Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur Aljabar merupakan suatu matakuliah yang sulit untuk dipelajari dan sulit
untuk diajarkan (Arnawa,2009:62). Dari sisi mahasiswa, kesulitan ini misalnya disebabkan
oleh konsep-konsep dalam Struktur Aljabar yang sangat abstrak, banyak contoh-contoh yang
berkenaan dengan konsep tetapi tidak dikenali dengan baik oleh mahasiswa, serta banyak
mahasiswa yang belum terbiasa dengan pembuktian deduktif. Hal tersebut mengakibatkan
mahasiswa memiliki pemahaman yang rendah terkait mata kuliah Struktur Aljabar.
Pembuktian memiliki peranan penting dalam Stuktur Aljabar (Findel, 2001: 275). Hal
tersebut dikarenakan Struktur Aljabar erat kaitannya dengan definisi, lema dan teorema.
Terkadang terdapat perbedaan definisi, teorema atau lema pada beberapa buku. Oleh karena
itu hendaknya mahasiswa tidak hanya berpedoman pada satu buku. Sebaiknya gunakan
beberapa referensi (buku) sehingga dapat membandingkan isi dari masing-masing buku.
Agar dapat memahami mata kuliah ini dengan baik, mahasiswa dituntut untuk dapat
memahami setiap definisi, teorema atau lema yang disajikan. Mahasiswa hendaknya
memahami setiap arti kata yang terdapat dalam definisi, teorema atau lema. Selain itu juga
dapat menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya agar pemahaman dapat dilatih
dengan terbiasa dalam pembuktian matematika. Salah satu materi Struktur Aljabar yang
membutuhkan pembuktian dalam mempelajarinya adalah subgrup siklik.
Subgrup siklik merupakan salah satu materi dari mata kuliah Stuktur Aljabar yang
berkaitan dengan beberapa materi dasar sebelumnya seperti himpunan, relasi fungsi, bilangan
dan sebagainya. Dengan memahami definisi dan membuktikan teorema akan membuat
mahasiswa lebih memahami materi ini. Oleh karena itu dalam makalah ini akan disajikan
rangkaian materi serta contoh-contoh subgroup siklik untuk dapat memudahkan pemahaman
pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uruaian latar belakang diatas, maka penulis memformulasikan rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu : (1) Apa definisi grup siklik yang terdapat pada beberapa
buku?; (2) Apa saja teorema grup siklik yang terdapat pada beberapa buku?; (3) Bagaimana
pembuktian teorema dari gup siklik yang terdapat pada beberapa buku?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan grup siklik dan subgrup siklik melalui definisi dari
beberapa buku.
2. Mengetahui teorema-teorema grup siklik dan subgrup siklik melalui beberapa buku.
3. Memberikan contoh terkait dengan grup siklik dan subgrup siklik melalui beberapa buku.

2
BAB II
IDENTITAS BUKU
Buku Utama :
Judul Buku : Struktur Aljabar 1
Nama Penulis : Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd
ISBN : 978-602-18010-4-8
Edisi :-
Tahun Terbit : 2017
Kota Terbit : Medan
Penerbit : LARISPA INDONESIA

Buku Pembanding 1 :
Judul Buku : Contemporary Abstract Algebra
Nama Penulis : Joseph A. Gallian
ISBN : 978-1-133-59970-8
Edisi : Edisi Ke-8
Tahun Terbit : 2012
Kota Terbit : New York
Penerbit : Boston

Buku Pembanding 2 :
Judul Buku : A First Course in Abstract Algebra
Nama Penulis : John B. Fraleigh
ISBN : 978-1-292-02496-7
Edisi : Edisi Ke-7
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : USA
Penerbit : Publishing Company. Inc.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. GRUP SIKLIK


Definisi B-1
Misalkan G grup dengan operasi *, ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 dan 𝑛, 𝑚 ∈ Ζ maka
𝑎𝑚 = 𝑎 𝑎 𝑎 … … 𝑎 (𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟)
𝑎𝑚 ∗ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛
𝑎−𝑛 = (𝑎𝑛 )−1 = (𝑎−1 )𝑛
𝑎0 = 𝑒 (𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠)
(Saragih, 2014: 88)
Definisi Grup Siklik (Terhadap Perkalian)
Definition
A group G is called cyclic if there is an element a in G such that 𝐺 = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ Ζ}. Such an
elemen a is called a generator of G.
(Gallian, 2012: 97)
Definition
If G is a group and 𝑎 ∈ Ζ, then H = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ Ζ}.
(Fraleigh, 2003: 59)
Definisi 4.1:
Grup 〈𝐺, . 〉 disebut siklik, bila ada elemen 𝑎 ∈ G sedemikian hingga 𝐺 = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ Ζ}. Elemen
a disebut generator dari grup siklik tersebut.
(Fadli, 2012: 52)
Dari beberapa definisi diatas, semuanya menunjukkan makna yang sama tentang grup
siklik terhadap perkalian. Maka dapat disimpulkan bahwa, Bila terdapat suatu unsur 𝑎 ∈ G
sehingga G = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ Ζ}, maka grup G kita sebut sebagai grup siklik yang dibangun oleh
unsur a. Unsur a disebut sebagai unsur pembangun dari G dan grup siklik G kita notasikan
dengan 𝐺 =< 𝑎 >.

Definisi Grup Siklik (Terhadap Penjumlahan)


Grup 〈𝐺, +〉 disebut siklik, bila ada elemen 𝑎 ∈ G sedemikian sehingga 𝐺 = {𝑛𝑎|𝑛 ∈ Ζ}.
Jadi, suatu Grup dikatakan Grup Siklik apabila suatu generator a membangun Grup itu
sendiri.

4
Teorema B-1:
Misalkan 〈𝐺,∗〉 grup dan 𝑎 ∈ G maka 𝐻 = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ Ζ} merupakan subgrup terkecil dari G
yang memuat a.
Bukti:
Kita gunakan Teorema A-3 tentang subgrup
1) H ≠ 𝜙 karena untuk n = 0 ∈ Ζ maka 𝑎0 = 𝑒 ∈ H
2) H G (dari definisi H sendiri)
3) Sifat tertutup
Ambil sembarang 𝑝, 𝑞 ∈ H maka menurut syarat keanggotaan dari H maka ∃ 𝑚, 𝑛 ∈ Ζ
϶ 𝑝 = 𝑎𝑚 dan 𝑞 = 𝑎𝑛
Akan ditunjukkan p*q H
p*q = 𝑎𝑚 ∗ 𝑎𝑛
= 𝑎𝑚+𝑛 , 𝑚 + 𝑛 ∈ Ζ
= 𝑎𝑚+𝑛 ∈ H
Jadi, p*q H
4) Sifat Identitas (e G maka e H)
Karena G grup maka e G (Unsur Identitas)
e = 𝑎0 , 0 ∈ Ζ maka 𝑒 = 𝑎0 ∈ H
5) Sifat Invers
Ambil sembarang p H maka ∃ 𝑚 ∈ Ζ ϶ 𝑝 = 𝑎𝑚 , karena m ∈ Ζ maka -m ∈ Ζ
sehingga 𝑝−1 = 𝑎 −𝑚 ∈ H
Perhatikan p * p-1 = am * a-m = am + (-m) = a0
Demikian juga dengan p-1 * p = a-m * am
= a-m + m
= a0
Sehingga terbukti ∀𝑝 ∈ 𝐻, ∃ 𝑝−1 ∈ 𝐻 ϶ 𝑝 ∗ 𝑝−1 = 𝑝−1 ∗ 𝑝 = 𝑒
Dengan demikian ketiga syarat (3, 4, 5) tersebut dipenuhi maka terbukti H ⊆ G

Definisi B-2:
Grup H pada teorema B-1 di atas disebut subgrup siklik dengan generator a dan dinotasikan
<𝑎>
Jadi, yang dimaksud dengan Sub Grup Siklik yaitu suatu subgrup yang dibangkitkan
oleh satu unsur.

5
Definisi B-3:
Suatu grup G dikatakan grup siklik jika terdapat 𝑎 ∈ G sehingga < 𝑎 > = G
Dengan kata lain, Grup Siklik adalah Subgrup yang unsur-unsurnya merupakan unsur-
unsur dari Grup itu sendiri. Suatu Grup Siklik bisa beranggotakan terhingga banyaknya unsur,
bisa juga beranggotakan tak hingga unsur-unsur.

Contoh 1:
Z5 = {0, 1, 2, 3, 4} ;*= Operasi penjumlahan modulo 5
Apakah 〈𝑍5 ,∗〉 merupakan grup siklik dan jika ya tentukan generatornya?
Penyelesaian:
𝑍5 ≠ ∅ (𝐷𝑎𝑟𝑖 𝐷𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖)
Karena anggota dari Z5 berhingga maka hasil operasi dapat dilihat pada tabel Cayley berikut
ini:
+5 0 1 2 3 4
0 0 1 2 3 4
1 1 2 3 4 0
2 2 3 4 0 1
3 3 4 0 1 2
4 4 0 1 2 3
Dengan melihat tabel diatas diperoleh:
1) Aksioma pertama (sifat tertutup) dipenuhi karena semua hasil operasi ada pada
himpunan Z5.
2) Aksioma kedua (sifat asosiatif) pada penjumlahan modulo 5 dipenuhi pada bilangan
bulat, karenanya pada Z5 juga dipenuhi.
3) Aksioma ketiga (unsur identitas) dipenuhi:
∃𝑒 ∈ 𝑍5 ϶ 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑎, ∀ 𝑎 ∈ 𝑍5
∃ 0 ∈ 𝑍5 , sebagai unsur identitas karena ∀ 𝑎 ∈ 𝑍5 dipenuhi a * 0 = 0 * a = a, ∀ 𝑎 ∈ 𝑍5
4) Aksioma kelima (unsur invers) dipenuhi yaitu:
∀𝑎 ∈ 𝑍5 , ∃𝑎−1 ∈ 𝑍5 ϶ 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑒
0 invernya 0; 1 inversnya 4; 2 inversnya 3; 3 inversnya 2; dan 4 inversnya 1
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Z5 terhadap operasi penjumlahan bilangan
modulo 5 membentuk grup.
Kita selidiki unsur – unsur yang merupakan generatornya.

6
Unsur 0
01 = 0 0-1 = (0-1)1 = (0)1 = 0
02 = 0 + 0 = 0 0-2 = (0-1)2 = (0)2 = 0 + 0 = 0
03 = 0 + 0 + 0 = 0 0-3 = (0-1)3 = (0)3 = 0 + 0 + 0 = 0
………………….. …………………………………
………………….. …………………………………
{0n | n ∈ Z} = {0}
Dengan demikian 0 bukan generator

Unsur 1
11 = 1 1-1 = (1-1)1 = (4)1 = 4
12 = 1 + 1 = 2 1-2 = (1-1)2 = (4)2 = 4 + 4 = 3
13 = 1 + 1 + 1 = 3 1-3 = (1-1)3 = (4)3 = 4 + 4 + 4 = 2
14 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4 1-4 = (1-1)4 = (4)4 = 4 + 4 + 4 + 4 = 1
15 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 0 1-5 = (1-1)5 = (4)5 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 0
………………….. …………………………………
………………….. …………………………………
〈1〉 = {1n | n ∈ Z} = Z5
Dengan demikian 1 merupakan generator

Unsur 2
21 = 2 2-1 = (2-1)1 = (3)1 = 3
22 = 2 + 2 = 4 2-2 = (2-1)2 = (3)2 = 3 + 3 = 1
23 = 2 + 2 + 2 = 1 2-3 = (2-1)3 = (3)3 = 3 + 3 + 3 = 4
24 = 2 + 2 + 2 + 2 = 3 2-4 = (2-1)4 = (3)4 = 3 + 3 + 3 + 3 = 2
25 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 0 2-5 = (2-1)5 = (3)5 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 0
………………….. …………………………………………
………………….. …………………………………………
〈2〉 = {2n | n ∈ Z} = Z5
Dengan demikian 2 merupakan generator

Unsur 3
31 = 3 3-1 = (3-1)1 = (2)1 = 2
32 = 3 + 3 = 1 3-2 = (3-1)2 = (2)2 = 2 + 2 = 4
33 = 3 + 3 + 3 = 4 3-3 = (3-1)3 = (2)3 = 2 + 2 + 2 = 1
7
34 = 3 + 3 + 3 + 3 = 2 3-4 = (3-1)4 = (2)4 = 2 + 2 + 2 + 2 = 3
35 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 0 3-5 = (3-1)5 = (2)5 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 0
………………….. …………………………………
………………….. …………………………………
〈3〉 = {3n | n ∈ Z} = Z5
Dengan demikian 3 merupakan generator

Unsur 4
41 = 4 4-1 = (4-1)1 = (1)1 = 1
42 = 4 + 4 = 3 4-2 = (4-1)2 = (1)2 = 1 + 1 = 2
43 = 4 + 4 + 4 = 2 4-3 = (4-1)3 = (1)3 = 1 + 1 + 1 = 3
44 = 4 + 4 + 4 + 4 = 1 4-4 = (4-1)4 = (1)4 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4
45 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 0 4-5 = (4-1)5 = (1)5 = 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 0
………………….. …………………………………
………………….. …………………………………
〈4〉 = {4n | n ∈ Z} = Z5
Dengan demikian 4 merupakan generator
Sehingga Z5 merupakan grup siklik.

Contoh 2:
Misalkan G = {−1,1} adalah suatu Grup terhadap operasi perkalian〈𝐺, . 〉. Tentukan Grup
Siklik dari Grup tersebut.
Penyelesaian:
Generator dari G = {−1,1} adalah -1 dan 1
〈−1〉 = {(−1)𝑛 |𝑛 ∈ Ζ}
= {. . . , (−1)−2 , (−1)−1 , (−1)0 , (−1)1 , (−1)2 , . . . }
= {−1,1}
〈1〉 = {(1)𝑛 |𝑛 ∈ Ζ}
= {. . . , (1)−2 , (1)−1 (1)0 , (1)1 , (1)2 , . . . }
= {1}
Generator -1 adalah membangun suatu Grup Siklik, sehingga:
〈−1〉 = {−1,1}
Generator 1 adalah membangun Subgrup Siklik, sehingga:
〈1〉 = {1}

8
Jadi, dapat disimpulkan bahwa generator 〈−1〉 membangun suatu Grup Siklik dan generator
〈1〉 membangun suatu Subgrup Siklik dari Grup G = {−1,1}.

Contoh 3:
Misalkan Z adalah Himpunan Bilangan Bulat.
Dengan operasi penjumlahan biasa 〈𝑍, +〉 merupakan grup. Selidiki apakah Z grup siklik
dengan generator 1.
Penyelesaian:
Ambil 1 Z, sehingga
12 = 2 × 1 = 1 + 1 = 2
13 = 3 × 1 = 1 + 1 + 1 = 3
14 = 4 × 1 = 1 + 1 + 1 + 1 = 4
…………………………………………
Jika dilanjutkan, kita dapat mendedukasi bahwa setiap bilangan bulat positif dapat dituliskan
dalam bentuk 1 + 1 + . . . + 1. Dilain kasus,
10 = 0 × 1 = 0
1−1 = −1 × 1 = −1
1−2 = −2 × 1 = −1 + (−1) = −2
… … … … … … … … … … … … … … … ..
Jika dilanjutkan, kita dapat mendedukasi bahwa setiap bilangan bulat non-positif dapat
dituliskan dalam bentuk ini.
Jadi, Z merupakan Grup Siklik dengan generator 1.

Teorema B-2 (Klasifikasi Subgrup dari Grup Siklik)


Setiap Subgrup dari Grup Siklik adalah siklik
Bukti:
Subgrup dari grup siklik merupakan siklik.
Misalkan G = < a > merupakan grup siklik, dan H ≤ G (baca H subgrup dari G)
Akan ditunjukkan bahwa H merupakan grup sikliik.
G = < a >, karena H ≤ G maka elemen-elemen dalam H pasti berbentuk ap dengan p ∈ Z
Jika ap dengan maka a-p ∈ H (Ingat H subgrup dari G)
Kasus 1: Jika H = {e} maka H = < e > grup siklik.
Kasus II : Jika H ≠ {e} maka H pasti memuat unsur-unsur yang berbentuk ap dengan p > 0
Andaikan m = bilangan bulat positip terkecil ∋ am ∈ H ………(A)

9
Ambil sembarang b ∈ H maka b = an untuk suatu n ∈ Z
Dengan algoritma pembagian maka ∃! q,r ∈ Z ∋ n =qm +r dengan 0≤r<m sehingga b = an
=aqm+r dengan 0≤r<m atau:
b = an = aqmar ∈ H
ar = an-qm
= an (am)-q ∈ H
Jadi ar ∈ H dengan 0≤r<m
Andaikan r ≠ 0 maka 0<r<m berarti ada bilangan bulat positip r < m sehingga ar ∈ H atau m
bukan bilangan bulat positip terkecil sehingga am ∈ H ………. (B)
Timbul kontrasiksi yaitu antara (A) dan (B)
Jadi pengandaian salah, yang benar r = 0
Jika r = 0 ini berarti n = qm sehingga b = an = aqm = (am)q ∈ H, ∀ b ∈ H atau H = < am >
Terbukti H subgrup siklik.

Contoh:
Perhatikan grup siklik Z12 dengan Tabel Cayley seperti tabel dibawah ini. Dari tabel dibawah
kita dapat melihat bahwa himpunan bagian H1 = {0,2,4,6,8,10}, H2 = {0,3,6,9}, H3 = {0,4,8}
dan H4 = {0,6} masing-masing subgrup dari Z12 dengan operasi penjumlahan modulo 12.
Grup Z12 merupakan grup siklik dengan generator 1 atau Z12 = < 1 >. Karena H1 = < 2 >, H2
=< 3 >, H3 = < 4 >, dan H4 =< 6 >, maka setiap subgrup dari Z12 adalah juga siklik.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0
2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1
3 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2
4 4 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3
5 5 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4
6 6 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5
7 7 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6
8 8 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7
9 9 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8
10 10 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
11 11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10
Klasifikasi dari grup siklik:
1. G grup siklik dengan banyaknya unsur tak terhingga maka pada G berlaku sifat: ak =
ah → k = h
2. G grup siklik dengan banyaknya unsur berhingga (n unsur) maka pada G berlaku sifat:
ak = ah → k = n membagi (k-h)
Bukti 1:
Pernyataan di atas dapat diartikan sebagai:
G = < a > dan |G| = tak hingga → (ak = ah → k = h)
Bukti :
Dalam logika kita memiliki equivalensi: ̅̅̅̅̅̅̅̅
𝑝→𝑞= ̃ 𝑝 ∩ 𝑞̅
Andaikan: ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
ak = ah → k = h, berarti (ak = ah) ∩ (k ≠ h)
Misalkan k > h maka ak-h = e, dengan k-h > 0
Misalkan m = bilangan bulat positip terkecil sehingga am = e
Ambil sembarang b ∈ G = < a > maka b = an, untuk suatu n ∈ Z menurut algoritma
pembagian maka ∃ ! q,r ∈ Z ∋ n = mq + r, dengan 0≤r<m, sehingga diperoleh
b = an = aqm+r =(am)qar = eqar = ar
Jadi ∀ b ∈ G ∃ r ∈ Z ∋ b = ar
Sehingga unsur-unsur G dapat ditulis : {a0, a1, a2, . . ., am – 1}
Timbul kontradiksi bahwa G memiliki unsur-unsur tak berhingga. Jadi pengandaian salah.
Yang benar ak = ah → k = h

Contoh:
Z6 ={0,1,2,3,4,5}, dengan operasi penjumlahan modulo 6. Dengan menggunakan tabel Cycle
dapat ditunjukkan bahwa Z6 merupakan grup siklik dengan generato 1 dan 5.
Berdasarkan klasifikasi dari grup siklik bagian 2 dapat dilihat bahwa |Z6| = |< 5 > | = 6
Maka 56 = 512 = 518 hal ini dikarenakan 6 | (12-6) juga 6 | (18-12).

Akibat dari teorema B-2:


Misalkan G grup, a ∈ G dengan |a| = n. Jika ak = e maka n membagi habis k.
Contoh:
Z6 = {0,1,2,3,4,5} dengan operasi penjumlahan modulo 6. Dengan menggunakan tabel Cycle
dapat ditunjukkan bahwa Z6 merupakan grup siklik dengan generator 1 atau Z6 = {10, 12, 13,
14, 15} dan 5 atau Z6 = {50, 52, 53, 54, 55} = < 5 > dan | < 5 > | = 6
Dengan menggunakan akibat teorema B-2 diperoleh 512 = e = 0 maka 6 | 12.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
1. Bila terdapat suatu unsur 𝑎 ∈ G sehingga G = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ Ζ}, maka grup G kita sebut
sebagai grup siklik yang dibangun oleh unsur a. Unsur a disebut sebagai unsur
pembangun dari G dan grup siklik G kita notasikan dengan 𝐺 =< 𝑎 >.
2. Grup 〈𝐺, +〉 disebut siklik, bila ada elemen 𝑎 ∈ G sedemikian sehingga 𝐺 =
{𝑛𝑎|𝑛 ∈ Ζ}.
3. Grup H pada teorema B-1 di atas disebut subgrup siklik dengan generator a dan
dinotasikan < 𝑎 >
4. Setiap Subgrup dari Grup Siklik adalah siklik
5. Sifat konselasi kanan: xa = ya maka x = y
6. Klasifikasi dari grup siklik
a. G grup siklik dengan banyaknya unsur tak terhingga maka pada G berlaku sifat: ak
= ah → k = h
b. G grup siklik dengan banyaknya unsur berhingga (n unsur) maka pada G berlaku
sifat: ak = ah → k = n membagi (k-h)

1.2 Saran
Saran yang diharapkan dari makalah yang telah kami buat, kami mengharapkan
kritikan serta masukan yang positif sehingga dapat membangun makalah kami menjadi
lebih baik dari berbagai aspek manapun

12
DAFTAR PUSTAKA

Aisah, Isah. (2017). Modul Struktur Aljabar 1. Universitas Padjadjaran.


Durbin, J.R. (2009). Modern Algebra An Introduction Sixth Edition. USA : Hamilton Printing
Company.
Findel, B. R. 2001. Learning and Understanding in Abstract Algebra, Education Studies in
Mathematics 27(3): 275.
Fraleigh, J.B. (2014). A First Course In Abstract Algebra Sevent Edition. University of Rhode
Island. New York. Addison-Weslay Pbublising Company.Inc.
Galian, J.A. (2012). Contemporary Abstract Algebra. Ed. 8. University of Minnesota, New
York. Boston.
https://mathcyber1997.com/soal-latihan-grup-struktur-aljabar/.Diakses tanggal 15 Februari
2019
Isnarto. 2008. Pengantar Struktur Aljabar 1. Semarang: UNNES PRESS.

13

Anda mungkin juga menyukai