Anda di halaman 1dari 4

TEOREMA LAGRANGE

Sri Wulandari Danoebroto

Sebelum kita membahas tentang teorema Lagrange, mari kita pahami terlebih dahulu
tentang koset kiri dan koset kanan. Pemahaman ini diperlukan untuk mempelajari
teorema Lagrange.
Definisi Koset Kiri dan Koset Kanan
Diberikan H subgrup dari G dan 𝑎 ∈ 𝐺
1. Himpunan 𝑎𝐻 = {𝑎ℎ|ℎ ∈ 𝐻} disebut dengan koset kiri dari H yang ditentukan
oleh a (yang memuat a).
2. Himpunan 𝐻𝑎 = {ℎ𝑎|ℎ ∈ 𝐻} disebut dengan koset kanan dari H yang ditentukan
oleh a (yang memuat a).
Berdasarkan definisi di atas, kita dikenalkan dengan himpunan yang bisa dibentuk dari
operasi terhadap subgrup dengan suatu elemen dari grup. Lalu bagaimana sifat dari koset
ini?
Lemma (Sifat dari koset)
Diberikan H subgrup dari G dan 𝑎 ∈ 𝐺
1. Jika G abelian, maka 𝑎𝐻 = 𝐻𝑎
2. 𝑒𝐻 = 𝐻𝑒 = 𝐻
Berikut diberikan contoh koset
Contoh:
Diberikan subgrup 3Z dari Z. Grup ini merupakan grup aditif. Koset kiri dari 3Z
memuat m adalah 𝑚 + 3𝑍
Ambil m=0, maka
0 + 3𝑍 = {… , −9, −6. −3, 0, 3, 6, 9, … . }
Ambil 𝑚 ∉ 3𝑍 yaitu m=1
1 + 3𝑍 = {… , −8, −5. −2, 1, 4, 7, 10, … . }
Pada contoh di atas diperoleh dua koset kiri dari suatu grup dan kedua koset tersebut
tidaklah sama.
Mungkinkah ada suatu 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 sedemikian hingga 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻? Berikut diberikan teorema
kesamaan dua koset.
Teorema 8.1
Diberikan H subgrup dari G dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, maka:
1. 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑏 −1 𝑎 ∈ 𝐻
2. 𝐻𝑎 = 𝐻𝑏 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐻
Teorema 8.2
Diberikan H subgrup dari G dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 maka 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻 atau 𝑎𝐻 ∩ 𝑏𝐻 = ∅
Bukti:
Diberikan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺
Andaikan 𝑎𝐻 ∩ 𝑏𝐻 ≠ ∅ maka ada 𝑥 ∈ 𝑎𝐻 ∩ 𝑏𝐻 sehingga 𝑥 ∈ 𝑎𝐻 dan 𝑥 ∈ 𝑏𝐻
Akibatnya ada ℎ, 𝑘 ∈ 𝐻 sedemikian hingga 𝑥 = 𝑎ℎ dan 𝑥 = 𝑏𝑘
𝑎ℎ = 𝑏𝑘 jika hanya jika 𝑏 −1 𝑎 = 𝑘ℎ−1
Diketahui H subgrup dari G dan ℎ, 𝑘 ∈ 𝐻 sehingga 𝑘ℎ−1 ∈ 𝐻 akibatnya 𝑏 −1 𝑎 ∈ 𝐻 sehingga
berdasar teorema 8.1 𝑎𝐻 = 𝑏𝐻

Akibat
Diberikan H subgrup dari G, maka himpunan semua koset kiri {𝑎𝐻|𝑎 ∈ 𝐺} membentuk
partisi pada G.
Contoh
𝑍6 adalah grup abelian. Diberikan subgrup H={0,3}. Partisi dari 𝑍6 adalah:
 Koset yang memuat 1, yaitu 1 + {0,3} = {1, 4}
 Koset yang memuat 2, yaitu 2 + {0,3} = {2, 5}
Maka telah diperoleh lengkap semua koset kiri {𝑎𝐻|𝑎 ∈ 𝐺} yaitu {0,3}, {1, 4}, {2,5} yang
membentuk partisi pada 𝑍6

Teorema 8.3
Diberikan H subgrup dari G dan 𝑎 ∈ 𝐺, maka |𝐻| = |𝑎𝐻| = |𝐻𝑎|
Bukti:
Untuk membuktikan bahwa |𝐻| = |𝑎𝐻| dengan cara ditunjukkan bahwa ada korespondei
satu-satu antara setiap elemen H dengan eleman dari aH.
Dibentuk fungsi bijektif 𝑓: 𝐻 → 𝑎𝐻 yang didefiniskan sebagai 𝑓(ℎ) = 𝑎ℎ, ∀ℎ ∈ 𝐻
Ambil sembarang ℎ, 𝑘 ∈ 𝐻, misalkan 𝑓(ℎ) = 𝑓(𝑘) yaitu 𝑎ℎ = 𝑎𝑘
Dengan sifat kanselasi kiri maka dapat disimpulkan bahwa ℎ = 𝑘, yaitu f bersifat injektif.
Selanjutnya ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝑎𝐻, maka ada 𝑗 ∈ 𝐻 sehingga 𝑥 = 𝑎𝑗
Karena hal itu berlaku untuk sembarang elemen aH, maka 𝑥 = 𝑎𝑗 = 𝑓(𝑗) yaitu f bersifat
surjektif.
Dengan demikian f adalah fungsi bijektif, sehingga |𝐻| = |𝑎𝐻|

Definisi Indeks Subgrup


Diberikan H subgrup dari G. Banyaknya koset kiri (kanan) dari H atas G dinamakan
dengan indeks dari H di G dengan notasi [G:H]

Teorema Lagrange
Diberikan grup hingga G dan subgrup H, maka order dari H membagi habis order
dari G, secara khusus |𝐺| = [𝐺: 𝐻][𝐻]
Bukti:
Diketahui G adalah grup hingga, maka ada sebanyak berhingga koset kiri dari H di G.
Misalkan dibentuk himpunan koset kiri dari G sebagai berikut.
{𝑎1 𝐻, 𝑎2 𝐻, 𝑎3 𝐻, … , 𝑎𝑛 𝐻}
Dengan 𝑎𝑖 𝐻 saling berbeda untuk i=1,2,3,...,n
{𝑎1 𝐻, 𝑎2 𝐻, 𝑎3 𝐻, … , 𝑎𝑛 𝐻} merupakan partisi dari G dengan
𝑎𝐻 ∩ 𝑏𝐻 = ∅
𝑛

𝐺 = ⋃ 𝑎𝑖 𝐻
𝑖=1

Dan |𝑎1 𝐻| = |𝑎2 𝐻| = ⋯ = |𝑎𝑛 𝐻| sehigga [𝐺: 𝐻] = 𝑛


Diketahui |𝑎1 𝐻| = |𝑎2 𝐻| = ⋯ = |𝑎𝑛 𝐻| = |𝐻|
Maka,
|𝐺| = |𝑎1 𝐻| + |𝑎2 𝐻| + ⋯ + |𝑎𝑛 𝐻|
|𝐺| = |𝐻| + |𝐻| + ⋯ + |𝐻| = 𝑛|𝐻| = [𝐺: 𝐻]|𝐻|
Dengan demikian, order dari H membagi habis order dari G.
Teorema Lagrange ini berakibat pada sebagai berikut:
Akibat
1. G suatu grup hingga dan 𝑎 ∈ 𝐺, maka order dari a membagi habis order dari G
2. Jika order dari G adalah suatu bilangan prima maka G siklik
Akibat ke-2 ini menarik untuk dibuktikan, sebagai berikut
Bukti jika order G bilangan prima maka G siklik
Misalkan |G|=p untuk suatu bilangan prima p (ingat bahwa 𝑝 ≥ 2)
Ambil suatu 𝑎 ∈ 𝐺 dengan 𝑎 ≠ 𝑒 sehingga 𝑜(𝑎) ≠ 1
Berdasarkan akibat teorema Lagrange, order a membagi habis order G.
Karen order G adalah p suatu bilangan prima, ini berarti pembagi habis p hanyalah 1 dan
p sendiri.
Sedangkan 𝑜(𝑎) ≠ 1, maka 𝑜(𝑎) = 𝑝, yang berarti 〈𝑎〉 = 𝐺
Dengan demikian, G adalah grup siklik dengan elemen pembangunnya adalah a.

Referensi
Fraleigh, J.B. 2000. A first course in abstract algebra 6thEdition, Addison Wesley
Publishing Company
Zaki Riyanto. 2011. Pengantar Aljabar Abstrak I. Diktat. Yogyakarta: AJM

Anda mungkin juga menyukai