Amnesia
adalah kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif). Jenis amnesia global ini umum terjadi mulai usia pertengahan sampai usia tua, terutama pada pria, dan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam. Dampak lain dari amnesia adalah ketidakmampuan membayangkan masa depan. Karena kerusakan pada hipokampus
2
Bentuk amnesia
Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat. Retrograde amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa.
Kedua kategori amnesia tersebut dapat muncul bersamaan pada pasien yang sama. Contohnya seperti pada pengendara sepeda motor yang tidak mengingat akan pergi kemana dia sebelum tabrakan (retrograde amnesia), juga melupakan tentang kejadian di rumah sakit dua hari setelahnya (anterograde amnesia).
DEFINISI AFASIA
Gangguan pada kemampuan interpretasi dan formulasi simbol bahasa berupa gangguan pemahaman pendengaran, pengungkapan bahasa akibat kerusakan otak. Darley (1964) Gangguan pada pusat proses bahasa berupa berbagai ganguan modalitas bahasa (kemampuan materi verbal, membaca, bicara, menulis) Rosenberk, Kertezt, dkk : Gangguan pengertian dan perumusan bahasa (pengertian auditori, membaca, bahasa oral, ekspresi dan bahasa tulis) Gangguan dapatan dan baru terjadi bukan akibat atrofi gradual pada dementia, kongenital, perkembangan bahasa karena gangguan fisiologis, gangguan kognisi bukan karena gangguan fungsi sensorik, motorik, gangguan penglihatan, paresis otot bicara. Afasia sering bersama gejala aleksia, agrafia, apraksia, akalkulia
ESESMEN AFASIA
Tujuan : Menetapkan adanya afasia DD gangguan komunikasi neurologik lain Klasifikasi sub tipe afasia Mengukur derajat keparahan afasia Mencari faktor-faktor yang memperberat / memperingan Menganalisa kemampuan perilaku kognitif, pemahaman bahasa, bentuk bahasa, komunikasi dan penggunaan bahasa, kemampuan menghasilkan bentuk bahasa. Identifikasi terapi / intervensi dan latihan yang dibutuhkan sesuai kemampuannya, menentukan spesifikasi, prioritas dan tujuan intervensi. Menentukan Prognosis. Metode : Pendekatan klinis pem fisik, pem mental / fs luhur Test batere afasia formal standar Pendekatan tehnik eksperimental
MEKANISME BERBAHASA
Impuls dalam sirkuit jaringan saraf simultan dan umpan balik Interkoneksi dengan proses fungsi luhur yang lain memori, emosi dan atensi. Empat aspek dalam berbahasa Sikap (gestural) : ekspresi Prosodi : irama vokalisasi Semantik : arti kata Sintaksis : organisasi / gramatika Modalitas bahasa 1. Bicara spontan (spontaneus speech -Konversasi) 2. Pengertian bahasa auditif (comprehension) 3. Penamaan (Naming) 4. Pengulangan (Repetition of spoken language) 5. Membaca (Reading) 6. Menulis (Writing)
IMPULS AUDITORI
IMPULS VISUAL
AREA WERNICK SUARA / VISUAL SIMBOL BAHASA VISUAL PUSAT PENGERTIAN BAHASA INTEGRASI BAHASA AUDITORI-VISUAL
PUSAT PENGENALAN KATA (WERNICK) AREA BROCA PUSAT PRODUKSI KATA AREA MOTORIK PRIMER
PROGNOSIS
ETIOLOGI ONSET LESI (LUAS/LETAK) TERAPI WICARA
AFASIA
TIPE AFASIA TINGKAT KEPARAHAN
PROGNOSIS
INTERNAL
UMUR LATERALISASI PENDIDIKAN/SOSIAL KEPRIBADIAN
TUJUAN
Pemahaman & produksi bahasa lebih efektif Peningkatan potensial fungsi maksimal Peningkatan kepribadian, percaya diri
PENDEKATAN (HUBER)
PERBAIKAN
TERAPI WICARARA
DASAR
KOMUNIKASI MAKSIMAL
Sedini mungkin Program Individu / kelompok Motivasi relearning Stimulasi verbal hindari non verbal Repetition (pengulangan) Lingkungan komunikasi (keluarga) Reservasi aspek bahasa tersisa
agnosia
ketidakmampuan untuk mengenali dan menafsirkan benda, orang, suara, atau bau meskipun utuh indra primer (misalnya, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi suara meskipun pendengaran utuh); biasanya hasil dari kerusakan atau lobus oksipital parietal
apraxia
Meskipun
gerakan tidak dapat dilakukan untuk situasi tertentu, mereka dapat dilakukan dalam keadaan lain (misalnya, ketidakmampuan untuk angkat kaki dari lantai ketika mencoba untuk berjalan tapi diawetkan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan bersepeda dari kaki sambil berbaring di tempat tidur). Ggn bagian-bagian otak dan sering dikaitkan dengan lesi lobus parietal.
12
agraphia
ketidakmampuan
untuk mengkomunikasikan ide-ide dalam bahasa ditulis bukan karena disfungsi mekanis; biasanya hasil dari kerusakan pada lobus parietalis.
Aleksia/ disleksia
ketidakmampuan
Contoh : Bila anak belajar membaca huruf A, pertamakali dia memperhatikan, mengamati serta mengingat bentuk huruf A (proses perseptual/ perseptuo motor). Bentuk tersebut dihubungkan dengan bunyi yang benar dan pengertian yang nyata. Misal A=Api kaitan memori berdasarkan asosiasi auditorik-visual, selanjutnya dikembangkan dalam interaksi dengan pemahaman dan penggunaan bahasa lisan
Proses belajar ini dapat keliru bila ada gangguan : fungsi penglihatan, pendengaran,hubungan lintasan visual auditorik, penggunaan bahasa lisan penggunaan bahasa dalam aspek semantik (pemahaman)
Pembagian
1.
Disleksia Visual Akibat gangguan memori/persepsi visual yang berat karena adanya agnosia visual. Ditandai dengan sama sekali tak dapat membaca huruf, atau hanya dapat membaca huruf demi huruf saja. Membaca / menulis huruf yang mirip sering sering terbalik : b-p, p-q, d-p Akibat disfungsi daerah parieto-oksipital kanan, oksipital kiri dan splenium korpus kalosum
2. Disleksia auditorik : Akibat gangguan lintasan visualauditorikproses rekoding fonologik terganggu Bentuk tulisan secara visual tidak mampu membangkitkan imajinasi bunyi atau pengucapan kata apapun, atau sebaliknya dimana bunyi kata tidak dapat membangkitkan bayangan huruf / kata tertulis. Diduga adanya disfungsi girus angularis kiri atau amigdala
3. Disleksia Verbal (auditorik linguistik) jenis disleksia tidak murni, sebagai akibat disfasia Terganggunya kemampuan membaca secara cepat dan benar, serta kurang lancar dalam membaca, banyak tanda baca yang dilanggar tanda kurang memahami apa yang dibaca Paling sering ditemukan
INSIDENSI
Amerika Eropa
: 2 juta penduduk Afasia akibat stroke : 800 000/ bulan Afasia akibat stroke 1: 250 penduduk mengalami afasia
ETIOLOGI
85
% Afasia akibat gangguan vaskuler VITAMIN D :V Vaskuler I Infeksi T Trauma A Anoksik M Metabolik I Idiopatik N Neoplastik D Degeratif
DOMINASI SEREBRAL
LATERALISASI
Perkembangan otak ontogenetis kesempurnaan fungsi korteks (Matured Brain) Spesialisasi hemisfer Fungsi asimetri
Fungsi bahasa
FISIOTERAPI
Pernafasan Otot-otot bicara
DOKTER
Keadaan umum Neurologik
SOCIAL WORKER
Pendidikan Pekerjaan Ekonomi Keluarga
TERAPI OKUPASI
Alat bantu Komunikasi Sesuai Pekerjaan
TERAPI WICARA
DEMENSIA
PENDAHULUAN
Usia harapan hidup (antara 65-70 tahun) Prevalensi : 5 % pada usia > 65 Th
Prevalensi demensia 16% (25% di tahun 2025) (lupa nama, lupa wajah, Lupa famili)
Gejala awalnya mudah lupa Moto : If you dont use it, you loose it
23
Pendahuluan
Demensia Prevalensi Gejala
MANULA:
BINGUNG; BUDEG; BESER; BONGKOK; BUYUTEN
2.
3.
4.
26
normal
27
Mudah lupa nama benda, nama orang Memanggil kembali memori (recall ) terganggu Mengingat kembali memori (retrieval ) terganggu
menyebutkan namanya
28
Gangguan memori obyektif, atau gangguan pada salah satu wilayah kognitif, yang dibuktikan dengan skor yang jatuh di bawah 1,5 2,0 SD dari rata-rata kelompok umur yang sesuai dengan pasien
Nilai CDR 0,5 Tidak ada tanda demensia
29
c. Demensia
A. kemunduran memori dengan ciri :
1. kehilangan orientasi waktu 2. kehilangan memori jangka panjang dan pendek 3. kehilangan informasi yang diperoleh
30
PATOKAN MENGENAL
DEMENSIA
Menurunnya daya ingat
GEJALA
(1) Kemunduran fungsional (A = Activity of
Daily Living) Memilih pakaian, menelpon (2) Kemunduran perilaku (B = Behavior) Tidak acuh, depresi, gelisah
STADIUM DEMENSIA
Stadium I
: - Mudah lupa, ucapan diulangulang - Mudah tersesat : - Bingung terhadap waktu dan tempat - Mengabaikan kebersihan tubuh - Gelisah, agresif, keluyuran
: - Kehilangan kemampuan berpikir - Bicara kacau, lupa keluarga - Berbaring ditempat tidur
Stadium II
Stadium III
DIAGNOSIS BANDING
Drugs, Depresion Emotional disorder Metabolic & endocrine disorders Eye & ear dysfunction Nutritional defeciency Tumor & trauma Infection Aterosclerotic complication, alcohol
PENYEBAB DEMENSIA
Penyakit Alzheimer Demensia Vaskuler Alcoholik Gangguan Metabolik Intoxikasi Hydrocephalus Infeksi otak Cedera otak Perdarahan Subdural Lain-lain 50 - 60 10 - 30 1 - 10 1 - 10 1 - 10 1 - 5 1 - 2 1 - 2 1 - 2 10 - 20 (persen)
Mixed Dementia
AD
Cerebral infarcts White matter pathology Cerebral amyloid angiopathy Amyloid deposits Tangles Transmitter specific changes VaD
BambangHartono
PURE AD PATHOLOGY
MIXED DEMENTIA
VaD and AD pathology
Brain infarcts
Brain atrophy
Erkinjuntti,1999
39
P ERHATIAN, A SOSIASI
18 - 22
12 17 < 10
4
5 6-7
1
2 3
Demensia Sedang
Demensia Berat
DIPERTIMBANGKAN
3. KEPEDULIAN TERHADAP KELUHAN MUDAH-LUPA (FORGETFUL) PADA WARGA USIA LANJUT, PENANGGULANGANNYA PERLU DIPERTIMBANGKAN
JENIS DEMENSIA
PENYAKIT ALZHEIMER (60-70%) DEMENSIA VASKULER (20-25%) DEMENSIA LAIN
Sebab-sebab lain
( reversible)
Drugs Emotional
disorder Metabolic & endocrine disorders Eye & ear dysfunction Nutritional defeciency Tumor & trauma Infection Aterosclerotic complication, alcohol
BERPAKAIAN
- Siapkan pakaian yang mudah dipakai /
dibuka - Jika selalu memakai pakaian yang sama :
GANGGUAN
TIDUR
- RENCANAKAN LATIHAN DI SIANG HARI, BATASI TIDUR SIANG - SIAPKAN MAKANAN KECIL DAN SUSU UNTUK SNACK MALAM - LENGKAPI LAMPU MALAM YANG KECIL - JIKA USAHA ANDA GAGAL, PIKIRKAN ADANYA DEPRESI
KECURIGAAN,
MERASA KEHILANGAN
- TIDAK PERLU DIBANTAH - SIAPKAN GANTINYA BARANG YANG PENTING, MISALNYA KUNCI - PERHATIKAN TEMPAT DIA
MENYEMBUNYIKAN BARANGNYA
- ALIHKAN PERHATIAN DARI KECURIGAAN
HALUSINASI
- JANGAN BERDEBAT TETAPI BERUSAHA MENENANGKAN - ALIHKAN PERHATIANNYA PADA SESUATU YANG NYATA
KELUYURAN
- Asosiasi
MANDI
KENCING
/ NGOMPOL
- ATURLAH WAKTU KENCING : SETIAP 3 JAM, SETELAH MAKAN, SEBELUM TIDUR. - PINTU WC SUPAYA TIDAK DIKUNCI
MAKAN
- BERITAHU/ INGATKAN CARA MAKAN - MAKAN SECARA PERLAHANLAHAN - MAKANAN DIPOTONG KECILKECIL UNTUK MENCEGAH TERSEDAK
TIDUR
- RENCANAKAN LATIHAN DI SIANG HARI, BATASI TIDUR SIANG - SIAPKAN MAKANAN KECIL DAN SUSU UNTUK SNACK MALAM - LENGKAPI LAMPU MALAM YANG KECIL - JIKA USAHA ANDA GAGAL, PIKIRKAN ADANYA DEPRESI
KECURIGAAN,
MERASA KEHILANGAN
BARANGNYA
- ALIHKAN PERHATIAN DARI KECURIGAAN
HALUSINASI
- JANGAN BERDEBAT TETAPI BERUSAHA MENENANGKAN - ALIHKAN PERHATIANNYA PADA SESUATU YANG NYATA
KELUYURAN
Neurotensin Substantia nigra Somastatin normal All Substance P Putamen Vasoactive intestinal polypeptide Temporal lobe --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Neurotransmitters
DEMENTIA ASSESSMENT
(Harvey 1999)
History ; Clinical examination: psychiatric assessment. Neuropsychological assessment: Bedside cognitive testing; formal neuropsychological assessment. Blood test: Full blood count; ESR; urea & electrolytes; LFT; Ca++ & P; thyroid function; syphilis serology; vit.B12; autoantibodies; CRP; white cell enzymes; heavy metal screen, Cu studies; HIV; urinary drug screen; tumor markers. ECG, echocardiogram; Chest X-ray; Neuroimaging: Structural (CT,MRI), functional, MRA, Doppler ultrasound. EEG; EMG & NCV. Examination of CSF. Diagnostic genetic testing. Biopsy: muscle biopsy; tonsillar biopsy; cerebral biopsy.
Feature
Score (points)*
---------------------------------------------------------------------------- Abrupt onset of symptoms 2 Stepwise deterioration 1 Fluctuating course 2 Nocturnal confusion 1 Relative preservation of personality 1 Depression 1 Somatic complaints 1 Emotional lability 1 History or presence of hypertension 1 History of stroke 2 Evidence of associated atherosclerosis 1 Focal neurologic symptoms 2 Focal neurologic signs 2 -----------------------------------------------------------------------------* total score < 4 : primary dementia (Alzheimers disease) total score 4-7 : indeterminate (mixed type) total score > 7 : vascular dementia
DRAWING CLOSED CIRCLE: SCORE 1 PLACES NUMBERS IN CORRECT POSITIONS: SCORE 1 INCLUDES ALL 12 CORRECT NUMBERS: SCORE 1 PLACES HANDS IN CORRECT POSITIONS: SCORE 1 MMSE: < 20 PROBABLE ABNORMAL 21-25 EQUIVOCAL > 25 PROBABLY NORMAL
Pencegahan demensia
Kontrol
Mengatur Gerak
Pergunakan Kunjungi
pikun
Pengobatan farmakologik
Anticholin
Aricept, Exelon
Anti
depresi
Penenang Vitamin
: Aricept, Exelon DEPRESI (30%) : Prozac HALUSINASI (30%) : Haloperidol GANGGUAN TIDUR : Ativan STIMULAN : Ritalin
Penanganan
OLAHRAGA / EXERCISE
MOVEMENT IS THE DOOR TO LEARNING
BRAIN GYM
MENYILANG GARIS TENGAH/CROSSING THE MIDLINE
GERAKAN
GERAKAN
STRETCH POINTS
POSITIVE
Diagnosis demensia memerlukan 3 syarat : 1. Gangguan fungsi intelektual setelah lahir dan berdasarkan atas suatu penyakit organik di otak. 2. Kemunduran fungsi kognitif bersifat global. 3. Perubahan kognitif sampai pada tingkat mengganggu fungsi personal-sosial dan pekerjaan.
73
Anamnesis (1)
Perubahan tingkah laku Berangsur-angsur memburuk secara samar, perlahan-lahan namun konsisten. Kemunduran tampak dalam ukuran beberapa bulan sampai tahun. Kemunduran terjadi bertahap, setiap tahap terjadi mendadak, dan semakin memburuk (stepwise alteration).
74
Anamnesis (2)
Perubahan emosi dan hubungan sosial Kecemasan-agitasi Kehangatan keluarga, gairah kerja dan hobi Paranoia dan konfabulasi Keluhan psikosomatik Gairah seksual Kehidupan sosial - pertimbangan & keputusan Temperamental, mudah tersinggung, agresif
75
Anamnesis (3)
Kemunduran fungsi kognitif Daya ingat (memori) baru Kesulitan dalam bekerja akibat kemampuan berfikir abstrak Sering tersesat Apraksia Kemampuan berbahasa lisan dan tulis
76
Anamnesis (4)
Tingkat kesadaran. Pada demensia, kesadaran harus baik dan konsisten Bila fluktuatif, lebih cocok untuk delirium
77
Anamnesis (5)
Anamnesis berkaitan dengan etiologi. Penyakit serebrovaskuler Serangan epilepsi Kelumpuhan sesisi Sakit kepala Gerak involunter Gangguan keseimbangan Riwayat operasi kel. tiroid Riwayat operasi lambung - Riwayat trauma - Penyakit kelamin - Karsinoma - Penggunaan obat - Alkoholik - AIDS
78
79
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Saraf kraniales Funduskopi Pupil Strabismus Tanda rangsang meningeal Saraf motorik Kekuatan Gaya berjalan Refleks fisiologik dan patologik Saraf sensorik : stereognosis, grafestia
80
Diagnosis Banding
Pseudo-demensia depresi hipomania skizofrenia adiksi obat malingering
Gangguan kognitif karena defisit fokal fungsi luhur Delirium Kemunduran fungsi kognitif pada usia lanjut
81
83
1 1
2
1 2 2
84
TERIMAKASIH
86
Terima Kasih
Terima Kasih