Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

STRUKTUR ALJABAR
(DASAR DASAR GRUP)

DISUSUN OLEH :
1. YELI MARYANI
NPM. 1984202028
2. IKA FITRI
NPM.1984202026
3. M ERLANGGA SAPUTRA
NPM. 19842020227
KELOMPOK : 3(TIGA)
PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA V.B
DOSEN PEMBIMBING : HELNI INDRAYATI , M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH PAGAR ALAM
TAHUN AJARAN 2020/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini yang berjudul “dasar – dasar grup” dapat tersusun hingga
selesai. Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Struktur aljabar. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada ibu
helni indrayati, M, Pd selaku dosen mata kuliah ini yang telah membimbing
hingga dapat terselesaikan.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para mahasiswa/mahasiswi maupun pembaca lainnya, untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan makalah ini oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pagar alam, 13 oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4
1.1 Latar belakang ................................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 5
2.1 Sifat-sifat grup ................................................................................. 5
2.2 Subgrup ............................................................................................ 13
2.3 Orde Suatu Grup ............................................................................ 18
BAB III PENUTUP ............................................................................... 21
3.1 Kesimpilan .................................................................. 21
3.2 Saran .................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 22

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Grup adalah struktur aljabar yang sederhana , yaitu himpunan yang di lengkapi
dengan operasi biner yang memenuhi sifat assosiatif, mempunyai elemen identitas
dan memiliki invers. Struktur aljabar yang lebih sederhana lagi yaitu himpunan
yang di lengkapi dengan operasi biner yang memenuhi sifat assosiatif yang di
sebut semigrup. Semigrup belum tentu mempunyai elemen identitas di sebut
dengan monoid.
Struktur aljabar dari suatu semigrup pertama kalinya di temukan pada tahun 1928
oleh A. K.Suchkewitsch. struktur aljabar yang sederhana dari monoid dan grup,
semigrup penting sekali untuk di pahami sebelum mempelajari lebih jauh
mengenai keduanya (monoid dan grup).
Suatu elemen di dalam semigrup S di katakan saling anti invers jika memenuhi
X . y .x = y dan y . x . y = x, untuk setiap x, y ϵ S . definisi tersebut
Menjadi dasar untuk membahas sifat-sifat dari semigrup anti invers. Pada
semigrup anti invers terdapat subsemigrup anti invers yang membentuk grup.
Dalam penulisan tugas akhir ini, dengan menggunakan metode studi literatur,
penulisan akan membahas tentang pengembangan semigrup,yaitu semigrup anti-
invers.
1.2 Rumusan masalah

• apa itu dasar-dasar grup?

• sifat-sifat grup

• apa itu subgrup?

• sifat-sifat subgrup?

• apa itu orde suatu subgrup?

1.3 Tujuan

Melalui makalah ini kita dapat mengetahui sifat-sifat dari dasar-dasar grup,
bagaimana cara penerapan dasar-dasar grup.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 . sifat- sifat grup

Konsep semigrup yaitu suatu struktur aljabar dengn satu operasi biner (grupoid
terhadap penjumlahan atau perkalian yang memiliki prasyarat tertutup dan
assosiatif . sedangkan monoid adalah suatu struktur aljabar dengan satu operasi
biner (semigrup terhadap penjumlahan dan perkalian )yang setiap anggotanya
memiliki unsure satuan atau idenfikasi .

Definisi 1,1:

Suatu monoid (G*.) dikatakan suatu grup jika setiap anggotanya memiliki
unsure balikan atau

invers yaitu :

a € G Ǝ a € G sehingga a*a-1=a-1*a=e

Definisi 1,2:

Grupoid (G*) dikatakan suatu grup jika memunuhi syarat –syarat :

1 Tertutup

Misalkan a dan b adalah anggota G ,

Maka a dan b tertutup bila a* b € G

2 Asosiatif

Misalkan a,b,c, € G

Maka (a*b)*c=a*(b*c)

3 Adanya unsur satuan atau identitas

Misalkan a, € G

Maka a*e = e * a = a

5
4 Adaya unsure balikan atau invers

Misalkan a, € G

Maka a*a-1=a-1*a=e

Contoh 3.1 ;

Misalkan G = {-1,1} Adalah suatu himpunan .

Tunjukan bahwa G adalah grup terhadap perkalian ( G, .).

Penyelesaian

Table 1.1

Daftar cayley G = { -1,1 } terhadap (G,.)

- -1 1
-1 1 -1
1 -1 1

Dari table diatas .akan ditunjukan bahwa G ={-1,1} merupakan suatu grup

terhadap perkalian ( G , ). Yaitu ;

a. Tertutup

Ambil sembarang nilai dari G ,

misalkan -1 dan 1 E G

-1, 1= -1

Karena hasilnya - €,G, maka tertutup terhadap G

b. Assosiatif

Ambil sembarang nilai dari G

Misalkan a=-1,b=-1 dan c=1 € G

(a.b).c =(-1,-1) .1=1=1

6
a. (b.c)=1.(-1,-1)=1,1=1

sehingga (a.b),c=a.(b.c)=1

maka G assosiatif

c. Adanya unsur satuann atau identitas (e=1, terhadap perkalian

Ambil sebarang nilai dari G .

-1 €,G

-1.e = e.(-1)=-1

1e = e.1=1

maka G ada unsur satuan atau identitas

d. adanya unsur balikan atau invers

-1E G, pilih 1 EG,

sehingga -1.(-1)=1 =e, maka (-1)=-1

sehingga 1.1 =1=e,maka (1)1=1

maka G ada unsure balikan atau invers

jadi , G ={-1,1} merupakan grup terhadap perkalian (G,.)

CONTOH 3.2

misalkan G ={-1,1} adalah suatu himpunan . apakah G merupakan suatu grup


terhadap penjumlahan (G,+).

Penyelesaian :

7
Table 1.2

Daftar cayley G = { -1,1 } terhadap (G,+)

+ -1 1
-1 -2 0
1 0 2

Berdasarkan daftar cayley dari table 3,2.

Operasi penjumlah himpunan G ={-1,1}menghasilkan {-2,0,2,}.

Dikarenakan {-2,0,2}. Adalah bukan merupakan anggota dari himpnan

G ={-1,1} maka operasi penjumlahan G ={-1,1} tidak tertutup terhadap himpunan


nya.

Sehingga G={-1,1} adalah bukan suatu grup terhadap penjumlahan {G,+}.

CONTOH 3.3

Misalkan G ={0,1,2,3,4,5,} adalah merupakan himpunan dari Z6

Tunjukan bahwa G adalah suatu grup terhadap penjumlahan (G,+).

Penyelesaian:

Table 1,3

Daftar cayley G ={0,1,2,3,4,5} terhadap (G +).

+ 0 1 2 3 4 5
0 0 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 0
2 2 3 4 5 0 1
3 3 4 5 0 1 2
4 4 5 0 1 2 3
5 5 0 1 2 3 4

Dari table 3.3 akan ditunjukan bahwa G ={ 0,1,2,3,4,5} merupakan

8
Suatu grup terhadap penjumlahana ( G ,+), yaitu

a. tertutup

ambil sebarang nilai dari G

misalkan 0,1,2,3,4,5 € G

1+2=3

1+3=4

1+4=5

1+5=0

Karena hasilnya 0,3,4.5 € G, maka tertutup terhadap G

b. ambil sebarang nilai G

misalkan a=2,b=4 dan c =5 € G

(a+b )+ c= ( 2+4)+5=0+5+0

a+(b+c)=2+(4+5)=2+3=5

sehingga:

(a+b)+c =a+(b+c)=5

Maka G assosiatif

c. adanya unsure satuan atau identitas (e=0, terhadap penjumlahan )

ambil sebarang nilai dari G

0 +e =e + 0 = 0

1+e =e+1=1

9
2+e =e+2=2

3+e =e+3=3

4+e =e+4=4

5+e =e+5=5

Maka G ada unsur satuan atau identitas

d. Adanya unsur balikan atau invers

dari G , misalkan 0 € G, pilih 0 € G ,

Sehingga 0+0=0=e, maka (0)-1 =0

Sehingga 1+5=0=e, maka (1)-1 =5

€ G, pilih 4 € G ,

Sehingga 2+4=0=e, maka (2)-1 =4

Sehingga 3+3=0=e, maka (3)-1 =3

Sehingga 4+2=0=e, maka (4)-1 =2

Sehingga 5+1=0=e, maka (5)-1 =1

10
Maka G ada unsur balikan atau invers

Jadi ,G = {0,1,2,3,4,5} merupakan grup teradap penjumlahan (G,+).

Definisi 3.3:

Suatu grupoid(G*). Dikatakan grup komutatif (abelian ), jika memenuhi syarat-


syarat:

1. tertutup

misalkan adan b adalah anggota G ,

maka adan b tertutup bila a * b € G.

2. Asosiatif

Misalkan a,b,c € G

Maka (a*b) *=a*(a*b)

3. Adanya unsur satuan dan identitas

Misalkan a € G

Maka a*e * a= a

4. Adanya unsur balikan atau invers

Misalkan a € G

Maka a*e = e*a=e

5.Komutatif

Misalkan a,b € G

Maka a*b =b*a

Contoh 3.4

Dari contoh 3.1 tunjuakn bahwa G ={-1, 1} adalah suatu grup komutatif

11
/ grup abelian terhadap perkalian ( G,.).

Penyelesaian :

Dari contoh 3.1 telah ditunjukan bahwa G ={-1, 1} adalah suatu grup

terhadap perkalian (G,.).

sekarang akan ditunjukan sifat komutatif dari grup tersebut

ambil sebarang nilai dari G .

misalkan -1 dan 1 € G ( pada teabel 4.1.)

-1. 1 = -1

1.(-1) =-1

Sehingga -1 , 1 =1. (-1)=-1

Karena grup tersebut memenuhi sifat komutatif , maka grup tersebut

adalah grup komutatif dan abelian terhadap perkalian ( g,.),

contoh 3,5 :

dari contoh 3.3 , tunjukan bahwa G = { 0,1,2,3,4,5 } adalah suatu grup

komutatif / grup abelian terhadap penjumlahan (G +)

penyelesaian:

dari contoh 3.3 telah ditunjukan bahwa G = ( 0,1,2,3,4,5 ) adalah

suatu grup terhadap penjumlahan ( G ,+) .

sekarang akan ditunjukan sifat komutatif dari grup tersebut .

ambil sebarang nilai dari G , misalkan 1 dan 5 € G ( pada table 4.3 )

1+5=0

5+1=0

12
Sehingga 1+5=5+1=0

Karena grup tersebut memenuhi sifat komutatif , maka grup tersebut

Adalah grup komutatif atau grup abelian terhadap penjumlahan ( G,+) .

Teorema 3.1

Misalkan (G, .) adalah suatu grup, maka :

a. jika a ϵ G, maka :

b. jika a, b ϵ G, maka

bukti :

a. dari sifat unsur satuan atau identitas, diketahui .a=a. ,

maka dapat di katakan bahwa a unsur balikan dari .

Dengan sifat ketunggal balikan, didapat ( =a

b. (ab) ( ) = ((ab) ) = (a ( )) = (ae) = =e

dengan cara yang sama di dapat :

( ) (ab) = ( (ab)) = (( a) b) = (eb) = b=e

Sehingga dengan sifat ketunggalan balikan, didapat =

Dalam operasi penjumlahan (+), teorema tersebut dapat di tulis sebagai berikut

:2.2 subgrup

Pada sub pokok bahasan ini akan diperkenalkan subgrup yang merupakan bagian
dari grup. Secara harfiah supgrup dapat diartikan sebagai grup bagian yang
mempunyai sifat-sifat dari grup. Adapun definisinya adalah sebagai berikut.

Definisi 3.2

misal (G,*) adalah suatu grup dan H ⊆ G. (H,*) di katakan supgrup dari (G,*),
jika (H,*) adalah suatu grup terhadap operasi yang ada dalam (G,*).

13
Dari definisi tersebut dapat di artikan bahwa untuk membuktikan bahwa
(h,*) adalah subgrup dari grup (G,*), harus melalui langkah – langkah sebagai
berikut:

1. harus di tunjukan bahwa H ⊆ G

2. harus di tunjukan bahwa (H,*) merupakan suatu grup

Contoh 3.3

Dari contoh 3.1 tunjukan bahwa H = {1} adalah merupakan supgrup dari

G = {-1, 1} terhadap perkalian (G, .).

Penyelesaian :

H = {-1, 1}merupakan himpunan bagian dari G = {-1, 1} sehingga H ⊆ G.

Dari tabel 3.1 akan di tunjukan H = {1} memenuhi syarat-syarat suatu grup :

a. tertutup

misalkan 1 ϵ H dan 1 . 1 = 1

karena hasilnya 1 ϵ H, maka tertutup terhadap H

b. assosiatif

misalkan a = 1, b = 1 dan c = 1 ϵ H

(a . b) . c = (1 . 1) . 1 . = 1 . 1 = 1

A . (b . c) . 1 (1. 1) = 1 . 1 = 1

Sehingga (a . b) . c = a . (b . c) = 1, maka H assosiatif

C. adanya unsur satuan atau identitas (e = 1,terhadap perkalian)

Ambil sembarang nilai dari G

• misalkan 1 ϵ G

14
1.e=e.1=1

Maka G adalah unsur satuan atau identitas

D. adanya unsur balikan atau invers

• ambil sembarang nilai dari G, misalakan 1 ϵ G, pilih 1 ϵ G,

Sehingga 1. 1 = 1 = e, maka =1

Maka G ada unsur balikan atau invers

Jadi, H = {1} memenuhi syarat-syarat suatu grup, sehingga (H, .)

Merupakan subgrup dari (G, .).

Contoh 3.4

Tunjukan bahwa H = {0, 2, 4} adalah merupakan supgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4,


5}, terhadap penjumlahan (G, +).

Penyelesaian :

H = {0, 2, 4} merupakan himpunan bagian dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5},

Sehingga H ⊆ G.

Akan di tunjukan H = {0, 2, 4,} memenuhi syarat-syarat suatu grup :

a. tertutup

ambil sembarang nilai dari H

misalkan 0, 2, 4 ϵ H

0+0=0

0+2=2

0+4=4

2+2=4

15
2+4=0

4+4=2

Karena hasilnya 0, 2, 4 ϵ H

Maka tertutup terhadap H

b. assosiatif

ambil sembarang nilai dari H

misalakan a = 2, b = 2 dan c = 4 ϵ H

(a + b) + c = (2 + 2) + 4 = 4 + 4 = 2

a + (b + c) = 2 + (2 + 4) = 2 + 0 =2

sehingga :

(a + b) + c = a + (b + c) = 2

Maka H assosiatif.

c. adanya unsur satuan atau identitas (e = 0, terhadap penjumlahan)

ambil sembarang nilai dari G

•misalkan 0 ϵ G

0+e=e+0=0

•misalkan 2 ϵ G

2+e= e+2=2

•misalkan 4 ϵ G

4+e=e+4=4

Maka G ada unsur satuan atau identitas

d. adanya unsur balikan atau invers

16
•ambil sembarang nilai dari G, misalakan 0 ϵ G, pilih 0 ϵ G,

Sehingga 0 + 0 = 0 = e, maka =0

•ambil sembarang nilai dari G, misalkan 2 ϵ G, pilih 4 ϵ G,

Sehingga 2 + 4 = 0 = e, maka =4

•ambil sembarang nilai G, misalkan 4 ϵ G pilih 2 ϵ G,

Sehingga 4 + 2 = 0 = e, maka =2

Maka Gada unsur balikan atau invers

e. adanya unsur satuan atau identitas

ambil sembarang nilai dari H

misalkan 4 ϵ H

4+e= 4+0=4

e + 4 = 0 + 4 =4

sehingga :

4+e=e+4=4

Maka H ada unsur satuan atau identitas

f. adanya unsur balikan atau invers

ambil sembarang nilai dari H, misalkan 4 ϵ H

4 + (-4) = 4 – 4 = 0 = e

(-4) + 4 = -4 + 4 = 0 = e

Sehingga :

4 + (-4) = (-4) + 4 = 0 = e

Maka H ada unsur balikan atau invers

17
Jadi, H = {0, 2, 4} memenuhi syarat-syarat suatu gru, sehingga (H, +)

Merupakan supgrup dari (G, +).

Contoh 3.5 :

Dari contoh 3.3, tunjukan bahwa H = {1, 2, 3} adalah bukan merupakan subgrup
dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} terhadap penjumlahan (G, +).

Penyelesaian :

H = {1, 2, 3} merupakan himpunan bagian dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5},

sehingga H ⊆ G.

akan di tunjukan H = {1, 2, 3} memenuhi syarat-syarat suatu grup :

ambil sembarang nilai dari H

misalkan 2, 3 ϵ H

dari tabel 4.3 didapat : 2 + 3 = 5

5 ϵ G tetapi 5 ∉ H, sehingga 5 tidak tertutup terhadap operasi biner (H, +)

Maka H = { 1, 2, 3} bukan merupakan subgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5}

2.3 orde suatu grup

Misalkan G adalah suatu grup dan a ϵ G, a merupakan unsur atau

anggota atau elemen dari grup. Unsur dari grup ini dapat membentuk

atau membagun suatu subgrup, jumlah dari unsur suatu grup atau

subgrup tersebut di sebut orde.

Definisi 3.6 :

Misalkan (G,*) adalah suatu grup. Banyaknya unsur-unsur dari grup (G,*)

Di sebut orde dari grup (G,*), di lambangkan dengan │G│. (G,*)

18
Grup hingga bila │G│ terhingga (finite) dan di sebut grup tak hingga bila
│G│tak hingga.

Definisi 3.7 :

Orde dari suatu unsur a dalam suatu grup (G,*) adalah bilangan bulat fositif
terkecil n, sedemikian hingga = e (e = 1, untuk perkalian) dan na = e (e = 0,
untuk penjumlahan).

Bila tidak ada bilangan seperti n tersebut, maka orde dari unsur tersebut tak
hingga.

Contoh 3.6 :

Orde dari grup (Z, +) dan (Z, .) adalah tak hingga.

Contoh 3.7 :

Orde dari grup G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah 6 dan orde dari subgrup H = {0, 2, 4}
adalah 3.

Contoh 3.8 :

Tentukan subgrup dari grup ( , +) dan tentukan orde dari masing-masing


subgrup.

Penyelesaian :

Grup = {0, 1, 2, 3,} orde dari grup │ │ = 4.

Subgrup dari unsu-unsur adalah :

Misal n = 0, 1, 2, 3 dan = {na, n ϵ }

a=0

= {0}

a = 1,

19
= {1, 2, 3, 0}

Sehingga │ │=4

a = 2,

= {2, 0}

Sehingga │ │=2

a = 3,

= {3, 2, 1, 0}

Sehingga │ │=4

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Grupoid (G,*) dikatakan suatu grup jika memenuhi syarat-syarat :

a.tertutup

b. assosiatif

c. adanya unsur satuan atau identitas

d. adanya unsur balikan atau invers

2. suatu grup dikatakan grup komutatif atau grup Abelian jika memenuhi syarat-
syarat dari grup dan mempunyai sifat komutatif.

3. (H,*) dikatakan subgrup dari grup (G,*), bila memenuhi langkah-langkah


sebagai berikut :

a. harus di tunjukan bahwa H ⸦ G

b. harus di tunjukan bahwa (H,*) merupakan suatu grup

dengan kata lain, (G,*), adalah suatu grup dan H ⸦ G. (H,*) dikatakan

subgrup dari (G,*), jika (H,*) adalah suatu grup terhadap operasi yang ada (G,*)

4. misalkan (G,*) adalah suatu grup. Banyaknya unsur-unsur dari grup (G,*) di
sebut orde dari grup (G,*), di lambangkan dengan │G│. (G,*)

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karna itu, kami mengharapkan dari semua pihak untuk
memberi kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelancaran pembuatan
makalah selanjutnya. Namun, kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi ki
semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Durbin J.R. 1985. Moder Algebra. New York: John Willey & Sons

Herstein, I.N. 1975. Topics in Algebra, Edition, New york: John

Willey & Sosn

Hidayanto, Erry. 2001. Struktur Aljabar. Malang: Universitas negeri

Malang

Soebagio, A.S. 1993. Materi Pokok Struktur Aljabar. Jakarta:

Universitas Terbuka, Depdikbud

Wahyudin, 1989. Aljabar Modern. Bandung: Tarsito

22

Anda mungkin juga menyukai