Anda di halaman 1dari 11

GRUP PERMUTASI HINGGA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Teori Grup
Yang dibina oleh Dr. Santi Irawati, M.Si

Oleh:
Kelompok 5
Chandra Wijaya 150312600479
wiskandar 160312601710

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
1.1 Definisi Grup Permutasi
Permutasi dari sebuah himpunan adalah fungsi dari A ke A yang berkorespondensi
satu-satu dan onto

Contoh:
Kita list sebuah permutasi a dari himpunan {1,2,3,4} dengan menetapkan α (1)=2, α (2)=3,
α (3)=1, dan α (4)=4.
Kita juga dapat menunjukkannya sebagai berikut:
a=
( 1 2 3
a(1) a (2) a(3) a(4)
4
)
a=( 1 2 3 4
)
2 3 1 4
Permutasi komposisi ditunjukkan dalam notasi barisan yang diangkat dari kanan ke kiri
dengan membawa dari atas ke bawah lagi
Permutasi grup dari himpunan A adalah himpunan permutasi permutasi dari A yang
membentuk sebuah grup dengan operasi komposisi fungsi

1.2 Notasi Cycle (Notasi Putaran)


Notasi cycle memiliki teori yang bermanfaat pada sifat-sifat yang penting dari sebuah
permutasi yang digambarkan ketika notasi cycle digunakan.
Sebagai ilustrasi dari notasi cycle, mari kita lihat permutasi dibawah ini :
α=( 1 2 3 4 5 6
2 1 4 6 5 3 )
Nilai permutasi diatas dapat dibuat secara skematis seperti dibawah ini :

Dari skema diatas, dengan mudah dapat dituliskan (12) (346) (5)

Contoh :

(
β= 1 2 3 4 5 6
5 3 1 6 2 4 )
Dalam notasi cycle, β dapat dituliskan (2315) (64) atau (46) (3152), karena keduanya
menggambarkan fungsi dari β

“ Sebuah gambaran dari barisan (𝛼1 , 𝛼2 , … , 𝛼𝑚 ) disebut panjang cycle m atau perputaran
m cycle”
Cycle (4,6) dapat merupakan perwakilan dari permutasi

(11 2 3 4 5 6
2 3 6 5 4 )
Dengan cara ini, kita dapat mengalikan cycle dengan mengubah perkalian ini sebagai
permutasi-permutasi yang diberikan dalam pola barisan.

Contoh :
Dari S8. Misalkan α = (13) (27) (456) (8) dan β = (1237) (648) (5)
Maka αβ = (13) (27) (456) (8) (1237) (648) (5)
Dengan mengalikan permutasi ini, dapat menyatakan permutasi dalam bentuk disjoint
cycle (yaitu, berbagai cycle-cycle yang tidak memiliki anggota yang sama).
Perlu diingat bahwa komposisi fungsi dilakukan dari kanan ke kiri, sehingga diperoleh :

αβ = ( 13 )(
2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
7 1 5 6 4 2 8 2 3 7 8 5 4 1 6 )

¿ ( 17 2 3 4 5 6 7
1 2 8 6 5 3
8
4 )
Sehingga diperoleh cycle αβ = (1732) (48) (56)

Untuk notasi cycle, matematikawan memilih untuk tidak menulis cycle-cycle yang hanya
memiliki satu anggota. Jadi, dapat dipahami bahwa setiap elemen yang hilang dipetakan
kedirinya sendiri.
Contoh :

(
α= 1 2 3
3 2 4
4 5
1 5)
dapat ditulis α = (134).

Tentunya identitas permutasi hanya terdiri dari cycle-cycle dengan satu entry, jadi kita
tidak bisa menghilangkan semua. Dalam hal ini seseorang biasanya menulis hanya satu
cycle.

Contoh :
ε= ( 11 2 3 4 5
2 3 4 5 )
dapat ditulis ε = (1) (2) (3) (4) (5)

Contoh:
Misal suatu grup permutasi di bawah operasi komposisi
S3= { ( 1 ) , ( 12 ) , ( 13 ) , ( 23 ) , (123 ) ,(132) }
(1) (12) (13) (23) (123) (132)
(1) (1) (12) (13) (23) (123) (132)
(12) (12) (1) (132) (123) (23) (13)
(13) (13) (123) (1) (132) (12) (23)
(23) (23) (132) (123) (1) (13) (12)
(123) (123) (13) (23) (12) (132) (1)
(132) (132) (23) (12) (13) (1) (123)

Dari table terbukti bahwa S3 adalah grup permutasi dengan operasi komposisi
1.3 Sifat-Sifat Grup Permutasi
Dua unsur a , b ∈ S berelasi a ≡ bfi jika dan hanya jika b=a f i untuk suatu bilangan
bulat i, maka akan ditunjukkan bahwa relasi ini memenuhi sifat-sifat relasi berikut:
1.3.1 Sifat Refleksi :
a ≡ afe karena a=a f 0=ae
Contoh :
S3= { ( 1 ) , ( 1,2 ) , ( 1,3 ) , ( 2,3 ) , (1,2,3 ) ,(1,3,2) }
Dik : (1,2),(1,3)∈ S3
Adit : ( 1,2 ) ≡ ( 1,2 )fi
Jawab :
( 1,2 ) ≡ ( 1,2 )fe berarti akan ditunjukkan ( 1,2 )=(1,2)f e
e
f =(1)
Sehinggan ( 1,2 ) ≡ ( 1,2 )fe
1.3.2 Sifat Simetri
Jika a ≡ bfi , maka b=a f i karena i bilangan bulat terdapat −i sehingga a=b f −i. Ini
berarti b ≡ af (−i).
Contoh :
S3= { ( 1 ) , ( 1,2 ) , ( 1,3 ) , ( 2,3 ) , (1,2,3 ) ,(1,3,2) }
Dik : ( 1,2 ) ≡(1,3)fi ,
Adit : ( 1,3 ) ≡ ( 1,2 )fi
Jawab :
Karena ( 1,2 ) ≡(1,3)(1,3,2),
f i=(1,3,2)
f −i=(1,2,3)
Sehingga ( 1,2 )=(1,3)(1,2,3) berarti ( 1,3 ) ≡ ( 1,2 )(1,2,3)
1.3.3 Sifat Transitif
Jika a ≡ bfi dan b≡ c fj berarti b=a f i dan c=b f j=( a f i ) f j=a f (i + j) , yang berarti a ≡ c f (i + j)
.
Dik : ( 1,2 ) ≡ ( 1,3 )(1,3,2 ), ( 1,3 ) ≡ ( 1,2,3 )(1,2 )
Adit : ( 1,2 ) ≡ ( 2,3 )(1,3,2 )
( 1,2 ) ≡ ( 1,3 )(1,3,2 ), berarti ( 1,3 )=(1,2)(1,3,2) dan ( 1,3 ) ≡ ( 1,2,3 )(1,2 ) berari
( 1,2,3 )= (1,3 )( 1,2 )=( 1,2 ) ( 1,3,2 )( 1,2 ) =(1,2)(2,3)

1.4 Ketransitifan Perkalian


Misalkan bahwa G adalah grup permutasi pada himpunan X yang berisi n
elemen. Jika ,1 ≤ k ≤ n akan ditulis
[ k]
X
untuk himpunan dari semua k -tupel berurutan (a 1 , a2 , … , ak ¿ yang terdiri dari elemen –
elemen berbeda dari a i dari X. Grup G beraksi dengan cara yang sangat alami pada X [ k],
disebut componentwise. Jadi, jika π ∈ G
(1) π (a 1 , a2 , … , ak ¿=(π (a1 ) , π (a2), … , π ( ak ))

sehingga diperoleh suatu representasi permutasi dari G pada X [ k].


Jika G bertindak transitif pada X [ k], maka disebut k -transitif sebagai grup permutasi
pada X . Jadi, 1-ketransitifan merupakan ketransitifan sederhana, dan kekuatan dari sifat “k
-transitif” naik dengan k . Misalkan G aksi pada X tanpa benar- benar menjadi grup
permutasi dari X, maka harus dikatakan bahwa G adalah k -transitif pada X jika G aksi
secara transitif pada X [ k], dengan maksud dari aturan (1).
Contoh :
Misal X ={ 1,2,3 } dan G adalah grup permutasi atas X .
Derajat G adalah 3.
Adit: G adalah grup permutasi 2-transitif. Asumsikan k =2
Karena X ={ 1,2,3 }maka
[ k] [2 ]
X =X ={( 1,2 ) , (1,3 ) , ( 2,3 ) , ( 2,1 ) , ( 3,1 ) , ( 3,2 ) }
dan
G=S 3={( 1 ) , ( 12 ) , ( 13 ) , (23 ) , ( 123 ) , ( 132 ) }
Ambil sebarang x ∈ X [2 ]
Akan ditunjukkan ada π ∈ G sehingga π ( x ) = y , untuk suatu y ∈ X [ 2]
π (x )= y (1,2) (1,3) (2,3) (2,1) (3,1) (3,2)
(1) (1,2) (1,3) (2,3) (2,1) (3,1) (3,2)
(12) (2,1) (2,3) (1,3) (1,2) (3,2) (3,1)
(13) (3,2) (3,1) (2,1) (2,3) (1,3) (1,2)
(23) (1,3) (1,2) (3,2) (3,1) (2,1) (2,3)
(123) (2,3) (2,1) (3,1) (3,2) (1,2) (1,3)
(132) (3,1) (3,2) (1,2) (1,3) (2,3) (2,1)

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh G adalah 2-transitif atas X [2 ]

Bukan contoh :

1.4.1
Misal G adalah grup permutasi tansitif pada suatu himpunan X. Jika k > 1 dan a
merupakan elemen tetap dari X. Maka G adalah k -transitif jika dan hanya jika G a
merupakan (k −1)-transitif pada X ¿ {a¿}.

Bukti :
¿ ) Anggap : G suatu k -transitif pada X, dan

Misalkan : (a 1 , a2 , … , ak−1 )dan (a ' 1 , a ' 2 , … , a ' k −1 )anggota Y [k−1 ] dengan


Y = X ¿ {a¿ }.. Maka a i ≠ a ≠ a ' i
Akibat ke k -transitifan ada permutasi π di G memetakan ( a 1 , a 2 , … , ak−1 , a ) ke
( a' 1 , a' 2 , … , a' k−1 , a ) .
Selanjutnya π menetapkan a dan memetakan : (a 1 , a2 , … , ak−1 ) ke (a ' 1 , a ' 2 , … , a ' k −1 )
yang menunjukkan bahwa aksi Ga, ( k −1 )-transitif pada .
(← ) Anggap: Ga adalah ( k −1 )-transitif pada Y.
Misalkan : (a 1 , … , ak )dan (a 1 , … , a k ) anggota X [ k]. Karena transitif pada X , kita dapat
temukan π dan π di G, sehingga a 1 π=a dan a 1 π=a.
−1 −1
Ada suatu σ di Gσ memetakan ¿) ke (a 2 π , … , ak π ) oleh

(k −1)-transitif dari Ga.


−1
Oleh karena itu, kita punya a i πσ=ai π atau a i πσ π =ai untuk i=2 , … , k .

Juga a 1 πσ π =aσ π=a π =a1 karena σ ∈ Ga.


Karenanya elemen πσ π dari G memetakan (a 1 , … , ak )dan (a 1 , … , a k ) dan G

adalah k -transitif pada X .


Contoh penerapan teorema

Misal X ={ 1,2,3,4 } dan G adalah grup permutasi atas X .


Derajat G adalah 4.
tunjukkan bahwa G adalah grup permutasi 3-transitif pada X.
Misal 2 ∈ X ,
Adit: G 2adalah grup permutasi (k-1)-transitif pada X ¿ 2 }. Asumsikan k =3
Karena X ={ 1,2,3,4 } maka X =X ¿ {2¿}={1,3,4 }
X [ k−1]=X [2 ]={( 1,3 ) , (1,4 ) , ( 3,4 ) , ( 3,1 ) , ( 4,1 ) , ( 4,3 ) }
dan
G2={ ( 1 ) , ( 13 ) , (14 ) , (34 ) , (134 ) , ( 143 ) }

Ambil sebarang x ∈ X [2 ]
Akan ditunjukkan ada π ∈ G 2sehingga π ( x ) = y , untuk suatu y ∈ X [ 2]
π (x )= y ( 1,3 ) ( 1,4 ) ( 3,4 ) ( 3,1 ) ( 4,1 ) ( 4,3 )
(1) ( 1,3 ) ( 1,4 ) ( 3,4 ) ( 3,1 ) ( 4,1 ) ( 4,3 )
(13) (3,1) (3,4) (1,4) (1,3) (4,3) (4,1)
(14) (4,3) (4,1) (3,1) (3,4) (1,4) (1,3)
(34) (1,4) (1,3) (4,3) (4,1) (3,1) (3,4)
(134) (3,4) (3,1) (4,1) (4,3) (1,3) (1,4)
(143) (4,1) (4,3) (1,3) (1,4) (3,4) (3,1)

Dari table cayley di peroleh G2adalah grup permutasi 2-transitif pada X ¿ 2 }


Karena G2adalah grup permutasi (k-1)-transitif pada X ¿ 2 } untuk k=3. Maka G adalah
grup permutasi 3-transitif pada X.

Perhatikan akibat langsungnya : (k + 1)-transitif mengakibatkan k -transitif. Jika X punya


n elemen , banyak dari elemen di X [ k] samadengan

n!
n ( n−1 ) … ( n−k +1 )=
( n−k ) !

1.4.2 definisi
Jika G adalah grup permutasi k -transitif dari derajat n , order dari G dapat dibagi oleh
n ( n−1 ) … ( n−k +1 ) .
Contoh :
Misal X ={ 1,2,3 } dan G adalah grup permutasi atas X .
Derajat G adalah 3.
Adit: G adalah grup permutasi 2-transitif. Asumsikan k =2
Karena X ={ 1,2,3 }maka
[ k] [2 ]
X =X ={( 1,2 ) , (1,3 ) , ( 2,3 ) , ( 2,1 ) , ( 3,1 ) , ( 3,2 ) }
dan
G=S 3={( 1 ) , ( 12 ) , ( 13 ) , (23 ) , ( 123 ) , ( 132 ) }
Ambil sebarang x ∈ X [2 ]
Akan ditunjukkan ada π ∈ G sehingga π ( x ) = y , untuk suatu y ∈ X [ 2]
π (x )= y (1,2) (1,3) (2,3) (2,1) (3,1) (3,2)
(1) (1,2) (1,3) (2,3) (2,1) (3,1) (3,2)
(12) (2,1) (2,3) (1,3) (1,2) (3,2) (3,1)
(13) (3,2) (3,1) (2,1) (2,3) (1,3) (1,2)
(23) (1,3) (1,2) (3,2) (3,1) (2,1) (2,3)
(123) (2,3) (2,1) (3,1) (3,2) (1,2) (1,3)
(132) (3,1) (3,2) (1,2) (1,3) (2,3) (2,1)

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh G adalah 2-transitif atas X [2 ]


Karena G merupakan 2-transitif atas X [2 ]maka n ( n−1 ) … ( n−k +1 )∨|G|
Perhatikan bahwa
n ( n−1 ) … ( n−k +1 )=3 ( 3−1 )=3.2=6∨|G|

1.4.3 Suatu grup permutasi k -transitif G dengan derajat n adalah k -transitif tajam jika
dan hanya jika orde dari G sama dengan n ( n−1 ) … ( n−k +1 ) .

Bukti :
Diketahui : G k −¿transitif berderajat n .
Akan ditunjukkan :G k −¿transitif tajam ↔ |G|=n ( n−1 ) …(n−k +1)
(→) Misalkan G k −¿transitif tajam
Akan ditunjukkan : |G|=n ( n−1 ) …(n−k +1)
Karena G k −¿transitif tajam, maka G aksi regular pada X [ k]
Perhatikan bahwa kardinalitas dari X adalah n , sehingga banyaknya elemen di X [ k]
adalah n ( n−1 ) …(n−k +1)
Karena G regular pada X [ k], maka berdasarkan 1.6.1(iii)
|G|=|X [ k]|=n ( n−1 ) …(n−k +1)
(←) Misalkan |G|=n ( n−1 ) …(n−k +1)
Akan ditunjukkan : G k −¿transitif tajam
Perhatikan bahwa :
G k −¿transitif berderajat n dan |G|=n ( n−1 ) …( n−k +1) dan X memiliki n
elemen,sehingga | X[ k]|=n ( n−1 ) …(n−k +1)
Berdasarkan 1.6.1(ii) berlaku
|G|=|X [ k]| .|St G ( x)|, ∀ xϵX
n ( n−1 ) … ( n−k +1 )=n ( n−1 ) … ( n−k +1 ) .|St G ( x )|
Akibatnya, |St G (x)|=1, ∀ xϵX sehingga |St G ( x)|=(1), ∀ xϵX
Jadi, G semiregular.
Karena G k -transitif dan semiregular, maka G regular pada X [ k]
Jadi, G adalah k -transitif tajam pada X
Contoh:
Perhatikan bahwa X ={1,2,3 }
X [3 ]={( 1,2,3 ) , ( 1,3,2 ) , ( 2,1,3 ) , ( 2,3,1 ) , ( 3,1,2 ) , ( 3,2,1 ) }
S3={( 1 ) , ( 1,2 ) , (1,3 ) , ( 2,3 ) , ( 1,2,3 ) , ( , 1,3,2 ) }
Ambil sebarang x , y ∈ X[ 3]
Akan ditunjukkan ada π ∈ S 3sehingga π ( x ) = y
Perhatikan tabel berikut!
y
π (x )= y (1,2) (1,3) (2,3) (2,1) (3,1) (3,2)
(1,2) (1) (2,3) (1,2,3) (1,2) (1,3,2) (1,3)
(1,3) (2,3) (1) (1,2) (1,2,3) (1,3) (1,3,2)
x
(2,3) (1,2) (1,2) (1) (1,3) (2,3,1) (2,3)
(2,1) (1,2) (1,2,3) (1,3) (1) (2,3) (1,2,3)
(3,1) (1,2,3) (1,3) (1,3,2) (3,2) (1) (1,2)
(3,2) (1,3) (1,2,3) (3,2) (1,3,2) (1,2) (1)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa S3 adalah 3-transitif. Perhatikan


St S ( x )=( 1 ) , ∀ x ∈ X [ 3]
3

Akibatnya S3merupakan semireguler.


Karena 3-transitif dan semireguler, maka S3adalah reguler pada X [3 ]
Jadi, S3merupakan 3-transitif tajam.
1.4.4
i. Grup simetri Sn adalah n -transitif tajam.
ii. Jika n>2 , alternating grup An adalah (n−2)-transitif tajam.
iii. Kesamaan Sn dan An adalah hanya (n−2)-transitif grup yang berderajad n dan Sn
hanya (n−1) -transitif grup yang berderajad n .
Bukti:
i. Untuk memilih setiap unsur yang tidak berulang y 1 , y 2 , … , y n ∈ X
didefinisikan sebagai suatu permutasi tunggal g ∈ Sn sedemikian sehingga
g ( i )= yi untuk semua i=1 , … , n .
ii. Karena A3 dibangun oleh (1,2,3), adalah regular dan karena 1-transitif tajam,
oleh karena itu pernyataan tersebut benar ketika n=3. Misal n>3 dan
didefinisikan H adalah stabilisator dari n di An . Maka H adalah suatu
himpunan {1,2 , … , n−1 } untuk menghasilkan semua permutasi genap. Melalui
induksi, H adalah (n−3)-transitif pada{1,2 , … , n−1 } jadi An adalah (n−2)-
1
transitif berdasarkan 7.1.1. Karena | A n|= ( n ! ) =n ( n−1 ) … 3 , kita lihat dari
2
7.1.3 bahwa bentuk tersebut adalah (n−2)-transitif tajam.
iii. Misalkan G ≤ S n. Jika G adalah (n−2)-transitif, maka
1
n ( n−1 ) …3= ( n ! ) Membagi |G| dan |Sn :G|=1 atau 2. Karena G ⊲ S n yang
2
berakibat bahwa G= A n atau Sn (berdasarkan 3.2.3 dan pernyataan langsung
ketika n=4 ). Tentu jika G adalah (n−1) -transitif, maka G=S n.
Daftar Pustaka
Robinson, Derek J.S. 1996. A Course in the Theory of Groups. Second Ed. Berlin: Springer.
Rotman, Joseph J. 1999. Graduate textbook: An Introduction to the Theory of Groups. Second
Ed. Berlin: Springer.
Gallian J.A. 2010. Contemporary abstract algebra. Belmont: Brooks

Anda mungkin juga menyukai