Anda di halaman 1dari 15

STRUKTUR ALJABAR 1

“GRUP SIKLIK”

DOSEN PEMBIMBING :
Nina Agustyaningrum, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Silvia Rahman (18050011)
Sudarmi Yuanita Sari (18050016)
Shally Indhani (18050017)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

BATAM 2020
Grub Siklik
A. Definisi grub siklik
Misalkan G suatu grub dan aϵ G .Periode (order) a ( disimbolkan ) “° (a) adalah
suatu bilangan bulat positif terkecil , misalkan m, sedemikian hingga a m=e . Apabila
bilangan bulat positif m sedemikian itu tidak ada, maka dikatakan bahwa periode a adalah
takhingga atau nol . Selain itu, suatu orde dari suatu grup yang setiap unsurnya dapat
ditulis sebagai perpangkatan (positif atau negatif) atau perkalian dari suatu unsur tetap
dari Grup tersebut. Grup yang seperti ini dinamakan Grup Siklik.
Adapun dengan catatan , sebagai berikut :
1) ° ( e ) =1 dan tak ada elemen grub G selain e yang berperiode 1 , sebab jika a ϵ G dan
° ( a )=1 maka a=e. jadi hanya e yang berperiode 1 .
2) Jika a ϵ G sedemikian hingga a m=e dengan m suatu bilangan bulat positif maka ° ( a ) ≤m .
3) Suatu grub disebut grub torsi atau grub periodik apabila setiap elemennya berperiode
berhingga .
4) Suatu grub disebut grub bebas torsi apabila setiap elemennya, selain elemen identitas ,
tak ada yang berperiode berhingga .
5) Suatu grub disebut grub campuran apabila ada sekurang-kurangnya satu elemen yang
berperiode berhingga , selain elemen identitas .
6) Diketahui (G ,∗¿ merupakan grup. Jika terdapat a ϵ G sehingga (a ¿=G={an∨n ϵ Z } .
Maka G disebut grup siklik dengan elemena disebut generator dari grup siklik
atersebut.
7) Grub (G,+) disebut grub siklik , bila ada elemen a ϵ G Sedemikian hingga G = {
na∨n ϵ Z }.

Contoh 1

1. G = {1, 2, 4, 5, 7, 8} dengan x9 adalah suatu grup

°(1) = 1, °(2) = 2, sebab 26 = 1; °(4) = 3 sebab 4 3 = 1

°(5) = 6; °(7) = 3 dan °(8) = 2

2. S3 = {(1),(1 2),(1 3), (2 3) (1 2 3),(1 3 2)}, yaitu grup simetri tingkat 3

°((1)) = 1, °((1 2 )) = 2, °((1 3)) = 2,°((2 3)) = 2,°((1 2 3)) = 3, dan °((1 3 2)) = 3.

3. D = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} dengan +8 adalah suatu grup.

°(0) = 1, °(1) = 8, sebab 18 = 1 + 1 + …. + 1 (8 suku) = 0

°(2) = 4, °(3) = 8, °(4) = 2, °(5) = 8, °(6) = 4 dan °(7) = 8.


Tiga contoh tersebut semuanya merupakan grup torsi. (B, +) adalah suatu grub bebas torsi,
sedangkan (Qo, x), yaitu grup bilangan rasional selain nol adalah sebuah grup campuran.

Perhatikan contoh 3 diatas, tampak bahwa periode setiap elemen suatu grup merupakan
factor dari order grupnya. Hal ini dianyatakan sebagai teorema berikut ini.

B. Teorema 1
Jika G suatu grub berhingga , maka ° ( a )∨° ( G ) , ∀ a ϵ G .
Bukti :
Misalkan a ϵ G dan ° ( a )=m, maka a m=e . dibentuk himpunan
A= { a , a2 , a3 , … … … , am =e} .
Elemen-elemen dari A tidak ada yang sama , sebab apabila a r=a t dengan 0 < r < t < m ,
maka a t−r =edengan 0 < t-r < m . Hal ini tidak mungkin karena ° ( a )=m , yaitu m suatu
bilangan bulat positif terkecil sedemikian hingga a m=e .
A adalah subgrub dari G , sehingga menurut teorema lagrange
° ( A )|° ( G ) . karena° ( A )=m=° ( a ) , maka ° ( a )|° ( G ) .

Contoh 2

Buktikanlah bahwa periode suatu elemen dari suatu grup sama dengan periode invers
elemen tersebut.

Penyelesaian:

Misalkan G suatu grup dan a∈G.

Misalkan pula °(a) = m, maka

a m =e,

(a m)−1 = e−1

(a−1)m= e,

sehingga °(a−1) ≤ m

misalkan °(a−1) = n, maka n ≤ m dan(a−1)n = e

perhatikan bahwa

,(a−1)n = e

(a n)−1 = e−1
a n = e,

maka °(a−1) ≤ n,

karena °(a) = m, maka m ≤ n.

Karena n ≤ m dan m ≤ n, maka m = n atau °(a) = °(a−1)

Contoh 3

Misalkan G suatu grup, a∈G dan °(a) = m. Jika n suatu bilangan bulat positif kurang dari
m dan (m, n) = 1, yaitu n prima relative positif terhadap m, buktikanlah bahwa periode a n
adalah m pula.

Bukti:

Misalkan °(a n) = t, yaitu a nt = e

Karena °(a) = m, maka a m =e,

(a m)n = e n,

(a n)m= e,

maka °(a n) ≤ m atau t ≤ m.

Karena (m, n) = 1, maka ada bilangan-bilangan bulat q dan r sedemikian hingga mq + nr


= 1 (Suatu teorema dalam teori bilangan), sehingga

a mq+nr = a

a mq a nr = a

(a m)q a nr = a

a nr = a

(a¿ ¿ nr)t ¿ = a

(a¿ ¿ nr)t ¿ r= a t

e r = a t, karena p(a n) = t,

a t= e,

maka °(a) ≤ t atau m ≤ t.


Karena t ≤ m dan m ≤ t, maka m = t atau °(a) = °(a n) = m.

Perhatikan lagi teorema 1, yaitu jika G suatu grup berhingga, maka °(a) | °(G), ∀ a∈G.
Misalkan °(a) = m, maka a m = e. karena m adalah faktor dari °(G) adalah kelipatan dari
m, misalnya °(G) = km, untuk suatu bilangan bulat k.

Selanjutnya a °(G) =akm =a mk =e k =e

Uraian ini merupakan bukti dari teorema berikut:

C. Teorema 2
Jika G suatu grub berhingga yang berorde n, maka a n=e ,∀ a ϵ G .
Definisi 2:
Grub G disebut grub siklik , apabila ada suatu elemen G , misalkan a ϵ G , sedemikian
hingga untuk setiap x ϵ G , x = a m untuk suatu bilangan bulat m . Selanjutnya , a disebut
generator (elemen penghasil ) dari G dan ditulis G = (a ¿ .
Contoh 4
1. G={1,2,3,4,5,6} dengan x modulo 7 adalah suatu grub siklik dengan generator 3
atau 5 , sebab 1= 36 , 2=32 ,3= 31 ,4=3 4, 5=35 , 6=33 atau 1=56 , 2=54 , 3=55, 4=52
,5=51 , 6=53

D. Teorema 3
Jika grup berhingga memuat suatu elemen yang periodenya sama dengan order G,
maka G adalah grup siklik dengan generator elemen tersebut.
Bukti:
Misalkan G grup berhingga dan °(G) = m. misalkan a∈G dengan °(a) = m, yaitu a m = e.
dibentuk A = {a, a 2, a 3, … , a m = e}. Elemen-elemen dari A tidak ada yang sama, sebab
jika ada yang sama, misalnya a t = a r dengan 0 < r < t < m, maka a t−r = e dengan 0 < t-r <
m. Hal ini tidak mungkin, karena °(a) = m, yaitu m suatu bilangan bulat positif terkecil
sedemikian hingga a m = e. Maka °(A) = m. Karena A subgroup dari G dan °(G) = m,
maka G = A. A adalah suatu grup siklik dengan generator a maka demikian G.

E. Teorema 4
Misalkan G suatu grup siklik dengan generator a dan °(G) = n, maka untuk suatu
bilangan bulat positif m < n, a m adalah generator dari G jika dan hanya jika (m, n) = 1.
Bukti:
Untuk membuktikan teorema ini, kita menggunakan teorema dalam teori
bilangan, yaitu: (m, n) = 1 jika dan hanya jika ada bilangan-bilangan bulat t dan r
sedemikian hingga mt+nr=1.
Pertama akan ditunjukan bahwa (m, n) = 1. Karena a generator dari G dan °(G) =
n maka a n= e. karena a mgenerator dari G dan a∈G, maka
a=¿ untuk suatu bilangan bulat t,
a=¿
r
a=a mt ¿ karena a n= e, maka (a¿ ¿ n) ¿ = e,
a=a mt anr
a=a mt+nr
dari persamaan terakhir ini diperoleh mt + nr = 1. Selanjunya menurut teorema
teori bilangan diatas, maka (m, n) = 1. Sebaliknya, jika (m, n) = 1, maka ada bilangan-
bilangan bulat t dan r sedemikian hingga mt + nr = 1. Sehingga
a=a mt+nr
a=a mt anr
a=(a¿¿ m)t ¿ ¿
a=(a¿¿ m)t e ¿, karena a n= e,
a=(a¿¿ m)t ¿
Kesamaan terakhir ini menyatakan bahwa a dapat dinyatakan sebagai
perpangkatan bulat dari a mdan karena asebagai generator dari G, maka setiap elemen G
dapat dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari a m.
Ini berarti a madalah generator dari G. teorema 3 an teorema 4 diatas memberi petunjuk
untuk mencari generator dari suatu grup siklik.

Contoh 5

1. G = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12} dengan x mod 13 adalah suatu grup dan °(2) = 12,
maka G adalah suatu grup siklik dengan generator 2. Selanjutnya untuk mencari
generator-generator lainnya, kita gunakan teorema 4. Karena °(G) = 12 dan bilangan-
bilangan bulat positif yang kurang dari 12 dan yang saling prima (prima relatif) dengan
12 adalah 1, 5, 7 dan 11, maka generator –generator dari G adalah 21 = 2, 25 = 6, 27= 11,
dan 211 = 7.

2. G = {a , a2 , a3 , … . a18=e } adalah suatu grup siklik. Karena °(G) = 18 dan bilangan-


bilangan bulat positif yang kurang dari 18 dan saling prima adalah 1, 5, 7, 11, 13, dan 17,
maka generator-generator dari G adalah a , a5 ,a 7 , a11 ,a 13 , d an a17

3. Misalkan G suatu grup dan °(G) = m dengan m suatu bilangan prima. Ambil
sembarang a∈G dengan a ≠ e, maka menurut teorema 1, °(a)|m. Tetapi karena m suatu
bilangan prima, maka °(a) = m. Selanjutnya menurut teorema 3, maka G adalah suatu
grup siklik dengan generator a. Karena a adalah elemen sembarang dari G dengan a≠ e,
maka setiap elemen G selain elemen identitas merupakan generator dari G. Contoh no.3
ini lazim dinyatakan sebagai teorema berikut ini.
F. Teorema 5

Suatu grub yang berorder prima adalah grub siklik.

Misalkan

4. G = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11} dengan + mod 12 adalah suatu grup siklik yang
generator-generatornya 1, 5, 7 dan 11. Subgroup-subgrup dari G adalah H = {0, 2, 4, 6, 8,
10}, K = {0, 3, 6, 9}, M = {0, 4, 8}, dan N = {0, 6}. Subgrup-subgrup semuanya
merupakan subgroup siklik.Generator dari H adalah 2 dan 10.Generator dari K adalah 3,
Generator dari M adalah 4 atau 8, dan generator dari N adalah 6.Contoh no.4 ini
merupakan ilustrasi dari teorema berikut ini.

G. Teorema 6
Setiap subgrub dari grup siklik adalah siklik.
Bukti:
Misalkan G grup siklik dengan generator a dan H sembarang subgroup dari G.
apalagi H = G atau H = {e}, maka H jelas siklik. Sekarang diambil H sembarang
subgroup sejati dari G. Karena G = (a), maka semua elemen G adalah perpangkatan
bulat dari a. Demikian pula, karena H subgrub dari G, maka elemen-elemen dari H
merupakan perpangkatan dari a. Misalkan m adalah bilangan bulat positif terkecil
sedemikian hingga a m∈H. Ambil sembarang a k∈H, menurut algoritma pembagian, jika k
dan m bilangan-bilangan bulat r dan s, sedemikian hingga
k = mr + s dengan 0 ≤ s < m
atau k – mr = s
Maka a k−mr = a s
a k a−mr =as
. a m∈H dan H subgroup dari G, maka (a¿ ¿ m)−1 ¿ = a−m ∈H, lalu ¿= a−mr ∈H dan k arena
a k∈H, maka a k a−mr ∈H atau a s∈H. karena a suatu bilangan bulat positif terkecil
sedemikan a m∈H dan mengingat 0 ≤ s < m, maka s = 0. Sehingga k = mr. Jadi a k = a mr= (
a m ¿ ¿ r. ini berarti a k dapat dinyatakan sebagai perpangkatan bulat dari a m. jadi H suatu
subgroup siklik dari G.
Pada contoh no.1 dan no.4 diatas, kita telah memilih himpunan-himpunan bagaian
dari kelas-kelas dalam himpunan bilangan bulat yang dengan + mod m atau × mod n
merupakan suatu grup. Sekarang kita bahas lebih detail grup-grup seperti itu.
Misalkan B adalah himpunan semua bilangan bulat dan m suatu bilangan bulat positif.
Untuk a,b∈B didefinisikan bahwa a≡ b (mod m) dibaca “a kongruen dengan b modulo
m” jika dan hanya jika m|(a-b). Relasi “≡” dalam B merupakan relasi ekuivalen, maka
terbentuk partisi dalam B. Setiap bagian dari partisi itu merupakan kelas-kelas ekuivalen.

Misalnya [a] = {x∈B | x ≡ a(mod m)} yang disebut kelas a jika d∈B, maka menurut
algoritma pembagian d = hm + r untuk h, r ∈B dan 0 ≤ r < m. Sehingga d – r = hm atau m
| (d – r).

Jadi [d ]=[r ].Oleh karena itu untuk modulo m partisi terdiri atas kelas-kelas
[0],[ 1],[2],… , [m−1].
Misalkan Bm={[0], [1],[2], … ,[m – 1]}. Maka Bm dengan penjumlahan modulo
m merupakan suatu grup abelian. Pada penulisan terdahulu dan untuk selanjutnya nanti,
tanda kurung siku tersebut ditiadakan.
Apakah Bm={[0]} terhadap perkalian mod m merupakan suatu grup? Bukan,
sebagai contoh diambil m=6 ,[2]×[3]=[6]=¿], maka B6={ [ 0 ] } terhadap x mod m bukan
suatu grup.
Apakah ada himpunan bagian dari Bm yang dengan x mod m merupakan grup?

Ada. Misalnya Pm ={ [ a ] ∈ Bm ] ( a , m) =1}. yaitu himpunan kelas - kelas bilangan asli


kurang dari m yang saling prima dengan m. Akan ditunjukkan bahwa Pm dengan x mod
m merupakan suatu grup
Ambil [ a ] ,[b]∈ Pm yaitu ( a , m )=1 dan ( b , m )=1. Misalkan ( ab , m )=d. maka
d∨ab dan d∨m. Karena ( a , m )=1, maka ada r , t ∈ B sedemikian hingga ar + mt=1. Jika
kedua ruas dari kesamaan terakhir ini dikalikan b maka diperoleh abr +bmt =b Karena
d∨ab maka d∨abr, dand∨m maka d∨bmt Sehingga a∨(abr+ bmt ), berarti d∨b.
Karena d∨b, d∨m dan (b , m)=1 maka d = 1. Sehingga (ab ,m)=1. Ini berarti ¿ ∈ Pm .
Karena [a][b ]=[ab].maka Pm memenuhi sifat tertutup. Sifat asosiatif perkalian dalam Pm
mengikuti sifat asosiatif perkalian dalam B, demikian pula untuk sifat komutatifnya.
Elemen identitasnya adalah [1] sebab (1. m)=1
Ambil [a],[b], [c ]∈ P m sedemikian hingga
[a][b ]=[a][c ]
[ab]=[ac ]
[ab]−[ ac ]=[0]
[ab−ac ]=[0 ]
m∨(ab−ac)
m∨a(b−c)
m∨(b−c) , ka rena(m , a)=1
[b]=[c ]
Karena Pm. memenuhi sifat-sifat tertutup, asosiatif dan kanselasi.Maka ¿ ¿ adalah suatu
grup.
Berapakah ( Pm ) ? Sesuai dengan definisi Pm, maka ο ( P m )=¿ banyaknya bilangan asli
kurang dari m yang saling prima dengan m. Hal ini sesuai dengan definisi fungsi ϕ Euler
berikut ini.

H. Definisi 3: (Fungsi ϕ Euler)


i. ϕ ( 1 )=1
ii. Untuk bilangan asli m>1 , ϕ ( m) =¿ banyaknya bilangan asli kurang dari m yang
saling prima dengan m.
Memperhatikan definisi ini, maka ο ( P m )=ϕ ( m ) . Apabila m satu bilangan prima,
maka ϕ ( m )=m−1.ϕ ( 8 )=4, karena bilangan yang kurang dari 8 dan yang saling prima
dengan 8 adalah 1, 3, 5 yaitu ada 4 bilangan.
Maka s={[ 1 ] , [ 3 ] , [ 5 ] , [ 7 ] } dan hanya ditulis (1, 3, 5, 7).
Kita lihat grup Ps ini dengan membuat tabel Cayleynya.

Tabel .1 Grup ( Ps , x s )

xs 1 3 5 7

1 1 3 5 7

3 3 1 7 5

5 5 7 1 3

7 7 5 3 1
Memperhatikan tabel .1, tampak bahwa invers setiap elemen Ps .adalah elemen itu
sendiri Grup seperti ini biasa disebut Grup Klein ngan empat elemen P12=¿ adalah contoh
lain dari jenis grup tersebut
Definisi 3 dan uraian sebelumnya merupakan bukti dari teorema berikut ini.
I. Teorema 7
Jika m∈ A dan Pm ={x ∈ A∨x <mdan ( x ,m )=1 }. maka ( Pm , x m) adalah suatu

grup abelian dan ο ( P m )=ϕ ( m ) dengan ϕ ( m )adalah fungsi ϕ Euler


Teorema 7 ini jika dikaitkan dengan teorema 9.2. kita memperoleh teorema yang terkenal
dengan sebutan Teorema Euler.

J. Teorema 8 (Teorema Euler)


Jika (a , m)=1, maka a(m) =1(mod m).
Bukti:
( Pm , x m) suatu grup dan (a , m)=1, maka [a]∈ Pm . Karena ο ( P m )=ϕ ( m ) . Maka [a]¿(m) =1.

Sehingga [a]¿(m) =1(mod m) . keadaan khusus dari Teorema Euler tersebut, jika m suatu
bilangan Pima yang dikenal sebagai Teorema Fermat berikut ini

Akibat 8 (Teorema Fermat)


Jika P suatu bilangan prima dan (a , p)=1, maka a p−1=1(mod p). Perluasan
Teorema Fermat tersebut dinyatakan sebagai berikut jika p suatu bilangan prima, maka
a p=a(mod p) untuk setiap bilangan bulat a.
Bukti :
karena p prima, maka ϕ ( p )= p−1. sehingga menurut Teorema Euler apabila (a . p)=1,
maka ap−1=1(mod p) dan jika kedua ruas dikalikan a, maka didapat a p=a(mod p)
Selanjutnya jika p∨a, maka a=0(mod p) dan a p=a(mod p)

Contoh 6
P13={1. 2. 3 , 4 , 5 , 6 ,7 ,8 , 9 , 10 , 11 ,12 ¿ dengan x mod 13. Menurut Teorema 9.7, maka G
adalah suatu grup abelian. ϕ (13)=12. Untuk setiap a ∈G. (a , 13)=1. maka
a 12=1( mod 13). Hal ini sesuai dengan Teorema 9.2 bahwa setiap elemen suatu grup
dipangkatkan dengan order grup itu menghasilkan elemen identitas

Latihan
1. Tunjukkan bahwa setiap grub siklik adalah komutatif
2. Buktikan bahwa bilangan bulat dengan operasi penjumlahan merupakan grub siklik .
3. Buktikan bahwa U(10) adalah grub siklik . Kemudian tentukan sub grub sikliknya .
4. Buktikan bahwa Z 8 adalah grub siklik . Kemudian tentukan subgrub sikliknya .
5. Buktikan bahwa Z6 = { 0,1,2,3,4,5} dan misalkan H merupakan subgrub dari Z6 sehingga
H = a untuk a ϵ Z 6

Penyelesaian

1. Dari contoh sebelumnya , telah terbukti bahwa G ={ 0,1,2,3} terhadap operasi


penjumlahan (G,+) adalah Grub siklik dengan generator [1] dan [3] .
Misalkan x,y ϵ G sehingga x = n.a dan y = m . a untuk m,n ϵ Z.
Ambil n =1 dan m = 2 dan generatornya a=3
Akan ditunjukkan x + y = y + x
Sehingga x + y = y + x
n.a + m . a = m . a+ ¿ n.a
(n + m )a = ( m + n) a
( 1+2) 3 = (2+1) 3
3(3) =3(3)
1 =1

Jadi , G merupakan grub siklik yang Abelian / komutatif

2. (Z,*) membentuk suatu grub


Akan ditunjukkan bahwa (Z,+) merupakan grub siklik
(Z,*) merupakan grub siklik jika dan hanya jika terdapat a ϵ Z sehingga setiap anggota
dari Z dapat dibentuk oleh a
Pilih a=1 ataua=−1
Karena 1 dan -1 dapat membentuk semua anggota di G maka 1 dan -1 merupakan
generator .
Dengan demikian (Z,+) merupakan grub siklik.

3. Diketahui : misalkan U (10) = {1,3,7,9}


Ditanya : - apakah U(10) grub siklik
- Tentukan subgrub siklik dari U(10)

Jawab : bukti

U(10) = { 1,3,7,9}

<a> = { a n∨n ϵ Z }

<1> = { 10 ,11 , 12 13 … …}

= { 1}………………..<1> ≠ U (10 )

<3> = { 30 , 31, 32 , 33 … …. }

={ 1,3, 9,7}……………<3> = U(10)

<7> = { 70 , 71 ,7 2 , 73 … … . }

= { 1, 7, 9,3} …………<7> = U(10)

<9> = {9 0 , 91 , 92 , 93 … … . }

= { 1,9……} ………….<9> ≠ U(10)

Karena terdapat <a> ¿=G yaitu 3 dan 7 maka U(10) adalah grub siklik . yang

merupakan subgrub sikliknya yaitu <1> = {1} dan ,<9> = {1,9}

4. Diketahui : Z 8 = { 0,1,2,3,4,5,6,7}
Ditanya : - apakah Z 8 grub siklik ?
- Tentukan subgrub siklik dari Z 8

Jawab : bukti

Z 8 = { 0,1,2,3,4,5,6,7}

< a> = { na∨n ϵ Z }

<0> = { n(0) | n ϵ Z }
= {0}

<1> = { n(1) | n ϵ Z }

= { (0.1) , (1.1) ,(2.1) ,(3.1), (4.1) , (5,1), (6.1) ,(7.1) }

= { 0,1,2,3,4,5,6,7}

<2> = { n(2) |n ϵ Z }

= { (0.2),(1.2),(2.2),(3.2),(4.2),(5.2),(6.2)(7.2) }

= { 0,2,4,6,0,2,4,6}

={0,2,4,6}

<3> = { n(3) | n ϵ Z }

= { (0.3)(1.3),(2.3),(3.3),(4.3),(5.3),(6.3),(7.3)}

= { 0,3,6,1,4,7,2,5}

<4> = {n(4) | n ϵ Z }

= { (0.4),(1.4),(2.4),(3.4),(4.4),(5.4),(6.4),(7.4) }

= { 0,4,0,4,0,4,0,4}

= {0,4}

< 5> = { n(5) | n ϵ Z }

= { (0,5),(1,5),(2,5),(3,5),(4,5),(5,5),(6,5),(7,5) }

= { 0,5,2,7,4,1,6,3}

<6> = {n(6) | n ϵ Z }

= { (0.6),(1.6),(2.6),(3.6),(4.6),(5.6),(6.6),(7.6) }

= { 0,6,4,2,0,6,4,2}

= {0,6,4,2}

<7> = {n(7) | n ϵ Z }

= { (0.7),(1.7),(2.7),(3.7),(4.7),(5.7),(6.7),(7.7)}

= { 0,7,6,5,4,3,2,1}
Karena terdapat <a> ¿ = G yaitu 1 ,3 ,5 dan 7 maka Z 8 adalah grub siklik

Yang merupakan subgrub sikliknya yaitu

<2> ={ 0,2,4,6}

<4>= {0,4}

<6> = {0,6,4,2}

5. Diketahui : Z6 = { 0,1,2,3,4,5}
Ditanya : subgrub dari Z6
< a> = { na∨n ϵ Z }
Maka
 Jika <a> = 0 maka <0> = {(0.0),(1.0),(2.0),(3.0),(4.0),(5.0)}
= {0}
 Jika <a> = 1 maka <1> = { (0.1),(1.1),(2.1),(3.1),(4.1),(5.1)
= { 0,1,2,3,4,5} = Z6
 Jika <a> = 2 maka <2> = { (0.2)(1.2)(2.2)(3.2)(4.2)(5.2)}
= { 0,2,4,0,2,4}
= {0,2,4}
 Jika <a> = 3 maka <3> = { (0.3)(1.3)(2.3)(3.3)(4.3)(5.3) }
= {0,3,0,3,0,3}
= {0,3}
 Jika <a> = 4 maka < 4> ={ (0.4)(1.4)(2.4)(3.4)(4.4)(5.4)}
= { 0,4,2, 0,4,2}
={ 0,4,2}
 Jika <a> = 5 maka < 5> = { (0.5)(1.5)(2.5)(3.5)(4.5)(5.5) }
= { 0,5,4,3,2,1} = Z6

Jadi , subgrub-subgrub dari Z6 adalah {0} ,{0,2,4} , {0,3} dan Z6 itu sendiri
Referensi

Nina Agustyaningrum, Agus Maman Abadi, Riska Novia Sari, Yudhi Hanggara, Asmaul
Husna, Ali Mahmudi, 2019, ALJABAR ABSTRAK Teori Grup dan Ring, batam,
UNRIKAPress

Sri Suryanti, M. Si.2017. “Teori Grup (Struktur Aljabar 1)” , Gresik: UMG Press
Sukirman .2005 .Pengantar Aljabar abstrak . Malang : Universitas Negri Malang .

Anda mungkin juga menyukai