Anda di halaman 1dari 23

MATERI INTEGRAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat universal,
dimana matematika memiiliki peran penting di semua bidang ilmu
pengetahuan. Melalui perkembangan penalaran dan abstraksi, matematika
berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran dan pengkajian
sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika
secara praktis mendaji salah satu kegiatan manusia sejak adanya rekaman
tertulis.
Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di
berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu
sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang
matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-
bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan
matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-
disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan.
Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau
matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya
penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar
munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.
Salah satu cabang dari Ilmu Matematika yang patut di pelajari adalah
Integral. Integral adalah lawan dari proses diferensial. Integral terbagi atas
beberapa jenis yaitu integral tertentu dan integral tak tentu. Perbedaan antara
integral tertentu dan integral tak tentu yaitu jika integral tertentu memiliki
batasan-batasan ,integral tak tentu tidak memiliki batasan –batasan.
Penguasaan mata pelajaran Matematika khususnya mengenai integral bagi
peserta didik juga berfungsi membentuk kompetensi program keahlian.
Dengan mengajarkan Matematika khususnya dalam hal integral diharapkan

1 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan


mengembangkan diri di bidang keahlian dan pendidikan pada tingkat yang
lebih tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan konsep integral sebagai kebalikan dari turunan fungsi.
2. Menggunakan aturan dan sifat integral tak tentu fungsi aljabar dan
trigonometri dalam menyelesaikan soal.
3. Jelaskan konsep integral tentu.
4. Jelaskan sifat-sifat umum integral tentu.
5. Jelaskan konsep integral substitusi fungsi aljabar dan trigonometri.
6. Jelaskan konsep integral parsial fungsi aljabar dan trigonometri.
7. Jelaskan konsep luas daerah antara kurva dan sumbu X.
8. Jelaskan konsep luas daerah antara dua kurva.
9. Jelaskan konsep volume benda putar mengelilingi sumbu X.
10. Menentukan konsep volume benda putar mengelilingi sumbu Y.

C. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui konsep integral sebagai kebalikan dari turunan fungsi
2. Untuk mengetahui aturan dan sifat integral tak tentu fungsi aljabar dan
trigonometri dalam menyelesaikan soal.
3. Untuk mengetahui konsep integral tentu.
4. Untuk mengetahui sifat-sifat umum integral tentu.
5. Untuk menegetahui konsep integral substitusi fungsi aljabar dan
trigonometri.
6. Untuk mengetahui konsep integral parsial fungsi aljabar dan trigonometri.
7. Untuk mengetahui konsep luas daerah antara kurva dan sumbu X.
8. Untuk mengetahui konsep luas daerah antara dua kurva.
9. Untuk mengetahui konsep volume benda putar mengelilingi sumbu X.
10. Untuk mengetahui konsep volume benda putar mengelilingi sumbu Y.

2 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.1 Mendekskripsikan konsep dan aturan 3.1.1 Menjelaskan konsep integral
integral tak tentu (anti turunan) fungsi sebagai anti turunan
aljabar dan fungsi trigonometri dan 3.1.2 Menggunakan aturan dan sifat
menganalisis sifat-sifatnya integral tak tentu fungsi aljabar dan
berdasarkan sifat-sifat turunan fungsi. trigonometri dalam menyelesaikan
soal.

3.2 Mendekskripsikan konsep dan aturan 3.2.1 Menjelaskan konsep integral tentu
integral tentu untuk membuktikan dan 3.2.2 Menjelaskan sifat-sifat umum
menyelesaikan masalah terkait luas integral tentu
daerah antara kurva dan sumbu x, luas
daerah antara dua kurva dan volume
benda putar.

3.3 Memahami dan menganalisis konsep dan 3.3.1 Menjelaskan konsep integral
aturan untuk melakukan integral substitusi fungsi aljabar dan
substitusi dan integral parsial terhadap trigonometri
berbagai bentuk fungsi aljabar dan 3.3.2 Menjelaskan konsep integral parsial
Trigonometri. fungsi aljabar dan trigonometri

3.4 Memecahkan masalah nyata dengan 3.4.1 Menjelaskan konsep luas daerah
menerapkan berbagai konsep dan aturan antara kurva dan sumbu x
integral tentu terkait luas daerah antara 3.4.2 Menjelaskan konsep luas daerah
kurva dan sumbu x kurva, luas daerah antara dua kurva
antara dua kurva dan volume benda 3.4.3 Menjelaskan konsep volume benda
putar putar mengelilingi sumbu x
3.4.4 Menentukan konsep volume benda
putar mengelilingi sumbu y

3 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

BAB II

PEMBAHASAN.

 INTEGRAL TAK TENTU


A. Konsep integral sebagai antiturunan
Pemahaman tentang konsep turunan dapat di gunakan untuk memahami
konsep integral. Untuk itu, coba tentukan turunan fungsi berikut. Perhatikan
bahwa fungsi ini memiliki bentuk umum f(x) = 2x3. fungsi ini memiliki
turunan f’(x) = 6x2. Jadi, turunan fungsi f(x) = 2x3 adalah f’(x) = 6x2.
Menentukan fungsi f(x) dari f’(x), berarti menentukan antiturunan dari
f′(x). Sehingga, integral merupakan antiturunan (anti diferensial) atau operasi
invers terhadap diferensial.
Jika f(x) adalah fungsi umum yang bersifat f′(x) = f(x), maka f(x)
merupakan antiturunan atau integral dari f’(x) = f(x).
Pendiferensialan (penurunan) adalah invers dari pengintegralan
𝑑
(∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥) = 𝑓(𝑥)
dx
Pengintegralan adalah invers dari pendiferensialan

∫ 𝑓′(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥) + 𝐶

B. Integral Tak Tentu


Pengintegralan fungsi f’(x) yang ditulis sebagai ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 disebut
integral tak tentu dari f(x). jika F(x) anti turunan dari f(x), maka

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥) + 𝐶

a. Integral Tak tentu dari fungsi aljabar


Perhatikan turunan fungsi-fungsi berikut:
 g1(x) = x, didapat g1’(x) = 1
jadi, jika g1’(x) = 1 maka g1(x) = ∫. g1’(x) dx = x + c1
1 1
 g2(x) = 2x, didapat g2’(x) = 2

4 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

1 1
jadi, jika g2’(x) = 2 maka g2(x) = ∫. g2’(x) dx =2 x + c1

1
Dari uraian ini, tampak bahwa jika g’(x) = xn , maka g(x) = n+1
1
xn+1 + c atau dapat dituliskan ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = n+1 xn+1 + c, n ≠ -1.

Sebagai contoh, turunan fungsi f(x) = 2x2 + c adalah f’(x) = 4x.


ini berarti, antiturunan dari f’(x) = 4x adalah f(x) = 2x 2 + c atau
dituliskan ∫ 𝑓′(𝑋) 𝑑𝑥 = 2x2 + c.
Uraian ini menggambarkan hubungan berikut
1
Jika f’(x) = xn, maka f(x) = xn+1 + c, n ≠ -1 dengan c suatu
n+1

konstanta.
Misalnya k adalah konstanta real sembarang, f(x) dan g(x)
merupakan fungsi yang dapat diintegralkan, maka akan berlaku:

a) ∫ 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝑐
b) ∫ 𝑘 𝑓(𝑋) 𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓(𝑋)𝑑𝑥,
c) ∫(𝑓(𝑋) ± 𝑔(𝑥))𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑋) 𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑋) 𝑑𝑥
1
d) ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = xn+1 + c, n ≠ -1
n+1
𝑘
e) ∫ 𝑘𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = xn+1 + c, n ≠ -1
n+1

Untuk memahami integral tak tentu fungsi aljabar , mari kita simak
contoh berikut :

∫ 6𝑥 2 − 3𝑥 + 4 𝑑𝑥

Jawab

∫(6𝑥 2 − 3𝑥 + 4) 𝑑𝑥 = ∫ 6𝑥 2 𝑑𝑥 − ∫ 3𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 4 𝑑𝑥

1 3
= 3 6𝑥 3 − 2
6𝑥 2 + 4𝑥

= 2𝑥 3 − 9𝑥 2 + 4𝑥

5 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

b. integral tak tentu fungsi trigonometri

Rumus dasar pengintegralan trigonometri

∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin x + C

∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝑐

∫ sec 2 . 𝑑𝑥= tan x + C

∫ csc 2 . 𝑑𝑥= - cotan x + C

∫ 𝑡𝑎𝑛𝑥. 𝑠𝑒𝑐𝑥 𝑑𝑥 = sec x + C

∫ cot 𝑥. 𝑐𝑠𝑐𝑥 𝑑𝑥= -csc x + C

Berdasarkan rumus diatas , maka rumus tersebut dapat


diperluas menjadi:

1
1. ∫ cos(𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑑𝑥 = sin(𝑎𝑥 + 𝑏) + 𝐶
𝑎
1
2. ∫ sin(𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑑𝑥 = − 𝑎 cos(𝑎𝑥 + 𝑏) + 𝐶
1
3. ∫ sec 2(𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑑𝑥 = tan(𝑎𝑥 + 𝑏) + 𝐶
𝑎
1
4. ∫ csc 2 (𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑑𝑥 = − 𝑎 cot(𝑎𝑥 + 𝑏) + 𝐶
1
5. ∫ sec(𝑎𝑥 + 𝑏). tan(𝑎𝑥 + 𝑏)𝑑𝑥 = sec(𝑎𝑥 + 𝑏) + 𝐶
𝑎
1
6. ∫ csc(𝑎𝑥 + 𝑏). cot(𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑑𝑥 = − 𝑎
csc(𝑎𝑥 + 𝑏) + 𝐶

6 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

Contoh :

1. ∫ sec 2 2𝑥 − 1 𝑑𝑥= ∫ sec 2 2𝑥 𝑑𝑥 − ∫ 𝑑𝑥

1
= 2 tan 2𝑥 − 𝑥 + 𝐶

 INTEGRAL TENTU

C. Integral Tentu

Jika fungsi y = f(x) kontinu pada interval a ≤ x ≤ b, maka

Dengan F(x) adalah anti turunan dari f(x) dalam a ≤ x ≤ b. bentuk integral
di atas disebut integral tentu dengan a sebagai batas bawah dan b sebagai
batas atas. Definisi integral di atas dikenal sebagai Teorema Dasar
kalkulus.

D. Sifat-sifat integral Tentu

Misalnya f(x) dan g(x) merupakan fungsi-fungsi kontinu dalam interval


tertutup [a,b], maka integral tentu memenuhi sifat-sifat umum sebagai berikut:

𝑎
1. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 0
𝑏 𝑏
2. ∫𝑎 𝑘. 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑘 ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥, 𝑘 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑏 𝑏 𝑏
3. ∫𝑎 [. 𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ± ∫𝑎 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑏 𝑎
4. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = − ∫𝑏 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑏 𝑐 𝑐
5. ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫𝑏 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

7 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

Untuk memahami integral tentu lebih lanjut, marilah kita simak contoh
berikut:
1. Hitunglah integral dari bentuk berikut
𝜋

∫−4𝜋(2 sin 𝑥 + 6 cos 𝑥) 𝑑𝑥


2

Jawab :

𝜋 𝜋
4 4
∫ (2 sin 𝑥 + 6 cos 𝑥) 𝑑𝑥 = −2 cos 𝑥 + 6 sin 𝑥]−𝜋

𝜋
2 2

𝜋 𝜋 𝜋
= (−2 cos ( 4 ) + 6 sin ( 4 ) − (−2 cos(− 2 ) +
𝜋
6 sin (− 2 )

= (-√2 + 3√2)- (0 – 6)

=6+2=8

3
2. ∫1 (𝑋 2 + 2𝑋 − 3)𝑑𝑥

Jawab :

3 3 3 3
∫ (𝑋 2 + 2𝑋 − 3)𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 + ∫ 2𝑥 𝑑𝑥 − ∫ 3 𝑑𝑥
1 1 1 1

1 3 3
= 𝑥 ]1 + 𝑥 2 ]13 − 3𝑥]13
3

1 1
= ((3 . 33 ) − (3 . 13 )) + (32 − 12 ) −((3.3) − (3.1))

1
= (9 − ) + (9 − 1) − (9 − 3)
3

32 2
= = 10
3 3

8 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

 TEKNIK-TEKNIK PENGINTEGRALAN
E. INTEGRAL SUBSTITUSI
a) Bentuk substitusi 1
Tidak semua bentuk pengintegralan bisa dikerjakan dengan
𝑎
menggunakan rumus ∫ 𝑎𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = xn+1 + C. Banyak bentuk-bentuk
𝑛+1

yang kelihatannya rumit, sehingga tidak bisa diselesaikan dengan


rumus di atas. Karena itu dibutuhkan suatu cara lain untuk
menyelesaikannya. Pada bagian ini akan dibahas teknik integrasi yang
disebut metode substitusi . Konsep dasar dari metode ini adalah
dengan mengubah integral yang kompleks menjadi bentuk yang lebih
sederhana . Bentuk umum integral substitusi adalah sebagai berikut ;

𝑑𝑢
∫ [𝑓(𝑢) ] 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑢) 𝑑𝑢
𝑑𝑥

Contoh soal:

1. ∫(5𝑥 − 2)3 𝑑𝑥
Jawab :
Misal u= 5x – 2
1
du = 5 dx dx = 5 du
Sehingga

1
∫(5𝑥 − 2)3 𝑑𝑥 = ∫ 𝑢3 5
𝑑𝑢

1
= 5 ∫ 𝑢3 𝑑𝑢

1 1
= 5 (4 𝑢 4 ) + 𝐶

1
= 20 (5𝑥 − 2)4 + 𝐶

9 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

2. ∫ 2𝑥(𝑥 2 + 3)4 𝑑𝑥
Jawab :
𝑑𝑢 𝑑𝑢
Misal u = x2 + 3, maka = 2𝑥 atau dx = 2𝑥
𝑑𝑥

Sehingga,
𝑑𝑢
∫ 2𝑥(𝑥 2 + 3)4 𝑑𝑥 = ∫ 2𝑥𝑢4 2𝑥
4
= ∫ 𝑢 𝑑𝑢
1
= 5 𝑢4 + 𝐶
1
= 5 (𝑥 2 + 3)5 + 𝐶

b) Integral yang memuat bentuk √𝑎2 − 𝑥 2 , √𝑎2 + 𝑥 2 , √𝑥 2 − 𝑎2


Untuk menyelesaikan pengintegralan yang memuat bentuk-bentuk
√𝑎2 − 𝑥 2 , √𝑎2 + 𝑥 2 , 𝑑𝑎𝑛 √𝑥 2 − 𝑎2 , kita menggunakan teknik
integral substitusi trigonometri. Untuk lebih memahaminya,
perhatikan tabel berikut:

Bentuk Substitusi Hasil

√𝒂𝟐 − 𝒙𝟐 X = a sin 𝜃 √𝑎2 − 𝑥 2 = 𝑎 𝑐𝑜𝑠𝜃

√𝒂𝟐 + 𝒙𝟐 X = a tan 𝜃 √𝑎2 + 𝑥 2 = 𝑎 sec 𝜃

√𝒙𝟐 − 𝒂𝟐 X = a sec 𝜃 √𝑥 2 − 𝑎2 = 𝑎 tan 𝜃

Untuk lebih memahami teknik integral substitusi trigonometri,


perhatikan contoh berikut:
1
∫ 𝑑𝑥
√4 − 𝑥 2
𝑥
Misal x = 2 sin 𝜃, maka 𝜃 = arc sin 2

dx = 2 cos 𝜃 𝑑 𝜃

sehingga,

10 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

1 2 cos 𝜃
∫ √4−𝑥 2 𝑑𝑥 = ∫ √4−(2𝑠𝑖𝑛𝜃)2

2 cos 𝜃
=∫
√4−(1−𝑠𝑖𝑛2 𝜃)

2 cos 𝜃 𝑑𝜃
=∫
2 cos 𝜃

= ∫ 𝑑𝜃
=𝜃+𝐶
𝑥
= arc sin ( ) + 𝐶
2

F. INTEGRAL PARSIAL

Pengintegralan fungsi yang sulit dilakukan termasuk dengan cara


substitusi, dapat dilakukan dengan pengintegralan parsial.

Perhatikan uraian berikut :

Misalnya, y = u . v dengan y, u, dan v fungsi dari x, maka

𝑑𝑦
= 𝑢′ . 𝑣 + 𝑢. 𝑣′
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑣
= . 𝑣 + 𝑢.
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 1
= (v du + u dv)
𝑑𝑥 𝑑𝑥

dy = v du + u dv

11 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

∫ 𝑑𝑦 = ∫ 𝑣 𝑑𝑢 + ∫ 𝑢 𝑑𝑣

y = ∫ 𝑣 𝑑𝑢 + ∫ 𝑢 𝑑𝑣

uv = ∫ 𝑣 𝑑𝑢 + ∫ 𝑢 𝑑𝑣

∫ 𝑢 𝑑𝑢 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢

Jadi, uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa rumus


integral parsial adalah sebagai berikut :

∫ 𝑢 𝑑𝑢 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢

Contoh soal :

∫ 𝑥 2 cos 𝑥 𝑑𝑥

Jawab :

∫ 𝑥 2 cos 𝑥 𝑑𝑥

Misal u = x2 maka du = 2x dx

dv = cos x maka v = sin x

Sehingga

∫ 𝑥 2 cos 𝑥 𝑑𝑥 = x2 sin x - ∫ (sin 𝑥) (2𝑥) 𝑑𝑥

= x2 sin x – 2(-xcos x + sin x) + C

= x2 sin x + 2x cos x – sin x + C

12 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

 PENGGUNAAN INTEGRAL
G. LUAS DAERAH ANTARA KURVA DAN SUMBU X
Misalkan L adalah daerah yang
dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu X,
garis x = a dan garis x = b. Dengan f(x) ≥ 0
pada (a.b) maka luas daerah S dapat
ditentukan dengan rumus:

𝑏
L = ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

Apabila f(x) ≤ 0 atau daerahnya dibawah


sumbu X, maka

𝑏
S = − ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥

Contoh :

Tentukanlah luas daerah yang di batas oleh kurva f(x) = 4 - x2, sumbu x,
garis x = 0, dan x = 1, pada gambar di bawah ini !

13 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

Daerah tersebut adalah daerah R. Luas daerah R adalah :


1
L(R) = ∫0 4 − 𝑥 2 dx
1
L(R) = [ 4x - (3 𝑥 3 ) ]10
1
L(R) = (4. 1 − . 13 - 0)
3
11 2
L(R) = = 33
3

2
Jadi luas daerah R adalah 3(3) satuan luas

H. LUAS DAERAH ANTARA DUA KURVA

Misalkan daerah L adalah daerah


yang dibatasi oleh kurva y1 = f(x), y2 =
g(x), garis x = a, dan garis x = b
seperti pada gambar di samping
dengan luas daerah L = LTURS - LTUQP
Luas daerah L dapat ditentukan
dengan cara sebagai berikut ;
L = LTURS - LTUQP
𝑏 𝑏
= ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 − ∫𝑎 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑏
= ∫𝑎 (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥
Jadi, luas daerah yang dibatasi oleh kurva y1 = f(x), y2 = g(x), garis x = a,
dan garis x = b ditentukan dengan rumus ;

𝑏
L = ∫𝑎 (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥

Dengan f(x) ≥ g(x) dalam interval a ≤ x ≤ b.

14 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

Contoh :

Hitunglah Luas daerah yang dibatasi oleh kurva f(x) = x2 + 2x – 3 dan


g(x) = 3 – x
Pembahasan:
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggambar fungsi f(x) dan
g(x). Fungsi f(x) merupakan fungsi kuadrat sehingga bentuk grafiknya berupa
parabola dan Fungsi g(x) merupakan fungsi garis lurus

Gambar kedua fungsi dapat dilihat seperti berikut. Sebelumnya, akan


dicari titik koordinat perpotongan fungsi f(x) dan g(x) terlebih dahulu.
Caranya adalah sebagai berikut.

Titik potong kurva:

Diperoleh dua persamaan, yaitu x = 0 atau x + 3 = 0, sehingga

Atau

Sehingga luas daerah yang dibatasi dua kurva seperti yang


diberikan pada soal adalah sebagai berikut.

15 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

Selanjutnya, kita akan menghitung luas daerah tersebut, dengan batas a = -


3 dan b = 0.

16 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

I. Volume benda putar mengelilingi sumbu X


1. Volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva y = f(x),
sumbu X, dan garis-garis x = a dan x = b diputar 360o mengelilingi sumbu
X dirumuskan :

𝒃 𝟐
V = 𝝅 ∫𝒂 (𝐟(𝐱)) 𝒅𝒙

2. Volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi antara dua
kurva y1 = f(x), y2 = g(x), garis-garis x = a dan x = b diputar 360o
mengelilingi sumbu X dirumuskan:

𝒃 𝟐
V = 𝝅 ∫𝒂 ((𝒇(𝒙))𝟐 − (𝒈(𝒙)) ) 𝒅𝒙

17 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

Contoh :
Hitunglah volume benda putar yang terbentuk dari daerah yang dibatasi
oleh kurva y = x2 dan y = -x2 + 6x jika diputar terhadap sumbu x
Jawab :

Sketsa gambar dari y = x2 dan y = -x2 + 6x adalah sebagai berikut.

Jadi, volume daerah yang dibatasi kurva y = x2 dan y = -x2 + 6x adalah


3
V = 𝜋 ∫0 ((−𝑥 2 + 6𝑥)2 − (𝑥 2 )2 )𝑑𝑥

3
= 𝜋 ∫0 (𝑥 4 − 12𝑥 3 + 36𝑥 2 − 𝑥 4 )𝑑𝑥

3
= 𝜋 ∫0 (−12𝑥 3 + 36𝑥 2 )𝑑𝑥

= 𝜋[−3𝑥 4 + 12𝑥 3 ]30

= 𝜋[(−3(3)4 + 12(3)3 ) − (−3(0)4 + 12(0)3 )]

= 𝜋 [(−3(81) + 12(27)) − 0]

= 𝜋 (−243 + 324)

= 81 𝜋 satuan volume

18 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

J. Volume benda putar mengelilingi sumbu Y


1. Volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva x = f(y),
sumbu Y, dan garis-garis y = c dan y = d diputar 360o mengelilingi sumbu
Y dirumuskan :

𝒄 𝟐
V = 𝝅 ∫𝒅 (𝐟(𝐲)) 𝒅𝒚

2. Volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva x1 = f(y),
x2 = g(y), garis-garis y = c dan y = d diputar 360o mengelilingi sumbu Y
dirumuskan :

𝒄 𝟐 𝟐
V = 𝝅 ∫𝒅 ((𝐟(𝐲)) − (𝐠(𝐲)) ) 𝒅𝒚

19 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

Contoh :

1. Volume benda putar jika daerah yang dibatasi kurva y = -x2 + 4 dan
y = -2x + 4 diputar 360o mengelilingi sumbu y adalah
Pembahasan:
Langkah pertama untuk menyelesaikan soal di atas adalah
mengetahui batas integral, yang dapat diketahui melalui daerah yang
dibatasi oleh kedua kurva y = -x2 + 4 dan y = -2x + 4.

Kurva diputar mengelilingi sumbu y, sehingga dibutuhkan


persamaan fungsi f(y) dan g(y).

y = -x2 + 4 x = √4 − 𝑦 f(y) = √4 − 𝑦

4−𝑦 4−𝑦
y = -2x + 4 x= f(y) =
2 2

Jadi, Volume benda putar yang dibatasi kurva y = -x2 + 4 dan y = -2x
+ 4 dan diputar 360o mengelilingi sumbu y adalah

20 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

4 2 4−𝑦 2
V= 𝜋 ∫0 ((√4 − 𝑦) − ( ) ) 𝑑𝑦
2

4 16 −8𝑦+𝑦 2
V = 𝜋 ∫0 (4 − 𝑦 − ( )) 𝑑𝑦
4

4 16−4𝑦−16 + 8𝑦−𝑦 2
V = 𝜋 ∫0 𝑑𝑦
4

4 4𝑦−𝑦 2
V = 𝜋 ∫0 𝑑𝑦
4

1 1 4
V = 𝜋 [2𝑦 2 − 𝑦3]
4 3 0

1 1
V = 𝜋 [2(4)2 − (43 ) − 0]
4 3

1 64
V = 𝜋 [32 − ]
4 3

16
V=𝜋(8− )
3

8
V = 𝜋 satuan volume.
3

21 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 integral merupakan antiturunan (anti diferensial) atau operasi invers
terhadap diferensial.
 Teorema Dasar Kalkulus memberikan kemudahan dala menghitung
Integral tentu
 Beberapa teknik-teknik pengintegralan : teknik substitusi dan subtitusi
trigonometri, serta teknik parsial
 Integral tentu dapat digunakan untuk mencari Luas daerah dan Volume
benda Putar.

B. SARAN
Semoga dengan makalah integral ini, dapat menambah pengetahuan
para pembaca dalam memahami integral dan menyelesaikan soal-soal
mengenai integral dengan mudah.

22 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B


MATERI INTEGRAL

DAFTAR PUSTAKA

http://solmath.weebly.com/uploads/https://rumusrumus.com/contoh-soal-
integral/#!4/4/2/9/44298799/materi__integral.pdf (diakses tanggal 15 Maret
2019)

http://materimatematikalengkap.blogspot.com/2017/11/integral-tak-tentu-
dari-fungsi.html (diakses tanggal 17 Maret 2019)

https://idschool.net/sma/matematika-sma/aplikasi-integral-mencari-luas-
daerah-yang-dibatasi-kurva / (diakses tanggal 24 Maret 2019)

https://matematikaakuntansi.blogspot.com/2016/11/rumus-luas-daerah-
antara-dua-kurva.html (diakses tanggal 25 Maret 2019)

23 PENDIDIKAN MATEMATIKA 4.B

Anda mungkin juga menyukai