Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“Masalah Diagnosis dan Alternatif Solusi bagi Peserta Didik”

OLEH :

KELOMPOK V

YULFIKA MATO T. NUMBA A24122002


BERKAT PURAPANDE A24122012
NAHDATUL RAHMI A24122019
SITI FAITUL HIDAYAH A24122029
SRI MAHARANI A24122063
UZRAH A24122112

DOSEN PENGAMPU :
WAHYUNI N. LARATU, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KATA PE NGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan hidayah-nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah Diagnosis dan Alternatif Solusi Bagi Peserta
Didik” tepat waktu. Makalah ini disusuun guna memenuhi salah satu tugas dosen pada mata
kuliah perkembangan peserta didik di Universitas Tadulako. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Wahyuni N. Laratu, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kami.kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleha karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 8 April 2023

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1 Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar ........................................................
2.2 Latihan Diagnosis Perkembangan Peserta Didik ..........................................
2.2.1 Identifikasi Kasus Kesulitan Belajar ...................................................
2.2.2 Jenis-Jenis Kesulitan Belajar ................................................................
2.2.3 Gangguan Kesulitan Belajar .................................................................
2.2.4 Langkah-Langkah Diagnosis Kesulitan Belajar ...................................
2.3 Solusi Masalah Perkembangan Peserta Didik .........................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Simpulan .........................................................................................................
3.2 Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidik merupakan sosok yang sangat penting bagi peserta didik dalam dunia
pendidikan. Hal ini karena seorang pendidik bukan hanya seorang guru atau pengajar,
tetapi harus mampu memberikan contoh yang baik bagi anak didiknya, baik secara
spiritual maupun intelektual. Akan tetapi dapat dilihat bahwa dalam dunia
pendidikan, seorang pendidik ditentukan untuk mengajar beberapa peserta didik yang
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Sebagai seorang pendidik, ia dituntut untuk memahami beberapa perbedaan dari
anak didiknya, baik dalam tingkah laku maupun dalam proses belajarnya. Siswa
memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam memperoleh kelancaran belajar,
seperti pola belajar dengan cara menghafal, membaca, atau bertanya kepada
pendidik. Dan ketika siswa pasif dan terlihat mengalami kesulitan dalam kegiatan
belajar di kelas, maka sebagai pendidik perlu dilakukan upaya untuk mengkaji gejala
anak mengalami kesulitan belajar, dan mencari tahu mengapa mereka mengalami
masalah tersebut. Untuk memudahkan pendidik membantu mengatasi kesulitaan
belajar peserta didik, maka pendidik perlu mengetahui dan memahami praktek
diagnosa perkembangan peserta didik dengan baik dan benar di lingkungan kelas.
Sehingga siswa yang menunjukkan gejala kesulitan belajar dapat ditangani dengan
cukup cepat dan efisien oleh pendidik. Dan perlunya solusi agar masalah kesulitan
belajar yang dialami siswa dapat teratasi semaksimal mungkin.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah, sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan diagnosis kesulitan belajar?
2. Bagaimana latihan diagnosis perkembangan peserta didik?
3. Apa solusi masalah perkembangan peserta didik?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun yang menjadi tujuan kami membuat makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari diagnosis kesulitan belajar
2. Mengetahui cara latihan diagnosis perkembangan peserta didik
3. Mengetahui solusi masalah diagnosis perkembangan peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar


a. Diagnosis
Diagnosis merupakan istilah teknis dibidang medis, menurut Thorndike dan
Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai berikut :

1) Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-
gejalanya.
2) Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3) Keputusan yang dicapai setelah dilakukan studi secara seksama atau gejala-gejala
atau fakta tentang suatu hal.

Melihat dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diagnosis
bukan hanya sekedar mengidentifikasi, tetapi juga memutuskan prediksi
kemungkinan-kemungkinan untuk menyarankan cara pemecahannya. Dalam dunia
pendidikan arti “diagnosis” tidak banyak mengalami perubahan, yaitu diartikan
sebagai usaha untuk mendeteksi, meneliti sebab-sebab, jenis-jenis, sifat-sifat dari
kesulitan belajar murid.

b. Kesulitan Belajar
Menurut Sunarta (1985) yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah kesulitan
yang dialami siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya
rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang
diperoleh sebagimana teman-teman kelasnya.
Semenatara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994) menganggap kesulitan belajar sebagai
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari
oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologi, sosiologis ataupun fisiologis
dalam proses belajarnya.
Berdasarkan pengertian dari kesulitan belajar, dapat disefinisikan bahwa kesulitan
belajar adalah suatu kondisi kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan belajar
dengan ditandai hambatan untuk emncapai hasil belajar yang mengakibatkan prestasi
belajar siswa rendah.

c. Diagnosis Kesulitan Belajar


Dengan mengaitkan dua pengertian diatas, dapat didefinisikan bahwa diagnosis
kesulitan belajar adalah upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar
belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan
berbagai data informasi selengkap atau seobejktif mungkin sehingga memungkinkan
untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan
pemecahannya. Diagnosis berperan untuk membantu guru lebih mengenal peserta
didiknya serta membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannya.

2.2 Latihan Diagnosis Perkembangan Peserta Didik


Sebagai seorang pendidik perlu mengetahui gejala yang terjadi pada peserta
didik, seperti yang dikatakan oleh Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa, guru
sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga
mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih
dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedical teaching).
Berkenan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran
guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Sofyan S.
Willis (2004) mengemukakan, tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing
oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar,
minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Dalam latihan diagnosis perkembangan peserta didik terlebih dahulu kita
mengetahui poin-poin penting, seperti :
2.2.1 Identifikasi Kasus Kesulitan Belajar
Sebagai seorang pendidik diharuskan untuk menentukan atau menetapkan
apakah benar peserta didik mengalami kesulitan belajar atau tidak. Maka, untuk
mengetahui hal tersebut perlu adanya dua metode yang dilakukan, diantaranya :
1. Metode criterion referenced
Maksudnya tes yang mengasumsikan bahwa instrumen evaluasi
atau soal yang digunakan telah dikembangkan dengan memenuhi
syarat -syarat tertentu. Tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan angka nilai kualitatif minimal yang dapat diterima,
misalnya 6,5 atau 7,5.
b. Membandingkan prestasi dari setiap siswa dengan angka nilai
batas lulus tersebut. Secara teoritis, mereka yang angka nilai
prestasinya berada dibawah lulus sudah dapat diduga sebagai
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
c. Menghimpun siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar serta
mencari siswa yang mengalami gejala-gejala terparah (yang
nilainya jauh dibawah siswa penderita kesulitan belajar lainnya).
d. Membuat ranking/tingkatan guna mempermudah dalam pemberian
prioritas pelayanan psikologis.

2. Metode norm-references
Maksudnya nilai prestasi rata-rata dijadikan ukuran pembanding
bagi setiap nilai prestasi individu masing-masing siswa. Tahapannya
adalah sebagai berikut :
a. Mencari dan menghitung nilai rata-rata kelas atau kelompok.
b. Menandai siswa-siswa yang nilainya dibawah rata-rata.
c. Jika mau diadakan prioritas layanan bimbingan, terlebih dahulu
harus membuat ranking seperti pada metode pertama.

2.2.2 Jenis-jenis Kesulitan Belajar


Untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah kesulitan
belajarnya, maka sebagai pendidik perlu mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar
yang dialami pada setiap peserta didiknya, sehingga pendidik tidak salah dalam
membantu peserta didiknya. Berikut adalah jenis-jenis kesulitan belajar,
diantaranya :

5
1. Learning Disarder (Kekacauan Belajar)
Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya
respon yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasaranya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau
terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan, sehingga hasil
belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.

2. Learning Disfunction
Gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan
baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormalitas mental, gangguan alat dria, dan gangguan psikologis lainnya.

3. Under Achiever
Mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi potensi belajarnya tergolong
rendah.

4. Slow Learner (Lambat Belajar)


Siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf
potensi intelektual yang sama.

5. Learning Disabilities (Ketidakmampuan Belajar)


Mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari
belajar, sehingga hasil belajar dibawah potensi intelektualnya.

Dengan mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar, pendidik dapat tahu


bagaimana ia membantu peserta didik satu dengan yang lain. Karena setiap
peserta didik memiliki masalah yang berbeda-beda.

2.2.3 Gangguan Kesulitan Belajar


Setiap peserta didik berbeda pada setiap individunya, dua hal itu juga
dalam masalah kesulitan belajar yang mereka hadapi. Berikut adalah gangguan
kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang berbeda satu sama lain,
diantaranya :

1. Gangguan Persepsi Visual


 Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis,
sehingga seringkali terbalik dalam menuliskannya kembali.
 Sering tertinggal huruf dalam menulis.
 Kacau (sulit memahami) antara kana dan kiri.
 Bingung membedakan antara obyek utama dan latar belakang.
 Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan
(tangan, kaki dan lain-lain).

2. Gangguan Persepsi Auditori


 Sulit membedakan bunyi; menangkap secara berbeda apa yang
didengarnya.
 Sulit memahami perintah, terutama beberapa perintah sekaligus.
 Bingung/kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru (sulit
menyaring) sehingga susah mengikutu diskusi, karena sementara
mencoba memahami apa yang sedang didengar, sudah datang suara
(masalah) lain.

3. Gangguan Belajar Bahasa


 Sulit memahami/menangkap apa yang dikatakan orang kepadanya.
 Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.

4. Gangguan Perseptual-Motorik
 Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggutning, menempelkan,
dan sebagainya).
 Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang
mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.

5. Hiperaktivitas
 Sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa
diam).
 Berpindah-pindah satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya.

6. Kacau (distractability)
 Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting.
 Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses
pemikiran
 Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sering dikerjakan.

2.2.4 Langkah-langkah Diagnosis Kesulitan Belajar


Untuk mempermudah dalam mendiagnosis, seorang pendidik perlu
mengetahui langkah-langkahnya, yang dijelaskan oleh Burton (1952) bahwa
penggolongan tahapan-tahapan diagnosis tidak didasarkan pada usaha
penanganan, tetapi didasarkan pada teknik dan instrumen (sarana) yang
digunakan dalam pelaksanaannya, seperti dibawah ini :

1. General Diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan
untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya,
untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan
tertentu.

2. Andistic Diagnosis
Pada tahap ini yang lazim diguanakan ialah tes diagnostic. Sasarannya,
untuk mengetahui dimana kelemahan tersebut. Tes yang biasa dilakukan ada
dua, yaitu :
 Tes hasil Belajar
Tes yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui penguasaan bahan
pelajaran yang telah disajikan dalam proses pembelajaran dalam
bentuk ulangan, ujian, atau dalam bentuk evaluasi yang lain.

 Tes Psikologis
Teknik pengumpulan data yang bersifat potensial yaitu data
tentang kemampuan yang belum nampak yang dimiliki seseorang,
misalnya bakat, intelegensi, minat, kepribadian, sikap dan sebagainya.

3. Psychological Diagnosis
Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrumen (sarana) yang digunakan
antara lain :
a. Observasi
b. Analisis Proses dan Respon
c. Wawancara
d. Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan
e. Studi Kasus

2.3 Solusi Masalah Perkembangan Peserta Didik


Setelah mempelajari upaya untuk mendiagnosis masalah kesulitan belajar peserta didik,
maka perlu juga untuk memahami dan mengetahui solusi dalam masalah kesulitan
belajar yang mempengaruhi perkembangan peserta didik, diantaranya:
a) mengajarkan Kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa
b) memberikan Latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan. Selanjutnya
memberikan informasi kepada:
1) Siswa
Tentang bagaimana cara belajar yang baik, pentingnya mengulang
pelajaran di rumah, bagaimana pentingnya membaca buku dan keseriusan belajar
di dalam kelas, serta yang paling penting adalah rajin beribadah kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena kunci keberhasilan itu adalah berusaha, berdoa dan
bertawakal. Selain itu seorang guru harus memberikan motivasi atau penguatan
kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu
Latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam
belajar.
2) Orang Tua
Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian
terhadap belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat
berperan penting bagi pekembangan anak dalam belajar, karena Pendidikan yang
pertama dan yang paling utama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Selain itu
juga memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara menyikapi anak
dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa

3) Guru
Memberikan layanyan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar
seperti tidak mampu menyerap bahan pembelajaran dengan baik, tidak dapat
konsentrasi dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes dan sebagainya.
Layanan tersebut lebih dikenal dengan pengajaran remidial. Sedangkan layanan
bimbingan belajar bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar lebih
dikenal dengan pengayaan atau envichment.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalh dan pembahasan yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk memahami jenis dan karakteristik
serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghumpun data informasi
selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan
dan keputusan serta mencari alternatif kemungkinan pemecahannya. Selain mengetahui
pengertian, pendidik perlu tahu Latihan diagnosis perkembangan peserta didik yang harus
dilakukan dengan mengidentifikasi kasus kesulitan belajar peserta didik, lalu menetapkan
jenis kesulitan belajar apa yang dialami peserta didik dan kemudian diberikan Langkah-
langkah pemecahan masalah kesulitan belajar peserta didik, pendidik sangat dianjurkan
untuk mengenalinya dengan cermat. Serta upaya juga untuk memahami dan mengetahui
solusi dalam masalah belajar ynag mempengaruhi perkembangan peserta didik.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami selaku penulis mengharapkan calom pendidik
kedepannya lenih peka terhadap tingkah laku peserta didik yang kemungkinan mengalami
masalah dalam kesulitanbelajar. Dan calon pendidik dapat memahami upaya yang harus
dilakukan untuk membantu peserta didik dalam mengurangi permasalahan kesulitan
dilakukan untuk membantu peserta didik dalam mengurangi permasalahan kesulitan belajar
di dalam kelas, sehingga peserta didik mapus mengikuti aturan pembelajaran dengan
nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2002. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Alang, H.M.,Sattu.2015. Urgensi Diagnosis dalam Mengatasi Kesulitan Belajar. Al-Irsyad Al-
Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, 2(1), 1-14 Dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-Nafs/article/downoad/2557/2397

Kostoer, Portowisastro, & Hadisuparto,A.1998.Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar :


Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Muha Lentera.

Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Yogyakarta : Javalitera

Anda mungkin juga menyukai