (x) =
(a)g
adalah koset kiri aH dan juga koset kanan Ha. Sebagai konsekwensinya maka partisi G baik dari koset kiri maupun koset kanan dari H adalah sama.
Akibatnya : Sebuah homomorphisma grup : G ! G merupakan fungsi satusatu jika hanya jika Ker( ) = feg. Buktikan!
0 0
antonius cp 4
relasi ekuivalensi.
Buktikan ! Langkah-langkah untuk menunjukkan dua buah grup G dan G isomor s adalah sebagai berikut.
0
2. Tunjukkan bahwa merupakan fungsi satu-satu. 3. Tunjukkan bahwa merupakan fungsi onto. 4. Tunjukkan bahwa (xy) = (x) (y), 8x y 2 G.
Teorema 4 Setiap grup siklik tak hingga, G, isomor s dengan grup bilangan
bulat, Z , di bawah operasi penjumlahan.
Buktikan teorema di atas dengan mengikuti langkah-langkah untuk menunjukkan dua grup yang isomor s dengan mende nisikan fungsi : G ! Z dengan (an) = n, 8an 2 G. Setelah memahami langkah-langkah untuk menunjukkan keisomor san dua buah grup, sekarang bagaimana menunjukkan dua buah grup yang tidak isomor s? Untuk itu diperlukan pemahaman tentang beberapa sifat struktural dari grup, yakni sifat-sifat yang diawetkan oleh sebuah isomor sma. Beberapa sifat struktural dapat disebutkan antara lain: siklik abelian keberhinggaan dan ketakhinggaan ordo grup banyaknya elemen yang berordo tertentu
antonius cp 5
penyelesaian suatu persamaan pada grup. Selain sifat struktural, ada sifat non-struktural yakni sifat yang tidak diawetkan oleh sebuah isomor sma, sehingga perbedaan dua buah grup pada sifat non-struktural ini tidak dapat dijadikan pedoman untuk menyatakan bahwa dua buah grup tidak isomor s. Beberapa contoh sifat non-struktural dapat disebutkan antara lain: grup memuat 5 semua elemen grup berupa bilangan operasi biner dalam grup berupa komposisi elemen-elemen dalam grup berupa permutasi grup tersebut merupakan subgrup pada grup bilangan riil.
tetapi 17 62 3Z . Sifat ini bukan sifat struktural melainkan sekedar nama suatu elemen. Dan pada kenyataannya Z dan 3Z adalah isomor s, sebab fungsi : Z ! 3Z , dimana (n) = 3n, merupakan sebuah isomor sma. 1 Contoh: Tidak dapat dikatakan bahwa Z dan Q tidak isomor s karena 2 2 Q tetapi 1 62 Z . Tetapi dapat dikatakan bahwa Z dan Q tidak isomor s karena Z 2 siklik sedangkan Q tidak.
Teorema 5 Teorema Cayley. Setiap grup isomor s dengan suatu grup permutasi.
Buktikan teorema Cayley tersebut dengan langkah berikut. 1. Diawali adanya sebuah grup G, carilah suatu himpunan permutasi G yang dijadikan kandidat untuk membentuk sebuah grup dibawah operasi perkalian permutasi yang akan isomor s dengan G.
0