Anda di halaman 1dari 87

GANGGUAN NEUROBEHAVIOUR

Amnesia
adalah kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif). Jenis amnesia global ini umum terjadi mulai usia pertengahan sampai usia tua, terutama pada pria, dan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam. Dampak lain dari amnesia adalah ketidakmampuan membayangkan masa depan. Karena kerusakan pada hipokampus
2

Bentuk amnesia

Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat. Retrograde amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa.
Kedua kategori amnesia tersebut dapat muncul bersamaan pada pasien yang sama. Contohnya seperti pada pengendara sepeda motor yang tidak mengingat akan pergi kemana dia sebelum tabrakan (retrograde amnesia), juga melupakan tentang kejadian di rumah sakit dua hari setelahnya (anterograde amnesia).

DEFINISI AFASIA

Gangguan pada kemampuan interpretasi dan formulasi simbol bahasa berupa gangguan pemahaman pendengaran, pengungkapan bahasa akibat kerusakan otak. Darley (1964) Gangguan pada pusat proses bahasa berupa berbagai ganguan modalitas bahasa (kemampuan materi verbal, membaca, bicara, menulis) Rosenberk, Kertezt, dkk : Gangguan pengertian dan perumusan bahasa (pengertian auditori, membaca, bahasa oral, ekspresi dan bahasa tulis) Gangguan dapatan dan baru terjadi bukan akibat atrofi gradual pada dementia, kongenital, perkembangan bahasa karena gangguan fisiologis, gangguan kognisi bukan karena gangguan fungsi sensorik, motorik, gangguan penglihatan, paresis otot bicara. Afasia sering bersama gejala aleksia, agrafia, apraksia, akalkulia

ESESMEN AFASIA
Tujuan : Menetapkan adanya afasia DD gangguan komunikasi neurologik lain Klasifikasi sub tipe afasia Mengukur derajat keparahan afasia Mencari faktor-faktor yang memperberat / memperingan Menganalisa kemampuan perilaku kognitif, pemahaman bahasa, bentuk bahasa, komunikasi dan penggunaan bahasa, kemampuan menghasilkan bentuk bahasa. Identifikasi terapi / intervensi dan latihan yang dibutuhkan sesuai kemampuannya, menentukan spesifikasi, prioritas dan tujuan intervensi. Menentukan Prognosis. Metode : Pendekatan klinis pem fisik, pem mental / fs luhur Test batere afasia formal standar Pendekatan tehnik eksperimental

MEKANISME BERBAHASA

Impuls dalam sirkuit jaringan saraf simultan dan umpan balik Interkoneksi dengan proses fungsi luhur yang lain memori, emosi dan atensi. Empat aspek dalam berbahasa Sikap (gestural) : ekspresi Prosodi : irama vokalisasi Semantik : arti kata Sintaksis : organisasi / gramatika Modalitas bahasa 1. Bicara spontan (spontaneus speech -Konversasi) 2. Pengertian bahasa auditif (comprehension) 3. Penamaan (Naming) 4. Pengulangan (Repetition of spoken language) 5. Membaca (Reading) 6. Menulis (Writing)

IMPULS AUDITORI

IMPULS VISUAL

AREA WERNICK SUARA / VISUAL SIMBOL BAHASA VISUAL PUSAT PENGERTIAN BAHASA INTEGRASI BAHASA AUDITORI-VISUAL

PUSAT PENGENALAN KATA (WERNICK) AREA BROCA PUSAT PRODUKSI KATA AREA MOTORIK PRIMER

PROGNOSIS
ETIOLOGI ONSET LESI (LUAS/LETAK) TERAPI WICARA

AFASIA
TIPE AFASIA TINGKAT KEPARAHAN

PROGNOSIS

INTERNAL
UMUR LATERALISASI PENDIDIKAN/SOSIAL KEPRIBADIAN

ASPEK REHABILITASI MEDIK PADA AFASIA


PROBLEM
F INTERNAL PREMORBID FISIK = KU DEFISIT NEUROLOGIS (gejala sisa) F SOSIAL PENDIDIKAN PEKERJAAN EKONOMI KELUARGA METODE PEN KAPASITAS FUNG KOMUNIKASI OPTIMAL KOM ALTERNATIF SUPPORT, MOTIVASI

REHABILITASI MEDIK PADA AFASIA


TUJUAN KECACATAN TURUN / (-) HIDUP HARMONI PENINGKATAN KWALITAS, PRODUKTIVITAS

TUJUAN

Pemahaman & produksi bahasa lebih efektif Peningkatan potensial fungsi maksimal Peningkatan kepribadian, percaya diri

PENDEKATAN (HUBER)

PERBAIKAN

Orientasi sindrom Orientasi bahasa

TERAPI WICARARA
DASAR

KOMUNIKASI MAKSIMAL

Sedini mungkin Program Individu / kelompok Motivasi relearning Stimulasi verbal hindari non verbal Repetition (pengulangan) Lingkungan komunikasi (keluarga) Reservasi aspek bahasa tersisa

Memperbaiki komunikasi / bukan bahasa

agnosia
ketidakmampuan untuk mengenali dan menafsirkan benda, orang, suara, atau bau meskipun utuh indra primer (misalnya, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi suara meskipun pendengaran utuh); biasanya hasil dari kerusakan atau lobus oksipital parietal

apraxia
Meskipun

gerakan tidak dapat dilakukan untuk situasi tertentu, mereka dapat dilakukan dalam keadaan lain (misalnya, ketidakmampuan untuk angkat kaki dari lantai ketika mencoba untuk berjalan tapi diawetkan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan bersepeda dari kaki sambil berbaring di tempat tidur). Ggn bagian-bagian otak dan sering dikaitkan dengan lesi lobus parietal.

12

agraphia
ketidakmampuan

untuk mengkomunikasikan ide-ide dalam bahasa ditulis bukan karena disfungsi mekanis; biasanya hasil dari kerusakan pada lobus parietalis.

Aleksia/ disleksia
ketidakmampuan

untuk membaca, biasanya karena lesi dari occipitotemporal dominan korteks

Contoh : Bila anak belajar membaca huruf A, pertamakali dia memperhatikan, mengamati serta mengingat bentuk huruf A (proses perseptual/ perseptuo motor). Bentuk tersebut dihubungkan dengan bunyi yang benar dan pengertian yang nyata. Misal A=Api kaitan memori berdasarkan asosiasi auditorik-visual, selanjutnya dikembangkan dalam interaksi dengan pemahaman dan penggunaan bahasa lisan

Proses belajar ini dapat keliru bila ada gangguan : fungsi penglihatan, pendengaran,hubungan lintasan visual auditorik, penggunaan bahasa lisan penggunaan bahasa dalam aspek semantik (pemahaman)

Pembagian
1.

Disleksia Visual Akibat gangguan memori/persepsi visual yang berat karena adanya agnosia visual. Ditandai dengan sama sekali tak dapat membaca huruf, atau hanya dapat membaca huruf demi huruf saja. Membaca / menulis huruf yang mirip sering sering terbalik : b-p, p-q, d-p Akibat disfungsi daerah parieto-oksipital kanan, oksipital kiri dan splenium korpus kalosum

2. Disleksia auditorik : Akibat gangguan lintasan visualauditorikproses rekoding fonologik terganggu Bentuk tulisan secara visual tidak mampu membangkitkan imajinasi bunyi atau pengucapan kata apapun, atau sebaliknya dimana bunyi kata tidak dapat membangkitkan bayangan huruf / kata tertulis. Diduga adanya disfungsi girus angularis kiri atau amigdala

3. Disleksia Verbal (auditorik linguistik) jenis disleksia tidak murni, sebagai akibat disfasia Terganggunya kemampuan membaca secara cepat dan benar, serta kurang lancar dalam membaca, banyak tanda baca yang dilanggar tanda kurang memahami apa yang dibaca Paling sering ditemukan

INSIDENSI
Amerika Eropa

: 2 juta penduduk Afasia akibat stroke : 800 000/ bulan Afasia akibat stroke 1: 250 penduduk mengalami afasia

ETIOLOGI
85

% Afasia akibat gangguan vaskuler VITAMIN D :V Vaskuler I Infeksi T Trauma A Anoksik M Metabolik I Idiopatik N Neoplastik D Degeratif

DOMINASI SEREBRAL
LATERALISASI
Perkembangan otak ontogenetis kesempurnaan fungsi korteks (Matured Brain) Spesialisasi hemisfer Fungsi asimetri

Hemisfer dominan 95% hemisfer kiri

Hemisfer non dominan (kanan)

Fungsi bahasa

Fungsi Spasial Fungsi afektif

FISIOTERAPI
Pernafasan Otot-otot bicara

DOKTER
Keadaan umum Neurologik

SOCIAL WORKER
Pendidikan Pekerjaan Ekonomi Keluarga

REHABILITASI MEDIK AFASIA


PSIKOLOGI
Individu Lingkungan

TERAPI OKUPASI
Alat bantu Komunikasi Sesuai Pekerjaan

TERAPI WICARA

DEMENSIA

PENDAHULUAN
Usia harapan hidup (antara 65-70 tahun) Prevalensi : 5 % pada usia > 65 Th

Prevalensi demensia 16% (25% di tahun 2025) (lupa nama, lupa wajah, Lupa famili)

Gejala awalnya mudah lupa Moto : If you dont use it, you loose it
23

Pendahuluan
Demensia Prevalensi Gejala

banyak dijumpai : 5 % pada usia > 65 Th

awalnya mudah lupa

(lupa nama, lupa wajah, Lupa famili)


Moto

: If you dont use it, you loose it

USIA MUDA VS MANULA (5B)


USIA MUDA:
BRAIN (CERDAS); BODY (TUBUH KUAT); BEAUTY (CANTIK); BONE (TULANG KOKOH); BRIGHT (KARIER CEMERLANG)

MANULA:
BINGUNG; BUDEG; BESER; BONGKOK; BUYUTEN

Fungsi kognitif analog komputer :


1.

Fungsi reseptif kemampuan menseleksi, memproses,


mengklasifikasikan dan mengintegrasikan informasi

2.

Fungsi memori dan belajar


memanggil kembali

menyimpan informasi dan

3.
4.

Fungsi berpikir organisasi dan reorganisasi informasi


Fungsi ekspresif informasi-informasi yang didapat
dikomunikasikan dan dilakukan

26

Tahapan Penurunan Fungsi Kognitif

dementia mild cognitive impairment forgetfulness

normal

27

a. Mudah lupa (Forgetfulness)


Mudah lupa nama benda, nama orang Memanggil kembali memori (recall ) terganggu Mengingat kembali memori (retrieval ) terganggu

Bila diberi petunjuk (cue) bisa mengenal kembali


Lebih sering menjabarkan fungsi atau bentuk daripada

menyebutkan namanya

28

b. Mild Cognitive Impairment (MCI)


Gangguan memori yang dikeluhkan oleh pasiennya sendiri, keluarganya maupun dokter yang memeriksanya Aktivitas sehari-hari masih normal Fungsi kognitif secara keseluruhan (global) normal

Gangguan memori obyektif, atau gangguan pada salah satu wilayah kognitif, yang dibuktikan dengan skor yang jatuh di bawah 1,5 2,0 SD dari rata-rata kelompok umur yang sesuai dengan pasien
Nilai CDR 0,5 Tidak ada tanda demensia
29

c. Demensia
A. kemunduran memori dengan ciri :

1. kehilangan orientasi waktu 2. kehilangan memori jangka panjang dan pendek 3. kehilangan informasi yang diperoleh

4. tidak dapat mengingat daftar lima item atau nomor telpon


B. kemunduran pemahaman

C. kemunduran kemampuan bicara dan bahasa


D. kemunduran komunikasi sosial

30

PATOKAN MENGENAL

DEMENSIA
Menurunnya daya ingat

Merosotnya interaksi sosial

Cenderung makin berat

GEJALA
(1) Kemunduran fungsional (A = Activity of
Daily Living) Memilih pakaian, menelpon (2) Kemunduran perilaku (B = Behavior) Tidak acuh, depresi, gelisah

(3) Kemunduran kognisi (C = Cognition)


Memori, berbahasa, berhitung

STADIUM DEMENSIA

Stadium I

: - Mudah lupa, ucapan diulangulang - Mudah tersesat : - Bingung terhadap waktu dan tempat - Mengabaikan kebersihan tubuh - Gelisah, agresif, keluyuran
: - Kehilangan kemampuan berpikir - Bicara kacau, lupa keluarga - Berbaring ditempat tidur

Stadium II

Stadium III

DIAGNOSIS BANDING

Drugs, Depresion Emotional disorder Metabolic & endocrine disorders Eye & ear dysfunction Nutritional defeciency Tumor & trauma Infection Aterosclerotic complication, alcohol

PENYEBAB DEMENSIA
Penyakit Alzheimer Demensia Vaskuler Alcoholik Gangguan Metabolik Intoxikasi Hydrocephalus Infeksi otak Cedera otak Perdarahan Subdural Lain-lain 50 - 60 10 - 30 1 - 10 1 - 10 1 - 10 1 - 5 1 - 2 1 - 2 1 - 2 10 - 20 (persen)

Mixed Dementia
AD
Cerebral infarcts White matter pathology Cerebral amyloid angiopathy Amyloid deposits Tangles Transmitter specific changes VaD

Overlap of Alzheimers Disease(AD) and Vascular Dementia(VaD)

BambangHartono

PURE VaD AND PURE AD REPRESENT TWO EXTREMES


Most patients with AD may really have mixed dementia

PURE AD PATHOLOGY

MIXED DEMENTIA
VaD and AD pathology

PURE VaD PATHOLOGY

AD with vascular risk factors

AD with vascular lesions

Kalaria. Neurobiol Aging 2000;21:32130.

Brain infarcts

Host factors e.qg - Age - Education - Genetics

Vaskuler aetiologies Cerebrovaskular disorders Vaskuler risk factors AD pathology

White Matter changes

Cognitive impairment Dementia

Brain atrophy

Erkinjuntti,1999

39

PENANGANAN MUDAH LUPA

LUPA & SOKA


L ATIHAN,
U LANGAN,

P ERHATIAN, A SOSIASI

Instrument pemeriksaan kognitif


MMSE Normal / BSF Mild Cognitive Impairment Demensia Ringan 27 - 30 23 - 26 GDS 1-2 3 CDR 0 0,5

18 - 22
12 17 < 10

4
5 6-7

1
2 3

Demensia Sedang
Demensia Berat

KESIMPULAN & SARAN


1. MUDAH-LUPA JANGAN DIREMEHKAN, PERLU
EVALUASI LANJUT 2. RANGKAIAN KESATUAN GANGGUAN MEMORI PERLU

DIPERTIMBANGKAN
3. KEPEDULIAN TERHADAP KELUHAN MUDAH-LUPA (FORGETFUL) PADA WARGA USIA LANJUT, PENANGGULANGANNYA PERLU DIPERTIMBANGKAN

OBSERVASI LANJUT !!! KEMUNGKINAN HAL PATOLOGIS

JENIS DEMENSIA
PENYAKIT ALZHEIMER (60-70%) DEMENSIA VASKULER (20-25%) DEMENSIA LAIN

Sebab-sebab lain
( reversible)
Drugs Emotional

disorder Metabolic & endocrine disorders Eye & ear dysfunction Nutritional defeciency Tumor & trauma Infection Aterosclerotic complication, alcohol

Pemeriksaan Status Mental Mini ( MMSE )

PENANGANAN KEGIATAN SEHARI-HARI ( ADL )

BERPAKAIAN
- Siapkan pakaian yang mudah dipakai /
dibuka - Jika selalu memakai pakaian yang sama :

belikan beberapa jenis yang sama


- Anjurkan mandiri dalam berpakaian

PENANGANAN PERUBAHAN PERILAKU

GANGGUAN

TIDUR

- RENCANAKAN LATIHAN DI SIANG HARI, BATASI TIDUR SIANG - SIAPKAN MAKANAN KECIL DAN SUSU UNTUK SNACK MALAM - LENGKAPI LAMPU MALAM YANG KECIL - JIKA USAHA ANDA GAGAL, PIKIRKAN ADANYA DEPRESI

KECURIGAAN,

MERASA KEHILANGAN

- TIDAK PERLU DIBANTAH - SIAPKAN GANTINYA BARANG YANG PENTING, MISALNYA KUNCI - PERHATIKAN TEMPAT DIA

MENYEMBUNYIKAN BARANGNYA
- ALIHKAN PERHATIAN DARI KECURIGAAN

HALUSINASI

- JANGAN BERDEBAT TETAPI BERUSAHA MENENANGKAN - ALIHKAN PERHATIANNYA PADA SESUATU YANG NYATA

KELUYURAN

- SIAPKAN KALUNG IDENTITAS


- SIAPKAN AKTIFITAS YANG BERARTI,

UNTUK MENGURANGI KEINGINAN


KELUYURAN - KURANGI STIMULASI YANG BERLEBIHAN

Ingat L - U - P - A supaya tidak lupa


L
U P
- Latihan
- Ulangan - Perhatian

- Asosiasi

PENINGKATAN DAYA INGAT

Pikiran rileks Olah raga teratur Istirahat cukup Nutrisi seimbang

Banyak membaca Banyak latihan otak Banyak tertawa Berpikir fokus

PENANGANAN KEGIATAN SEHARI-HARI (ADL)

BERPAKAIAN - Siapkan pakaian yang mudah dipakai / dibuka

- Jika selalu memakai pakaian yang sama :


belikan beberapa jenis yang sama - Anjurkan mandiri dalam berpakaian

MANDI

- PERTAHANKAN KEBIASAAN MANDI


(TANPA BANTUAN)

- JIKA MENOLAK MANDI - DIBUJUK


LAGI - JAGALAH KESELAMATAN MANDI : KURSI EKSTRA, KARPET ANTI SELIP

KENCING

/ NGOMPOL

- ATURLAH WAKTU KENCING : SETIAP 3 JAM, SETELAH MAKAN, SEBELUM TIDUR. - PINTU WC SUPAYA TIDAK DIKUNCI

- SIAPKAN BED PAN

MAKAN

- BERITAHU/ INGATKAN CARA MAKAN - MAKAN SECARA PERLAHANLAHAN - MAKANAN DIPOTONG KECILKECIL UNTUK MENCEGAH TERSEDAK

PENANGANAN PERUBAHAN PERILAKU (BEHAVIOUR)


GANGGUAN

TIDUR

- RENCANAKAN LATIHAN DI SIANG HARI, BATASI TIDUR SIANG - SIAPKAN MAKANAN KECIL DAN SUSU UNTUK SNACK MALAM - LENGKAPI LAMPU MALAM YANG KECIL - JIKA USAHA ANDA GAGAL, PIKIRKAN ADANYA DEPRESI

KECURIGAAN,

MERASA KEHILANGAN

- TIDAK PERLU BERDEBAT


- SIAPKAN GANTINYA BARANG YANG PENTING, MISALNYA KUNCI - PERHATIKAN TEMPAT DIA MENYEMBUNYIKAN BARANG-

BARANGNYA
- ALIHKAN PERHATIAN DARI KECURIGAAN

HALUSINASI

- JANGAN BERDEBAT TETAPI BERUSAHA MENENANGKAN - ALIHKAN PERHATIANNYA PADA SESUATU YANG NYATA

KELUYURAN

- SIAPKAN KALUNG IDENTITAS


- SIAPKAN AKTIFITAS YANG BERARTI,

UNTUK MENGURANGI KEINGINAN


KELUYURAN - KURANGI STIMULASI YANG BERLEBIHAN

AGE-RELATED CHANGES IN NEUROTRANSMITTER SYSTEM (Joynt 2001)


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------COMPONENT CHANGE BRAIN AREA AFFECTED ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Enzymes Acetylcholinesterase Hippocampus, Meynert nuclei Carbonic anhydrase Cortex Catechol O-methyltransferase Hippocampus Choline O-acetyltransferase Hippocampus, Meynerts nucleus Glutamic acid decarboxylase Cortex, thalamus, basal ganglia Monoamine oxidase Frontal cortex, globus pallidus, Substantia nigra, striatum Receptors Dopamine 2 receptor Muscarinic receptor Serotonin receptor All Cortex, hippocampus Cortex

Neurotensin Substantia nigra Somastatin normal All Substance P Putamen Vasoactive intestinal polypeptide Temporal lobe --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Neurotransmitters

DEMENTIA ASSESSMENT
(Harvey 1999)
History ; Clinical examination: psychiatric assessment. Neuropsychological assessment: Bedside cognitive testing; formal neuropsychological assessment. Blood test: Full blood count; ESR; urea & electrolytes; LFT; Ca++ & P; thyroid function; syphilis serology; vit.B12; autoantibodies; CRP; white cell enzymes; heavy metal screen, Cu studies; HIV; urinary drug screen; tumor markers. ECG, echocardiogram; Chest X-ray; Neuroimaging: Structural (CT,MRI), functional, MRA, Doppler ultrasound. EEG; EMG & NCV. Examination of CSF. Diagnostic genetic testing. Biopsy: muscle biopsy; tonsillar biopsy; cerebral biopsy.

MINI MENTAL STATUS EXAM (Folstein modified 1975)

MODIFIED HACHINSKI ISCHEMIC


----------------------------------------------------------------------------

Feature

Score (points)*

---------------------------------------------------------------------------- Abrupt onset of symptoms 2 Stepwise deterioration 1 Fluctuating course 2 Nocturnal confusion 1 Relative preservation of personality 1 Depression 1 Somatic complaints 1 Emotional lability 1 History or presence of hypertension 1 History of stroke 2 Evidence of associated atherosclerosis 1 Focal neurologic symptoms 2 Focal neurologic signs 2 -----------------------------------------------------------------------------* total score < 4 : primary dementia (Alzheimers disease) total score 4-7 : indeterminate (mixed type) total score > 7 : vascular dementia

DRAWING CLOSED CIRCLE: SCORE 1 PLACES NUMBERS IN CORRECT POSITIONS: SCORE 1 INCLUDES ALL 12 CORRECT NUMBERS: SCORE 1 PLACES HANDS IN CORRECT POSITIONS: SCORE 1 MMSE: < 20 PROBABLE ABNORMAL 21-25 EQUIVOCAL > 25 PROBABLY NORMAL

Pencegahan demensia
Kontrol

kesehatan secara teratur pola/menu makanan otak

Mengatur Gerak

/ olah raga teratur dokter begitu ada tanda dini dari

Pergunakan Kunjungi

pikun

Pengobatan farmakologik
Anticholin

esterase inhibitor : Tacrin,

Aricept, Exelon
Anti

depresi

Penenang Vitamin

OBAT-OBAT YANG DIPAKAI


DEMENSIA

: Aricept, Exelon DEPRESI (30%) : Prozac HALUSINASI (30%) : Haloperidol GANGGUAN TIDUR : Ativan STIMULAN : Ritalin

Pengobatan non farmakologik


Dukungan Manipulasi

untuk pasien dan keluarga lingkungan pasien (latihan, rehabilitasi)

Penanganan

OLAHRAGA / EXERCISE
MOVEMENT IS THE DOOR TO LEARNING

PHYSICAL FITNESS -KEBUGARAN, KELENTURAN, KESEIMBANGAN

BRAIN FITNESS - BRAIN GYM/ SENAM OTAK (PAUL DENNISON, 1996)

BRAIN GYM
MENYILANG GARIS TENGAH/CROSSING THE MIDLINE
GERAKAN

GERAKAN

KONTRALATERAL/ CONTRALATERAL MOVEMENT


CAT

STRETCH POINTS

POSITIVE

Diagnosis demensia memerlukan 3 syarat : 1. Gangguan fungsi intelektual setelah lahir dan berdasarkan atas suatu penyakit organik di otak. 2. Kemunduran fungsi kognitif bersifat global. 3. Perubahan kognitif sampai pada tingkat mengganggu fungsi personal-sosial dan pekerjaan.

73

Anamnesis (1)
Perubahan tingkah laku Berangsur-angsur memburuk secara samar, perlahan-lahan namun konsisten. Kemunduran tampak dalam ukuran beberapa bulan sampai tahun. Kemunduran terjadi bertahap, setiap tahap terjadi mendadak, dan semakin memburuk (stepwise alteration).

74

Anamnesis (2)
Perubahan emosi dan hubungan sosial Kecemasan-agitasi Kehangatan keluarga, gairah kerja dan hobi Paranoia dan konfabulasi Keluhan psikosomatik Gairah seksual Kehidupan sosial - pertimbangan & keputusan Temperamental, mudah tersinggung, agresif

75

Anamnesis (3)
Kemunduran fungsi kognitif Daya ingat (memori) baru Kesulitan dalam bekerja akibat kemampuan berfikir abstrak Sering tersesat Apraksia Kemampuan berbahasa lisan dan tulis

76

Anamnesis (4)
Tingkat kesadaran. Pada demensia, kesadaran harus baik dan konsisten Bila fluktuatif, lebih cocok untuk delirium

77

Anamnesis (5)
Anamnesis berkaitan dengan etiologi. Penyakit serebrovaskuler Serangan epilepsi Kelumpuhan sesisi Sakit kepala Gerak involunter Gangguan keseimbangan Riwayat operasi kel. tiroid Riwayat operasi lambung - Riwayat trauma - Penyakit kelamin - Karsinoma - Penggunaan obat - Alkoholik - AIDS

78

Gejala dini demensia


Kesulitan mengingat kejadian yang baru Gangguan orientasi tempat dan waktu Lupa dimana meletakkan barang Lupa kata-kata yang lazim digunakan Perubahan kepribadian Emosi labil Kehilangan inisiatif dan motivasi Sukar berfikir abstrak
( Lily Sidiarto, 1999 )

79

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Saraf kraniales Funduskopi Pupil Strabismus Tanda rangsang meningeal Saraf motorik Kekuatan Gaya berjalan Refleks fisiologik dan patologik Saraf sensorik : stereognosis, grafestia

80

Diagnosis Banding
Pseudo-demensia depresi hipomania skizofrenia adiksi obat malingering

paranoia histeri status obsesif-kompulsif psikosis epileptik neurosis kompensasi

Gangguan kognitif karena defisit fokal fungsi luhur Delirium Kemunduran fungsi kognitif pada usia lanjut

81

Kriteria Diagnosis Demensia Alzheimer (NINCDS - ADRDA)


Mungkin (possible) variasi dalam onset dan perjalanan adanya penyakit sistemik / otak defisit kognitif yang progresif Hampir pasti (probable) demensia berdasarkan riwayat dan tes neuropsikologi defisit progresif dari memori dan fungsi kognitif lain tak ada gangguan kesadaran onset 40-90 tahun tak ada peny sistemik/otak yang menyebabkan demensia Pasti (definite) kriteria probable di atas hasil otopsi/biopsi menunjukkan gambaran histopatologi Alzheimer
82

Kriteria Diagnosis Demensia Vaskuler (NINDS- AIREN)


Mungkin (possible) klinik (+) tetapi data neuroimaging (-) tak jelas hubungan antara stroke dengan demensia onset tak jelas Hampir pasti (probable) klinik (+) dan data neuroimaging (+) hubungan stroke dan gangguan fungsi kognitif jelas. Onset demensia 3 bulan setelah stroke kerusakan kognitif mendadak dan bertahap Pasti (definite) kriteria probable di atas bukti histopatologi CVD bukan yang lain

83

Ischemic Score (Hachinski et al, 1975)


Feature Score 1 1 1 1 2 2 1 Abrupt onset Stepwise deterioration Fluctuating course Nocturnal confusion Relative preservation of personality Depression Somatic complaints Emotional incontinence History of hypertension History of strokes Evidence of association atherosclerosis Focal neurological symptoms Focal neurological signs

1 1
2

1 2 2

84

TERIMAKASIH

86

Terima Kasih

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai