Anda di halaman 1dari 9

GRUP, PERPANGKATAN ELEMEN GRUP, ORDER ELEMEN DAN

SUBGRUP

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


ALJABAR

Dosen Pengampu :
Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd

Disusun oleh :

Nur Fatin Mufinnun

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2024
GRUP, PERPANGKATAN ELEMEN GRUP, ORDER ELEMEN DAN SUBGRUP

1. Grup
Definisi Grup
Misalkan G adalah himpunan tak kosong dan * adalah operasi biner yang didefinisikan pada G.
Suatu struktur aljabar yang dinyatakan dengan (G,*) dinamakan grup jika dan hanya jika:
a. Operasi * bersifat tertutup di G
b. Operasi * bersifat asosiatif di G
c. G memiliki elemen identitas terhadap operasi *
d. G memuat invers setiap elemen terhadap operasi *
Contoh
(Z,+) adalah Grup karena
a. ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍 maka 𝑎 + 𝑏 ∈ 𝑍. Dalam hal ini menyatakan bahwa jumlah dari dua bilangan
bulat adalah juga bulat.
b. Operasi “+” bersifat asosiatif di Z yaitu ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑍 berlaku 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 + 𝑏) + 𝑐
c. Z memiliki elemen identitas (𝐼) terhadap operasi “+” yaitu 0.
∀𝑎 ∈ 𝑍 berlaku 𝑎 + 0 = 0 + 𝑎 = 𝑎
𝑎 + 0 = 𝑎 maka 0 disebut elemen identitas kanan (𝐼 = 0)
0 + 𝑎 = 𝑎 maka 0 disebut elemen identitas kiri (𝐼 = 0)
d. Setiap elemen di Z memiliki invers terhadap operasi *
∀𝑎 ∈ 𝑍∃𝑎−1 maka 𝑎 + 𝑎−1 = 𝐼
𝑎 + 𝑎−1 = 0 maka 𝑎−1 = −𝑎 (invers kanan dari 𝑎)
𝑎−1 + 𝑎 = 𝐼 maka 𝑎−1 + 𝑎 = 0 diperoleh 𝑎 −1 = −𝑎 (invers kiri dari 𝑎)
Dari (a) sampai (d) maka (Z,+) adalah grup.
Latihan
Pada Z didefinisikan operasi * sebagai berikut
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 𝑎𝑏 untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍
Selidikilah apakah (Z,*) adalah grup!
Definisi Grup Abelian
Suatu grup (G,*) dinamakan grup abelian atau grup komutatif jika dan hanya jika operasi di G
bersifat komutatif.
Dari definisi tersebut dapat kita nyatakan dalam bentuk symbol sebagai berikut:
Misal (G,*) adalah grup.
G adalah abelian jika dan hanya jika ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 berlaku 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎
Dari contoh 1 yaitu (Z,+) adalah grup komutatif karena penjumlahan bersifat komutatif di Z
yaitu 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎 untuk setiap 𝑎, 𝑏 di Z.
Grup (Z,*) dengan operasi yang didefinisikan 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 3, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍 adalah juga grup
komutatif (abelian) karena operasi * bersifat komutatif di Z yaitu 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 − 3 = 𝑏 + 𝑎 −
3= 𝑏∗𝑎
Sifat-sifat pada grup
a. Ketunggalan elemen identitas pada suatu grup
Elemen identitas dalam suatu grup adalah tunggal.
Bukti
Misal (G,*) adalah grup
Andaikan 𝐼 dan ℎ adalah elemen identitas (𝐼 ≠ ℎ) maka berlaku
(i) 𝐼∗ℎ =ℎ∗𝐼 =ℎ … 𝐼 sebagai identitas
(ii) 𝐼∗ℎ =ℎ∗𝐼 =𝐼 … ℎ sebagai identitas
karena𝐼 ∗ ℎ dan ℎ ∗ 𝑖 adalah elemen Tunggal pada G, maka dari (i) dan (ii) berakibat
𝐼 = ℎ (kontradiksi dengan pengandaian).
Ini berarti bahwa elemen identitas di G adalah Tunggal.
b. Ketunggalan invers elemen
Setiap elemen dari suatu grup memiliki invers yang Tunggal.
Bukti
Misal (G,*) adalah grup.
Andaikan invers dari 𝑎 ∈ 𝐺 adalah tidak Tunggal yaitu 𝑎1 −1 dan 𝑎2 −1 dengan 𝑎1 −1 ≠
𝑎2 −1 dan misal 𝐼 adalah elemen identitas di G maka
𝑎 ∗ 𝑎1 −1 = 𝑎1 −1 ∗ 𝑎 = 𝐼 … (i)
𝑎 ∗ 𝑎2 −1 = 𝑎2 −1 ∗ 𝑎 = 𝐼 … (ii)
Selanjutnya
𝑎1 −1 ∗ (𝑎 ∗ 𝑎2 −1 ) = 𝑎1 −1 ∗ 𝐼 = 𝑎1 −1 …(iii)
(𝑎1 −1 ∗ 𝑎) ∗ 𝑎2 −1 = 𝐼 ∗ 𝑎2 −1 = 𝑎2 −1 …(iv)
karena operasi*bersifat asosiatif di G yang berarti bahwa
𝑎1 −1 ∗ (𝑎 ∗ 𝑎2 −1 ) = (𝑎1 −1 ∗ 𝑎) ∗ 𝑎2 −1 … dari (iii) dan (iv)
𝑎1 −1 = 𝑎2 −1 … kontradiksi dengan pengandaian
Jadi invers dari 𝑎 ∈ 𝐺 adalah tunggal
c. Kanselasi
Dalil kanselasi dipertahankan atau berlaku pada suatu grup.
Misal (G,*) adalah grup, dan ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 berlaku
𝑏 ∗ 𝑎 = 𝑐 ∗ 𝑎 maka 𝑏 = 𝑐 … kanselasi kanan
𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑎 ∗ 𝑐 maka 𝑏 = 𝑐 … kanselasi kiri
Bukti
Misal (G,*) adalah grup.
∀𝑎 ∈ 𝐺 terdapat 𝑎−1 ∈ 𝐺 sehingga
kanselasi kanan
𝑏∗𝑎 =𝑐∗𝑎 … dari yang diketahui
(𝑏 ∗ 𝑎) ∗ 𝑎−1 = (𝑐 ∗ 𝑎) ∗ 𝑎−1 … dioperasikan 𝑎−1
𝑏 ∗ (𝑎 ∗ 𝑎−1 ) = 𝑐 ∗ (𝑎 ∗ 𝑎−1 ) … sifat asosiatif
𝑏∗𝐼 =𝑐∗𝐼 … sifat invers
𝑏=𝑐
Kanselasi kiri
𝑎∗𝑏 =𝑎∗𝑐 … dari yang diketahui
𝑎−1 ∗ (𝑎 ∗ 𝑏) = 𝑎−1 ∗ (𝑎 ∗ 𝑐) … dioperasikan 𝑎−1
(𝑎−1 ∗ 𝑎) ∗ 𝑏 = (𝑎−1 ∗ 𝑎) ∗ 𝑐 … sifat asosiatif
𝐼∗𝑏 =𝐼∗𝑐 … sifat invers
𝑏=𝑐
d. Invers ganda dan invers of order
Invers dari invers elemen pada suatu grup adalah elemen itu sendiri dan invers dari hasil
operasi dua elemen adalah hasil operasi dari invers elemen kedua dengan invers elemen
pertama.
Dengan menggunakan symbol, teorema tersebut dapat kita tulis:
Misal (G,*) adalah grup, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 berlaku
(i) (𝑎−1 )−1 = 𝑎 dan
(ii) (𝑎 ∗ 𝑏)−1 = 𝑏 −1 ∗ 𝑎 −1
Bukti
(G,*) adalah grup
∀𝑎 ∈ 𝐺∃𝑎−1 ∈ 𝐺 sehingga 𝑎 ∗ 𝑎 −1 = 𝑎 −1 ∗ 𝑎 = 𝐼 (I = el. Identitas)
(i) 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝐼 … dari yang diketahui
(𝑎 ∗ 𝑎 −1 ) ∗ (𝑎−1 )−1 = 𝐼 ∗ (𝑎−1 )−1 … dioperasikan (𝑎−1 )−1
𝑎 ∗ (𝑎−1 ∗ (𝑎−1 )−1 ) = (𝑎−1 )−1 … sifat asosiatif
𝑎 ∗ 𝐼 = (𝑎−1 )−1 … sifat invers
𝑎 = (𝑎−1 )−1 … sifat identitas
(ii) karena G adalah grup maka
𝑎 ∈ 𝐺 terdapat 𝑎 −1 ∈ 𝐺 sehingga 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝐼
𝑏 ∈ 𝐺 terdapat 𝑏 −1 ∈ 𝐺 sehingga 𝑏 ∗ 𝑏 −1 = 𝑏 −1 ∗ 𝑏 = 𝐼
Karena 𝑎 ∈ 𝐺 dan 𝑏 ∈ 𝐺 maka 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝐺 sehingga terdapat (𝑎 ∗ 𝑏)−1 ∈ 𝐺
Berlaku pula (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ (𝑎 ∗ 𝑏)−1 = (𝑎 ∗ 𝑏)−1 ∗ (𝑎 ∗ 𝑏) = 𝐼
Dipihak lain : (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑏 −1 ∗ 𝑎−1 = 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑏 −1 ) ∗ 𝑎 −1
= 𝑎 ∗ 𝐼 ∗ 𝑎−1
=𝐼
Sehingga diperoleh : (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ (𝑎 ∗ 𝑏)−1 = (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑏 −1 ∗ 𝑎 −1
Dengan kanselasi (𝑎 ∗ 𝑏) dari kiri maka (𝑎 ∗ 𝑏)−1 = 𝑏 −1 ∗ 𝑎−1

2. Perpangkatan Elemen dari Grup


Misal (G,*) adalah grup. Misal 𝑎 ∈ 𝐺, karena G bersifat tertutup terhadap operasi * maka
𝑎∗𝑎 ∈𝐺
𝑎∗𝑎∗𝑎 ∈𝐺
𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 ∈ 𝐺 dan seterusnya.
Untuk suatu bilangan bulat positif 𝑚, maka hasil operasi 𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 … ∗ 𝑎 sebanyak 𝑚 kita
tuliskan sebagai 𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 ∗ … ∗ 𝑎 = 𝑎𝑚 (𝑎𝑚 ∈ 𝐺).
Secara khusus kita peroleh bahwa
𝑎 ∗ 𝑎 = 𝑎2
𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 = 𝑎3
𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 = 𝑎4 dst
Invers dari 𝑎𝑚 kita notasikan sebagai 𝑎−𝑚
Selanjutnya kita sepakati penulisan untuk 𝑎−𝑚 = (𝑎𝑚 )−1 yaitu
(𝑎𝑚 )−1 = (𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎 ∗ … ∗ 𝑎)−1 … sebanyak 𝑚
= 𝑎−1 ∗ 𝑎−1 ∗ 𝑎−1 ∗ … ∗ 𝑎−1 … sebanyak 𝑚
= (𝑎−1 )𝑚
Jadi, kita peroleh 𝑎−𝑚 = (𝑎𝑚 )−1 = (𝑎−1 )𝑚
Teorema
Misal (G,*) adalah sebarang grup. ∀𝑎 ∈ 𝐺 maka untuk setiap bilangan bulat 𝑚 dan 𝑛 berlaku
(i) 𝑎𝑚 ∗ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛
(ii) (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚𝑛
Bukti
(i) 𝑎𝑚 ∗ 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 ∗𝑎 ∗𝑎 ∗ 𝑎…∗𝑎 ∗⏟
𝑎 ∗ 𝑎 ∗ 𝑎…∗ 𝑎
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛

=⏟
𝑎 ∗𝑎 ∗𝑎 ∗𝑎 ∗𝑎…∗𝑎
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚+𝑛

= 𝑎𝑚+𝑛
(ii) (𝑎𝑚 )𝑛 = ⏟
𝑎 ∗ 𝑎 ∗𝑎 ∗𝑎…∗𝑎 ∗⏟
𝑎 ∗𝑎 ∗ 𝑎…∗𝑎…∗⏟
𝑎 ∗𝑎 ∗𝑎…∗𝑎
⏟ 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛

=⏟
𝑎 ∗𝑎 ∗𝑎…∗𝑎
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚𝑛

= 𝑎𝑚𝑛

3. Order Elemen
Misal (G,*) adalah sebuah grup. Misal 𝑎 ∈ 𝐺
Untuk suatu bilangan bulat terkecil 𝑚 yang memenuhi 𝑎𝑚 = 𝐼
(I adalah elemen identitas di G) maka 𝑚 dikatan sebagai order dari 𝑎, ditulis sebagai |𝑎| = 𝑚.
Dalam kasus ini, jika tidak ada 𝑚 yang memenuhi 𝑎𝑚 = 𝐼, kita katakana bahwa 𝑎 berorder
infinite atau nol.
Contoh 1
Diberikan grup modulo 6 dengan operasi jumlah atau (𝑀6 , +)
𝑀6 = {0,1,2,3,4,5}
Elemen identitas adalah 0.
1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 0 maka |1| = 6
2+2+2= 0 maka |2| = 3
3+3=0 maka |3| = 2
4+4+4= 0 maka |4| = 3
5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 0 maka |5| = 6
dan |0| = 1
Contoh 2
Diberikan grup (K,x) dengan 𝐾 = {𝑖, −𝑖, 1, −1}
Elemen identitas adalah 1
𝑖×𝑖×𝑖×𝑖 =1 maka |𝑖| = 4
−𝑖 × −𝑖 × −𝑖 × −𝑖 = 1 maka |−𝑖| = 4
−1 × −1 = 1 maka |−1| = 2
dan |1| = 1
Contoh 3
Diberikan (Z,+) adalah grup
Pada grup ini, elemen identitas adalah 0 dan |0| = 1
Bila kita perhatikan elemen-elemen di Z selain 0, maka tidak ada bilangan bulat positif 𝑛 (atau
sebanyak 𝑛) yang memenuhi 𝑛 × 𝑎 = 0 atau yang memenuhi 𝑎 + 𝑎 + ⋯ + 𝑎 = 0 (sebanyak 𝑛)
Oleh karenanya, elemen selain 0 berorder infinite atau 0.
Jadi pada grup (Z,+), tidak ada elemen di Z selain 0 yang berorder finite.
Grup (Z,+) disebut sebagai grup Torsion bebas.
(tidak ada elemen pada grup tersebut yang berorder finite kecuali el. Identitas)
Contoh 4
Grup (𝑄 − {0}, 𝑥); dengan 𝑄 − {0} adalah himpunan bilangan rasional yang tidak memuat 0.
Elemen identitas dari 𝑄 − {0} adalah 1 dan |1| = 1
Apabila kita perhatikan elemen −1 pada 𝑄 − {0} maka |−1| = 2
Akan tetapi elemen-elemen selain 1 dan −1 pada 𝑄 − {0} memiliki order infinite atau 0,
karena tidak ada bilangan bulat positif terkecil 𝑛 yang memenuhi 𝑎𝑛 = 1
Jadi elemen 1 berorder 1 dan elemen -1 berorder 2, akan tetapi setiap elemen yang lain (kecuali
1 dan -1) adalah berorder infinite.
Akibatnya (𝑄 − {0}, 𝑥) disebut mixed group

4. Subgrup
Misal (G,*) adalah grup. Misal 𝐻𝐺 dan 𝐻 ≠ ∅. Bila H Bersama operasi biner “*” pada G
mempertahankan sifat-sifat atau aksioma grup maka struktur aljabar H bersama operasi biner
tersebut disebut sebagai subgrup dari G. dengan kata lain bahwa (H,*) adalah subgrup dari
(G,*) bila operasi biner * pada H berlaku tertutup dan asosiatif, H juga memiliki elemen
identitas terhadap operasi biner * dan H memuat invers semua elemen-elemennya.
Secara notasi kita tulis bahwa 𝐻 ≤ 𝐺 dan dibaca H adalah subrup dari G.
a. 𝐻 ≤ 𝐺 dan 𝐻𝐺 maka H dikatan subgrup sejati (proper subgroup)
b. 𝐻 ≤ 𝐺dan 𝐻 = {𝐼𝐺 } maka H dikatakan sebagai subgrup trivial (trivial subgroup).
Anggota H hanya elemen identitas di G.
c. 𝐻 ≤ 𝐺 dan 𝐻 = 𝐺, H dikatakan subgrup tak sejati (improper subgroup)
Contoh
(R,+) adalah grup dengan R adalah himpunan bilangan real.
(Z,+) adalah grup dengan Z adalah himpunan bilangan bulat.
Karena 𝑍 𝑅 maka (Z,+) disebut sebagai subgrup sejati dari (R,+).
Subgrup yang lain dari R adalah R itu sendiri Bersama operasi penjumlahan dan juga ({0},+)
merupakan subgrup trivial dari R.
Dalam struktur himpunan bilangan, kita dapatkan bahwa 𝑍𝑄𝑄𝑅𝐶. Masing-masing (Z,+),
(Q,+), (R,+), (C,+) adalah grup. Sehingga kita katakana bahwa 𝑍 ≤ 𝑄; 𝑄 ≤ 𝑅 and 𝑅 ≤ 𝐶.
Berakibat pula 𝑍 ≤ 𝑅; 𝑍 ≤ 𝐶; 𝑄 ≤ 𝑅 dan 𝑄 ≤ 𝐶.
Teorema
a. Elemen identitas subgrup dari suatu grup adalah sama dengan elemen identitas dari
grupnya tersebut
b. Invers sebarang elemen pada subgrup dari suatu grup adalah juga sama dengan invers
elemen tersebut pada grupnya tersebut.
c. Order elemen pada suatu subgrup dari suatu grup adalah juga sama dengan order
elemen tersebut pada grupnya tersebut.
Bukti
a. Misal (G,*) adalah grup dan 𝐼𝐺 adalah elemen identitas di G.
Misal 𝐻 ≤ 𝐺 (H adalah subgrup dari G).
Misal 𝐼𝐻 adalah elemen identitas di H maka akan ditunjukkan bahwa 𝐼𝐺 = 𝐼𝐻 .
Untuk sebarang 𝑎 ∈ 𝐻 maka 𝑎 ∈ 𝐺 (karena 𝐻 𝐺).
Selanjutnya 𝑎 ∈ 𝐻 dan 𝐼𝐻 ∈ 𝐻 maka 𝑎 ∗ 𝐼𝐻 = 𝑎
Begitu juga 𝑎 ∈ 𝐺 dan 𝐼𝐺 ∈ 𝐺 maka 𝑎 ∗ 𝐼𝐺 = 𝑎
Akibatnya 𝑎 ∗ 𝐼𝐺 = 𝑎 ∗ 𝐼𝐻
Dengan kanselasi kiri maka diperoleh 𝐼𝐺 = 𝐼𝐻
Demikian pula untuk 𝐼𝐻 ∗ 𝑎 = 𝑎 dan 𝐼𝐺 ∗ 𝑎 = 𝑎 berakibat 𝐼𝐺 ∗ 𝑎 = 𝐼𝐻 ∗ 𝑎
Dengan kanselasi kanan diperoleh 𝐼𝐺 = 𝐼𝐻
Jadi elemen identitas di G sama dengan elemen identitas di H.
b. Misal 𝐼𝐺 adalah elemen identitas di H yang juga elemen identitas di G
∀𝑎 ∈ 𝐻 maka 𝑎 ∈ 𝐺 karena 𝐻 𝐺
Misal 𝑚 adalah invers dari 𝑎 di G dan 𝑛 adalah invers 𝑎 di H maka akan ditunjukkan
bahwa 𝑚 = 𝑛.
Selanjutnya, 𝑎∗𝑚=𝑚∗𝑎 =𝐼 (dipandang dari G)
𝑎∗𝑛 =𝑛∗𝑎 =𝐼 (dipandang dari H)
Akibatnya 𝑎 ∗ 𝑚 = 𝑎 ∗ 𝑛, dengan kanselasi kiri diperoleh 𝑚 = 𝑛.
Begitupula 𝑚 ∗ 𝑎 = 𝑛 ∗ 𝑎, dengan kanselasi kanan diperoleh 𝑚 = 𝑛.
Jadi, invers elemen 𝑎 pada H dari grup G adalah sama dengan invers elemen 𝑎 pada
grup G.
c. Misal 𝐼𝐺 adalah elemen identitas di H yang juga elemen identitas di G
∀𝑎 ∈ 𝐻 maka 𝑎 ∈ 𝐺 karena 𝐻 𝐺
Misal order 𝑎 di H adalah 𝑘 atau |𝑎| = 𝑘, berarti 𝑘 adalah bilangan bulat positif terkecil
yang memenuhi 𝑎𝑘 = 𝐼𝐺 .
Misal order 𝑎 di G adalah 𝑘 atau |𝑎| = 𝑡, berarti 𝑡 adalah bilangan bulat positif terkecil
yang memenuhi 𝑎𝑡 = 𝐼𝐺 .
Akan ditunjukkan bahwa 𝑘 = 𝑡
Karena 𝑎𝑘 = 𝐼𝐺 dan 𝑎𝑡 = 𝐼𝐺 berakibat 𝑎𝑘 = 𝑎𝑡
𝑎𝑘 ∗ 𝑎−𝑡 = 𝑎𝑡 ∗ 𝑎−𝑡 … dioperasi dg 𝑎−𝑡
𝑎𝑘−𝑡 = 𝐼𝐺 … sifat identitas
Ini hanya mungkin jika 𝑘 − 𝑡 = 0 sehingga diperoleh 𝑘 = 𝑡
Jadi order elemen 𝑎 di H sama dengan order elemen 𝑎 di G.

Anda mungkin juga menyukai