Anda di halaman 1dari 11

GANGGUAN KOMUNIKASI DAN MENELAN

KLASIFIKASI GANGGUAN KOMUNIKASI

• Gang. Komunikasi: Bicara, Bahasa, Suara & Irama/Kelancaran.

• Penyebab : congenital , heriditer, penyakit, gangguan /kelainan fisik, psikis dan sosiologis.

GANGGUAN BICARA

Salah satu jenis gang. perilaku komunikasi yg ditandai ada kesalahan proses produksi bunyi bicara.
Kesalahan Point Of Articulation (POA) & Manner Of Articulation (MOA) berupa : Subtitusi, Omisi, Distorsi
& Adisi.

1. Disaudia : Gang. Bicara akibat gang. Pendengaran.

Kesalahan pembentukan konsep mengakibatkan kesalahan dlm POA & MOA, nada tinggi, monoton,
kesulitan prosodi maka berakibat keterlambatan/keterbatasan perbendaharaan Bahasa. Dlm
komunikasi sering memakai isyarat/gesture.

2. Dislogia : Gang. Bicara akibat rendahnya kapasitas mental intelektual/taraf kecerdasannya. Kesulitan
dlm mengamati, mengolah hasil pengamatan. Maka akan mempengaruhi keterbatasan pembentukan
konsep bahasa & pengertian. Karakteristknya : Kesalahan artikulasi krn tak mampu mengamati
perbedaan bunyi yg hampir sama.

Rendah mengingat, kalimat sederhana baik isi maupun kata-kata yg digunakan.

Aktifitas sederhana, konkrit & rutin, ekspreai verbal kurang lancar tuk yg komplek.

3. Disartria : Gang. Bicara akibat kelumpuhan, kelemahan, spastisitas, gang. Koordinasi otot2 organ
bicara disebabkan kerusakan syaraf pusat maupun perifer.

a. Spastik Disatria : Kelainan bicara akibat spstisitas otot2 organ bicara.

Ciri : bIcara lambat, terputus-putus, nada&kekerasan monoton, prosodi tidak mampu.

Lessi : Upper Motor Neuron (UMN) bilateral.

b. Flaccid Disartria : Kelainan bicara akibat kelemahan/kelumpuhan otot2 organ bicara maka tidak
mampu melakukan gerakan intensitas/kekuatan yg memadai.

Ciri : bicara lemah, lambat, suara nasal, hipernasal breathy voice (suara napas).

Lessi : Lower Motor Neuron (LMN).


c. Ataxia Disatyria : Kelainan bicara akibat gang. Koordinasi gerakan2 phonasi, artikulasi & resonansi
pd saat mulai kata/kalimat, monoton.

Lessi : Cerebellum.

d. Hypokinetic Disartria : Kelainan bicara akibat penurunan reaksi otot organ bicara thd rangsangan
dari cortec.

Ciri : kekerasan & nada onoton, kurang tekanan pd kalimat & kesalahan artikulasi.

Lessi : Sistem Extrapyramidal.

e. Hyperkenetic Disartria : Kelainan bicara akibat kegagalan tuk melakukan gerakan voluntary,
abnormalitas tonus.

Ciri : kegagalan dlm kenyaringan, phonasi terputus-putus.

Lessi : disfungsi dari sistem extrapyramidalis. .

Disglossia : Gang. Bicara akibat kelainan bentuk dan atau struktur organ bicara, khususnya artikulator.

a. Palatoschisis (Patologis) : celah bibir, palatum krn kegagalan fusi antara processus nasalis &
processus maxilaris pd saat janisn usia 3 b atau 12 m, maka mengakibatkan cavum nasi & cavum
oris tidak menyatu.

b. Molocclusion (Struktur gigi atas & bawah).

C. Anomali kelainan bentuk & strukur oragan bicara :

* Kebiasaan salah menghisap ibu jari, tonsil, adenoid yg mempengaruhi gerak lidah.

* Trauma : Fraktur mandibulla, Maxilla, TMJ.

* Conenital anomalis : ukuran & bentuk organ yg lebih/kurang dari normal : labial frenum, lingual
frenum

5. a. Auditif Inattention : Tak mampu memperhatikan bunyi & bicara yg diterima dg baik.

Tikus ……. Kikus. . Dislalia : Suatu istilah tuk menyebut gejala kelanan bicara berkaitan dg kondisi
psikososial.

b. Short Memory Span : Tak mampu mengingat rangsangan yg diterima secara digital (berurutan).

Sepatu ….. Atu, Tu saja.

c. Auditory Persepsi Problem : Tak mampu mengamati bicara yg diterima dari lingkungan.

* Primary Auditory Perception Problem : Sulit membedakan bunyi pokok dg latar belakang, pd saat
sama.
* Secondary Auditory Perception Problem : Sulit membedakam bunyi yg hampir sama : /t/ dg /k/,
/g/ dg /d/, /p/ dg /b/.

* Misimitation : Contoh dr. lingkungan yg salah biasanya tuk hal yg senang tetapi masih dibawa tuk
perkembangannya.

d. Idioglossia : Bicara yg khas pd anak kembar.

e. Bilinguisme : Penggunaan du bahasa atau lebih pd masa perkembangan.

f. Misarticulation : Istilah yg digunakan tuk menyebutkan adanya keinan bicara khusus artikulasi
dimana os tak mampu memproduksi bicara yg benar. Baik POA & MOA. Tak didapatkan indikasi
kelainan anatomis, fisiologis, psikologis & sosiologis.

GANGGUAN BAHASA

Salah satu jenis gang. Perilaku komunikasi dimana os mengalami kesulitan dlm/pd proses
Simbolisasi. Tidak mampu menginterprestasikan simbol yg diterima maupun sebaliknya menjadikan
simbol2 yg dimengerti orang lain.

1. Keterlambatan Perk. Bhs

Salah satu jenis Kel. Bhs kegagalan os dlm mencapai tahap2 perk. Bhsnya. Kemp. Bhs os lebih

lambat/rendah dr. kemp. Bhs anak normal yg sebaya.

Penyebab : Mental Retardasi, Ketulian, Congenital Aphasia, Development Aphasia. Autisma,


Minimal Braindysfungtion & Kesulitan Belajar.

Ciri Tingkah Laku : Kurang perhatian, mudah teralih & minat thp rangsangan yg ada
disekelilingnya, konsentrasi kurang baik, mudah bingung, cepat frustasi, kreatifitas & Imaginasi
rendah, kurang memiliki konsep diri.

Karakteristik Anak Kesulitan Belajar :Tidak ada karakteristik atau perilaku yg ditemukan pd AKB.
Sebagian AKB aspek2 Kognirit : membaca, berhitung, bhs, menulis yg berhubungan wilayah
akademik mengalami gannguan.

Beberapa istilah gangguan bahasa

• Disfasia perkembangan : Gang. Fungsi Bhs

• Disleksia : Kesulitan membaca

• Disgrafia : Kesulitan Menulis

• Diskalkulia : Kesulitan Berhitung.

• Tidak terampil (Clomsiness)


• Hiperkenetik (Attention Difficult Disorder)

• Gangguan Visuo Spasial (tidak tahu arah).

• Autisma : gang. Dasar yg luar biasa, ketidakmampuan untuk menghubungkan. Dari awal
hidupnya kesendirian yg amat sangat, mengacuhkan, mengabaikan, menutup apapun dari
pihak luar (Kenner, 1943). Autisma berasal dari kata Yunani (Geek) “Autos” yg berarti sendiri
atau menyepi.

• Lessi : Ketidak normalan yg konsisten pd sistem Limbik & Cerebellum, Brain system (Bouman
1992, Hasimoto 1992).

• Penyebab : Rubella, Phenylketonuria, Tuberous Sclerosis, Fragila x Syndrome, Hestidenemia,


Heparin Sulfatase Deficiency. Gang. Metabolisme & Autoimmune yg dicetuskan oleh RAGI.
Peningkatan metabolisme oleh RAGI & BAKTERI serta PEPTIDA dari GANDUM & SUSU oleh
William Shaw,PhD. Pertumbuhan ragi yg abnormal pd saluran pecernaan disebut gliotoxis
serta immunotoxin.

• Ragi (candida) menghasilkan derivate gula tak normal yg disebut arabitol yg berubah
menjadi arabinose yg mengganggu metablisme karbohidrat menjadi pentosidine yg akan
merusak fungsi sel otak menjadikan kekusutan syaraf. Peptida dari terigu & susu yg tidak
dicerna, bereaksi dg reseptor opiate dlm temporal lobus diotak yg bertanggung jawab atas
intergrasi pendengaran & bhs sehingga akan menggangu fungsi daerah tsb.

Ciri : Tak mampu menjalin interaksi, kontak mata kurang, tak bisa bermain dg teman sebaya,
bicara lambat tak berkembang, kurang variatif, kurang imajinatif , gerakan aneh & khas,
sering menggunakan bhs yg aneh.

2. Afasia : Salah satu jenis gang. Bhs akibat adanya kerusakan pd pusat2 bhs di cortex cerebri.

Adanya keruskan/lessi di cortex cerebri menyebabkan kesulitan atau kehilangan kemampuan


simbolisasi baik secara pasif (decoding) maupun aktif (encoding).

Secara kronologis, aphasia dibedakan :

a. Childhood aphasia (afasia anak).

b. Adult aphasia (afasia dewasa).

Secara Kilinis, aphasia dibedakan :

a. Aphasia Sensoris : Aphasia receptif, word deefness, fluent aphasia atau wernickes
aphasia. Kesulitan menginterprestasikan rang. Yg diterima. Lessi : pusat wernicke lobus
temporalis area 41,42 & 21.22.

b. Aphasia Motorik : Aphasia ekspresif, word dumdness, nonfluent aphasia/broca aphasia.


Kesulitan memformulasikan pikiran, perasaan, kemauannya menjadi simbol2 yg
dimengerti orang lain, ekspresinya tidak lancar. Lessi lobus temporalis anterior (area
broca), parietalis inferior atau frontalis posterior area 44 brodman.
c. Aphasia Konduktif : Dynamic aphasia atau transcorticalsensory aphasia. Kesulitan meniru
& mengulang bunyi bhs. Kemampuan memahami rang. Baik, bicara lancar pd kalimat
pendek, tetapi kalimat panjang terganggu. Lessi : fasciculus arcuatus serta di kedalaman
sub cortex gyrus supramarginalis di lobus temporalis superior.

d. Aphasia Amnesic : Nominal phasia atau anomis. Kesulitan memilih & menggunakan simbol
yg tepat, biasanya yg berhubungan dg nama, aktivitas situasi yg berhubungan dg aktivitas
kehidupan. Lessi :gyrus angularis di lobus temporalis hemisfer kiri.

e. Aphasi Global : Aphasia total. Kesulitan berat baik menginterprestasikan maupun


memformulasikan. Lessi : Werncke, broca & cortex assosiasi pd hemisfer kiri.

GANGGUAN SUARA

Salah satu jenis gang. Komunikasi yg ditandai dg adanya gangguan pd proses produksi suara.
Mencakup aktivitas saat phonasi. Sehingga mempengaruhi unsur2 suara :
kekerasan/kenyaringan, nada & kwalitas suara.

1. Gang. Kekerasan/kenyaringan : Gang. Intensitas udara dari paru2 untu menekan plica vokalis.

a. Loud Voice : Intensitas yg berlebihan, suara yg dihasilkan mempunyai keklerasan /


kenyaringan berlebihan.

b. Soft Voice : Intensitas ygminimal sehingga os tidak mampu memproduksi kekerasan/


kenyaringan yg dikehendaki.

2. Gang. Nada (Pitch) : Gang. Frekwensi getaran plicavokalis pd saat phonasi.

a. High Pitch : Mempunyai nada yg lebih tinggi dari nada normal, nada normal harus sesuai
dg jenis kelamin & usia.

b. Low Pitch : Hanya mampu memproduksi nada yg lebih rendah dari seharusnyanya.
Nadanya rendah tidak sesuai dg jenis kelamin.

c. Monoton : Tidak mampu memproduksi nada yg bervariasi.

d. Diplophonia : Terjadinya dua nada pd saat phonasi. Hal ini terjadi krn adanya adduksi
plica vokalis & Plica ventricularis pd saat phonasi.

e. Puberphonia : Perubahan nada akibat perubahan struktur larynx dari masa anak2 ke masa
dewasa, dimana pd umumnya os ini mempertahankan pola phonasi lama (masa anak2).

3. Gang. Kwalitet (mutu) : Tidak sempurnanya kontak antara plica vocalis pd saat phonasi,
menyebabkan aliran udara yg tidak terkendali atau tidak tergetarnya dg sempurna.
a. Breahiness : Suara desah saat phonasi, timbul saat adduksi, bag. Posterior dri plica
vocalis tidak sempurna dg celah bag. Posterior udara mengalir keluar tanpa tergetar dg
sempurna.

b. Hoarseness : Suara serak, adduksi plica vocalis yg tidak optimal terjadi daerah anterior,
nada rendah.

c. Harsness : Suara serak, over adduksi dari plica vocalis, nada tinggi.

d. Spastic Dysphonia : Suara serak akibat adanya interupsi pd saat phonasi. Terhentinya
adduksi secara tiba2 akibat spsstic.

e. Ventricular Voice : Suara serak, lemah, nada rendah, terjadi saat adduksi pd pliva
ventricularis.

Kelainan Kwalitas akibat kegagalan fungsi resonansi :

a. Hypernasalitry : Suara sengau terjadi krn adanya aliran udara ke rongga nasopharynx pd
waktu mengucapkan bunyi2 fonem yg MOA nya bukan nasal

b. Hyponasality/Denasality : Sulit memproduksi nasal resonance pd saat mengucapakan


fonem yg MOA nya nasa.

c. Mixednasality : Campuran keduanya.

Semua Jenis Gangguan tersebut diatas disebut : DYSPHONIA.

4. Aphonia : Ketidak mampuan yg sempurna untuk memproduksi suara. Terjadi krn kelumpuhan
plica vocalis, histeria, pertumbuhan yg abnormal atau suatu penyakit serta traumatis.

Penyebab : Post laryngectomy, Juvenilla papilomatosis, Laryngomalacia, Hyperkenesia &


Adduktor paralysis bilateral.

GANGGUAN IRAMA/KELANCARAN

Salah satu jenis gang. Perilaku komunikasi yg ditandai adanya ketidak lancaran irama bicaranya.

1. Stuttering : Gagap. Gang. Kelancaran yg berupa pengulangan bunyi atau suku kata (repetition),
perpanjangan ( prolongation) dan atau ketidak mampuan untuk memulai kata meskipun sudah
melakukan usaha (blocking).

a. Primary Stutttering : Penderita belum sadar kan kesulitannya.

b. Secondary Stuttering : Penderita mulai sadar akan kesulitanya.


2. Cluttering : Gang. Irama dimana penderita dg irama yg sangat cepat terjadi kesalahan artikulasi
yg khas, sulit dimengerti.

3. Palilalia : Kecenderungan mengulangi kata atau phrase pd waktu mengucapkan kalimat.


Meskipun sadar tetapi tidak mampu menghilangkan kesalahan, kecenderungan yg tidak
terkontrol tersebut. Lessi : ganglia basal.

DISFAGIA (Gangguan Menelan)

• Kesulitan menelan & mengunyah yg merupakan gejala sisa yg umum terjadi pd setioap oyang yg
mempunyai luka di jaringan kortikal & kelainan pembuluh darah di otak.

• Disfagia : Merupakan manifestasi klinis dari kelainan neurologis : Cerebro Vascular Accident
(CVA), trauma kepala, pendarahan otak, parkinson dll. (Brenda Em, 1990).

• Klasifikasi Disfagia :

1. Disfafia psikogenik : akibat behavioral disturbance.

2. Disfagia Neurogenik : Gang. Sistem syaraf yg dpt mengenai sistem syaraf pusat,
myoneural junction atau sistem syaraf perifer.

3. Disfagia Patplogik : Tumor, Kanker nasopharynx …. Sumbatan lumen, Kanker lidah… Tekanan
Lumen.

• Jenis Disfagia : Disfagia Fase Oral, Disfagia Fase Pharyngeal & Disfagia Fase Oesfageal.

DEMENSIA

 Demensia (De = tanpa; mens = fungsi intelek), ditandai deteriorasi fungsi intelektual & fungsi
luhur.

 Gangguan : memory, komprehensi, orientasi, persepsi, memahami konsep, pertimbangan,


perhatian, pemikiran abstrak, verbalisasi & pengetahuan umum.

 Lokasi Gangguan : Kortek assosiasi, hipothalamus, lobus frontalis, lobektomi lobus temporalis,
nukleus anterior & mediodorsalis thalami.

 Penyebab : atropi pd jaringan otak, gannguan peredaran darah, peradangan otak, penyakit2
degeneratif pd otak, penyakit defisiensi, neoplasma & trauma kepala.

 Tes Memory (Fungsi Luhur) : Perhatian, orientasi, kesiagaan, pembicaraan, komprehensi,


memori, berhitung, menyebut nama, repetisi mengulang kalimat, membaca, menulis,
diskriminasi kanan-kiri & praksi.
 Jenis Demensia :

1. Demensia fase lanjut : Terjadi gang. Semua komponen.

2. Demensia Fase dini : terjadi 3 – 5 komponen.

3. Gang. Serebral lokal : terjadi gang. 1 komponen.

4. Kusut piki : gang. Bersifat sementara.

AMNESIA

Gang. Memori yg sementara atau menetap.

1. Gang. immediate memory : menyebut 6 digit.

2. Gang. short term memory : tdk dpt mengingat apa yg telah terjadi sifat sementara, ia tdk dpt
menentukanterjadinyapd saat itu.

3. Gang. long term memory : tdk mengenal riwayat hidup hidup, akibat lessi, taruma, infeksi yg
mengenai diensefalon, hipotalamus, bag. Mediodorsal talamus.

4. Gang. memory verbal : tdk ingat apa yg disebutkan, lessi lobus temporalis kiri.

5. Gang. memory visual : apa yg diperl;ihatkan mengalami gang.

6. Transient global amnesia : gang. Peredaran darah otak kiri (TIA’S – Transient Ischemic Attack).

Gang. Apraksia : kesulitan untuk melakukan aktifitas motorikyg bertujuan serta keterampilan
tertentu, lessi lobus frontalis & parietalis.

a. Apraksia kontruksial : Ketidak mampuan untuk membentuk bentuk2 gambar &


menyusun balok atau batang korek api, lessi lobus parietalis non dominan.

b. Aparksia verbal : kesulitan untuk mengerti rang. Yg diterima meskipun tidak ada gang.
Pendengaran.

AUTISMA

 Autisma berasal dari bhs yunani (greek), Autos yg arti sendiri atau menyepi. Istilah ini
Menggambarkan suatu jenis dari masalah neurologi: Pikiran, persepsi & perhatian, pemahaman,
gang. Dlm kognitif, bhs, perilaku komunikasi & interaksi sosial.

 Prevalensi :

1. Tonoue 1988 jepang ada 13 per 10.000 kelahiran. 2. Rudi


Sutadi 4 -5 atau 15 – 20 dari 10.000 kelahiran dan 400- 500 atau 1500 – 2000 per 1
juta penduduk.
3. Jak TV Hari 9 Februari 2007 di Amerika Serikat 1 dari 150 anak normal mengalami
Autisma.

4. Autisma sering ditemukan pd laki-laki 2,6 – 4 : 1. Laki-laki lebih mudah mendapat


gang. Fungsi otak, namum anak perempuan gejala lebih berat & IQ-nya lebih
rendah.

5. Siaran Televesi April 2008 dlm rangka Hari Autisme Dunia : Di Amerika : 1 : 150 anak,
Inggris : 1 : 100 anak, Australia : 1 : 50 anak dan Indonesia 1 : 500 anak.

 Penyebab : Rubella, Phenylketonuria, Tuberous Sclerosis, Fragila x Syndrome, Hestidenemia,


Heparin Sulfatase Deficiency. Gang. Metabolisme & Autoimmune yg dicetuskan oleh RAGI.
Peningkatan metabolisme oleh RAGI & BAKTERI serta PEPTIDA dari GANDUM & SUSU oleh
William Shaw,PhD. Pertumbuhan ragi yg abnormal pd saluran pecernaan disebut gliotoxis serta
immunotoxin.

 Ragi (candida) menghasilkan derivate gula tak normal yg disebut arabitol yg berubah menjadi
arabinose yg mengganggu metablisme karbohidrat menjadi pentosidine yg akan merusak fungsi
sel otak menjadikan kekusutan syaraf. Peptida dari terigu & susu yg tidak dicerna, bereaksi dg
reseptor opiate dlm temporal lobus diotak yg bertanggung jawab atas intergrasi pendengaran &
bhs sehingga akan menggangu fungsi daerah tsb.

 Lessi : Ketidak normalan yg konsisten pd sistem Limbik & Cerebellum, Brain system (Bouman
1992, Hasimoto 1992). Melly Budiman : 43 % lobus parietalis lekuk-lekuk otak berkurang, 250
anak autisma cerebellum lebih kecil dri anak normal hasil MRI, gang. Sistem limbic (emosi &
agresi) & gang. Hippocampus sbg fungsi belajar & daya ingat.

Ciri : Melukai diri sendiri, tantrum, ketidak patuhan & merangsang diri sendiri, gang. Kualitatif
dlm hub. Atau kontak, Gang. Kualitatif dlm komunikasi, suatu pola yg dipertahankan & diulang-
ulang. Kelainan menjadi nyata sebelum usia 3 tahun, tampak ada gang. Dlm bid : Interaksi sosial,
bicara, bhs & cara bermain yg kurang variatif.

Diagnosa Autisma : Perkembangan keterampilan tdk merata, ekolalia baik pd kata atau kalimat,
memahami atau menginterprestasikan bhs.

Mental Retardasi : Perkembangan keterampilan merata, bhs & bicara terlambat.

Hambatan kualitatif dlm komunikasi verbal & non verbal :

Bergumam, Sering tdk memahami ucapan yg ditujukan kepadanya, tidak menunjuk tetapi
mengambil tangan orang tuanya, sukar memahami arti, susah menggunakan bhs yg komplek,
sering mengulang kata2, sering terlebih dahulu menggunakan kata saya … kamu, menyebut
dirinya “kamu”, sering berbicara sendiri dg mengulang potongan kata iklan, lagu di TV &
mengucapkan dlm wakru yg tidak sesuai, kata2nya aneh, kadang suli berkomunikasi, kapan
giliran bicara, tidak tahu memilih topik, bicara sering kaku, menjemukan, volume suara susah
diatur, komunikasi non verbal, tidak menggunakan gerakan tubuh dlm komunikasi.

 Gang. Kognitif :

1. Autisma 75 – 80 % mengalami retardasi mental dg derajat sedang.

2. Autisma menunjukkan pecahan yg luar biasa… daya ingat yg baik.

3. Autisma 50 % Idiot savant … retardasi mental tapi mempunyai kemampuan yg luar


biasa.

Gang. Yg lain : aktivitas & minat yg terbatas, respon abnormal thd rang. Indra, gang. Tidur
&makan, Perilaku yg membahayakan diri sendiri.

 Tujuan Terapi :

1. Mengurangi masalah tingkah laku.

2. Meningkatkan kemampuan belajar & perkembangan penguasaan bhs yg menyeluruh sifat


individu dg sistem kerja “multi disipliner”.

 Keberhasilan Terapi :

1. Umur 2 – 5 tahun.

2. Kecerdasan baik.

3. Perkembangan bhs & bicara.

4. Intensitas terapi : Intensif, terpadu, waktu belajar paling efektif 4-8 jam per hari
dibutuhkan 30-40 perminggu (Lovas 1998) & peran keluaraga.

 Prognosa Autisma : Ivan


Lovas (l987) 19 Aanak Autisma : 9 : 47 % fungsi kognitif normal. 20 % tidak ada bicara tapi belajar
isyarat, 25 % sedang.

Sekilas Metode Terapi :


Sebelum latihan bicara :
a. Merangsang oral motor.

b. Tekanan pd wajah… tanpa gosokan & pijatan.

c. Gunakan rangansangan dingin : menggunakan es dg mengulum, taruh di pipi kiri & kanan.
Hindari masuk ke rongga mulut untuk mencegah terjadinya tersendak/ tercekik.

d. Vibrasi pd lidah… merek Sonic Care.


Langkah2 yg mendorong perkembanmgan berbicara : Menyanyi, berayun- ayun.. Stimulasi
vestibular, hindari stres, pandangan & isyarat… merasakan serta meraba.

 Video sering digunakan sebagai sarana mengajar:

Special Kisd Video (Video Khusus Anak) meonolong anak belajar, berbicara, menulis,
berkomunikasi & mempelajari keahlian-keahlian yg dpt menolong diri sendiri. Bidang yg dpt
dicakup oleh video : Angka, huruf, bentuk, warna, bagian tubuh, cara berpakaian, binatang,
pengucapan kata, olah raga, permainan & kegiatan sehari-hari disekolah.

 Sudut Pandang dlm Pengembangan Bahasa & Bicara.

Dlm upaya mengembangkan kemampuan bahasa & bicara yg benar & baik, perlu mengetahui
fungsi atau kemampuan belahan otak.

1. Kemampuan belahan otak kiri (Kemampuan linguistik) : untuk penggunan bahasa &
bicara yg benar.

a. Isi Bahasa (Semantik) : Pengetahuan Obyek , Membaca, Hubungan Obyek , Hubungan


Peristiwa

b. Bentuk Bahasa : Menulis, Fonologi,Morfologi, Sintaktik, Matematik.

2. Kemampuan belahan otak kanan (kemampuan para linguistik) : untuk penggunaan


bahasa & bicara yg baik.

3. Pragmatik Bahasa : Intonasi, Prosodi, Atensi, Orientasi, Emosi, Gilir Bicara Tugas, Kontak
Mata, Pemahaman Perubahan, Fokus Bicara, Seleksi Topik Bicara.

 Dlm mengembangkan kemampuan bahsa & bicara menggunakan modalitas auditory, visual &
tactail/kinestetik dimulai dari Aktivitas Sehari-hari anak (ADL-nya).

 Bentuk Tim Penanganannya “Multi Disipliner” : Terapis Wicara, Psikolog, Psikiater, Neurolog,
Paediatris, Okupasi Terapis, Ortopaedagog, Paedagog, Nutrisi, Fisioterpi & Peran Orang Tua.

Anda mungkin juga menyukai