Anda di halaman 1dari 45

Operasi Penjumlahan (+) pada Z, sebagai fungsi

Untuk setiap dua bilangan bulat n1 , n2 dalam Z, berlaku n1 + n2 juga dalam Z.


Dengan kata lain untuk setiap pasangan (n1 , n2 ) ∈ Z × Z, berlaku n1 + n2 ∈ Z.
Menggunakan kuantor, kalimat tersebut dapat dinyatakan
(∀(n1 , n2 ) ∈ Z × Z)n1 + n2 ∈ Z
Dengan demikian operasi + dapat dipandang sebagai fungsi
+:Z×Z→Z
dengan definisi +(n1 , n2 ) = n1 + n2 .

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 2 / 34
Operasi Biner ⋆ Pada Suatu Himpunan G, sebagai Fungsi

Definisi 1
Operasi biner (binary operation) ⋆ pada suatu himpunan G didefinisikan sebagai fungsi dari
G × G → G.
Dengan demikian jika ⋆ merupakan operasi pada G, maka ⋆ dapat dipandang sebagai
fungsi
⋆ : G × G → G.
Selanjutnya dengan ⋆(g1 , g2 ) dinotasikan dengan g1 ⋆ g2 yakni
⋆(g1 , g2 ) = g1 ⋆ g2 ∈ G.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 3 / 34
PROSES ABSTRAKSI

Termotivasi dari sifat-sifat himpunan Z


terhadap operasi penjumlahan +
yang telah dipaparkan sebelumnya,
dilakukan proses abstraksi dan didefinisikan
struktur abstrak yang disebut grup (group).

diabstraksikan
Z −−−−−−−−−→ sebarang himpunan tak kosong G
diabstraksikan
+ −−−−−−−−−→ sebarang operasi biner ∗ pada G

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 4 / 34
DEFINISI GRUP

Definisi 2
Misalkan G adalah himpunan tak kosong, dan pada G didefinisikan suatu operasi biner ∗.
Himpunan G disebut grup terhadap operasi ∗ jika memenuhi sifat:
1 (∀a, b ∈ G) a ∗ b ∈ G (aksima tertutupa )
2 (∀a, b, c ∈ G) (a ∗ b) ∗ c = a ∗ (b ∗ c) (aksioma asosiatif)
3 (∃eG ∈ G)(∀a ∈ G) eG ∗ a = a = a ∗ eG (aksioma eks. el. netral)
4 (∀a ∈ G)(∃b ∈ G) a ∗ b = eG = b ∗ a. (aksioma eks. el. invers untuk setiap elemen di
G)
a
Pada beberapa referensi/buku, ketika operasi * sudah jelas dikatakan merupakan operasi biner, aksioma ketertutupan ini kadang tidak dituliskan.

Grup G terhadap operasi ∗ secara ringkas ditulis dengan (G, ∗).


Jika operasi ∗ pada grup G bersifat komutatif - yakni memenuhi
(∀a, b ∈ G) a ∗ b = b ∗ a maka (G, ∗) disebut grup abelian atau grup komutatif.
Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 5 / 34
(Z, +) sebagai contoh pertama

Dengan mudah dapat disimpulkan bahwa himpunan bilangan bulat Z merupakan


grup terhadap penjumlahan.
Mengapa? Karena sifat-sifat Z terhadap + merupakan sifat yang ”ditiru”, bahkan
sifat yang memotivasi ahli dalam pendifinisin grup. Bahkan dapat dikatakan (Z , +)
adalah contoh pertama.

Pertanyaannya: apakah ada contoh-contoh yang lain selain grup (Z, +) ? Kalau
tidak ada maka tidak ada gunanya kita melakukan abstraksi.

Bagaimana mencari contoh yang lain? Mari kita ingat himpunan-himpunan bilangan
yang lain dan operasi-operasi dalam himpunan bilangan yang sudah kita kenal.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 6 / 34
Mencari contoh-contoh selain grup (Z, +) yang cukup dekat dengan contoh yang
memotivasi munculnya definisi grup.

1 Kita telah mengenal dengan familier dengan


himpunan semua bilangan rasional Q = { pq | p, q ∈ Z, q ̸= 0},
himpunan semua bilangan real R,
himpunan semua bilangan kompleks C = {a + bi | a, b ∈ R},
himpunan semua bilangan asli N = {1, 2, 3, · · · },
himpunan semua bilangan genap 2Z = {2n | n ∈ Z},
himpunan semua bilangan ganjil 1 + 2Z = {1 + 2n | n ∈ Z},
dst
2 Kita juga telah mengenal dengan familier operasi penjumlahan (+) dan operasi
perkalian (.) antar elemen pada himpunan-himpunan di atas.
3 Sudah seharusnya ”menggelitik” kita untuk menyelidiki apakah himpunan di atas
merupakan grup terhadap (+) atau terhadap perkalian (.).

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 7 / 34
Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa ....

Terhadap operasi penjumlahan (+) bilangan-bilangan yang sudah kita kenal.


(Q, +) merupakan grup
(R, +) merupakan grup
(C, +) merupakan grup
N bukan merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan-bilangan. Mengapa?
(2Z, +) merupakan grup
1 + 2Z bukan merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan-bilangan. Mengapa?
dst

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 8 / 34
Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa ....

Terhadap operasi perkalian (.) bilangan-bilangan yang kita kenal.


Q bukan grup terhadap perkalian (.), tetapi Q − {0} grup terhadap perkalian (.)
R bukan grup terhadap perkalian (.), tetapi R − {0} grup terhadap perkalian (.)
C bukan grup terhadap perkalian (.), tetapi C − {0} grup terhadap perkalian (.)
Z bukan grup terhadap perkalian (.), dan Z − {0} bukan terhadap perkalian (.).
Mengapa?
2Z bukan grup terhadap perkalian (.). Mengapa?
1 + 2Z bukan grup terhadap perkalian (.). Mengapa?
N bukan grup terhadap perkalian (.). Mengapa?

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 9 / 34
Contoh operasi Lain pada himpunan bilangan ......

Kita sudah sangat familier terhadap operasi penjumlahan (+) dan perkalian (.)
pada himpunan bilangan-bilangan yang kita kenal.

Tentu saja tidak hanya dua operasi (+ dan .) tersebut yang bekerja pada pada
himpunan bilangan-bilangan yang kita kenal.

Sebagai contoh, kita dapat mendefinisikan operasi ⋆ pada himpunan bilangan


rasional tak sama dengan -1, yakni G = Q\{−1}, dengan definisi a ⋆ b = a + b + ab
untuk setiap a, b ∈ G.

Pertanyaan:
Apakah G = Q\{−1} merupakan grup terhadap operasi ⋆?

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 10 / 34
Apa yang harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut ...


yang harus dilakukan adalah ...
1 Harus dibuktikan operasi ∗ merupakan operasi biner (tertutup dan well-defined). Untuk
membuktikan sifat tertutup, harus ditunjukkan bahwa g1 ∗ g2 ∈ Q dan g1 ∗ g2 ̸= −1.
2 Ditunjukkan operasi * bersifat asosiatif. Silahkan dicoba!!
3 Dicari elemen netralnya, yakni dengan langkah pertama memisalkan e ∈ G adalah elemen
yang bersifat e ∗ g = g, dan selanjutnya diuraikan sehingga akan diperoleh bentuk dari
elemen e tersebut. Perlu dicek juga apakah e yang diperoleh tersebut memenuhi sifat
g ∗ e = g. Silahkan dicoba!!
4 Diambil sebarang elemen g ∈ G. Dicari invers dari elemen g, yakni dengan langkah pertama
memisalkan h ∈ G adalah elemen yang bersifat g ∗ h = e, dan selanjutnya diuraikan
sehingga diperoleh bentuk dari elemen h tersebut. Perlu dicek juga apakah h yang diperoleh
tersebut memenuhi sifat h ∗ g = e. Silahkan dicoba!!

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 11 / 34
Contoh-contoh selain grup himpunan ....

Pertanyaannya adakah contoh grup yang bukan himpunan bilangan-bilangan.


Dari aljabar vektor matriks kita dapat menunjukkan bahwa
1 Himpunan semua matriks berukuran 2 × 2 atas R, dinotasikan M2×2 (R), merupakan grup
(komutatif) terhadap operasi penjumlahan matriks +.
Dapat ditunjukkan bahwa secara umum,
(Mn×n (R), +) merupakan grup (komutatif).
2 Himpunan G = {A ∈ M2×2 (R) | det(A) = 1} merupakan grup (tidak komutatif) terhadap
operasi perkalian matriks ·.
Dapat ditunjukkan bahwa secara umum, G′ = {A ∈ Mn×n (R) | det(A) = 1} merupakan
grup (tidak komutatif) terhadap operasi perkalian matriks.
3 Himpunan G = {A ∈ M2×2 (R) | det(A) ̸= 0} merupakan grup (tidak komutatif) terhadap
operasi perkalian matriks ·.
Dapat ditunjukkan bahwa secara umum, G′ = {A ∈ Mn×n (R) | det(A) ̸= 0} merupakan
grup (tidak komutatif) terhadap operasi perkalian matriks.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 12 / 34
Contoh-contoh selain grup himpunan ....

Kita telah mengenal bahwa (Z, +) dan (Q, +) merupakan grup, dari Z dan Q kita dapat
membentuk himpunan baru yakni hasil kali kartesian Z × Q.
Pertanyaannnya: dapatkan didefiniskan operasi pada Z × Q sehingga Z × Q merupakan grup
terhadap operasi tersebut?
1 Jawabnya adalah YA. Yakni himpunan Z × Q = {(x, y) | x ∈ Z, y ∈ Q} merupakan grup
(komutatif) terhadap operasi ∗ dengan definisi (a, b) ∗ (x, y) = (a + x, b + y) untuk setiap
(a, b), (x, y) ∈ Z × Q.

2 Secara umum, dapat ditunjukan bahwa jika (G, ∗G ) dan (H, ∗H ) keduanya adalah grup,
maka himpunan G × H = {(x, y) | x ∈ G, y ∈ H} merupakan grup terhadap operasi ∗
dengan definisi (a, b) ∗ (x, y) = (a ∗G x, b ∗H y) untuk setiap (a, b), (x, y) ∈ G × H.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 13 / 34
Contoh-contoh selain grup himpunan ....

Dari sifat-sifat operasi himpunan dapat ditunjukan bahwa:


1 Jika X adalah sebarang himpunan tak kosong, dan P(X) adalah koleksi semua himpunan
bagian dari X.
def.
Didefinisikan operasi biner ∆ pada P(X), yaitu A∆B = (A\B) ∪ (B\A) untuk setiap
A, B ∈ P(X).
Dapat dibuktikan bahwa P(X) terhadap operasi ∆ merupakan grup komutatif.

def.
2 Namun dapat ditujukkan bahwa P(X) bukan grup terhadap operasi A ⋆ B = A ∩ B.
Mengapa?
def.
Demikian juga P(X) bukan grup terhadap operasi A ⋆ B = A ∪ B. Mengapa?
.
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan ada banyak sekali contoh grup yang dapat
dibentuk dari himpunan-himpunan objek yang sudah kita kenal dengan operasi-operasi yang
didefinikan padanya.
Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 14 / 34
2. GRUP: Sifat-Sifat Elementer Grup

SIFAT-SIFAT ELEMENTER GRUP

Kembali ke grup bilangan bulat Z = {· · · , −3, −2. − 1, 0, 1, 2, 3 · · · } terhadap operasi


penjumlahan +, nampak bahwa hanya ada satu elemen netral yakni 0 (elemen netralnya
tunggal) dan setiap elemen dalam Z hanya mempuanyai satu invers (inversnya tunggal).
Akan ditunjukkan bahwa sifat tersebut juga berlaku pada sebarang grup (G, ∗) sebagaimana
dinyatakan dalam teorema sebagai berikut:
Teorema 1
Jika (G, ⋆) merupakan grup, maka
1 elemen netral (G, ⋆) tunggal.
2 invers setiap elemen dalam (G, ⋆) tunggal

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 15 / 34
2. GRUP: Sifat-Sifat Elementer Grup

SIFAT-SIFAT ELEMENTER GRUP

Teorema 2
1 jika a, b ∈ G maka (a ⋆ b)−1 = b−1 ⋆ a−1
2 jika a ∈ G maka (a−1 )−1 = a
3 Selanjutnya jika a adalah elemen dalam grup G dan n adalah bilangan bulat dapat
didefinisikan an sebagai berikut: a1 = a dan an = an−1 a untuk setiap n > 1. Dan kita
definsikan a0 = e, dimana e adalah elemen identitas / netral pada G, dan a−n sebagai
invers dari an , maka akan dapat ditunjukkan bahwa: am+n = am an dan amn = (am )n
untuk setiap bialngan bulat m dan n.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 16 / 34
2. GRUP: Sifat-Sifat Elementer Grup

SIFAT-SIFAT ELEMENTER GRUP

Kita sebut sifat elementer, karena pembuktiannya hanya menggunakan aksioma yang dimiliki
oleh GRUP.
Sebagai contoh pembuktian tunggalnya elemen netral.
1 Untuk membuktikan ketunggalan elemen netral, kita lakukan dengan memisalkan ada 2
elemen di G sebut e1 dan e2 dengan sifat (∀a ∈ G) e1 ⋆ a = a = a ⋆ e1 dan
(∀a ∈ G) e2 ⋆ a = a = a ⋆ e2 .
Akan ditunjukkan bahwa e1 = e2 .
2 Berikut argumen bahwa e1 = e2 : e1 = e1 ⋆ e1 = e1 ⋆ (e1 ⋆ e2 ) = (e1 ⋆ e1 ) ⋆ e2 = e1 ⋆ e2 = e2 .

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 17 / 34
3. SUBGRUP

SUBGRUP ← fenomena

Diperhatikan kembali grup (Z, +). Himpunan semua bilangan genap dapat dinyatakan
sebagai
2Z = {2a | a ∈ Z},
yang merupakan himpunan bagian tak kosong dari Z.
Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat, 2Z
merupakan grup.
Berbeda dengan himpunan semua bilangan ganjil
1 + 2Z = {1 + 2a | a ∈ Z},
yang juga merupakan himpunan bagian tak kosong dari Z, tetapi bukan merupakan grup
terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat.
Hal ini dikarenakan operasi + tidak tertutup pada 1 + 2Z. (jumlahan dua bilangan ganjil
hasilnya bukan bilangan ganjil)

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 18 / 34
3. SUBGRUP

SUBGRUP ← fenomena ”belum tentu”.

Dari perbandingan antara 2Z dan 1 + 2Z tersebut


dapat disimpulkan bahwa himpunan bagian dari suatu grup
belum tentu
merupakan grup terhadap operasi yang sama.
Kenyataan tersebut memunculkan
defisini
SUBGRUP.

Definisi 3
Misalkan S adalah himpunan bagian tak kosong dari di dalam grup (G, ⋆). Himpunan S disebut
subgrup dari G jika S merupakan grup terhadap operasi yang sama pada G, yaitu operasi ⋆.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 19 / 34
3. SUBGRUP

Contoh-contoh subgrup.

Berikut adalah contoh-contoh subgrup.


1 Mudah dipahami bahwa 2Z merupakan subgrup dari grup (Z, +). Secara umum, untuk
setiap n ∈ Z≥0 , nZ merupakan subgrup dari grup (Z, +).
2 Karena (Z, +) dan (R, +) keduanya merupakan grup dan Z ⊂ R, maka Z merupakan
subgrup dari grup R.
  
x 0
3 Himpunan semua matriks diagonal berukuran 2 × 2, yaitu D = | x, y ∈ R ,
0 y
merupakan subgrup dari grup (M2×2 (R), +).
4 Setiap grup (G, ∗) selalu memuat subgrup, yaitu paling tidak memuat subgrup {eG } dan
subgrup G. Kedua subgrup itu disebut subgrup trivial.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 20 / 34
3. SUBGRUP

Pengecekan suatu himpunan merupakan subgrup atau bukan.

Menurut definisi subgrup di atas, untuk menunjukkan himpunan suatu himpunan bagian S
merupakan subgrup dalam grup (G, ⋆), maka harus ditunjukkan bahwa S terhadap operasi ⋆
memenuhi:
1 (∀s1 , s2 ∈ S) s1 ∗ s2 ∈ S (aksioma tertutup)
2 (∀s1 , s2 , s3 ∈ S) (s1 ∗ s2 ) ∗ s3 = s1 ∗ (s2 ∗ s3 ) (aksioma asosiatif)
3 (∃eS ∈ S)(∀s1 ∈ S) eS ∗ s1 = s1 = s1 ∗ eS (aksioma eks. el. netral)
4 (∀s1 ∈ S)(∃(s1 )−1 ∈ S) s1 ∗ (s1 )−1 = eS = (s1 )−1 ∗ s1 . (aksioma eks. el. invers
untuk setiap elemen di S)

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 21 / 34
3. SUBGRUP

Syarat Perlu Dan Cukup (SPC) Himpunan Bagian Dalam Suatu Himpunan Merupakan
Subgrup

Catatan:
1 Dari sifat tersebut, dapat disimpulkan karena sifat asosiatif selalu terpenuhi oleh sebarang
himpunan maka untuk menunjukkan bahwa suatu himpunan merupakan subgrup cukup
ditunjukkan jika S memenuhi sifat 1. tertutup. 3. eksistensi elemen netral 4. eksistensi
invers untuk setiap elemennya.
2 Namun dapat ditunjukkan bahwa pengecekan bisa lebih disederhanakan sebagaimana dalam
teorema sebagai berikut:

Teorema 3
Misalkan G grup dan S adalah suatu himpunan tak kosong dari G. Himpunan S merupakan
subgrup dari G jika dan hanya jika untuk setiap s1 , s2 ∈ S berlaku s1 , (s2 )−1 ∈ S.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 22 / 34
3. SUBGRUP

Contoh Penggunaan Teorema SPC di atas

Misal akan dibuktikan himpunan D pada contoh di atas merupakan subgrup dari
(M2×2 (R), +).
 
0 0
Jelas bahwa D ⊆ M2×2 (R), dan jelas D ̸= ∅ sebab ∈ D.
0 0
     
a 0 p 0 p 0
Diambil sebarang X = ,Y = di D. Invers dari Y = adalah
0 b 0 q 0 q
 
−p 0
Y −1 = −Y = .
0 −q
Karena
     
−1 a 0 −p 0 a−p 0
XY = X + (−Y ) = + = ∈ D,
0 b 0 −q 0 b−q

maka berdasarkan SPC diperoleh kesimpulan D merupakan subgrup dari M2×2 (R).

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 23 / 34
3. SUBGRUP

IRISAN DUA ATAU BEBERAPA SUBGRUP

Jika dipunyai dua subgrup dari G, katakan subgrup H dan K, maka dapat dibentuk subgrup
baru dengan mengiriskan kedua subgrup tersebut.
Teorema 4
Jika H dan K masing-masing adalah subgrup dari G, maka H ∩ K merupakan subgrup dari G.

Proof.
Untuk membuktikannya, dapat menggunakan teorema syarat perlu cukup tadi.
1 Ditunjukkan H ∩ K ⊆ G dan H ∩ K ̸= ∅.
2 Diambil sebarang x, y ∈ H ∩ K, selanjutnya ditunjukkan x ∗ y −1 ∈ H ∩ K.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 24 / 34
3. SUBGRUP

Contoh

Pandang grup matriks (M2 (Z), +). Diberikan dua himpunan bagian H = {A ∈ M2 (Z)|trace(A) = 0}
dan K = {A ∈ M2 (Z)|A = AT } di dalam M2 (Z). Selidilah apakah H dan K merupakan subgrup di
(M2 (Z), +)? Tentukan H ∩ K.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 25 / 34
3. SUBGRUP

IRISAN DUA ATAU BEBERAPA SUBGRUP

Contoh 1
Telah diketahui bahwa 2Z dan 3Z merupakan subgrup dari (Z, +). Irisan dari 2Z dan 3Z, yaitu
2Z ∩ 3Z = {0, ±6, ±12 · · · } = 6Z merupakan subgrup dari Z.
Secara umum, berlaku teorema berikut: (dapat dibuktikan dengan teorema syarat perlu dan
cukup)
Teorema 5
Misalkan G adalah grup dan ∆ adalah suatu himpunan indeks. Jika S = {Hα | α ∈ ∆} adalah
koleksi tak kosong subgrup-subgrup di G, maka
\

α∈∆

merupakan subgrup dari G.


Pertanyaan: Apakah gabungan dari dua subgrup merupakan subgrup?
Petunjuk: Cek gabungan dari subgrup 2Z dan 3Z di dalam grup (Z, +).
Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 26 / 34
3. SUBGRUP

SUBGRUP YANG DIBANGUN OLEH SUATU HIMPUNAN BAGIAN DARI GRUP

Jika diberikan grup G dan himpunan bagian X ⊆ G, maka ada dua kemungkinan yang terjadi
pada X, yaitu X merupakan subgrup atau X bukan subgrup.
1 Jika X adalah subgrup, maka subgrup terkecil di G yang memuat X adalah subgrup X itu
sendiri.
2 Jika X bukan subgrup, maka selalu dapat ditemukan subgrup di G yang memuat X, yakni
paling tidak grup G itu sendiri. Subgrup G merupakan subgrup terbesar yang memuat X.
Bagaimana dengan subgrup terkecil yang memuat X?

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 27 / 34
3. SUBGRUP

Konstruksi Subgrup Terkecil di G Yang Memuat X:

Konstruksi Subgrup Terkecil di G Yang Memuat X:


1 Dihimpun semua subgrup di G yang memuat X, yaitu dibentuk himpunan
K = {H | H subgrup di G, X ⊆ H}.
T
2 Dibentuk
T irisan dari semua himpunan di K, yaitu H∈K H. Mudah ditunjukkan bahwa
H∈K H merupakan subgrup terkecil di G yang memuat X.
T
Jika X = ∅, maka jelas bahwa subgrup {eG } termuat di K, sehingga H∈K H = {eG }.
Jika X ̸= ∅, dibentuk himpunan
A = {xt11 xt22 · · · xtnn | xi ∈ X, ti = ±1, n ∈ N, i = 1, 2, · · · , n}.
T
Dapat ditunjukkan bahwa H∈K H = A, yaitu dengan menunjukkan:
1 A merupakan subgrup dari G, dan X ⊆ A.
2 Subgrup A merupakan yang terkecil di G yang memuat X, yaitu ditunjukkan untuk
sebarang subgrup T di G, jika X ⊆ T maka A ⊆ T .

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 28 / 34
3. SUBGRUP

Contoh

Diberikan grup (Z10 , +) dan X = {2}. Subgrup-subgrup di dalam (Z10 , +) adalah :


H1 = {0}
H2 = {0, 5}
H3 = {0, 2, 4, 6, 8}
H4 = Z10
Di antara keempat subgrup tersebut, terdapat dua
T subgrup yang memuat X, yaitu H3 dan H4 . Dengan
demikian, didapat K = {H3 , H4 }. Lebih lanjut, H∈K H = H3 ∩ H4 = H3 .

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 29 / 34
3. SUBGRUP

T
Bagaimanakah bentuk-bentuk elemen pada H∈K H:

Definisi 4
Misalkan G adalah grup dan X adalah himpunan bagian dari G. Subgrup terkecil di G yang
memuat X dinotasikan ⟨X⟩, yang juga disebut sebagai subgrup di G yang dibangun oleh X.

Jadi, untuk X ̸= ∅ diperoleh kesimpulan


⟨X⟩ = {xt11 xt22 · · · xtnn | xi ∈ X, ti = ±1, n ∈ N, i = 1, 2, · · · , n}.
Sebagai latihan, carilah subgrup yang dibangun oleh {4, 6}, yaitu ⟨4, 6⟩!

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 30 / 34
4. GRUP SIKLIS

Subgrup yang dibangun oleh singleton X = {x0 }.

Misal diberikan grup G. Jika X = {x0 }, maka subgrup terkecil yang memuat X akan berbentuk
⟨X⟩ = {xt01 xt02 · · · xt0n | x0 ∈ X, ti = ±1, n ∈ N, i = 1, 2, · · · , n}
yang tidak lain adalah
⟨X⟩ = {xn0 | n ∈ Z}
dan dinotasikan dengan
⟨x0 ⟩ = {xn0 | n ∈ Z}.
Jelas bahwa ⟨x0 ⟩ belum tentu sama dengan seluruh grup G. Dari kenyataan ini kita defisnisikan
pengertian grup siklis.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 31 / 34
4. GRUP SIKLIS

Grup Siklis.

Definisi 5
Misalkan G suatu grup. Grup G dikatakan siklis jika ada x0 ∈ G dengan G = ⟨x0 ⟩.

Berikut contoh-contoh grup siklis


1 Grup (Z, +) merupakan grup siklis.
2 Misal r ∈ Z. Himpunan {rn | n ∈ Z} terhadap operasi + merupakan grup siklis.
Jika G siklis dapat ditunjukkan bahwa G komutatif.

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 32 / 34
4. GRUP SIKLIS

Daftar Pustaka

J.S. Milne, 2017, “Group Theory”, Copyright c 1996–2017 http://www.jmilne.org/math/CourseNotes/GT.pdf

N. Jackson, 2017, “A Course in Abstract Algebra”, http://homepages.warwick.ac.uk/ maseay/doc/aalg.pdf

A. Machı̀, 2012, “Groups: An Introduction to Ideas and Methods of the Theory of Groups”, Springer Milan Heidelberg
New York Dordrecht London © Springer-Verlag Italia.
W. Keith Nicholson. 2012, “Introduction to abstract algebra”, Wiley-Interscience [John Wiley & Sons], Hoboken, NJ,
fourth edition, 2012.
Thomas W. Judson , 2012, “Abstract Algebra Theory and Applications”, Stephen F. Austin State University,
http://abstract.ups.edu/download/aata-20120811.pdf
KH Fieseler, 2010, “Groups, Rings and Fields”, http://www2.math.uu.se/ khf/dachs.pdf

Landin. J., 2010, An Introduction to Algbraic Structure, Dover Book on Mathematics, New York

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 33 / 34
4. GRUP SIKLIS

Daftar Pustaka

John B. Fraleigh, 1999; A First Course in Abstract Algebra; Fourth Edition; Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

David S. Dummit, and Richard M. Foote, 1999, Abstract Algebra, 3rd Ed., John Wiley and Sons, Inc., New York

D.S. Malik, John M. Mordeson, and M.K. Sen, 1998, Fundamental of Abstract, Fourth Edition, Addison-Wesley
Publishing Company, Inc.
I. N. Herstein, 1975, Topics in Algebra, John Wiley and Sons Inc., New York

Laboratorium Aljabar (Dep. Mat. UGM) Pengantar Struktur Aljabar 1 March 5, 2024 34 / 34

Anda mungkin juga menyukai