Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HOMOMORFISMA DAN ISOMORFISMA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Struktur Aljabar

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd

OLEH:

Kelompok VI Kelas B-2

Maisyaroh (8226171007)
Sucia Ramadani (8226172013)

PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Homomorfisma
dan Isomorfisma” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Serta
Shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang membawa risalah
Islam sebagai petunjuk dan rahmat bagi semesta alam sehingga dapat menyelamatkan
kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti.
Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna bagi kita semua untuk
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Homomorfisma dan
Isomorfisma” Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan yang jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kita semua. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dihati
para pembaca. Dan kami harap adanya kritik dan saran dari para pembaca mengenai
makalah ini. Sehingga kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dikemudian
hari.

Medan, 2 Maret 2023

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................2
A. Homorfisma ..........................................................................................................2
B. Isomorfisma ..........................................................................................................6
BAB V PENUTUP.........................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Struktur aljabar adalah himpunan atau beberapa himpunan yang dilengkapi
dengan suatu operasi atau beberapa operasi yang memenuhi aksioma-aksioma
(sifat- sifat) tertentu. Aljabar modern mempelajari struktur-struktur tersebut dan
didalam struktur aljabar harus memuat beberapa syarat yaitu, himpunan atau
beberapa himpunan, operasi atau beberapa operasi, dan aksioma-aksioma yang
memenuhi.Struktur Aljabar merupakan salah satu mata kuliah untuk mencapai
kompetensi dasar penguasaan konsep-konsep utama yang meliputi : himpunan,
sifat- sifat bilangan bulat, relasi, pemetaan, sifat-sifat pemetaan, permutasi, grup,
subgrup, grup siklit, koset, subgrup normal, grup faktor, hommorfisma grup dan
isomorfisma grup.
Makalah yang penulis buat berisikan bagian materi struktur aljabar .Pada
makalah ini berisi mengenai materi homomorfisma dan isomorfisma. Untuk
mempelajari materi homomorfisma dan isomorfisma tentunya dapat diperoleh dari
berbagai macam buku yang berkaitan dengan struktur aljabar yang membahas
tentang homomorfisma dan isomorfisma dengan penyajian dan analisis yang
berbeda sesuai dengan penulisnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan homomorfisma dan isomorfisma?
b. Bagaimana sifat – sifat dari homomorfisma dan isomorfisma?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan homomorfisma dan isomorfisma.
b. Untuk mengetahui dan memahami homomorfisma dan isomorfisma.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Homomorfisma
Definisi 1
Suatu pemetaan 𝛽 dari grup 〈𝐺1, 𝑜〉 ke grup 〈𝐺1,∗〉 disebut homomorfisma
jika: ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺1 berlaku: 𝛽(𝑎 𝑜 𝑏) = 𝛽(𝑎) ∗ 𝛽(𝑏)
Definisi 2
a. Suatu homomorfisma yang injektif dinamakan monomorfisma
b. Suatu homomorfisma yang surjektif dinamakan epimorfisma.
c. Suatu homomorfisma yang bijektif dinamakan isomorfisma.
d. Suatu homomorfisma dari suatu grup ke dalam dirinya sendiri dinamakan
Endomorfisma dan suatu endomorfisma yang bijektif dinamakan Automorfisma

Berikut ini beberapa contoh tentang homomorfisma atau pemetaan homomorf dari
suatu grup ke grup lainnya.
Contoh:
1. Grup atas himpunan bilangan real tanpa nol terhadap operasi perkalian.
Didefinisikan pemetaan ф: G → H dengan ф(a) = 2𝑎. Tunjukkan bahwa
merupakan homomorfisma dari G ke H.
Bukti:
Perhatikan pemasangan (pemetaan) oleh ф berikut ini dengan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺:
Ambil sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ G
ф (𝑎) = 2𝑎 dan ф(𝑦) = 2𝑏
𝑎 + 𝑏 = ф(a + b)
Perhatikan ф(𝑎𝑏) = ф(𝑎 + 𝑏) = 2𝑎+𝑏 = 2𝑎 𝑥 2𝑏
= ф(𝑥) 𝑥 ф(𝑦)
ф(𝑎𝑏) = ф(𝑎 + 𝑏) = ф(𝑎) 𝑥 ф(𝑏) (Terbukti)
Karena ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, ф(𝑎 + 𝑏) = ф(𝑎) 𝑥 ф(𝑏) maka ф terbukti merupakan
homomorfisma ari G ke H.
2. Andaikan Z adalah himpunan bilangan bulat. Bangun pemetaan
sebagai berikut:

2
Apakah γ merupakan pemetaan homomorf.
Bukti
Ambil sembarang x , y ∈ Z
2 2
γ ( x )=3 x + x dan γ ( y) ¿ 3 y + y
Perhatikan γ ( xy )=γ ( x + y )=3 ¿

¿ ( 3 ( x +2 xy+ y ) ) + ( x + y )
2 2

2 2
¿ 3 x +3 y +6 xy + x + y
γ ( x+ y ) ≠ γ ( x ) + γ ( y ) karenanya bukan merupakan pemetaan homomorf.
Definisi 3
𝜌 suatu homomorfisma dari G ke G*, yang dimaksud dengan Kernel atau inti dari
𝜌, yaitu I(𝜌) didefenisikan dengan I(𝜌) = {x ∈ G | 𝜌(x) = e*}, e* adalah elemen
netral dari G*.
Contoh:
1) G adalah grup dari semua bilangan real dengan operasi penjumlahan, G*
adalah grup dari semua bilangan real tanpa nol dengan operasi perkalian 𝜌 : G
→ G* dengan 𝜌(x) = 3x, dapat ditunjukkan bahwa 𝜌 suatu homorfisma,
kemudian elemen netral dari G* adalah 1. Inti dari 𝜌 adalah
I (𝜌) = { x ∈ G | 𝜌(x) = 1} 1 unsur netral dari G* atau
= {x∈ G | 3x = 1}
= {0} ini berarti bilangan 0 merupakan inti dari 𝜌

2) Dari contoh sebelumnya, diketahui bahwa 𝛽 : G → G* dengan 𝛽(x) = log x


merupakan pemetaan homomorf. Kernel dari 𝛽 atau
I(𝛽) = {x ∈ G | 𝛽(x) = e*}
= {x ∈ G | 𝛽(x) = 0}0 unsur netral dari G*
= {x ∈ G | log x) = 0}
= {1}
Teorema 1
G adalah G* adalah dua buah grup 𝜌 : G → G* adalah pemetaan homomorf, e =
unsur kesatuan dari G dan e* = unsur kesatuan dari G*, maka:
1. 𝜌(e) = e*
2. 𝜌 (x-1) = { 𝜌(x) }-1∀ x ∈ G
3
3. Jika H subgroup dari G maka 𝜌(H) subgrup dari G*
4. K* subgrup dari G* maka 𝜌-1(K*) subgrup dari G
Bukti:
1. 𝜌(e) = e*

Ambil sembarang a ∈ G maka a e = a, karena 𝜌 pemetaan maka


𝜌(ae) = 𝜌(a), karena 𝜌 pemetaan homomorf maka
𝜌(a) 𝜌(e) = 𝜌(a), 𝜌(e) ∈ G* (G* grup) maka
𝜌(a) 𝜌(e) = 𝜌(a) e* dengan kanselisasi kiri diperoleh
𝜌(e) = e* (Terbukti)
2. Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐺 dan e elemen identitas di G.
Maka 𝑥 𝑥−1 = 𝑒 = 𝑥−1𝑥.
𝑥 𝑥−1 = 𝑒 → 𝜌(𝑥 𝑥−1) = 𝜌(𝑒).
→ 𝜌(𝑥) 𝜌( 𝑥−1) = 𝜌(𝑒) … .1)
Dari 𝑥−1𝑥 = 𝑒 → 𝜌(𝑥−1𝑥) = 𝜌(𝑒).
→ 𝜌(𝑥−1) 𝜌(𝑥 ) = 𝜌(𝑒) … .2)
Dari 1) dan 2) dapat disimpulkan;
𝜌(𝑥) 𝜌( 𝑥−1) = 𝜌(𝑥−1) 𝜌(𝑥 ) = 𝜌(𝑒) = 𝐸𝐺∗
Artinya peta homomorfik e ∈ G adalah 𝜌(𝑒) yang merupakan identitas di G*.
𝜌(𝑥) 𝜌 (𝑥−1) = 𝑒∗

(𝜌(𝑥−1)) 𝜌(𝑥) 𝜌(𝑥−1) = 𝜌(𝑥−1) 𝑒∗

((𝜌(𝑥−1)) 𝜌(𝑥)) 𝜌(𝑥−1) = 𝜌(𝑥−1) 𝑒∗

𝑒∗ 𝜌(𝑥−1) = (𝜌(𝑥−1)) 𝑒∗

𝜌(𝑥−1) 𝑒∗ = 𝜌 (𝑥))−1 𝑒∗

𝜌(𝑥−1) = 𝜌 (𝑥))−1

(Terbukti)
Akibatnya 𝜌(𝑥−1) = {𝜌(𝑥)}−1 , ∀ 𝑥 ∈ 𝐺.
3. 𝜌 suatu homomorfisma dari grup G ke grup G*
Maka daerah hasil dari 𝜌(𝐻) = {𝑥 ∈ 𝐺∗|𝑥 = 𝜌(𝑎), 𝑎 ∈ 𝐺}
Karena 𝜌(𝑒) = 𝑒∗

4
Maka 𝜌(𝑒) ∈ 𝜌(𝐻)
Ambil sembarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝜌(𝐻) maka ∃𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 ∋ 𝜌(𝑎) = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝜌(𝑏) = 𝑦
Karena 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻 dan H subgroup. Maka 𝑎𝑏−1 ∈ 𝐻
Jadi 𝜌(𝑎𝑏−1) ∈ 𝜌(𝐻) sehingga 𝑥𝑦−1 ∈ 𝜌(𝐻)

4. K* subgrup dari G* maka 𝜌-1(K*) subgrup dari G


Bukti:
Ambil sembarang a,b∈ K = 𝜌-1(K*) maka 𝜌(a) = a* ∈ K* dan 𝜌(b) = b* ∈ K*,
karena K* < G* maka a* (b*)-1∈ K* atau 𝜌(a) (𝜌(b))-1∈ K*
𝜌(a) (𝜌(b))-1∈ K*, karena 𝜌 pemetaan homomorf maka
𝜌(ab-1) ∈ K*, karena K* = 𝜌(K) maka ab-1∈ K
Terbukti bahwa K subgrup dari G
Teorema 2
Jika G dan G* adalah grup; ∅ : G → G* suatu pemetaan homomorf; H = Ker (∅)
maka H < G dan aH = Ha
Bukti:
𝐻≤𝐺
1) Akan ditunjukkan bahwa 𝐻 ≠ ∅
Dari teorema 1 bagian 1 diperoleh 𝜙(𝑒) = 𝑒∗ Akibatnya identitas dari 𝐺∗
merupakan anggota dari H setidaknya H memiliki satu anggota
Maka 𝐻 ≠ ∅
2) Akan ditunjukkan bahwa H memenuhi sifat ketertutupan
Ambil sembarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻
Maka 𝜙(𝑎) = 𝜙(𝑏) = 𝑒∗
𝜙(𝑎𝑏) = 𝜙(𝑎)𝜙(𝑏)
𝜙(𝑎𝑏) = 𝑒∗𝑒∗
𝜙(𝑎𝑏) = 𝑒∗
Oleh karena itu 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐻
Maka sifat ketertutupan dipenuhi
3) Akan ditunjukkan bahwa H memiliki elemen invers
Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐻
Maka 𝜙(𝑥) = 𝑒∗

5
𝜙(𝑥)𝜙(𝑥−1) = 𝑒∗𝜙(𝑥−1)
𝜙(𝑥𝑥−1) = 𝜙(𝑥−1)
𝜙(𝑒) = 𝜙(𝑥−1)
𝑒 = 𝑥−1
Jadi 𝑥−1 ∈ 𝐻
Maka terbukti 𝐻 ≤ 𝐺
Teorema 3
Suatu homomorfisma 𝜌 diketahui monomorfisa jika dan hanya jika intinya
merupakan himpunan tunggal.
Bukti:
1) Jika 𝜌 monomorfisma maka I(𝜌) himpunan tunggal
2) Jika I(𝜌) himpunan tunggal maka 𝜌 monomorfisma
Sebelumnya kita ketahui bahwa monomorfisma adalah suatu homomorfisma yang
injektif.
1. 𝜌 monomorfisma maka 𝜌 adalah injektif, menurut defenisi injektif maka setiap
unsur yang mempunyai prapeta, prapetanya berupa himpunan tunggal, dengan
demikian maka terbukti bahwa I(𝜌) berupa himpunan tunggal.
2. Dari teorema H-1 butir 1 kita peroleh 𝜌(e) = e* menurut definisi inti maka e
∈I(𝜌). Jika I(𝜌) berupa himpunan tunggal maka pastilah I(𝜌) = {e}. Dengan
demikian yang harus dibuktikan adalah : Jika I(𝜌) = {e} maka 𝜌 injektif.
Ambil x, y ∈ G dengan 𝜌(x) = 𝜌(y), akan ditunjukkan x = y
𝜌(x) (𝜌 (y)-1) = e* dengan teorema H-1 butir 2 diperoleh
𝜌(x) 𝜌(y-1) = e* 𝜌 homomorf maka 𝜌(xy-1) = e* kita peroleh xy-1 = e dengan
mengoperasikan y dari kanan maka diperoleh x = y
Dengan dipenuhi 𝜌(x) = 𝜌(y) maka x = y, terbuktilah bahwa 𝜌 injektif.

B. Isomorfisma
Definisi 1
G dan G• merupakan grup, pemetaan ρ : G → G• dikatakan isomorfisma jika
dan hanya jika memenuhi kedua syarat berikut:
1. Ρ pemetaan bijektif dan
2. Ρ merupakan pemetaan homomor
6
Homomorf mempunyai sifat mengawetkan operasi. Jika ρ isomorf maka ρ-1
juga merupakan isomorf dan ρ-1 mempunyai sifat ρ-1 (ρ(x)) = x, ∀x ∈ G
Jika < G,o> dan < G•, x > isomorfisma maka dapat dikatakan bahwa < G, o >
identik dengan < G•, x > dinotasikan G ≅ G•.
Teorema 1
G : koleksi semua grup ; G1 , G2 grup, didefinisi relasi R sebagai berikut
G1 R G2 jika dan hanya jika G1≅ G2 mmaka relasi R erupakan relasi equivalen.
Bukti:
Akan ditunjukkan 3 Sifat:
1. Sifat refelksif atau G R G,, ∀ G ∈ G
Ambil sembarang G ∈ G maka G isomorf terhadap dirinya sendiri artinyaG ≅
G
2. Sifat simetri atau G1 R G2 → G2 R G1,, ∀ G1 , G2 ∈ G
Ambil sembbarang G1, G2 ∈ G dengan G1 R G2 atau G1≅ G2 berarti
∃ ρ : G1→ G2, ϶ ρ homomorf dan ρ bijektif.
Karenanya ∃ ρ-1 : G2 → G1 yang juga merupakan isomorf, jadi G2 ≅ G1
3. Sifat transitif atau G1 R G2 dan G2 R G3 → G1 R G3
∀ G1, G2 dan G3 ∈ G G1 R G2 berarti ∃ρ : G1 → G2, ϶ ρ homomorf dan
bijektif.
G2 R G3 berarti ∃γ : G2 → G3, ϶ γ homomorf dan bijektif.
λ ═ γ ρ (λ : G1 → G3)
Dengan dipenuhi ketiga sifat diatas maka relasi tersebut merupakan relasi
equivalen pada G sehinnga G terpecah dalam kelas-kelas equivalen yang saling
asing.
Teorema 2
Sembarang grup cyclic G yang tak berhingga isomorf dengan grup Z himpunan
bulat dengan operasi penjumlahan biasa.
Bukti:
Misalkan G grup siklik yang memuat a dan 𝜃: 𝐺 → 𝑍 yang didefinisikan
dengan
𝜃(𝑎𝑛) = 𝑛, ∀𝑎𝑛 ∈ 𝐺

7
𝜃 adalah fungsi sebab jika
𝑎𝑛 = 𝑎𝑚
→ 𝑎𝑛(𝑎𝑚)−1 = 𝑎𝑚(𝑎𝑚)−1
→ 𝑎𝑛𝑎−𝑚 = 𝑒
→ 𝑎𝑛−𝑚 = 𝑒
→ 𝑛 − 𝑚 = 0 (karena G siklik tak hingga)
→𝑛=𝑚
𝜃adalah fungsi injektif sebab
→ 𝜃(𝑎𝑛) = 𝜃(𝑎𝑚)
→𝑛=𝑚
→ 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚
𝜃 adalah fungsi surjektif sebab ∀𝑛 ∈ 𝑍, ∃𝑎𝑛 ∈ 𝐺 ∋ 𝜃(𝑎𝑛) = 𝑛
Selanjutnya kita tunjukkan bahwa 𝜃 adalah homomorfisma Misalkan diambil
sembarang 𝑎𝑛, 𝑎𝑚 ∈ 𝐺 maka;
→ 𝜃(𝑎𝑛𝑎𝑚) = 𝜃(𝑎𝑛+𝑚)
=𝑛+𝑚
= 𝜃(𝑎𝑛) + 𝜃(𝑎𝑚)
Jadi ada isomorfisma 𝜃: 𝐺 → 𝑍, sehingga terbukti maka 𝐺 ≅ 𝑍
Contoh:
1. Misalkan G = (𝑍4, +) , G’= < 𝑖 > = {1, −1, 𝑖, −1}
Definisikan : G → G’ dengan 𝜙(𝑛) = 𝑖𝑛∀ n ∈ 𝑍4
𝜙bersifat 1-1 dan pada, karena
𝜙 (0) = 1
𝜙 (1) = 𝑖
𝜙 (2) = -1
𝜙 (3) = -𝑖
Dan 𝜙(𝑚 + 𝑛) = 𝑖𝑚 + 𝑖𝑛 = 𝑖𝑚+𝑛 = 𝜙(𝑚) + 𝜙(𝑛)
Maka 𝑍4 dan < 𝑖 > isomorfik.

2. Tunjukkan bahwa grup 〈𝑅, +〉 idomorf dengan grup 〈𝑅+,•〉


Bukti :
Bangun relasi γ : R → R+ dengan γ(x) = ex , ∈ R
8
 Akan ditunjukkan γ merupakaan fungsi.
Ambil sembarang x, y ∈ R dengan x = y maka ex = ey atau γ(x) = γ(y)
Terbukti bahwa γ merupakan fungsi.
 Akan ditunjukan bahwa γ fungsi injektif.
Ambil sembarang x,y∈ R dengan γ(x) = γ(y), atau ex = ey Dari ex = ey maka ln
ex = ln ey atau x = y
Terbukti bahwa γ merupakan fungsi injektif
 Akan ditunjukan bahwa γ merupakan fungsi surjektif
Ambil sembarang y ∈ R+ , pilih x = ln y ∈ R ϶γ (x) = ex atau
γ (x) = eln y = y
Jadi, ∀y ∈ R+, ∃ x = ln y ∈R ϶γ (x) = y
Terbukti bahwa γ merupakan fungsi surjektif
 Akan ditunjukkan bahwa γ merupakan pemetaan homomorf Ambil
sembarang x,y∈ R
γ (x + y) = ex+y
= ex .ey
= γ(x).γ(y)
Jadi, terbukti bahwa γ merupakan pemeetan homomorf dengan dipenuhi
syarat-syarat diatas maka terbukti bahwa γ merupakan pemetaan isomorf.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada BAB II maka kita dapat melihat
bahwasanya dalam materi yang penulis buat kita akan membahas mulai dari
homomorfisma dan isomorfisma baik dari segi defenisi maupun teorema-
teoremanya beserta pembuktian dan contohnya.
 Suatu homomorfisma yang injektif dinamakan monomorfisma
 Suatu homomorfisma yang surjektif dinamakan epimorfisma.
 Suatu homomorfisma yang bijektif dinamakan isomorfisma.
 Suatu homomorfisma dari suatu grup ke dalam dirinya sendiri dinamakan
Endomorfisma dan suatu endomorfisma yang bijektif dinamakan Automorfisma

B. SARAN
Dalam mempelajari struktur aljabar hendaknya kita memiliki banyak acuan
dan referensi agar menambah pengetahuan dan membantu kita memahami materi
terkhusus pada materi homomorfisma disamping yang telah disampaikan saat
proses pembelajaran. Penulis juga menyadari bahwasanya tulisan ini masih
memiliki kekurangan, sehingga penulis menerima dengan baik segala kritik dan
saran guna memperbaiki tulisan ini kearah yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Gallian, J.A. 2010.Contempory Abstract Algebra.Edisi ke Tujuh.Brook/Cole,


Cengage Learning. USA
Saragih, Sahat. 2014. Struktur Aljabar 1. Medan:Larispa Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai