Anda di halaman 1dari 57

Sabtu, 30 JULI 2022

PERSALINAN LAMA
LABOR DYSTOCIA = ABNORMAL LABOR =
PROLONGED LABOR

dr. Fariska Zata Amani, SpOG., M.Ked.Klin


IG : @fariska.zata.spog
NORMAL LABOR
KONTRAKSI UTERUS REGULER yang menyebebkan PENDATARAN
(EFFACEMENT); DILATASI (PEMBUKAAN) CERVIX dan
PENURUNAN KEPALA JANIN.
 Adequate uterine contraction: Refer to 3 contractions
in 10 min each lasting for 45 sec and causing
1. KALA 1
intrauterine pressure of 65-75 mm of Hg or 220
a) fase laten Montevideo units.

b) fase aktif
2. KALA 2 KENALI PERMULAAN / ONSET PERSALINAN
KURVA FRIEDMANN
• Divisi Preparatori :
pembukaan servix masih
sedikit, komponen jaringan
lunak mulai tjd perubahan
 sensitif thd sedasi
• Divisi dilatational:
pembukaan terjadi secara
cepat
• Divisi pelvic: tjd cardinal
movement pd letak kepala

William obstetric ed 25
William Obstetri : cervical dilatation of 3 to 5 cm or more, in the presence of
uterine contractions
DURASI NORMAL LABOR
ABNORMAL LABOR
Persalinan macet berkontribusi sekitar 2,8% dari penyebab kematian ibu di seluruh dunia.
Komplikasi : HPP, risiko infeksi, trauma/injury pada jalan lahir; Asfiksi, trauma pada bayi

Dystocia dapat terjadi selama kala 1 maupun kala 2


William obstetric ed 25

DEFINISI ABNORMAL LABOR / DISTOSIA


• DIFFICULT LABOR = PERSALINAN yang SULIT yang ditandai dengan KEMAJUAN
PERSLINAN yang LAMBAT

• Penyebab 3P • kontraksi uterus tidak • Kelainan letak • kelainan jalan lahir keras
cukup adekuat • Kelainan presentasi, (tulang)
• koordinasi yang tidak tepat • Kelainan posisi • kelainan jaringan lunak
untuk menyebabkan • Kelainan struktur janin yang menjadi hambatan
penipisan dan dilatasi penurunan janin
serviks (disgungsi uterus)
• kekuatan otot volunter ibu
yang tidak kuat saat kala
dua

POWER PASSANGER PASSAGE


Tipe abnormal labor
• SLOW PROGRESS = PROTACTION DISORDER
Slower than normal labor progress
• ARREST OF PROGRESS = berhentinya kemajuan
persalinan
• PRECIPITATUS = complete deliver within <1 hour
William Obstetri EDISI 24
TIPE DYSTOCIA = ABNORMAL LABOR
TIPE DYSTOCIA = ABNORMAL LABOR

KALA 2 PRIMIGRAVIDA MULTIGRAVIDA


2 JAM 1 JAM
EPIDURAL 3 JAM 2 JAM
POWER
• KONTRAKSI TIDAK ADEKUAT:

Kontraksi adekuat  3 contractions in 10 min each lasting for 45 sec -60 sec
causing intrauterine pressure of 65-75 mm of Hg or 220 Montevideo units.; fundal
dominan; ada fase relaksasai

• INKOORDINASI KONTRAKSI TIDAK TEPAT/TIDAK SINKRON (disfungsi uterus) : takisistol;


epidural analgesia

• KEKUATAN IBU SAAT MENGEJAN DI KALA 2: Heavy sedation or regional analgesia may
reduce the reflex urge to push and may impair the ability to contract abdominal
muscles sufficiently
The sum of these five contractions is 242 Montevideo units.
CPD
• CEPHALOPELVIC DISPROPORTION :
KETIDAKSEIMBANGAN antara KEPALA janin dan UKURAN PANGGUL ibu

Panggul ibu sempit (PASSAGE)


Bayi besar (PASSANGER)
PASSAGE
a. Jalan Lahir Keras

• KAPASITAS PELVIC = ukuran dan bentuk panggul


• TRAUMA : FRAKTUR PELVIC
• KELAINAN TULANG: TB, OSTEOMIELITIS

b. Jalan Lahir Lunak


Bentuk dan ukuran panggul  faktor kritis pada proses
persalinan.

pelvis
Caldwell–Moloy
(1933, 1934)
anatomical
classification of
the pelvis is based
on shape
Penilaian ukuran panggul Apa saja yg diperiksa?
1. Promontorium : teraba (sebutkan brp
Dengan pemeriksaan dalam PAP cm) / tidak
2. Linea ischiadica
PTP 3. Spina ischiadica
4. Sakrum
5. Arcus pubis
PBP 6. Distansia intertuberosum

CLINICAL PELVIMETRI
Pintu atas
panggul

• Jarak bagian bawah simfisis sampai ke promontorium  konjugata diagonalis (CD). Panggul
normal, promontorium tidak teraba dengan jari yang panjangnya 12 cm
• Conjugata Vera (CV) = tepi atas simfisis sampai ke promontorium CV = CD – 1,5
• konjugata obstetrika, yaitu jarak dari tengah simfisis bagian dalam ke promontorium,N=10,5cm
• Linea terminalis normal teraba < 2/3
Ukur linea terminalis
KESEMPITAN PINTU ATAS PANGGUL (PAP) BILA:

Panggul Sempit
Absolut
Pintu
tengah
panggul

Spina ischiadica : runcing atau tidak


Jarak antara kedua spina ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar > 10,5 cm.

Kurvatura Sakrum
Akibat :
- Gangguan Putar Paksi
- Gangguan Penurunan
Pintu bawah panggul
Pada panggul normal besai sudut (arkus
pubis) adalah >90". Jika kurang dari 90",
lahirnya kepala janin lebih sulit karena ia
memerlukan lebih banyak tempat ke posterior.

Diameter transversa Jarak antara tuber ischiadica


kanan dan kiri sebesar 10,5 -11 cm (> 1 kepal bila
diukur dari luar)
B. JALAN LAHIR LUNAK

1. Dalam Jalan Lahir


a. Tumor Rahim Myoma
b. Pintu Rahim Stenosis / Rigiditis Serviks
c. Vagina Septum Vagina

2. Sekitar / Diluar Jalan Lahir


a. Buli – Buli Batu
b. Ovarium Kistoma
c. Tulang Pelvis Sarkoma
Incarcerated Cyst Which will Obstruct Labor
CERVICAL MYOMA

Fibroid Obstructing Labour


PASSANGER = kelainan janin
I. LETAK
II. BESAR OVERWEIGHT BABY

III. BENTUK HIDROCEPHALUS, ANENCEPHA, TUMOR


ABDOMEN, KELAINAN LAIN
IV. JUMLAH GEMELI

V. PERJALANAN PUTAR PAKSI

SEBAB :
1. AKOMODASI
2. FISIKA
PENGERTIAN “ LETAK “

Situs : Sumbu Janin - Sumbu Uterus

Habitus : Sikap Kedudukan Janin

Presentasi : Bagian terendah

Positio : Bagian Penunjuk Janin (Denominator) – Ka – Ki


Depan – Belakang

Station : Penurunan Bidang Panggul


SITUS
Beberapa Sikap Badan / Habitus Janin

Presentasi puncak kepala, presentasi dahi, presentasi muka


PRESENTATION
Presenting Diameter Size (cm)

Vertex (B) Suboccipito-bregmatic 9,5

Brow (D) Mento-Verticalis 13,5

Face (M) Submento-bregmatic 9,5

Deflexed Fronto-occipetalis 11,7


vertex (P)
PRESENTATION & DENOMINATOR

Presentation Denominator
Vertex Occiput (uuk)

Face Chin (mentum)

Deflexed Vertex Sinciput (uub)

Breech Sacrum
POSISI DENOMINATOR

OA
ROA LOA

ROT LOT

ROP LOP
OP
STATION / PENURUNAN KEPALA
JANIN
DIAGNOSIS ABNORMAL LABOR
• FAKTOR RISIKO : Usia tua, TB ibu, TFU / Bayi besar?, Obesitas,
Grande multi, Postterm
• Diagnosis onset of labor harus akurat
• Monitoring progress / kemajuan persalinan  Partograf
• Bila ada kelainan pada kemajuan persalinan  identifikasi masuk
ke tipe abnormal labor yg mana
• Evaluasi 3P (power, passage, passanger)
PARTOGRAF

• Memantau kemajuan persalinan dan membantu keputusan


penatalaksanaan ; memantau kondisi ibu dan janin
• Digunakan selama fase aktif persalinan

Partograf Original WHO Partograf WHO yang telah disederhanakan


Komponen partograf
Kondisi janin:
-Denyut jantung janin
-Selaput dan cairan ketuban
-Molase

Kemajuan persalinan:
-Dilatasi serviks
-Penurunan kepala
-HIS (kontrasi uterus)

Kondisi ibu:
-Nadi, Tekanan darah, temperatur
-urine
-Obat-obatan dan cairan IV
-Regimen oksitosin
Catatan kondisi ibu
• Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit (termasuk
pemantauan denyut jantung janin setiap 30 menit)
• Nadi setiap 30 menit
• Dilatasi serviks setiap 4 jam
• Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam
• Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
• Produksi urine, atau adanya aseton atau protein dalam urine setiap
2-4 jam
Cairan Ketuban: Catat warna air ketuban setiap kali pemeriksaan dalam:
U: selaput ketuban utuh
J: Selaput ketuban pecah, cairan ketuban jernih
M: Cairan ketuban bercampur mekonium
D: Cairan ketuban bercampur darah
K: kering

Penyusupan :
1: Sutura beradu
2: Sutura tumpang tindih tapi bisa dipisahkan
3: Sutura tumpang tindih dan tak bisa dipisahkan
• Pembukaan Serviks: Dinilai pada saat melakukan pemeriksaan dalam dan diberi tanda (X). Mulai
pengisian pada partograf saat pembukaan 4 cm.

• Penurunan dinilai melalui palpasi abdomen: Mengacu pada bagian kepala (dibagi menjadi 5 bagian)
yang bisa dipalpasi diatas simfisis pubis, dicatat dengan lambing lingkaran (O) setiap melakukan
pemeriksaan dalam. Pada 0/5 sinciput (S) berada pada tingkat simfisis pubis
• Garis Waspada : Garis ini dimulai pada saat pembukaan serviks 4 cm hingga titik pembukaan
lengkap yang diperkirakan dengan laju 1 cm per jam.

• Garis Bertindak : Paralel dan 4 jam ke sebelah kanan garis waspada


TATALAKSANA UMUM DYSTOCIA
• Nilai KU ibu (tanda vital dan hidrasi)
• Tentukan pasien benar berada dalam keadaan inpartu
• DJJ sesudah his
• Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi ; Nyeri hebat ?? 
analgesia
• Vt tiap 4 jam (partograph)
• Emotional support
TATALAKSANA SPESIFIK DYSTOCIA

Bila belum inpartu


dapat rawat jalan
Tatalaksana persalinan

Apabila persalinan dikatakan maju:


 Tidak diperlukan augmentasi oksitosin atau
intervensi lain kecuali terjadi komplikasi

 Amniotomi dapat dilakukan selama kala


aktif bila memang diperlukan
Tatalaksana persalinan
Apabila berada diantara garis “waspada” dan “bertindak”: “warning”

• Pada PUSKESMAS/KLINIK  RUJUK pasien ke fasilitas kesehatan yang


mampu melakukan operasi sesar, kecuali pembukaan sudah hampir
lengkap
• Di RS dengan fasilitas operasi : Observasi rutin tetap dilanjutkan;
Amniotomi dapat dilakukan bila membran masih utuh
Tatalaksana persalinan
Apabila melewati garis bertindak:
“bahaya”
• Infus intravena
• Lakukan augmentasi dengan oksitosin
bila tidak ada kontraindikasi (CPD),
periksa DJJ tiap 30 menit
• Bila ada gawat janin atau persalinan tidak
maju, rujuk untuk dilakukan operasi sesar
• Bila dengan augmentasi, kemajuan
pembukaan servix<1 cm/jam  SC
 Contoh partograf untuk
persalinan normal

KONTRAKSI UTERUS
< 20 DETIK = lemah

20- 40 DETIK = sedang

> 40 DETIK = kuat


 Partograf yang memperlihatkan
fase aktif persalinan yang lama
 Partograf yang memperlihatkan
persalinan yang macet/terhalang
 Partograf yang memperlihatkan kontraksi
uterin yang kurang memadai dikoreksi
dengan pemberian oxytocin
Gharaibeh, 2019. ABNORMAL LABOUR
TERIMA KASIH

dr. Fariska Zata Amani, SpOG., M.Ked.Klin

@fariska.zata.spog

Anda mungkin juga menyukai