Anda di halaman 1dari 23

Partus Macet

PENDAHULUAN

Penyebab kematian ibu


Berdasarkan Survei
terbanyak terdiri dari :
Demografi dan Kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI) 1) perdarahan (42%)
Indonesia (SDKI) 2012, rata-
merupakan salah satu
rata AKI mencapai 359 per 2) eklampsi/preeklampsi
indikator penilaian status
100.000 kelahiran hidup. (13%)
kesehatan. Pada tahun 2010
Sementara target AKI untuk
WHO memperkirakan di 3) Abortus (11%)
Millenium Development Goals
seluruh dunia >585.000 ibu 4) Infeksi (10%)
(MDG’s) tahun 2015 yang
meninggal saat hamil/bersalin.
ditetapkan WHO sebesar 102 5) Persalinan lama/macet (9%)
per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab lain (15%)
DEFINISI

PARTUS LAMA = PARTUS MACET?

Persalinan/partus lama adalah persalinan kala I fase aktif dengan kontraksi


reguler selama >12 jam

Persalinan/partus macet adalah persalinan kemajuannya terhambat oleh faktor


mekanis dan proses kelahiran tidak mungkin dilakukan tanpa intervensi
operatif

(Prawirohardjo S. 2014)
KLASIFIKASI
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist, kelainan persalinan terbagi menjadi 2 yaitu :
Partus lama/Protraction disorders persalinan lebih lambat dari normalnya
Partus macet/Arrest disorder penghentian total kemajuan persalinan

Menurut Friedman
 Protraksi adalah kecepatan pembukaan atau penurunan yang lambat.

Nulipara : kecepatan pembukaan <1,2 cm per jam atau penurunan <1 cm per jam
Multipara : kecepatan pembukaan <1,5 cm per jam atau penurunan <2 cm per jam
 Arrest adalah tidak adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam
1 jam baik pada nulipara maupun multipara
ETIOLOGI

Kelainan Kelainan
3P
Tenaga Jalan lahir
(Power) (Passage)

Kelainan
janin
(Pasanger)
KELAINAN TENAGA

His yang normal :


 Kontraksi 3-5x dalam 10 menit
 Lamanya ≥ 40 detik
 Dominasi fundus uteri dan kontraksi penyebaran
simetris
 Setelah itu terjadi relaksasi
Inersia Uteri

Sifat His Normal (Dominasi Fundus Uteri).


Penanganan :
Kelainan : Lebih Lemah, Lebih Singkat dan Dulu : menunggu (selama ketuban
masih utuh).
Lebih Jarang . Kini : cari penyebab  tindaki.
Bila ada CPD  SC
Inersia Uteri Primer (hypotonic uteri contraction) Bila tidak ada CPD  berjalan
atau inj. oxytosin
Inersia Uteri Sekunder (hypertonic uteri contraction)
persalinan selesai dalam waktu yang singkat yaitu <3
jam (partus presipitatus)
Incoordinate Uterine Action

 Sifat His berubah.


 Tonus otot uterus meningkat
 Terjadi ketidak sinkronasi kontraksi pada bagian-bagian
uterus.
 Tidak ada koordinasi

Penanganan secara simptomatis :


- analgetika : morfin, petidin.
- Mengurangi kecemasan penderita.
- Persalinan jangan dibiarkan berlarut-larut.
KELAINAN JANIN
1. LETAK, PRESENTASI DAN POSISI
Letak atau situs adalah hubungan antara sumbu ibu dengan
sumbu bayi (memanjang, obliq, melintang)

Presentasi adalah bagian terendah bayi yang didapatkan saat


pemeriksaan dalam

Posisi adalah kedudukan presentasi bayi pada posisi Uuk

2. BAYI BESAR (>4000 gram)


Letak/Situs

 Letak memanjang : Sumbu panjang janin sesuai


sumbu panjang ibu
 Letak melintang : sumbu panjang janin
melintang terhadap sumbu panjang ibu
 Situs miring (oblik) : sumbu panjang janin miring
terhadap sumbu panjang ibu
Presentasi Janin
 Presentasi Kepala :

-Presentasi belakang kepala


-Presentasi puncak kepala
-Presentasi dahi
-Presentasi muka
 Presentasi Bokong :

- Bokong sempurna
- Bokong murni
- Bokong kaki
 Presentasi bahu
 Presentasi majemuk
Penanganan

Presentasi Dahi : Presentasi Majemuk :


- Bila ketuban utuh observasi perubahan - Bila tidak ada prolaps tali pusat observasi
presentasi spontan kemajuan persalinan
- Ketuban pecah SC - Bila ada prolaps tali pusat SC

Presentasi Muka: Presentasi Bokong:


- Dagu anterior merupakan syarat untuk - Tindakan versi luar
persalinan pervaginam - Ada penyulit lainnya SC
- Apabila pembukaan sudah lengkap dan dagu
masih posterior SC
Posisi Janin
Posisi adalah
kedudukan
presentasi bayi pada
posisi Uuk
KELAINAN JALAN LAHIR
a. Kesempitan pintu atas panggul
Cephalopelvic disporpotion (CPD):
keadaan yang menggambarkan Panggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cm
ketidak sesuaian antara kepala
Panggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm
janin dan panggul ibu sehingga
janin tidak dapat keluar melalui b. Kesempitan panggul tengah
vagina.
1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm
atau kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).

2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .

Kesempitan bidang tengah panggul dapat diperkirakan jika:

3. Spina ischiadica sangat menonjol.

4. Dinding samping panggul konvergen.

c. Kesempitan pintu bawah panggul

Bila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.


Kelainan Kala I
Fase Laten Memanjang

Friedman mengembangkan 3 tahap


fungsional persalinan yaitu :
1. Tahap persiapan (Hanya terjadi
sedikit pembukaan serviks)
2. Tahap pembukaan (Saat
pembukaan berlangsung paling
cepat)
3. Tahap panggul (berawal dari
fase deselerasi pembukaan
serviks)
Kelainan Kala I

Friedman membagi fase aktif


menjadi :
1. Fase akselerasi
2. Fase lereng (kecuraman)
maksimum
3. Fase deselerasi

Fase laten berkepanjangan apabila


>20 jam pada nulipara
>14 jam pada multipara
Kelainan Kala I

Fase Aktif Memanjang Friedman mendapatkan


30% ibu dengan partus
lama adalah CPD dan
Friedman membagi kelainan pada fase aktif yaitu : 45% ibu dengan partus
 Protraksi adalah kecepatan pembukaan atau penurunan yang lambat. macet adalah CPD
Nulipara : kecepatan pembukaan <1,2 cm per jam atau penurunan <1 cm
per jam
Multipara : kecepatan pembukaan <1,5 cm per jam atau penurunan <2 cm
per jam

 Arrest adalah tidak adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak
adanya penurunan janin dalam 1 jam baik pada nulipara maupun multipara
Temuan Partograf Partus Macet
* Pembukaan serviks tidak mengalami kemajuan.
* Pembukaan serviks maju tetapi tidak disertai dengan
penurunan.
* Pembukaan serviks tidak maju tetapi penurunan kepala mengalami kemajuan.
* Grafik garis pembukaan menyilang ke arah kanan garis
waspada.
* Kontraksi tidak membaik dan diikuti dengan tidak majunya
pembukaan dan penurunan.
* Djj > 160 atau < 100 x/mnt.
DIAGNOSIS

2 kriteria harus dipenuhi sebelum mendiagnosis kemacetan pada persalinan Kala I :


1) Fase laten telah selesai dan serviks membuka 4 cm atau lebih
2) Sudah terjadi pola kontraksi uterus dalam 10 menit selama 2 jam tanpa
perubahan pada serviks
FAKTOR TEMUAN DIAGNOSIS
TENAGA EKSPULSI - KONTRAKSI LEMAH; TIDAK TERKOORDINASI. -INERSIA UTERI; INCOORDINATE
UTERINE ACTION.
- IBU TIDAK MAMPU ATAU TIDAK DAPAT MEMBUAT POSISI - IBU KELELAHAN.
EFEKTIF UNTUK MENGEDAN.
- LINGKARAN KONSTRIKSI. - DISPROPORSI FETO-PELVIK.

BAYI - TAKSIRAN BERAT BADAN BAYI SANGAT EKSTRIM. - MAKROSOMIA.


- PRESENTASI MUKA. - PRESENTASI MUKA.
- DAGU BERADA DI BELAKANG DAN DASAR PANGGUL. - MENTOPOSTERIOR PERSISTEN.
- SUTURA SAGITALIS MELINTANG DENGAN PARIETAL - ASINKLITISMUS.
TERTAHAN DI PROMONTORIUM.
- TERABA TANGAN ATAU LENGAN DI SAMPING KEPALA - PRESENTASI MAJEMUK.
ATAU BOKONG.
- TERABA RUSUK DAN/ATAU LENGAN DENGAN POSISI - LETAK LINTANG.
KEPALA DI LATERAL.
- BAHU PADA POSISI ANTEROPOSTERIOR DAN TERTAHAN - DISTOSIA BAHU.
PADA DASAR PANGGUL.

JALAN LAHIR - PALPASI LUAR MENUNJUKKAN BAHWA BAGIAN TERBAWAH - KESEMPITAN P.A.P.
JANIN BELUM MASUK P.A.P.
- DIAMETER ANTEROPOSTERIOR < NORMAL ATAU P.A.P
BERBENTUK SEGITIGA.
- PROMONTORIUM SANGAT MENONJOL.
- DINDING SAMPING PANGGUL MENYEMPIT DAN SPINA - KESEMPITAN PANGGUL
ISCIADIKA SANGAT MENONJOL. TENGAH.
- ARKUS PUBIS < 900. - KESEMPITAN P.B.P.
- SAKRUM MELENGKUNG KE DEPAN DAN KOKSIGEUS
MENGARAH PADA SUMBU JALAN LAHIR.
PENATALAKSANAAN

Operasi
Seksio
Induksi
persalinan dengan
Sesarea
Oksitosin
Pantau KU, His,
DJJ dan TTV (Bila bukan CPD)
pasien
Terim
a
Kasih

Anda mungkin juga menyukai