Anda di halaman 1dari 55

2.

NUMBERS 1

Pengantar Struktur Aljabar


Catatan Kuliah 2019

Janko Böhm, Magdaleen Marais

November 6, 2019
1 Grup

1.1 Tinjauan
Dalam bab ini kita membahas dasar-dasar teori grup, yang akan
memiliki berbagai aplikasi dalam bab cincin, bidang, dan ruang
vektor. Sebagai dan contoh untuk grup, kami mempertimbangkan
grup simetri dari himpunan bagian dari Rn, misalnya, himpunan
rotasi dan refleksi (roto-), yang memetakan padatan Platonis
(tetrahedron, kubus, oktahedron, dodecahedron, dan
ikosahedron) ke dirinya sendiri (lihat Gambar 3.1). Properti grup
muncul di sini dari fakta, bahwa komposisi dua simetri sekali lagi
adalah simetri dan setiap simetri dapat dibatalkan oleh simetri.
Misalnya pada kelompok simetri tetrahedron yang 120○
rotasiadalah sama dengan komposisi dua refleksi, lihat Gambar
3.2.
Secara umum, kita memiliki: Komposisi dua simetri lagi-lagi
adalah simetri. Untuk setiap simetri ada simetri terbalik, sehingga
komposisi memberikan peta identitas.
Dalam konteks grup simetri, konsep aksi grup G pada
himpunan M memainkan peran penting. Sebagai contoh, kita
dapat mempertimbangkan untuk G grup simetri tetrahedron dan
untuk M tetrahedron atau himpunan simpul atau tepi atau wajah
tetrahedron. Sebuah tindakan kelompok kemudian peta
(memuaskan beberapa ketentuan tambahan yang jelas)

G×M Ð→ M
(g,m) z→ g⋅m

yang merupakan elemen kelompok g peta elemen m ∈ M yang lain


47
3. GROUPS 3

Gambar 3.1: Padatan Platonis

Gambar 3.2: Komposisi dua simetri tetrahedron. unsur M,yang kita


sebut g ⋅ m.Jika kita mulai dengan beberapa m dan menerapkan
semua elemen G, maka kita memperoleh apa yang disebut orbit
m, misalnya, kita dapat memetakan setiap titik tetrahedron ke titik
lainnya dengan menerapkan simetri. Secara umum, M akan terurai
menjadi orbit yang terputus-putus. Salah satu teorema kunci
dalam konteks ini adalah rumus penghitungan orbit.
Dua contoh yang paling penting dari operasi untuk
pembangunan dan klasifikasi kelompok adalah bahwa dari
subkelompok H ⊂ G oleh
H×G Ð→ G
(h,g) z → hg
dan G pada dirinya sendiri dengan konjugasi
G×G Ð→ G
3. GROUPS 4

(a,b) z → aba-1
terjemahan kita akan mempelajari secara rinci, konjugasi akan dibahas
dalam latihan.

1.2 Kelompok dantindakan


1.2.1 Dasar-dasar
Definisi 3.2.1 Kelompok (G, ○) adalah satu set G bersama-sama dengan
peta
○: G × G Ð → G
(a,b) ↦ a○b
disebut operasi, yang memenuhi aksioma-aksioma berikut:
( G1) Associativity
a ○(b ○ c) = (a ○ b)○ c ∀a, b, c ∈ G

(G2) Ada ada unsur netral, yang merupakan


e∈G
dengan
e ○ a = a ○ e = a ∀a ∈ G

(G3) Adanya invers, yaitu ∀a ∈ G ∃sebuah-1 ∈ G


dengan-1 ○ a = a ○ a-1 = e

Jika selain hukum komutatif


a ○ b = b ○ sebuah ∀a, b ∈ G,
dipatuhi, kita sebut G abelian.
Sebuah set G bersama dengan operasi
○: G × G Ð→ G

yang taat (G1),disebut semigroup a.


(G, ) dengan (G1) dan (G2) disebut monoid.
Jumlah elemen |G| G disebut urutan G (yang dapat ∞).
3. GROUPS 5

Berkomentar 3.2.2 Jika dalam definisi kelompok G kita hanya


membutuhkan keberadaan kiri-netral elemen e ∈ G dengan e ○
sebuah = a ∀a ∈ G dan elemen kiri terbalik a-1 untuk setiap a ∈ G
dengan a-1 ○ a = e,maka e juga benar-netral dan elemen a-1 kanan
invers:

1) Untuk a, b ∈ G kita memiliki: Jika ○ b = e,maka juga b ○ a = e.

2) Kami memiliki bahwa ○ e = a untuk semua a ∈ G.


Keterangan 3.2.3 Jika G adalah grup maka:

1) Unsur netral dari G adalah unik.


2) Invers dari elemen G adalah unik.

3) Untuk a, b ∈ G kami memiliki (a ○ b)-1 = b-1 ○ a-1.

4) Untuk ∈ G kami memiliki (a- 1)-1 = a.


Pernyataan-pernyataan ini ditunjukkan pada Latihan 3.2.
Selain kelompok simetri yang disebutkan dalam Bagian 3.1, kita
membahas contoh pusat kelompok berikut:

Contoh 3.2.4 1) Himpunan bilangan bulat dengan penambahan

(Z, +)

adalah grup. Elemen netral adalah 0.


2) Himpunan bilangan bulat dengan perkalian

(Z, )

adalah monoid. Unsur netral adalah 1.


3) Himpunan bilangan rasional bukan nol dengan perkalian
(Q/{0}, )
adalah grup.
3. GROUPS 6

4) Biarkan X menjadi himpunan arbitrer. Himpunan diri pemetaan


dari X

S (X) = {f: X Ð → X | f bijektif}


bersama-sama dengan komposisi kelompok.
Khusus untuk
X = {1,...,n} ,
himpunan permutasi dari n elemen

Sn ∶= S ({1,...,n})

disebut grup simetris. Jelas, kita memiliki

|Sn |= n ⋅ (n - 1)⋅ ... ⋅ 2 ⋅ 1 = n!

Untuk σ ∈ Sn kami juga menulis

Sebuah elemen dari Sn disebut transposisi, jika itu susun dua


elemen yang unik.
Melalui penomoran sudut-sudut tetrahedron pada Gambar
3.3 rotasi pada Gambar 3.3 dapat diidentifikasi dengan
permutasi

dan refleksi pada Gambar 3.4 dengan transposisiton

5) Misalkan
A= {,β,γ,...}
3. GROUPS 7

adalah himpunan berhingga.Sebuah kata lebih abjad A adalah


urutan terbatas
w = b1b2... bn

Gambar 3.3: simetri rotasi tetrahedron dengan bi ∈

A.Mengingat katalain v = 1...m,kita mendefinisikan operasi

"writtenaftereachother" oleh

w ○ v = b1... bn1...m.
Himpunan
G = {w | w kata lebih dari A}
bersama-sama dengan ○ membentuk semigroup a.

Jika kita mengizinkan kata kosong e dalam G, maka (G, ) menjadi


monoid.
6) Jika kita menambahkan huruf α-1,β-1,... denganaturan
perhitungan

αα-1 = α-1α = e,

maka kita mendapatkan kelompok bebas yang dihasilkan oleh A.

7) Jika G1, G2 adalah kelompok, maka produk Cartesian G1 × G2 G1


dan G2 dengan operasi
3. GROUPS 8

b
(1, 1) ○(2,b2): =(1 ○ 2, b1 ○ b 2) lagi

kelompok.

Definisi dan Teorema 3.2.5 (kriteria subgrup) Misalkan (G, ) suatu grup.
Sebuah subset H ⊂ G disebut subkelompok, jika dua kondisi berikut
ekuivalen puas:

Gambar 3.4: Refleksi simetri dari tetrahedron

1) (H, ○) adalah suatu kelompok (yaitu, e ∈ H dan a, b ∈ H Ô⇒ a ○ b

∈ H, b ∈ H)
-1

2) H ≠ ∅, dan,b ∈ H Ô⇒ a ○ b-1 ∈ H.

Bukti. (1) ⇒ (2) jelas. Apakah di sisilain H ≠ ∅,maka ada


sebuah ∈ H.Untuk elemen ini kita memiliki e = a ○ a-1 ∈ H,dan
dengan demikian untuk semua ∈ H, bahwa-1 = e ○ a-1 ∈ H.Juga untuk
semua a, b ∈ H kita memiliki b-1 ∈ H,dan karenanya
-1 -
1.
a○b=a○ (b) ∈ H
3. GROUPS 9

Contoh 3.2.6 Misalkan G grup simetri tetraederon itu, r120 rotasi


pada Gambar 3.3 dan s23 refleksi pada Gambar 3.4.Maka

{id,r120, (r120 )2 } G {id,s23 } G

adalah subgrup.

Contoh 3.2.7 The sub kelompok (Z, +) adalah dari bentuk


nZ: ={n ⋅ k | k ∈ Z}

di mana n ∈ Z≥0.
Bukti. Dengan menggunakan kriteria subgrup, kita melihat bahwa nZ Z
adalah subgrup. Misalkan, di sisi lain, bahwa H ⊂ Z adalah subkelompok.
Maka baik H = {0} atau ada elemen terkecil n > 0 di H. Kami
menunjukkan bahwa maka H = nZ: Let m ∈ H.Divisi dengan
sisanya menghasilkan representasi dari m

m = qn + r

dengan 0 ≤ r <n dan r ∈ H.Dengan definisi n berikut bahwa r = 0,maka


m ∈ nZ.

Contoh 3.2.8 Misalkan n ∈ N dan ∈ Z.Kelas ekivalensi (kelas


residu) dari sebuah modulo n dapat dinyatakan dengan
menggunakan subgrup nZ Z sebagai

(lihat juga Latihan 2.3).


Set residu kelas

Zn: = Z /n: = {0,1,2,..., n - 1}

adalah bersama-sama dengan operasi

a + b: = a + b
3. GROUPS 10

kelompok, kelompok kelas residu modulo n (dengan elemen netral 0 d


dalamayat -a = -a dari ∈ Z /n).
Karena a + b = a + b tidak didefinisikan dalam istilah a dan b,
tetapi dalam hal perwakilan a dan b, kita harus menunjukkan
bahwa a+b terdefinisi dengan baik, yaitu, tidak tergantung pada
pilihan perwakilan a dan b:
Jika1 = 2 dan b1 = b2, yaitu,1 - 2 = n ⋅ k1 dan b1 - b2 = n ⋅ k2 dengan
nomor k1,k2,maka

Contoh 3.2.9 Untuk n = 3 kita peroleh Z/3 = {0,1,2} dengan

Gambar 3.5: kelas residu modulo 3

lihat juga Gambar 3.5.


Operasi dapat digambarkan dalam tabel grup
+ 0 1 2
0 0 1 2

1 1 2 0

2 2 0 1
misalnya, kita melihat bahwa 2 + 2 = 2 + 2 = 4 = 1.
Contoh 3.2.10 Untuk setiap pembagi dari n,dan subset

{0,a,2a, ..., (d - 1)} ⊂ Z /n

adalah subkelompok (latihan).


Misalnya, untuk n = 6 dan a = 2 kita mendapatkan subgrup
3. GROUPS 11

6
{0,2,4} Z/ . Jika
kita membandingkan tabel golongan
+ 0 2 4
0 0 2 4

2 2 4 0

4 4 0 2
dari golongan ini dengan Z/3, kita amati, bahwa unsur-unsur dari
kedua golongan tersebut memiliki nama yang berbeda, tetapi
menuruti unsur yang sama aturan perhitungan.
Identifikasi subgrup {0 ,2,4} Z/6 dengan Z/3 merupakan
contoh isomorfisme grup, yaitu peta bijektif, yang sesuai dengan
struktur grup. Kelompok isomorfisma
φ: Z /3 Ð → 0 +
3Z z →
1 + 3Z z →
2 + 3Z z →
memenuhi, misalnya,

φ (1 + 1) = φ (2) = 4 = 2 + 2 = φ (1) + φ (1).

Kami menulis maka

Z /3 ≅ {0,2,4}
dan lebih umum kita memiliki

Z /d ≅ {0,a,2a, ..., (d - 1)a}.

Definisi 3.2.11 Sekelompok homomorfisma φ antara dua kelompok G1


dan G2 adalah

φ peta: G1 Ð → G2

yang memenuhi
3. GROUPS 12

φ (a ○ b)= φ (a)○ φ (b)∀a, b ∈ G1

yaitu, yang kompatibel dengan struktur grup.

Perhatikan bahwa pada ruas kiri adalah operasi pada G1, dan pada
ruas kanan adalah operasi pada G2.

Berkomentar 3.2.12 Jika φ: G1 Ð → G2 adalah homomomorphism


kelompok, maka
φ (e 1) = e2
di mana ei ∈ Gi menunjukkan elemen netral masing-masing.
Kernel dari φ Kerφ ={a ∈ G1 | φ (a)= e 2}

dan citra φ

Imφ = φ (G 1)
adalah subkelompok dari G1 dan
G2,masing-masing. Untuk pembuktiannya
lihat Latihan 3.4.

Misalnya, untuk di atas kelompok homomorphismus φ: Z /3 → Z /6


diberikan oleh 1 ↦ 2,kita memiliki
Imφ = {0,2,4} Kerφ
= {0}.

Lemma 3.2.13 Sekelompok homomorfisma φ: G1 Ð → G2 adalah


injective jika dan hanya jika
Kerφ = {e 1},
yaitu, kernel hanya berisi netral elemen e1 dari G1.

Bukti. Kami komentar pertama, bahwa untuk b ∈ G1


(φ (b))-1 = φ (b- 1)

karena
3. GROUPS 13

φ (b) ○ φ (b- 1) = φ(b ○ b- 1) = φ(e1 ) = e2,

dan inversnya unik. Untuk a, b ∈ G1 kita maka harus


φ (a) = φ (b) ⇐⇒ φ (a ○ b- 1) = e2 ⇐⇒ a ○ b-1 ∈ Kerφ.

menggunakanbahwa

φ (a) ○ (φ (b))-1 = φ (a) ○ φ (b- 1) = φ(a ○ b- 1)

Oleh karena itu jika Kerφ ={e1}, maka φ (a) = φ (b) menyiratkan,
bahwa a = b.Apakah di sisi lain φ injective, maka berikut dari

φ (a) = e2 = φ (e 1)

bahwa = e1.
Definisi 3.2.14 Homomorfisme kelompok injeksi disebut
monomorfisme (kelompok-), surjektif (kelompok-)homomorfisme
(kelompok-) epimorfisme. A
(kelompok-) isomorfisma

φ: G1 Ð → G2

besarbesaran homomorfisma bijective. Peta terbalik

φ- 1: G2 Ð → G1

adalah kemudian juga isomorfisme a. Kami menulis G1 ≅ G2.

Lihat juga Latihan 3.4.

Contoh 3.2.15 1) Dimasukkannya subkelompok H ↪ G adalah


monomorphism a.
2) Peta
Z Ð → nZ
k z→ n⋅k

adalah untuk n ≥ 1 isomorfisma.


3) Fungsi eksponensial
3. GROUPS 14

(R, +) Ð → (R>0, ⋅)
x z → exp (x)= ex pada Gambar 3.6 adalah
homomorfisma, karena dengan persamaan fungsional dari
fungsi eksponensial ex1+x2 = ex1 ⋅ ex2 untuk semua xi ∈R.Karena
fungsi eksponensial kontinu dan ketat monoton dengan
limx↦∞ ex = ∞ dan limx↦∞ ex = 0,mendefinisikan bahkan
Isomorphismus.

Gambar 3.6: Fungsi eksponensial

4) Sebaliknya, dengan C* = C /{0} peta

(C, +) Ð→ (C*, ⋅)
z z → exp (z) = ez

adalah epimorphism, tapi tidak isomorfisma . Kernel Ker (exp: C

Ð → C*) = 2πiZ: ={2πin | n ∈ Z}.

5) Biarkan n ≥ 2.The Signatur atau


tanda signum: Sn Ð → ({± 1}, ⋅) σ z →

adalah epimorphism dan


3. GROUPS 15

Ker (tanda) = An

disebut kelompok bolak-balik.


Definisi tanda diterjemahkan ke dalam program berikut (dalam
Sintaks Maple):
sgn:=proc(sigma) local s,j,i; s:=1;
untuk j dari 1 sampai nops(sigma)
lakukan
untuk i dari 1 sampai j-1 lakukan
s:=s*(sigma[i]-sigma[j])/(ij);
od; od;
kembali;
end proc:

di mana kita mewakilipermutasi σ dengan daftar (σ(1),...,

σ(n)).Sebagai contoh, kami mempertimbangkan permutasi dari


Gambar
3.2. Untuk rotasi
1 2 3
σ= 3 4 4
(1 )
2
menggunakan rumus di atas kita memperoleh

dan selama dua refleksi

bahwa tanda(τ i) = -1.Memang kita miliki untuk semua


transposisi τ,bahwa tanda(τ) = -1.Kami akan membuktikannya di
bawah ini.
3. GROUPS 16

Karena tanda adalah homomorfisma grup, maka dari σ = τ1 ⋅ τ2


langsung bahwa

tanda(σ)= tanda(τ 1)⋅ tanda(τ 2) = 1.

Seperti yang akan kita lihat , seseorang dapat dengan


mudah menghitung signum melalui properti
homomorphismu, dengan menulis permutasi sebagai produk
dari permutasi dengan signum yang diketahui. Lihat juga
Latihan 3.5.

6) Jika a, b ∈ N dan gcd (a,b) = 1.Maka


Z/ab Z/a × Z/b

Ini adalah perumusan ulang teorema sisa Cina. Dalam

prakteknya, grup sering dispesifikasikan dalam bentuk generator:

Definisi 3.2.16 Misalkan E adalah subset dari grup G. Kemudian ⟨E⟩


adalah subkelompok terkecil G,yang berisi semua elemen dari E.
Ekuivalen ⟨E⟩ adalah persimpangan semua subkelompok U dengan E

⊂ U ⊂ G (sejak persimpangan subkelompok lagi subkelompok).


Kami menyebutnya ⟨E⟩ subkelompok yang dihasilkan oleh E.
Sebuah kelompok G disebut siklik, jika ada g ∈ G dengan
G = ⟨g⟩.

Untuk g ∈ G kami jelas memiliki


⟨g⟩ = {gr | r ∈ Z}

dengan
gr = g ○ ... ○ g
'¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¸
¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹
¶r
3. GROUPS 17

dan gr =(g- 1)-r untuk r < 0. Jika operasi ditulis nilai tambahan sebagai
+ kita menulis r ⋅ g bukannya gr.
Contoh 3.2.17Gugus 1)kelas residu Z/n adalah siklik yang dibangkitkan
oleh 1.
2) Grup (Z, +) siklik yang dihasilkan oleh 1.

3) Subkelompok nZ ⊂ (Z, +) adalah siklik yang dihasilkan oleh


n,sehingga nZ =⟨n⟩.Menurut Contoh 3.2.15 kita memiliki nZ Z.
Kita akan membuktikan nanti, bahwa semua gugus siklik
memenuhi isomorfisme bentuk Z atau Z/n (lihat Contoh 3.3.13).
Definisi 3.2.18 Misalkan g ∈ G menjadi unsur kelompok. Kemudian
ord (g) =|⟨g⟩|

disebut urutan g.

Lihat juga Latihan 3.9.

Contoh 3.2.19 Untuk rotasi tetrahedron dengan 120○


1 2 3 4
σ= ()
1 3 4 2

kita memiliki ⟨σ⟩ = {id = σ0,σ1,σ 2} ≅ Z /3


dan karenanya ord (σ)= 3.

1.2.2 Tindakan kelompok


Grup dipertimbangkan dalam matematika terutama karena
mereka dapat digunakan untuk menggambarkan simetri. Untuk
menginterpretasikan grup sebagai grup yang simetri, pengaruh
elemen grup pada elemen himpunan ditentukan melalui gagasan
aksi grup:
3. GROUPS 18

Definisi 3.2.20 Misalkan (G, ) adalah grup dan M a mengatur. Tindakan


dari G pada M (dari kiri) adalah peta

⋅: G × M Ð→ M
(g,m) z→ g⋅m

yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:


1)
e⋅m=m

untuk semua m ∈ M.
2)
(a ○ b)⋅ m = a ⋅(b ⋅ m)
untuk semua a, b ∈ G dan m ∈ M.
Berkomentar 3.2.21 Dalam cara yang analog, satu dapat menentukan
operatons dari kanan
⋅: M × G Ð → M
(m,g) z → m ⋅ g
dengan m ⋅ e = m dan (m ⋅ a)⋅ b = m ⋅(a ○ b).
Tampaknya berlebihan untuk memiliki kedua notasi, namun
ada pengaturan, di mana ada dua definisi kanonik yang berbeda
untuk suatu tindakan dari kiri dan dari kanan, dan di mana kedua
definisi digunakan pada saat yang sama. Contohnya adalah aksi
dari subkelompok H ⊂ G pada G dengan H × G → G, (h,g)↦ h ○ g
dari kiri, dan oleh G × H → G, (g,h)↦ g ○ h dari kanan, yang nanti
akan kita bahas secara detail.
Berkomentar 3.2.22 Untuk kata lain, tindakan dari G pada M
adalahkelompok
φ homomorfisma: G Ð→ S (M)
M Ð → M g ↦ φ
(g):= () m ↦ g ⋅ m
dari G ke kelompok pemetaan diri M.
3. GROUPS 19

Bukti. Kami memeriksa apakah φ (g) untuk alle g ∈ G adalah

bijektif dan apakah φ adalah homomorfisma: Mari g ⋅ m1 = g ⋅ m2


untuk m1,m2 ∈ M.
Kemudian

m1 = e ⋅ m1 = (g-1 ○ g) ⋅ m1 = g-1 ⋅(g ⋅ m 1)

= g-1 ⋅ (g ⋅ m 2) = (g-1 ○ g) ⋅ m2 = e ⋅
m2 = m2.Setiap m ∈ M adalah citra φ (g),karena m = e ⋅ m = g ⋅(g-1 ⋅
m).
Selain itu,
φ (g ○ h)=(m ↦(g ○ h)⋅ m)=(m ↦ g ⋅(h ⋅ m))=(m ↦ g
⋅ m)○(m ↦ h ⋅ m)= φ (g)φ ○ (h).

Contoh 3.2.23 Sn bertindak pada {1,...,n} oleh


Sn × {1,...,n} Ð→ {1,...,n}
(σ, j) z→ σ( j)
contoh utama lain adalah tindakan dari kelompok gerakan Rn:

Definisi 3.2.24 sebuah gerak Euclidean f: Rn → Rn adalah peta, yang


menghormati jarak Euclidean

yang, dengan
∥x - y∥=∥f (x)- f (y)∥

untuk semua x, y ∈ Rn.Gambar 3.7 menunjukkan suatu gerak yang


merupakan komposisi dari translasi dan roto-refleksi. Himpunan E (n) dari
3. GROUPS 20

Gambar 3.7: Contoh gerak R2.

Gerak Euclidean dari Rn adalah dengan komposisi grup,


grup gerak.
Mari M ⊂ Rn menjadi sebuah subset. Kelompok
Sym (M) ={A ∈ E (n)| A (M) = M}
disebut kelompok simetri M.
Contoh 3.2.25 (Grup simetri) Kami menggambarkan grup simetri Sym

(D) dari segitiga sama sisi D.

Setiap simetri adalah rotasi atau refleksi

Setiap simetri secara unik ditentukan oleh aksinya pada simpul


segitiga. Dengan penomoran simpul, kita dapat menganggap
setiap simetri sebagai peta bijektif {1,2,3} → {1,2,3}. Memang, kita
memiliki isomorfisma kelompok φ

Sym (D) = {id }


3. GROUPS 21

↧↧ ↧ ↓ Φ

S3 = {id(1 ↔ 3) (2 ↔ 3)}

yang diinduksi oleh aksi Sym (D) pada simpul segitiga


Sym (D)×{1,2,3} → {1,2,3} .
Apakah, misalnya,

r120 =
○,
rotasi oleh 120 maka operasi memberikan peta

(r120,1)↦ 2, (r120,2)↦ 3, (r120,3)↦ 1 maka

Contoh 3.2. 26 (Orbit dan Stabilizer) Diberikan sebuah titik pada


segitiga sama sisi D, kita ingin menyelidiki titik lain mana di bawah
operasi

Sym (D) × D → D

titik ini dapat dipetakan. Himpunan ini disebut orbit, jumlah elemen
panjang orbit. Contoh orbit adalah

Operasi pada D menginduksi operasi

Sym (D) × 2D → 2D
3. GROUPS 22

dari himpunan semua himpunan bagian dari D. Dalam orbit subset


hitam juga merupakan subset putih:

Jika tidak, kita dapat mempertimbangkan himpunan semua


elemen Sym (D), yang menjaga titik tertentu (atau subset) tetap.
Sudut 1 ditetapkan oleh {id, (2 ↔ 3)},yang middlepoint m oleh Sym

(D) dantitik p1 hanya dengan identitas. Subset hitam ditetapkan


oleh

{id,}

Kami mengamati bahwa set ini adalah sub kelompok Sym (D),dan
bahwa produk dari pesanan kelompok dengan panjang orbit masing,
dalam setiap kasus |Sym (D)| = 6,memberi .
Orbit diperbaiki
dengan
1 {1,2,3} {id, (2 ↔ 3)} 3 ⋅ 2 =
6
m {m} Sym (D) 1⋅6=
6
p1 {p1,..., p6 } {id} 6⋅1=
6
Hal ini berlaku secara umum, dan disebut orbit penghitungan teorema
(lihat Bagian ??).

Kami pertama-tama memformalkan ide orbit dan stabilizer:

Definisi 3.2.27 Biarkan G × M → M menjadi aksi. Untuk m ∈ M


kita sebut
3. GROUPS 23

Gm ={g ⋅ m | g ∈ G}⊂ M

orbit m.Jika N ⊂ M adalah subset, maka


Stab (N) = {g ∈ G | GN = N},

di mana GN = {g ⋅ n | n ∈ N},disebut stabilisator N.


Kasus penting yang paling adalah bahwa dari stabilizer dari satu
1setelemen: Untuk elemen m ∈ M membiarkan

Stab (m) ={g ∈ G | g ⋅ m = m} = Stab ({m}).

Keterangan 3.2.28 Dua orbit Gm1 dan Gm2 adalah sama atau saling
lepas. Berada di orbit yang sama, karenanya, merupakan
hubungan ekivalensi.

Bukti. Jika ada sebuah

m3 ∈ Gm1 ∩ Gm2

maka ada g1,g2 ∈ G dengan

m3 = g1 ⋅ m1 = g2 ⋅ m2

maka.

Untuk setiap g ∈ G kita maka harus

yang
Gm2 ⊂ Gm1.
Demikian pula kita memiliki inklusi lainnya, yaitu Gm2 = Gm1.
Klaim kedua yang dengan mudah diperiksa menggunakan definisi relasi
ekuivalensi.

Definisi 3.2.29 Himpunan orbit yang dilambangkan dengan M /G


(hasil bagi M oleh G). Setiap elemen m ∈ Gm1 kita sebut wakil dari
orbit, karena Gm = Gm1.Morover,
3. GROUPS 24

π: M Ð → M /G m z →
Gm

disebut peta quotient.

Dengan pernyataan di atas kita melihat:

Definisi dan Teorema 3.2.30 Misalkan G × M → M adalah suatu


aksi. Sebuah set lengkap perwakilan dari orbit adalah subset R ⊂
M,sehingga setiap orbit Gm berisi tepat satu elemen dari R.
Maka M adalah disjoint union

Representasi permutasi dalam notasi pemetaan tidak efisien:


Untuk permutasi

kita tidak perlu mengingat gambar 4,...,7. Gambar-gambar dari 1,2,3


kita dapat mengkodekan dalam sebuah diagram

ini adalah ide dari siklus yang disebut:


Definisi 3.2.31 Jika σ ∈ Sn,maka aksi ⟨σ⟩ pada set
{1,.. .,n} terurai set ke orbit
⟨σ⟩ x = {x,σ (x), σ2 (x), ..., σt-1 (x)}

dan t minimal dengan σt (x)= x. Jika hanya ada satu orbit panjang

t> 1 (yaitu, semua yang lain memiliki panjang 1),maka σ disebut


siklus rangka t,dan kami menulis

σ =(x,σ (x), σ2 (x) , ..., σt-1 (x)), yang kami kode, selain
orbit, juga urutan di mana kita pergi melalui orbit dengan iteratif
3. GROUPS 25

menerapkan σ.Transposisi adalah siklus dengan panjang 2. Untuk


elemen netral kita tulis
().

Seseorang juga dapat menggunakan notasi lingkaran untuk


siklus seperti di atas, tetapi itu akan menggunakan terlalu banyak
ruang, dan tidak akan mudah untuk dimasukkan pada konsol
komputer.

Keterangan 3.2.32 Siklus

σ= ..., t)
(1, ∈ Sn

demikian peta

{1,...,n} Ð → {1,...,n}
1z → 22z
→3

sebuaht-1 z → t t z → 1 z

→ sebaliknya,

dan Ord(σ) = t.
Contoh 3.2.33 Untuk rotasi

1234σ=
() 1 3 4 2
tetrahedron oleh 120○ (lihat juga contoh 3.2.19)kami obtian
dekomposisi ke dalam orbit

{1,2,3,4} = {1}∪˙ {2,3, 4}.

Oleh karena itu σ adalah siklus dan dengan mengingat urutan di mana
kita pergi melalui orbit dengan iteratif menerapkan σ,kita
mendapatkan
3. GROUPS 26

σ = (2,3,4),

yaitu, 2 ↦ 3, 3 ↦ 4, 4 ↦ 2.Notasi dari satu siklus dapat membuka pada


setiap titik, maka

σ = (2,3,4) = (3,4,2) = (4,2,3).

Rotasi tetrahedron oleh 240○ memberikan dekomposisi yang

sama ke dalamatau-

bit {1,2,3,4} = {1}∪˙ {2,3,4},tapi

σ2 = (2,4,3).

Perhatikan bahwa mudah untuk persegi menghitung siklus σ:Kami


hanya harus pergi dua langkah dalam siklus untuk mendapatkan
citra unsur (dan juga untuk kekuatan yang lebih tinggi).

Tidak setiap permutasi adalah siklus: Dalam aksi

ada dua orbit panjang 4 dan

σ = (1,2,3,4) ○ (5,6,7,8)

adalah produk dari dua siklus. Karena orbit terputus, kita selalu dapat
menguraikan permutasi menjadi siklus terputus-putus:

Teorema 3.2.34 Kita memiliki:

1) Setiap elemen Sn adalah produk dari siklus terputus-putus.


2) Elemen Ever dari Sn adalah produk dari transposisi.

Bukti. Biarkan σ ∈ Sn.


3. GROUPS 27

1) Mari{x1,..., xr} menjadi satu set lengkap perwakilan dari orbit


operasi⟨σ⟩ pada{1,...,n}.Jika kita membatasi σ sebagai peta di
orbit⟨σ⟩ xi,maka kita mendapatkan siklus σi dan

σ = σ1 ○ ... ○ σr 2) Menggunakan 1) kita


dapat mengasumsikan, bahwa σ adalah siklus (y0,..., yt-1).
Kemudian, sebagai salah satu mudah cek,

(y0,..., yt- 1) = (y0,y 1) ○ ... ○ (yt-2,yt- 1).

Dalam notasi siklus permutasi, simbol biasanya ditinggalkan.

Contoh 3.2.35 Biarkan

Operasi ⟨σ⟩ terurai


{1,...,9}={1,2,3,4}∪˙ {5,9}∪˙ {6,8}∪˙ {7}

dalam orbit

lepas =(1,4,3,2) (5,9) (6,8)


= (1,4) (4,3) (3,2) (5,9) (6,8) .

Lihat juga Latihan 3.7.

Berkomentar 3.2.36 Jika σ = τ1 ○ ... ○ τr dengan transposisi τi,maka kita


dapat menghitung signum dari σ langsung sebagai

tanda(σ)= (-1)r,

karena tanda adalah homomorfisma grup dan tandaτ = -1 untuk


semua transposisi τ.
Bukti. Untuktransposisi, τkita
3. GROUPS 28

menghitung.

Asumsikan τ =(k,l) dan k <l.Kemudian


⎧ 1
untuk i = k dan j =
⎪⎪⎪⎪⎪⎪ l untuk i, j ∉
-1 {k,l}
τ (i) - τ (j)

untuk i = k dan j ≠ l

⎪⎪⎪⎪⎩ untuk i ≠ k dan j = l.

Jika kita membagi lebih lanjut dua kasus terakhir menjadi j dengan
k = i < j < l atau l < j, dan ke dalam i dengan k < i < j = l atau i < k,
maka kita dapatkan

.
'¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹ ¸ ¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹
¶'¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¸¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹
'¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹ ¸ ¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹¹
¹¹¹¹¹¶
¶>0 1>0

kedua dan ketiga produk membatalkan, dan semua pembilang


merupakan penyebut dari produk pertama dan terakhir yang
<0
negatif. Oleh karena itu menandatanganiτ sehingga tandaτ =
-1.

Contoh 3.2.37 Untuk

σ = (1,4,3,2)(5,9)(6,8)
= (1,4)(4,3)(3,2)(5,9)(6,8)

kita memperoleh
tanda(σ)= (-1)5 = -1.
3. GROUPS 29

Berkomentar 3.2.38 Untuk representasi dari permutasi σ = c1 ○ .... ○


cr sebagai produk dari siklus menguraikan ci panjang mi satu dapat
menghitung urutan σ sebagai

ord(σ) = lcm(m1,...,mr ).

Untuk pembuktiannya lihat Latihan 3.9.


Contoh 3.2.39 Untuk σ = (1,4,3,2)(5,9)(6,8) kita mendapatkan

ord(σ) = lcm(4,2,2) = 4.

Kita bisa memeriksa ini juga dengan perhitungan langsung

σ2 =(1,4,3,2)2 (5,9)2 (6,8)2 =(1,3)(2,4) σ3


=(1,2,3,4)(5,9)(6,8) σ4 = id.
Untuk subkelompok Sn sistem aljabar komputerGAP
[13algoritma] untuk menghitung pada dasarnya semua objek yang
diperkenalkan dalam bab ini.

Contoh 3.2.40 Kami menentukan ord(σ) untuk


σ = (1,4,3,2)(5,9)(6,8)

menggunakan GAP:
sigma: = (1,4,3,2) (5, 9)(6,8);
(1,4,3,2)(5,9)(6,8) sigma^2;
(1,3)(2,4) sigma^3;
(1,2,3,4)(5,9)(6,8) sigma^4;
()
Oleh karena itu ord(σ)= 4.Untuk menerapkan Remark 3.2.38, sebagai
gantinya, kami menggunakan:
Order(sigma); 4
Perhatikan bahwa, berbeda dengan konvensi biasa, untuk
menghitung σ ○ τ untuk σ, τ ∈ Sn kita harus memasukkan τ * σ di
GAP (yaitu, peta mengambil argumen mereka di sisi kiri). Kami
check-in GAP,bahwa dengan τ =(2,5) kita mendapatkan
3. GROUPS 30

σ ○ τ
=(1,4,3,2)(5,9)(6,8)○(2,5)=(1,4,
3,2,9,5)(6,8).

tau:=(2,5);; tau*sigma;
(1,4,3,2,9,5)(6,8)
Keterangan 3.2.41 Gugus simetris S3 dibangkitkan oleh (1,2) dan (2,3)
S3 = (1,2) , (2,3)⟩

karena (1,2) (2,3) = (1,2,3) dan (1,2) (2,3) (1,2) = (1,3). Secara umum,
kita memiliki

Sn =⟨(1, 2), (2,3), ..., (n - 1,n)⟩, lihat

juga Latihan die 3.21 dan 3.22.

Contoh 3.2.42 Dalam GAP kita dapat mendefinisikan grup melalui


sistem pembangkit sebagai berikut:
G:=Group((1,2),(2,3));
Grup([(1,2), (2,3)])
Elemen(G);
[(), (2,3), (1,2), (1,2,3), (1,3,2), (1,3)]

1.2.3 Aksi dengan terjemahan


Sejauh ini, kita telah mempertimbangkan aksi dari Sym(M ) pada
himpunan M dan dari Sn pada {1,...,n}. Contoh lebih lanjut yang
sangat penting adalah tindakan dari kelompok(G, ○) pada dirinya
sendiri
G×GÐ→G
(g,h) ↦ g ○ h

diberikan oleh operasi kelompok (ini memberikan suatu tindakan


baik dari kiri dan dari Baik). Tindakan memainkan peran penting
dalam pembuktian teorema berikut, yang merupakan kunci
penting untuk perhitungan praktis dengan grup: Hal ini
3. GROUPS 31

memungkinkan untuk mempertimbangkan grup hingga sebagai


subgrup dari Sn. Dalam representasi ini, grup kemudian dapat
ditangani oleh komputer.

Teorema 3.2.43 (Cayley) Setiap grup G isomorfik terhadap subgrup dari


grup pemetaan diri S (G).
Khususnya untuk n: = |G|<∞,kita dapat mempertimbangkan G
sebagai subkelompok Sn ≅ S (G).
Bukti. Peta
φ: G → S (G)
G → Gg
h
g ↦ ○
)
(h ↦
adalah homomorfisma grup dan
Kerφ ={g ∈ G | g ○ h = h ∀h ∈ G} = {e}
( menggunakan keunikan elemen netral), maka φ adalah injektif. Oleh
karena itu,
G ≅ Im(φ) ⊂ S (G).

Untuk kelompok terbatas satu dapat menentukan tindakan


G×GÐ→G
(g,h) ↦ g ○ h
melalui tabel, tabel kelompok.
Contoh 3.2.44 Grup

G = Z/4 = {0,1,2,3}
memiliki tabel grup
+ 0 1 2 3
0 0 1 2 3

1 1 2 3 0

2 2 3 0 1

3 3 0 1 2
3. GROUPS 32

Dalam setiap baris atau kolom, setiap elemen grup muncul tepat satu
kali.
Baris tabel yang menentukan φ(g),dalam contoh kita memiliki

di mana kita menggunakan notasi peta diperkenalkan untuk elemen


Sn juga untuk unsur-unsur S (G).
Akhirnya, kita dapat menomori elemen G untuk melakukan
identifikasi S (G) S4.
Suatu grup dikatakan abelian jika dan hanya jika tabel grupnya
simetris terhadap diagonal. Hukum asosiasi tidak dapat dilihat
dengan jelas dari tabel.
Analog dengan aksi suatu grup pada dirinya sendiri, kita juga
dapat mempertimbangkan aksi subgrup pada grup: Contoh 3.2.45
Seperti ditunjukkan pada Contoh 3.2.7, subgrup dari (Z, +)
berbentuk
nZ = {n ⋅ k | k ∈ Z}.

Sebuah tindakan sekelompok nZ pada Z (dari kanan) diberikan oleh

Z ×nZ → Z
(a,n ⋅ k) ↦ a + n ⋅ k
Orbit yang persis kelas residu modulo n

a = a + nZ = {a + n ⋅ k | k ∈ Z}.
Secara analog, kita juga dapat beroperasi dengan penjumlahan
dari kiri, dan memperoleh orbit yang sama, karena + bersifat
komutatif. Karena notasi biasa a + nZ untuk kelas residu, seseorang
lebih memilih aksi dari kanan.
3. GROUPS 33

Untuk n = 4,kita memperoleh oleh aksi 4Z pada Z orbit


4Z 1 + 4Z 2 + 4Z 3 + 4Z
⋮ ⋮


-4 -3 -2 -1
0 1 2 3
4 5 6 7
⋮ ⋮


Seperti yang terlihat pada Contoh 3.2.8,set orbit dengan operasi

a + b =(a + nZ) +(b + nZ) =(a + b)+ nZ = a + b

lagi-lagi merupakan grup, yang disebut Z/n.

Nanti, kami akan menyelidiki, ketika satu set orbit subgrup


lagi-lagi grup.
Kami pertama kali memperkenalkan konsep orbit subkelompok secara
umum:

Definisi 3.2.46 (cosets) Misalkan H ⊂ G menjadi subkelompok.


Kemudian operasi di G mendefinisikan aksi H pada G

H × G → G, (h,g) z→ h ○ g

dari kiri, dan juga dari kanan

G × H Ð→ G, (g,h) z → g ○ h.

Untuk g ∈ G orbit tindakan ini


Hg: = H ○ g: ={h ○ g | h ∈ H}

dan
gH: = g ○ H: ={g ○ h | h ∈ H}
disebut kanan dan kiri koset dari g, masing-masing.
3. GROUPS 34

Teorema 3.2.47 Misalkan H ⊂ G menjadi subkelompok. Setiap dua


koset dari H memiliki jumlah elemen yang sama.

Bukti. Biarkan a, b ∈ G.Kemudian aH dan bH berada di bijection oleh


perkalian dengan ba-1 dari kiri
g z → b ○ a-1 ○ g
G 1:1 G
Ð→
∪ ∪
aH Ð → bH
sebua z → b ○ a-1 ○ a ○ h = b ○
h○h h
(apa kebalikannya?). The kanan dan kiri cosets aH dan Ha berada di
bijection melalui konjugasi dengan
g z → a-1 ○ g ○
G 1:1 G
Ð→
∪ ∪
aH Ð → Ha
sebua z → a-1 ○ sebuah ○ h ○ a
h○h = h ○ (apa
adalah kebalikan?). Operasi dengan konjugasi juga akan dibahas
dalam Latihan 3.12.
Akibat wajar 3.2.48 (Indeks formula) Misalkan H ⊂ G menjadi subkelompok.
Lalu
|G| = |G/H |⋅|H |

khususnya dalam kelompok terbatas G,urutan subkelompok |H |


membagi |G|.

Definisi 3.2.49 Jika H ⊂ G adalah subgrup, maka


[G: H]: = |G/H |

disebut indeks H di G. Kami

berkomentar, bahwa
3. GROUPS 35

H → aH h

sebuah ○
h

adalah bijection (lihat bukti Teorema 3.2.47),maka

|aH |=|H |.

Kami membuktikan sekarang rumus indeks:


Bukti. Berdasarkan Definisi dan Teorema 3.2.30lepas grup G adalah
gabungandari semua aH dengan a dari himpunan lengkap
perwakilan R, jadi jikaG< maka

(menggunakan Teorema 3.2.47). JikaG∣ =, maka jugaG/H = atauH = .

Contoh 3.2.50 Kelompok G = Z /6 memiliki urutan 6 dan subkelompok

{0,...,5}
Ò Ó

{0,2,4} {0,3}
Ó Ò

{0}

dengan perintah 1,2,3 dan 6.


Remark 3.2.51 Note that in a group, there is not necessarily for
every divisor a subgroup with the respective order, for example,
A4 = {σ ∈ S4 ∣ sign(σ) = 1}
does not have a subgroup of the order 6. The following GAP code
computes all possible order of subgroups of A4:
G:=AlternatingGroup(4);;
Order(G);
3. GROUPS 36

12
L:=ConjugacyClassesSubgroups(G);;
List(List(L,Representative),Size);
[ 1, 2, 3, 4, 12 ]
In the context of the so-called Sylow theorems, one can prove,
that there is a subgroup of the respective order for every prime
power divisor of ∣G∣.

From the index formula (Theorem 3.2.48) we get taking H =


⟨g⟩:

Corollary 3.2.52 In every finite group G the order of an element g ∈ G


is a divisor of the group order ∣G∣, that is, ord (g) ∣
∣G∣.

Example 3.2.53 In G = Z/6, the elements 1 and 5 = −1 have order 6,


the elements 2 and 4 have order 3, and the element 3 has order 2.
The neutral element 0 has order 1.

Corollary 3.2.54 Every group G with ∣G∣ prime is cyclic. Bukti.

Using the index formula, we get, that G only has the subgroups {e}

and G. Hence, for every e ≠ g ∈ G we have


{e} ≠ ⟨g⟩ = G

1.3 Normal subgroups


1.3.1 Normal subgroups and the quotient group
Let H be a subgroup of (G, ○) and
G/H = {gH ∣ g ∈ G}
the set of left cosets

gH ={g ○ h ∣ h ∈ H }
3. GROUPS 37

of H, that is, the set of orbits of the translation action G×H → G, (g,h) ↦ g
○ h of H on G.

Example 3.3.1 For H = nZ ⊂ Z = G we have already seen that the set

G/H = Z/n = {0,...,n − 1}


of cosets
a = a + nZ
with the operation induced by the addition in Z

a + b ∶= a + b
has the structure of a group.

More generally, is it true that G/H with the operation


aH ⋅ bH ∶= (a ○ b)H
induced by that of G becomes a group? As in the case of Z/n the
problem arises from the question whether the operation is
well-defined, that is, whether it is independent from the choice of
representatives a,b of the cosets aH and bH.

Example 3.3.2 Let usgo back to the respective calculation for Z/n:
Let a1 = a2 and b1 = b2, that is, a1 = a2 + k ⋅ n and b1 = b2 + l ⋅ n for
some k and l. Then

a1 + b1 = a2 + k ⋅ n + b2 + l ⋅ n = a2 + b2 + (k + l) ⋅ n,

hence a 1 + b1 = a2 + b2. In this calculation, we have


commuted the summands k ⋅ n and b2. This was possible, since G = Z is
abelian.

Now to the general setting. If G/H with aH ⋅ bH = (a ○ b)H is a


group, then the quotient map

π ∶ G Ð→ G/H, g z→ gH

is a group homomorphism, since for all a,b ∈ G we have


3. GROUPS 38

π(a) ⋅ π(b) = aH ⋅ bH = (a ○ b)H = π(a ○ b).

Moreover
π (e) = eH = H ∈ G/H

is the neutral element, hence H = Ker (π). Indeed, for the kernel of a
group homomorphism, we observe in general:

Remark 3.3.3 Let


ϕ ∶ G Ð→ F
be a group homomorphism and

H = Ker (ϕ) ⊂ G.

Then for g ∈ G and


gHg−1 ∶= {g ○ h ○ g−1 ∣ h ∈ H } ,

we have

gHg−1 = H. Bukti. If

h ∈ Kerϕ, then for all g ∈ G

ϕ (g ○ h ○ g−1 ) = ϕ (g) ○ ϕ (h) ○ ϕ (g)−1 = ϕ (g) ○ ϕ (g)−1 = e, so g


−1
○ h ○ g ∈ H and hence
gHg−1 ⊂ H.

If we replace g by g−1, we get the other inclusion.


Subgroups with this property of the kernel, are called normal
subgroups:

Definition 3.3.4 A subgroup H ⊂ G is called a normal subgroup of G


(written H ⊲ G), if

gHg−1 = H for all g ∈ G

(equivalently gH = Hg for all g ∈ G or gHg−1 ⊂ H for all g ∈ G).


More generally than the above example we have:
3. GROUPS 39

Remark 3.3.5 If ϕ ∶ G Ð→ F is a group homomorphism and M ⊂ F


is a normal subgroup, then ϕ−1 (M ) ⊂ G is a normal subgroup. If ϕ
is surjective and N ⊂ G is a normal subgroup, then ϕ (N ) ⊂ F is a
normal subgroup.
We prove this in Exercise 3.17.

Theorem 3.3.6 Let H ⊂ G be a subgroup. The set G/H is with the


induced operation

aH ⋅ bH = (a ○ b)H

a group, if and only if H is a normal subgroup. We then call G/H the


quotient group.
Bukti. We have already seen that H normal is necessary for
G/H becoming a group. The condition is also sufficient: Let
H ⊂ G be a normal subgroup. We prove that
aH ⋅ bH = (a ○ b)H

specifies a well-defined operation, that is, given other representatives


a2 ∈ a1H b2 ∈ b1H
we have to show that

(a2 ○ b2 )H = (a1 ○ b1 )H.

Write
a2 = a1 ○ h b2 = b1 ○ h′

with h,h′ ∈ H. Since H is a normal subgroup, we have


Hb1 = b1H,

so there exists an h′′ ∈ H with


h ○ b1 = b1 ○ h′′

and hence
3. GROUPS 40

(a2 ○ b2 )H = (a1 ○ h ○ b1 ○ h′ )H = (a1 ○ b1 ○ h′′ ○ h′ )H = (a1 ○ b1 )H.


Note that hH = H for all h ∈ H, since multiplication by h is a bijektive map H

→ H.
We check that this operation on G/H indeed defines a group
structure: Associativity

(aH ⋅ bH )⋅ cH = aH ⋅ (bH ⋅ cH )

follows from (a ○ b) ○ c = a ○ (b ○ c). Moreover,


eH = H

is the neutral element, and

(aH )−1 = a−1H

the inverse of aH.

Example 3.3.7 Every subgroup of an abelian group is a normal


subgroup. For example, the subgroups nZ ⊂ (Z, +) are normal. We
test this using the definition: For all g ∈ Z we have

g + nZ = {g + nk ∣ k ∈ Z}
g
= {nk + g ∣ k ∈ Z} = nZ + .
The quotient group is the residue class group

Z/nZ = Z/n = {0,...,n − 1} .

The neutral element is 0 = 0 + nZ = nZ and the inverse is −a =


−a = n − a.

Example 3.3.8 An = ker(sign) ⊂ Sn is by Remark 3.3.3 a normal


subgroup. We test this using the definition: For all τ ∈ Sn and σ ∈
An we have
3. GROUPS 41

−1
sign(τ ○ σ ○ τ ) = sign(τ ) sign(σ) sign(τ )−1 = sign(σ) = 1.
Remark 3.3.9 Every subgroup U ⊂ G of index [G ∶ U ] = 2 is a
normal subgroup of G.

The short proof is Exercise 3.16. See also Exercise 3.13.


1.3.2 Homomorphism theorem
If ϕ ∶ G Ð→ F is a monomorphism, then we can consider G ≅ Im (ϕ)

⊂ F as a subgroup of F. Otherwise, we can make ϕ injective using


the quotient group construction:

Theorem 3.3.10 (Homomorphism theorem) Let ϕ ∶ G Ð→ F be a


group homomorphism. Then

G/ Kerϕ ≅ Im (ϕ) .

Bukti. We define

ϕ̃ ∶ G/ Kerϕ Ð→
Imϕ ϕ̃ (aKerϕ) ∶=
ϕ (a)

This is well-defined, since for

a′ = a ○ h ∈ aKerϕ with h ∈ Kerϕ

we have

ϕ (a′ ) = ϕ (a) ⋅ ϕ (h) = ϕ (a) ⋅ e = ϕ (a) . Since ϕ is a


homomorphism, also ϕ̃ is a homomorphism, it is surjective on the
image of ϕ, and injective, since

ϕ̃ (aKerϕ) = e
⇒ ϕ (a) = e ⇒ a ∈ Kerϕ
⇒ aKerϕ = Kerϕ = eG/Kerϕ.

Hence ϕ ∶ G Ð→ F factorizes in
3. GROUPS 42

G projection
↓ ↑ inclusion
G/ Kerϕ ≅ Imϕ

Example 3.3.11 Let n ≥ 2. Applied to sign ∶ Sn → ({−1,1}, ⋅) with


kernel An and im(sign) = {−1,1} ≅ Z/2 we obtain from Theorem
3.3.10, that

Sn /An ≅ Z/2.
Example 3.3.12 The Klein four-group

V4 = {() , (1,2) (3,4) , (1,3) (2,4) , (1,4) (2,3)} is a normal

subgroup of S4 and for the quotient group we have

S4 /V4 ≅ S3.

We prove this in Exercise 3.18, where we interpret the


isomorphism geometrically by considering S4 as the symmetry
group of the tetrahedron.
We can also prove S4 /V4 ≅ S3 using GAP:
S4:=SymmetricGroup(4);;
NormalSubgroups(S4);
[ Group(()),
Group([ (1,4)(2,3), (1,3)(2,4) ]),
Group([ (2,4,3), (1,4)(2,3), (1,3)(2,4) ]),
Sym( [ 1 .. 4 ] ) ]
V4:=Group((1,2)(3,4),(1,3)(2,4));;
Elements(V4);
[ (), (1,2)(3,4), (1,3)(2,4), (1,4)(2,3) ]
Q:=S4/V4;;
Order(Q);
6
IsomorphismGroups(Q,CyclicGroup(6)); fail
IsomorphismGroups(Q,SymmetricGroup(3));
3. GROUPS 43

[ f1, f2 ] -> [ (2,3), (1,2,3) ]

Example 3.3.13 (Classification of cyclic groups) A cyclic group G is a


group which can be generated by a single element g ∈ G, that is, G

= ⟨g⟩. Then
ϕ∶ (Z, +) Ð→ ⟨g⟩
= G k z→
gk

is an epimorphism. The order ord (g) = ∣G∣ can be finite or infinite.


In case ord (g) is infinite, ϕ is an isomorphism, since only g0 = e ,
and every element of G is of the form gk. If ord (g) is finite, then
Kerϕ = ⟨n⟩ = nZ (since every subgroup of Z is of the form nZ), and
the homomorphism theorem gives

Z/nZ ≅ ⟨g⟩

k ↦ gk

So we have shown: Every cyclic group G of finite order is


isomorphic to Z/nZ with n = ∣G∣, every cyclic group of infinite order
is isomorphic to Z.

1.4 Exercises
Exercise 3.1 Create paper models of the Platonic solids:
tetrahedron, cube, octahedron, dodecahedron and icosahedron
(see Figure 3.1).

Exercise 3.2 Let G be a set with an operation

○∶ G×G Ð→ G
(a,b) ↦ a○b
3. GROUPS 44

which satisfies the following axioms:

(G1) Associativity

a ○(b ○ c) = (a ○ b)○ c ∀a,b,c ∈ G.

(G2') There is a left-neutral element, that is, there is an

e∈G

with
e ○ a = a ∀a ∈ G.

(G3') Existence of the left-inverse, that is, ∀a ∈ G ∃a−1 ∈ G with


a−1 ○ a = e.

Show:

1) For a,b ∈ G we have: If a ○ b = e, then also b ○ a = e.


2) We have a ○ e = a for all g ∈ G.
3) The neutral element of G is unique.
4) The inverses of the elements of G are unique.

5) For a,b ∈ G we have (a ○ b)−1 = b−1 ○ a−1.

6) For a ∈ G we have (a−1 )−1 = a.

Exercise 3.3 Check whether the following definitions give a


semigroup, a monoid, or a group: 1) R ∪ {−∞} with the operation
a♡b = max{a,b},

2) 3 + 6Z = {3 + 6 ⋅ k ∣ k ∈ Z}with addition, 3)

Rn with the operation


3. GROUPS 45

(a1,...,an ) + (b1,...,bn ) = (a1 + b1,...,an + bn ).

Exercise 3.4 Let ϕ ∶ G1 Ð→ G2 be a group homomorphism.


Show that:

1) Ker (ϕ) ⊂ G1 and Bild (ϕ) ⊂ G2 are subgroups. 2) If ϕ is

a group isomorphism, then the inverse map

ϕ−1 ∶ G2 Ð→ G1

is a group isomorphism.

Exercise 3.5 Prove that for n ≥ 2


sign ∶ Sn Ð→ ({1, −1} , ⋅) σ z→

is a group epimorphism.
Exercise 3.6 In the following game, we can shift neighboring
squares vertically or horizonally to the empty square. Using such
moves, is it possible to transform the configuration

into the standard configuration:

Exercise 3.7 Write


3. GROUPS 46

σ ○ τ and τ ○ σ both as a product of disjoint cycles, as well as, a


product of transpositions. Determine the respective orders and
signatures.

Exercise 3.8 1) Show that, if a,b ∈ Z with a,b ≥ 1 and gcd (a,b) = 1, then
Z/ (a ⋅ b) ≅ Z/a × Z/b.

2) Determine the pre-image of (8 + 10Z, −11 + 21Z) under the group


isomorphism

Z/210 ≅ Z/10 × Z/21.

Exercise 3.9 1) Let G be a group and let x,y ∈ G with x ⋅ y = y ⋅ x and


⟨x⟩ ∩ ⟨ y⟩ = {e}. Show that:

ord (x ⋅ y) = kgV (ord (x) ,ord (y)) .

2) Let
σ = c1 ⋅ ... ⋅ cr ∈ Sn
be the product of disjoint cycles ci with lengths mi. Determine
ord (σ).

Exercise 3.10 Which orders occur among the elements of S6?

Exercise 3.11 1) Write every element of S4 as the product of disjoint


cycles.

2) Assign a partition of 4 to every σ ∈ S4 (that is a sum 4 = p1 + ...

+ pr with pi ≥ 1). This partition is called the cycle type of σ.

3) Interpret each cycle type geometrically by interpreting S4 as


the symmetry group of the tetrahedron (Figure 3.8).
3. GROUPS 47

Exercise 3.12 1) Show that the map

G × G Ð→ G
(a,b) z→ a ○ b ○ a−1

defines a group action, the conjugation, of G on G from the left.

2) The orbit of b ∈ G
bG ∶= {a ○ b ○ a−1 ∣ a ∈ G} is called the
conjugacy classes of b. Determine all the conjugacy classes
of S3.
3. GROUPS 48

Exercise 3.13 Let G be the symmetry group of the regular pentagon


(Figure 3.9). Determine
1) the order of G (prove your claim), 2) all elements of
G as permutations of the vertices,
3) all subgroups of G and which thereof are normaldivisors.
Exercise 3.14 Let G = Sym (O) be the symmetry group of the
octahedron O. By numbering the vertices

of O, we can consider G as a subgroup of S6.


1) Find the group order of G with the help of the orbit counting formula.
2) Determine generators of G, and prove your claim using GAP.
3) Find all conjugacy classes of G using GAP.
4) Interpret the elements of G geometrically.
Hint: Use the GAP commands Group, Order and ConjugacyClasses.
Exercise 3.15 Show that there are exactly 11 isomorphism classes of
(undirected) graphs with 4 vertices.

Exercise 3.16 Let H be a subgroup of G. Show that if [G ∶ H ] = 2,


then H is a normal subgroup of G. Exercise 3.17 Let ϕ ∶ G Ð→ F be
a group homomorphism.
Prove:

1) If M ⊂ F is a normal subgroup, then ϕ−1 (M ) ⊂ G is a normal


subgroup.
3. GROUPS 49

2) If ϕ is surjective and N ⊂ G a normal subgroup, then ϕ (N ) ⊂ F


is a normal subgroup.
3) Give an example of a group homomorphism whose image is
not a normal subgroup.
Exercise 3.18 Prove that the Kleinian four-group
V4 = {() , (1,2) (3,4) , (1,3) (2,4) , (1,4) (2,3)} is a normal
subgroup of S4, and for the quotient group we have

S4 /V4 ≅ S3.
Give a geometric interpretation by considering S4 as the symmetry
group of the tetraehedron.
Hint: Every symmetry of the tetrahedron T ⊂ R3 with vertices e1 =

(1, −1, −1) e2 = (−1,1, −1) e3 = (−1, −1,1) e4 = (1,1,1)

permutes the coordinate axes of R3, see Figure 3.10. This induces a
group homomorphism

ϕ ∶ S4 → S3.

Figure 3.10: Tetrahedron with diagonals connecting mid-points of


the edges
3. GROUPS 50

Exercise 3.19 Prove that the Kleinian four-group

V4 = {() , (1,2) (3,4) , (1,3) (2,4) , (1,4) (2,3)} is a normal


subgroup of S4 and for the quotient group, we have
S4 /V4 ≅ S3
Give a geometric interpretation by considering S4 as the symmetry
group of the tetraedron.
Exercise 3.20 Lrt G be the symmetry group of the Ikosaeders. 1)
Determine the grou order of G.
2) Find generatofs of the symmetry group G of the ikosaederon
(Figure 3.11) as a subgroup of S12. Prove you claim using
GAP.
Exercise 3.21 Prove: 1) I

,
then
(n − 1,n) ⋅ ... ⋅ (k,k + 1) ⋅ σ ∈ Sn−1.

Figure 3.11: Icosahedron with numbering of the vertices


3. GROUPS 51

2) The symmetric group Sn is generated by the transpositions (1,2) ,


(2,3) ,..., (n − 1,n), that is

Sn = ⟨(1,2) , (2,3) ,..., (n − 1,n)⟩ .

Exercise 3.22 Let G ⊂ Sn be a subgroup with (1,2) ∈ G and


(1,2,...,n) ∈ G. Prove that
G = Sn
52
Bibliography
[1] The Axiom Group: Axiom, http://www.axiomdeveloper.org/
(2012).

[2] M. Artin: Algebra, Birkhäuser (2003).


[3] J. Böhm: Grundlagen der Algebra und Zahlentheorie, Springer
(2016).
[4] J. Böhm: Mathematik für Informatiker: Algebraische
Strukturen, Lecture Notes (2018).
[5] J. Böhm: Mathematik für Informatiker: Kombinatorik und
Analysis, Lecture Notes (2018).
[6] J. Böhm: Mathematik für Informatiker: Analysis, Lecture
Notes (2019).
[7] J. Böhm: Mathematik für Informatiker: Kombinatorik,
Stochastik und Statistik, Lecture Notes (2019).
[8] S. Bosch: Algebra, Springer (1993).
[9] P. Bundschuh: Einführung in die Zahlentheorie, Springer
(1998).
[10] Decker, W.; Greuel, G.-M.; Pfister, G.; Schönemann, H.:
Singular 4-1-1 — A computer algebra system for polynomial
computations. http://www.singular.uni-kl.de (2018).

[11] G. Fischer: Lineare Algebra, Vieweg (2010).

[12] G. Fischer, R. Sacher: Einführung in die Algebra, Teubner


(1983).

132
BIBLIOGRAPHY 133

[13] The GAP Group, GAP – Groups, Algorithms, and


Programming, Version 4.8.10; http://www.gap-system.org,
(2018).
[14] Grayson, DR; Stillman, ME: Macaulay2, a software system for
research in algebraic geometry, available at
http://www.math.uiuc.edu/Macaulay2/ (2019).
[15] GH Hardy, EM Wright: An introduction to the theory of
numbers, Oxford (1956).

[16] JC Jantzen, J. Schwermer: Algebra, Springer (2006).


[17] C. Karpfinger, K. Meyberg: Algebra, Spektrum Akademischer
Verlag (2008).
[18] E. Kunz: Algebra, Vieweg (1994).
[19] B. Kreußler, G. Pfister: Mathematik für Informatiker: Algebra,
Analysis, Diskrete Strukturen, Springer (2009).
[20] Bosma, W.; Cannon J.; Playoust C.: The Magma algebra
system. I. The user language, J. Symbolic Comput., 24 (1997),
235–265.
[21] Maple (Waterloo Maple Inc.): Maple 2018,
http://www.maplesoft.com/ (2018).
[22] Maxima: Maxima, a Computer Algebra System. Version
5.25.1, available at http://maxima.sourceforge.net/ (2011).
[23] Wolfram Research, Inc.: Mathematica Edition: Version 11
(2018).
[24] MATLAB. Natick, Massachusetts: The MathWorks Inc.,
http://www.mathworks.de/products/matlab/ (2018).

[25] Hearn, AC: REDUCE 3.8, available at


http://reducealgebra.com/ (2009).
[26] R. Remmert, P. Ullrich: Elementare Zahlentheorie, Birkhäuser
(1987).
[27] P. Ribenboim: Die Welt der Primzahlen, Springer (2006).
BIBLIOGRAPHY 134

[28] R. Schulze-Pillot: Einführung in die Algebra und


Zahlentheorie, Springer (2008).
[29] V. Shoup: A Computational Introduction to Number Theory
and Algebra, Cambridge University Press (2005).
[30] W. Willems: Codierungstheorie und Kryptographie,
Birkhäuser (2008).
[31] J. Wolfart: Einführung in die Algebra und Zahlentheorie,
Vieweg (1996).
[32] G. Wüstholz: Algebra, Vieweg (2004).

Anda mungkin juga menyukai