OLEH :
KELOMPOK V
DOSEN PENGAMPU :
WAHYUNI N. LARATU, S.Pd., M.Pd
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan hidayah-nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah Diagnosis dan Alternatif Solusi Bagi Peserta
Didik” tepat waktu. Makalah ini disusuun guna memenuhi salah satu tugas dosen pada mata
kuliah perkembangan peserta didik di Universitas Tadulako. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Wahyuni N. Laratu, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kami.kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleha karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok V
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1 Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar ........................................................
2.2 Latihan Diagnosis Perkembangan Peserta Didik ..........................................
2.2.1 Identifikasi Kasus Kesulitan Belajar ...................................................
2.2.2 Jenis-Jenis Kesulitan Belajar ................................................................
2.2.3 Gangguan Kesulitan Belajar .................................................................
2.2.4 Langkah-Langkah Diagnosis Kesulitan Belajar ...................................
2.3 Solusi Masalah Perkembangan Peserta Didik .........................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Simpulan .........................................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1) Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-
gejalanya.
2) Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3) Keputusan yang dicapai setelah dilakukan studi secara seksama atau gejala-gejala
atau fakta tentang suatu hal.
Melihat dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diagnosis
bukan hanya sekedar mengidentifikasi, tetapi juga memutuskan prediksi
kemungkinan-kemungkinan untuk menyarankan cara pemecahannya. Dalam dunia
pendidikan arti “diagnosis” tidak banyak mengalami perubahan, yaitu diartikan
sebagai usaha untuk mendeteksi, meneliti sebab-sebab, jenis-jenis, sifat-sifat dari
kesulitan belajar murid.
b. Kesulitan Belajar
Menurut Sunarta (1985) yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah kesulitan
yang dialami siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya
rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang
diperoleh sebagimana teman-teman kelasnya.
Semenatara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994) menganggap kesulitan belajar sebagai
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari
oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologi, sosiologis ataupun fisiologis
dalam proses belajarnya.
Berdasarkan pengertian dari kesulitan belajar, dapat disefinisikan bahwa kesulitan
belajar adalah suatu kondisi kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan belajar
dengan ditandai hambatan untuk emncapai hasil belajar yang mengakibatkan prestasi
belajar siswa rendah.
2. Metode norm-references
Maksudnya nilai prestasi rata-rata dijadikan ukuran pembanding
bagi setiap nilai prestasi individu masing-masing siswa. Tahapannya
adalah sebagai berikut :
a. Mencari dan menghitung nilai rata-rata kelas atau kelompok.
b. Menandai siswa-siswa yang nilainya dibawah rata-rata.
c. Jika mau diadakan prioritas layanan bimbingan, terlebih dahulu
harus membuat ranking seperti pada metode pertama.
5
1. Learning Disarder (Kekacauan Belajar)
Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya
respon yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasaranya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau
terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan, sehingga hasil
belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
2. Learning Disfunction
Gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan
baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormalitas mental, gangguan alat dria, dan gangguan psikologis lainnya.
3. Under Achiever
Mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi potensi belajarnya tergolong
rendah.
4. Gangguan Perseptual-Motorik
Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggutning, menempelkan,
dan sebagainya).
Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang
mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.
5. Hiperaktivitas
Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa
diam).
Berpindah-pindah satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya.
6. Kacau (distractability)
Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses
pemikiran
Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sering dikerjakan.
1. General Diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan
untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya,
untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan
tertentu.
2. Andistic Diagnosis
Pada tahap ini yang lazim diguanakan ialah tes diagnostic. Sasarannya,
untuk mengetahui dimana kelemahan tersebut. Tes yang biasa dilakukan ada
dua, yaitu :
Tes hasil Belajar
Tes yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui penguasaan bahan
pelajaran yang telah disajikan dalam proses pembelajaran dalam
bentuk ulangan, ujian, atau dalam bentuk evaluasi yang lain.
Tes Psikologis
Teknik pengumpulan data yang bersifat potensial yaitu data
tentang kemampuan yang belum nampak yang dimiliki seseorang,
misalnya bakat, intelegensi, minat, kepribadian, sikap dan sebagainya.
3. Psychological Diagnosis
Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrumen (sarana) yang digunakan
antara lain :
a. Observasi
b. Analisis Proses dan Respon
c. Wawancara
d. Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan
e. Studi Kasus
3) Guru
Memberikan layanyan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar
seperti tidak mampu menyerap bahan pembelajaran dengan baik, tidak dapat
konsentrasi dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes dan sebagainya.
Layanan tersebut lebih dikenal dengan pengajaran remidial. Sedangkan layanan
bimbingan belajar bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar lebih
dikenal dengan pengayaan atau envichment.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalh dan pembahasan yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk memahami jenis dan karakteristik
serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghumpun data informasi
selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan
dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya. Selain mengetahui
pengertian, pendidik perlu tahu Latihan diagnosis perkembangan peserta didik yang harus
dilakukan dengan mengidentifikasi kasus kesulitan belajar peserta didik, lalu menetapkan
jenis kesulitan belajar apa yang dialami peserta didik dan kemudian diberikan Langkah-
langkah pemecahan masalah kesulitan belajar peserta didik, pendidik sangat dianjurkan
untuk mengenalinya dengan cermat. Serta upaya juga untuk memahami dan mengetahui
solusi dalam masalah belajar ynag mempengaruhi perkembangan peserta didik.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami selaku penulis mengharapkan calom pendidik
kedepannya lenih peka terhadap tingkah laku peserta didik yang kemungkinan mengalami
masalah dalam kesulitanbelajar. Dan calon pendidik dapat memahami upaya yang harus
dilakukan untuk membantu peserta didik dalam mengurangi permasalahan kesulitan
dilakukan untuk membantu peserta didik dalam mengurangi permasalahan kesulitan belajar
di dalam kelas, sehingga peserta didik mapus mengikuti aturan pembelajaran dengan
nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2002. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Alang, H.M.,Sattu.2015. Urgensi Diagnosis dalam Mengatasi Kesulitan Belajar. Al-Irsyad Al-
Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, 2(1), 1-14 Dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-Nafs/article/downoad/2557/2397
Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Yogyakarta : Javalitera