Anda di halaman 1dari 7

Tujuan

1. Menjelaskan definisi subgrup


2. Memberikan contoh himpunan bagian di grup yang merupakan subgrup
3. Membedakan subgrup dan bukan subgrup
4. Membuktikan sifat-sifat subgrup

Subgrup
Sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang subgrup, kita akang mempertegas notasi dan istilah
yang digunakan dalam teori grup. Aljabar seperti aturan tidak membutuhkan notasi khusus ‘∗’
untuk menotasikan operasi biner berbeda dari operasi penjumlahan dan perkalian biasa. Kita
menggunakan notasi penjumlahan dan perkalian konvensional dan sekalipun menyebut operasi
penjumlahan dan perkalian tergantung pada simbol yang digunakan. Simbol untuk penjumlahan
pasti “+” dan biasanya perkalian ditulis ‘berdekatan’ tanpa tanda ‘dot’ atau titik.
Kita telah mempelajari bahwa Grup adalah himpunan G disertai operasi yang memenuhi 4
aksioma Berdasarkan teori himpunan, maka himpunan G pasti memiliki himpunan bagian.
Himpunan bagian dari G akan menjadi subgrup jika merupakan grup juga terhadap operasi yang
sama pada G.

Definisi 1.
Diberikan grup 𝐺 dan 𝐻 ⊆ 𝐺. 𝐻 disebut subgrup di G jika H merupakan grup terhadap operasi
yang sama pada 𝐺.

Definisi di atas menunjukkan bahwa untuk membuktikan 𝐻 subgrup di 𝐺, harus dibuktikan bahwa
𝐻 terhadap operasi yang sama pada 𝐺 memenuhi sifat tertutup, assosiatif, memiliki elemen
identitas dan setiap elemen memiliki invers.

Jika H subgrup di G maka ditulis 𝐻 ≤ 𝐺 dan lambang 𝐻 < 𝐺 menunjukkan bahwa 𝐻 ≤ 𝐺 tetapi
𝐻≠𝐺
Contoh 1.
2ℤ = {2𝑚|𝑚 ∈ ℤ} ⊂ ℤ adalah subgrup di ℤ (silahkan diuji)
Aktivitas 1
Bersama teman di samping, carilah subgrup dari grup-grup yang telah dipelajari

Definisi 2
Jika G adalah grup maka G dan {𝑒} adalah subgrup tidak sejati (improper subgrup) dan subgrup
lainnya disebut subgrup sejati (proper subgrup)

Dengan demikian, setiap grup pasti memiliki subgrup yaitu grup itu sendiri dan himpunan dengan
elemen identitas.

Teorema 2
Himpunan bagian H dari Grup G disebut subgrup jika dan hanya jika untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐻 berlaku
𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻
Bukti:
Teorema 2 mengandung operator logika jika dan hanya jika (𝑝 ⟺ 𝑞), sehingga untuk
membuktikan teorema tersebut, kita harus melakukannya dua kali, yaitu (1) 𝑝 ⟹ 𝑞) dan (2) 𝑞 ⟹
𝑝. Kita akan membuktikannya satu demi satu.
Informasi umum untuk pembuktian adalah G grup
(1) 𝑝 ⟹ 𝑞
Diketahui H subgrup di G akan dibuktikan 𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻, ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐻
Karena H subgrup di G, maka berdasarkan definisi subgrup, H pasti bersifat tertutup,
assosiatif, memiliki elemen identitas dan memiliki invers.
Jika diambil sebarang 𝑦 ∈ 𝐻 maka pasti terdapat 𝑦 −1 ∈ 𝐻 sehingga jika diambil ∈ 𝐻 pasti
𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻
(2) 𝑞 ⟹ 𝑝
Diketahui 𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻, ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝐻 akan dibuktikan H subgrup di G, artinya harus ditunjukkan
H memenuhi 4 aksioma grup
 Karena 𝐻 ≤ 𝐺 dan G grup, maka ∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐻 pasti ∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝐺 sehingga sifat
assosiatif dipenuhi
 Jika diambil sebarang 𝑦 ∈ 𝐻 maka 𝑦𝑦 −1 = 𝑒 ∈ 𝐻, yang berarti H memiliki elemen
identitas
 Jika diambil 𝑒, 𝑦 ∈ 𝐻 maka 𝑒𝑦 −1 = 𝑦 −1 ∈ 𝐻 yang berarti H memiliki elemen
invers
 Jika diambil 𝑥, 𝑦 −1 ∈ 𝐻 maka 𝑥(𝑦 −1 )−1 = 𝑥𝑦 ∈ 𝐻 yang berarti H bersifat tertutup
Dengan demikian H adalah subgrup di G
Dari (1) dan (2) teorema....terbukti

Teorema 2 memberikan kita cara yang lebih singkat untuk menyelidiki apakah sebuah himpunan
pada grup merupakan subgrup atau bukan. Selanjutnya kita akan menunjukkan subgrup
menggunakan teorema 2 tanpa harus menggunakan definisi subgrup.

Latihan
Diberikan 𝐺 grup dan 𝐻, 𝐾 adalah subgrup di G.
1. Selidiki, apakah 𝐻 ∩ 𝐾 dan 𝐻 ∪ 𝐾 juga subgrup di G? Jika ya, buktikan dan jika tidak,
berikan counter example
2. Jika 𝐻𝐾 = {ℎ𝑘|ℎ ∈ 𝐻 , 𝑘 ∈ 𝐾}, apakah HK merupakan subgrup di G?
3. Diketahui 𝐻 ≤ 𝐺 dan 𝑎 ∈ 𝐺. Didefinisikan 𝑎𝐻𝑎 −1 = {𝑎ℎ𝑎−1 |ℎ ∈ 𝐻}. Buktikan bahwa
𝑎𝐻𝑎 −1 juga subgrup di G

Teorema 3
Diberikan grup 𝐺 dan 𝑎 ∈ 𝐺
𝐻 = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ ℤ}
adalah subgrup di 𝐺 dan merupakan subgrup terkecil di 𝐺 yang memuat 𝑎
Sebelum kita membuktikan teorema 3 perlu diingat bahwa 𝑎𝑛 dapat memiliki 2 makna. Jika 𝐺
adalah grup dengan operasi perkalian, maka 𝑎𝑛 adalah perkalian 𝑎 sebanyak 𝑛 faktor tetapi jika G
adalah grup terhadap operasi penjumlahan maka 𝑎𝑛 adalah penjumlahan 𝑎 sebanyak 𝑛 faktor (𝑛𝑎).
Bentuk 𝑎−𝑛 = (𝑎−1 )𝑛 yang dalam penjumlahan artinya −𝑎 dijumlahakan sebanyak 𝑛 faktor
(−𝑛𝑎) dan bernilai sama dengan (𝑎𝑛 )−1
Bukti:
Ambil sebarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐻; 𝑥 = 𝑎𝑚 untuk suatu 𝑚 ∈ ℤ dan 𝑦 = 𝑎𝑛 untuk suatu 𝑛 ∈ ℤ akan
ditunjukkan 𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻
𝑥𝑦 −1 = 𝑎𝑚 (𝑎𝑛 )−1 = 𝑎𝑚 (𝑎−1 )𝑛
Terlihat jelas bahwa 𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻

Definisi.
Subgrup H disebut subgrup siklik di G yang dibangun oleh a dan dinotasikan dengan 〈𝑎〉.

Contoh.
ℤ4 merupakan grup siklik dengan generator 1 dan 3 dan ditulis ℤ4 = 〈1〉 = 〈3〉
setiap elemen dalam ℤ4 dapat dinyatakan dalam bentuk (1)𝑛 dan (3)𝑛 . Misalnya:
0 = (1)4; 1 = (1)1 dan seterusnya
0 = (3)4; 1 = (3)4; 2 = (3)2 , 3 = (3)1

Koset dan Subgrup Normal


Sebelum kita membahas tentang koset, kita akan mengulang kembali sifat-sifat relasi ekuivalensi
Definisi
Relasi ~ pada A disebut relasi ekuivalensi jika untuk setiap 𝑥, 𝑦 anggota 𝐴 memenuhi 3 sifat
berikut:
1. refleksif, yaitu 𝑥~𝑥
2. simetris, yaitu 𝑥~𝑦 ⟶ 𝑦~𝑥
3. transitif, yaitu 𝑥~𝑦 ∧ 𝑦~𝑧 ⟶ 𝑥~𝑧

Contoh:
Misalkan ℕ adalah himpunan bilangan bulat dan untuk setiap x,y elemen ℕ, didefinisikan relasi ~
pada ℕ yaitu :
𝑥~𝑦 ⟺ 5|𝑥 − 𝑦
Buktikan bahwa relasi ~ adalah relasi ekuivalensi
Bukti:
1. akan diselidiki apakah relasi ~ bersifat refleksif
benar 𝑥~𝑥 karena 5|𝑥 − 𝑥
2. akan diselidiki apakah relasi ~ bersifat simetris
𝑥~𝑦 ⟺ 5|𝑥 − 𝑦 ⟺ 5| − (𝑥 − 𝑦) ⟺ 5|𝑦 − 𝑥 ⟺ 𝑦~𝑥
berarti relasi ~ bersifat simetris
3. akan diselidiki apakah relasi ~ bersifat transitif
𝑥~𝑦 ⟺ 5|𝑥 − 𝑦 ⟺ (∃𝑘1 ∈ ℤ) 𝑥 − 𝑦 = 5𝑘1
𝑦~𝑧 ⟺ 5|𝑦 − 𝑧 ⟺ (∃𝑘2 ∈ ℤ) 𝑦 − 𝑧 = 5𝑘2
(𝑥 − 𝑦) + (𝑦 − 𝑧) = 5𝑘1 + 5𝑘2 = 5(𝑘1 + 𝑘2 ) = 5𝑘, dengan 𝑘 = 𝑘1 + 𝑘2
karena (𝑥 − 𝑦) + (𝑦 − 𝑧) = 𝑥 − 𝑧 maka dapat ditulis:
𝑥 − 𝑧 = 5𝑘 ⟺ 5|𝑥 − 𝑧 ⟺ 𝑥~𝑧
Ini berarti bahwa relasi ~ bersifat transitif
Jadi relasi ~ bersifat refleksif
Akibat adanya relasi refleksif pada ℕ maka ℕ akan terpartisi menjadi 5 kelas, yaitu:
1. {0,5,10,15,20, … }
2. {1,6,11,16,21, … }
3. {2,7,12,17,22, … }
4. {3,8,13,18,23, … }
5. {4,9,14,19,24, … }

Secara umum, jika pada sebuah himpunan terdapat relasi ekuivalensi, maka himpunan akan
terpartisi menjadi kelas-kelas ekuivalensi. Kelas-kelas merupakan himpunan yang saling asing.

Aktivitas 2
Selidiki apakah relasi yang didefinisikan berikut merupakan relasi ekuivalensi
Diberikan suatu relasi ~ dengan definisi
a. 𝑎~𝑏 ⟺ 𝑎 < 𝑏 untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ
b. 𝑎~𝑏 ⟺ 𝑎 ≥ 𝑏 untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ

Selanjutnya kita akan menggunakan konsep relasi ekuivalensi untuk mempelajari konsep koset.
Kita telah mempelajari tentang grup dan subgrup. Jika G grup dan H subgrup di G maka untuk
setiap 𝑥, 𝑦 elemen G,terdapat dua kemungkinan:
(1) 𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻 atau 𝑥𝑦 −1 ∉ 𝐻
(2) 𝑥 −1 𝑦 ∈ 𝐻 atau 𝑥 −1 𝑦 ∉ 𝐻.
Jika kedua kemungkinan di atas digunakan untuk mendefinisikan relasi pada G yaitu:
𝑥 ∼𝑅 𝑦 ⟺ 𝑥𝑦 −1 ∈ 𝐻 dan 𝑥 𝐿∼ 𝑦 ⟺ 𝑥 −1 𝑦 ∈ 𝐻 maka relasi ∼𝑅 dan 𝐿∼ adalah relasi
ekuivalensi.

Aktivitas 3
Tunjukkan bahwa kedua relasi ∼𝑅 dan 𝐿∼ adalah relasi ekuivalen.

Sebuah relasi ekuivalen menyebabkan himpunan terpartisi menjadi kelas-kelas ekuivalen yang
saling asing. Demikian juga dengan grup G. Relasi ∼𝑅 dan 𝐿∼ pada himpunan G dengan struktur
grup akan menyebabkan grup G terpartisi menjadi kelas-kelas ekuivalen yang disebut ‘koset’.
Relasi ∼𝑅 akan membentuk koset kanan dan 𝐿∼ akan membentuk koset kiri.

Definisi 2.
Diberikan H adalah subgrup pada grup G dan 𝑔 ∈ 𝐺. Koset kiri pada H didefinisikan sebagai
𝑔̅ = 𝑔𝐻 = {𝑔ℎ|ℎ ∈ 𝐻}
dan koset kanan
𝑔̅ = 𝐻𝑔 = {ℎ𝑔|ℎ ∈ 𝐻}
Kelas-kelas ekuivalen yang terbentuk merupakan himpunan yang saling asing sehingga irisan
semua koset kiri (kanan) adalah himpunan kosong, dan gabungan koset kiri (kanan) akan
membentuk grup.
Contoh.
Diketahui 3ℤ adalah subgrup di ℤ dengan operasi penjumlahan. Kita akan menentukan koset kiri
dan koset kanan pada ℤ.
3ℤ = {… , −9, −6, −3,0,1,3,6,9, … }
Ambil beberapa elemen di ℤ, dan diperoleh koset kiri:
0 + 3ℤ = {… , −9, −6, −3,0,1,3,6,9, … }
1 + 3ℤ = {… , −8, −5, −2,1,2,4,7,10, … }
2 + 3ℤ = {… , −7, −4, −1, ,3,5,8,11, … }
Jika kita melanjutkan dengan mengambil 3 ∈ ℤ kita akan peroleh 3 + 3ℤ dan ternyata hasilnya
sama dengan 0 + 3ℤ = 3ℤ sehingga kita memperoleh 3 koset kiri. Pembaca dapat menggunakan
cara yang sama untuk menentukan koset kanan dari 3ℤ, dan dapat dilihat bahwa 0 + 3ℤ = 3ℤ +
0; 1 + 3ℤ = 3ℤ + 1; 2 + 3ℤ = 3ℤ + 2. Hal ini terjadi karena ℤ adalah grup komutatif
Teorema.
Jika G adalah grup komutatif, maka koset kiri dari G akan sama dengan koset kanan (𝑎𝐻 = 𝐻𝑎)
untuk suatu 𝑎 ∈ 𝐺

Aktivitas 4
Perhatikan kembali grup permutasi yang telah dipelajari pada bab sebelumnya dan subgrup-
subgrup pada grup permutasi. Tentukan koset kanan dan koset kiri dari subgrup-subgrup tersebut
dan selidiki, manakah subgrup yang memiliki koset kanan dan kiri yang sama

Definisi
Jika subgrup H pada G memiliki koset kanan dan kiri yang sama maka H disebut subgrup normal
Contoh.
3ℤ adalah subgrup normal di ℤ
Selanjutnya kita akan menggunakan notasi khusus untuk menunjukkan bahwa koset adalah kelas-
kelas ekuivalen
𝑎 = 𝑎𝐻| = {𝑎ℎ|untuk suatu ℎ ∈ 𝐻 }
Perhatikan bahwa himpunan yang merupakan grup telah terpartisi menjadi kelas-kelas akibat
adanya relasai ekuivalen pada G sehingga akan terbentuk himpunan baru yang anggotanya adalah
𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , …
Aktivitas 5
Jika pada himpuan baru yang terdiri dari kelas-kelas tersebut didefinisikan operasi
𝑎1 𝑎2 = 𝑎1 𝐻𝑎2 𝐻
Apakah himpunan kelas-kelas tersebut merupakan grup?
Jika tidak, apakah syarat yang harus dipenuhi?

Anda mungkin juga menyukai