OLEH :
MEZA APRILISA
1510432035
JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
3.1 K-Aljabar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.2 K-SubAljabar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3.3 K-Homomorfisma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
BAB IV PENUTUP 22
4.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
4.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
DAFTAR PUSTAKA 23
i
BAB I
PENDAHULUAN
Struktur aljabar yang biasa dikenal adalah struktur aljabar dengan satu
operasi biner, yaitu grup dan struktur aljabar dengan dua operasi biner, yaitu
ring. Struktur aljabar selain grup dan ring, juga terdapat struktur aljabar
dan M.Akram pada tahun 2006. K-Aljabar merupakan suatu struktur aljabar
yang dibangun atas suatu grup G, dengan operasi biner , yang didefinisikan
dengan (G, ∗, , e) [1]. Seperti halnya pada grup dan ring, pada K-Aljabar juga
pada tulisan ini akan dikaji sifat-sifat K-Aljabar meliputi K-Subaljabar dan K-
Misalkan diberikan struktur K-Aljabar (G,∗,,e). Pada tulisan ini akan
Sistematika penulisan ini terdiri dari empat bab yaitu: Bab I Pendahu-
luan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
mendukung pembahasan pada Bab III. Adapun materi yang diberikan pada
Bab II ini adalah pengertian operasi biner, grup, subgrup, dan homomorfisma
pada grup.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini diberikan konsep dasar (definisi dan sifat-sifat) tentang
operasi biner, grup dan subgrup yang akan digunakan dalam hasil dan pem-
bahasan.
Berikut ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat yang berkaitan dengan
operasi biner.
Definisi 2.1.1. [2] Operasi biner ∗ pada suatu himpunan S adalah suatu aturan
Berikut ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat yang berkaitan dengan
Definisi 2.2.1. [1] Misalkan G suatu himpunan tak kosong dan operasi ∗
semua unsur a di G.
a−1 ∗ a = e.
Definisi 2.2.2. [1] Grup (G, ∗) dikatakan abelian atau komutatif jika ab = ba
untuk setiap a, b ∈ G.
Teorema 2.2.1. [4] Jika (G, ∗) adalah suatu grup, maka berlaku:
maka b = c.
4
Akibat 2.2.1. [2] Jika (G, ∗) adalah suatu grup, maka untuk setiap a, b ∈ G
disebut subgrup dari G, jika untuk operasi biner yang sama pada G yaitu ∗, S
Proposisi 2.2.1. [3] Suatu subhimpunan H dari suatu grup G adalah subgrup
1. H 6= ∅.
Berikut ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat yang berkaitan dengan
homomorfisma.
Definisi 2.3.1. [2] Diketahui (G,◦) dan (G’,∗) merupakan suatu grup. Suatu
5
Definisi 2.3.2. [2] Suatu isomorfisma ϕ : G → G0 adalah homomorfisma yang
suatu isomorfisma ϕ : G → G0 .
6
BAB III
PEMBAHASAN
Homomorfisma.
3.1 K-Aljabar
Definisi 3.1.1. [1] Misalkan (G, ∗) merupakan suatu grup dengan e suatu
yaitu (G, ∗, , e). Suatu (G, ∗, , e) dinamakan K-Aljabar, dan untuk setiap
1. (x y) (x z) = (x ((e z) (e y))) x
2. x (x y) = (x (e y)) x
3. x x = e
4. x e = x
5. e x = x−1 .
1. (x y) (x z) = (z y)
2. x (x y) = y, untuk setiap x, y, z ∈ G.
1. (x y) (x z) = (xy −1 ) (xz −1 )
= (xy −1 )(zx−1 )
= x(y −1 z)x−1
= (x(z −1 y)−1 ) x
= (x (z −1 y)) x
= (x (z −1 y −1 )) x
= (x ((e z) (e y))) x
2. x (x y) = x (xy −1 )
= x(xy −1 )−1
= x(yx−1 )
= (xy)x−1
= (xy) x
= (x y −1 ) x
= (x (e y)) x
8
3. x x = x · x−1 = 1 = e
4. x e = x · e−1 = x · e = x · 1 = x
Definisi 3.1.2. [1] Suatu K-Aljabar (G, ∗, , e) adalah K-Aljabar abelian jika
adalah suatu grup abelian terhadap penjumlahan dan O suatu unsur identitas di
M2×2 (R). Akan dibuktikan bahwa (M2×2 (R), +, , O) adalah suatu K-Aljabar
abelian. Ambil A, B, C ∈ M2×2 (R), karena M2×2 (R) grup abelian maka untuk
1. (A B) (A C) = (C B)
2. A (A B) = B
3. A A = O
4. A O = A
Perhatikan bahwa:
9
1. (A B) (A C) = (A + B −1 ) (A + C −1 )
= (A + B −1 ) + (A + C −1 )−1
= (A + B −1 ) + (A + (−C))−1
= (A + B −1 ) + (A − C)−1
= (A + B −1 ) + (−(A − C))
= (A + B −1 ) + (−A + C)
= (B −1 + A) + (A−1 + C)
= B −1 + (A + A−1 ) + C
= B −1 + O + C
= B −1 + C
= C + B −1
=C B
2. A (A B) = A + (A + B −1 )−1
= A + (A + (−B))−1
= A + (−(A − B))
=A−A+B
=O+B =B
3. A A = A + A−1 = A + (−A) = O
4. A O = A + O = A
5. O A = O + A−1 = A−1 .
10
Dari 1,2,3,4 dan 5 terbukti bahwa (M2×2 (R), +, , O) adalah suatu K-Aljabar.
B (O A) = B (O + A−1 )
= B + (O + A−1 )−1
= B + (A−1 )−1
=B+A
=A+B
= A B −1
= A (O + B −1 )
= A (O B).
Proposisi 3.1.1. (G, ∗, , e) adalah suatu K-Aljabar abelian jika dan hanya
setiap x, g ∈ G, berlaku
g (e x) = x (e g),
akibatnya,
g (ex−1 ) = x (eg −1 )
g (x−1 ) = x (g −1 )
gx = xg.
11
Karena g ∗ x = x ∗ g, untuk setiap x, g ∈ G maka (G, ∗) adalah grup abelian.
adalah suatu K-Aljabar abelian. Karena (G, ∗) adalah grup abelian, akibatnya
Perhatikan bahwa:
g (e x) = g (x−1 )
= g(x−1 )−1
= gx
= xg
= x(g −1 )−1
= x (g −1 )
= x (e g).
1. (x y) (u v) = (x (e v) (e y)) u.
2. (x y) z = x (z (e y)).
3. e (e x) = x.
4. e (x y) = y x.
12
unsur x, y, z, u, v ∈ G dan misalkan e unsur identitas di G, maka untuk setiap
x, y, z, u, v ∈ G berlaku :
1. (x y) (u v) = (xy −1 ) (uv −1 )
= (xy −1 )(vu−1 )
= (xy −1 v)u−1
= x(y −1 v)u−1
= (x(v −1 y)−1 ) u
= (x (v −1 y)) u
= (x (v −1 y −1 )) u
= (x (e v) (e y)) u
2. (x y) z = (xy −1 ) z
= (xy −1 )z −1
= x(y −1 z −1 )
= x(zy)−1
= x (zy)
= x (z y −1 )
= x (z (e y))
13
3. e (e x) = e (ex−1 )
= e x−1
= ex
=x
4. e (x y) = e (xy −1 )
= e(xy −1 )−1
= (xy −1 )−1
= yx−1
=yx
5. Perhatikan bahwa:
(⇒) x y = e ⇒ xy −1 = e
⇒ (xy −1 )y = ey
⇒ x(y −1 y) = y
⇒ xe = y
⇒x=y
(⇐) x = y ⇒ xy −1 = yy −1
⇒ (x y) = e.
3.2 K-SubAljabar
Definisi 3.2.1. [1] Misalkan (G, ∗, , e) suatu K-Aljabar. Suatu himpunan tak
14
1. e ∈ H.
2. h1 h2 ∈ H, untuk setiap h1 , h2 ∈ H.
Bukti:
unsur identitas di G.
Perhatikan bahwa:
e = ee
= (gg −1 )e
= g(g −1 e)
= g(e−1 g)−1
= g(eg)−1
= g (eg)
= g (ge)
= g (ge−1 )
= g (g e) ∈ Hg2 .
Jadi e ∈ Hg2 .
15
2. Ambil sebarang unsur h1 , h2 ∈ Hg2 . Akan ditunjukkan h1 h2 ∈ Hg2 .
suatu u, v ∈ G, akibatnya:
h1 h2 = (g (g u)) (g (g v))
= (g(ug −1 ))((gv −1 )g −1 )
= gu(g −1 g)v −1 g −1
= guv −1 g −1
= g((uv −1 )g −1 )
= g (g(uv −1 )−1 )
= g (g (u v)) ∈ Hg2 .
Jadi h1 h2 ∈ Hg2 .
3.3 K-Homomorfisma
¯ ē) merupakan
Definisi 3.3.1. [1] Misalkan K = (G, ∗, , e) dan K̄ = (Ḡ, ∗¯, ,
¯
untuk setiap x, y ∈ K berlaku ϕ(x y) = ϕ(x)ϕ(y), dimana ϕ(x), ϕ(y) ∈ K̄.
16
Contoh 3.3.3. Misalkan (G, ∗, , e) merupakan suatu K-Aljabar dan g ∈ G.
ϕ(a b) = g (g (a b))
= g (g (ab−1 ))
= g (g(ab−1 )−1 )
= g((ab−1 )g −1 )
= gab−1 g −1
= gaeb−1 g −1
= ga(g −1 g)b−1 g −1
= (gag −1 )(gb−1 g −1 )
= (gag −1 )(g(gb)−1 )
= (gag −1 ) ((gb)g −1 )
= (g(ag −1 )) (g(bg −1 ))
= (g (ga−1 )) (g (gb−1 ))
= (g (g a)) (g (g b))
= ϕ(a) ϕ(b).
17
Karena ϕ(a b) = ϕ(a) ϕ(b), maka terbukti pemetaan ϕ : (G, ) → (H, )
maka x = y.
hingga ϕ(x) = y.
¯ ē) meru-
Definisi 3.3.2. [1] Misalkan K = (G, ∗, , e) dan K̄ = (Ḡ, ∗¯, ,
dinotasikan,
Hom(K, K̄).
¯ ē) meru-
Proposisi 3.3.1. [1] Misalkan K = (G, ∗, , e) dan K̄ = (Ḡ, ∗¯, ,
pakan dua K-Aljabar dan ϕ ∈ Hom(K, K̄), maka untuk setiap x, y ∈ K dan
18
1. ϕ(e) = ē, untuk suatu e unsur identitas di K dan ē unsur identitas di
K̄.
2. ϕ(x−1 ) = ϕ(x)−1 .
¯ ϕ(x).
3. ϕ(e x) = ē
dari K̄.
¯
dan berlaku ϕ(x y) = ϕ(x)ϕ(y).
Perhatikan bahwa:
1. ϕ(e) = ϕ(x x)
¯ ϕ(x)
= ϕ(x)
= ϕ(x) ∗¯ ϕ(x)−1
= ē
2. ϕ(x−1 ) = ϕ(e x)
¯ ϕ(x)
= ϕ(e)
= ϕ(e) ∗¯ ϕ(x)−1
= ē ∗¯ ϕ(x)−1
= ϕ(x)−1
19
¯ ϕ(x)
3. ϕ(e x) = ϕ(e)
¯ ϕ(x)
= ē
¯ ϕ(y) = ē
4. (⇒) ϕ(x y) = ē ⇒ ϕ(x)
ϕ(x) ∗¯ ϕ(y)−1 = ē
ϕ(x) ∗¯ ē = ϕ(y)
ϕ(x) = ϕ(y)
¯ ϕ(y) = ϕ(y)
(⇐) ϕ(x) = ϕ(y) ⇒ ϕ(x) ¯ ϕ(y)
ϕ(x y) = ϕ(y y)
ϕ(x y) = ϕ(e)
ϕ(x y) = ē
¯ v ∈ ϕ(H).
untuk suatu h1 , h2 ∈ H. Akan ditunjukkan u
Perhatikan bahwa:
¯ v = ϕ(h1 )
u ¯ ϕ(h2 )
20
= ϕ(h1 h2 )
= ϕ(h1 ∗ h−1
2 )
¯ v ∈ ϕ(H).
Jadi, u
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diberikan pada bab III, maka da-
Dari suatu K-Aljabar dapat dibentuk satu atau lebih himpunan bagian
yang juga memiliki sifat K-Aljabar terhadap operasi biner yang sama yang
gaimana halnya pada grup yang terdapat konsep homomorfisma grup, pada K-
4.2 Saran
[4] Hungerford, T.W. 1974. Algebra. Springer-Verlag New York, Inc. New
York.
23