Anda di halaman 1dari 23

Abortus Habitualis

PENDAHULUAN
DEFINISI
KLASIFIKASI

1. Abortus Iminens

5. Missed Abortion 2. Abortus Insipiens

4. Abortus Komplit 3. Abortus Inkomplit


ETIOLOGI

Abortus Habitualis

Kelainan Kromosom Lingkungan

01 Mendelian, Trisomi, Nondisjunction


Meiosis, Turner Syndrom, Marfan 04 Obat-obatan, Bahan Kimia, Radiasi,
Tembakau
Syndrome, dll

Faktor Anatomik (15%) Hormonal


02 Sinekia Uterus (Sindrom
Asherman), Leiomioma, 05 Defek Fase Luteal, Sindrom
Ovarium Polikistik, Diabetes Melitus,
Inkompetensi Serviks, Uterus Hipotiroidisme
Septata, Bikornuta, Didelfis
Autoimun Hematologik
03 SLE, APS
06 Defisiensi Faktor XII Hageman,
Hiperhomosisteinemi akibat
Defisiensi Asam Folat
1. KELAINAN KROMOSOM

Kelainan Sitogenik
50% 50% kejadian abortus
pada trimester pertama

Triploidi
16% Ditemukan pada 16%
kejadian abortus

Trisomi 16
30% Insidens 30% dari seluruh
trisomi

Sindroma Turner
25% Merupakan penyebab 20-
25% kelainan sitogenik
pada abortus
2. Penyebab Anatomik

40-80% 10-30% 25-80%


Dilatasi serviks tanpa
nyeri
3. Penyakit Autoimun

Insert the title of your subtitle Here

Terdapat hubungan yang nyata aPA merupakan antibody yang


antara abortus berulang dan akan berikatan dengan sisi
penyakit autoimun. Misalnya, negative dari fosfolipid
pada Systematic Lupus
Erythematosus (SLE) dan A B
Antiphospholipid Antibodies
(aPA)
C D - Lupus Anticoagulant (LAC),
- anticardiolipin antibodies
ada 3 bentuk aPA yang (aCLs)
- biologically false-positive
diketahui mempunyai arti klinis
yang penting untuk syphilis (FP-STS)
4. FAKTOR
• Tembakau mengandung nikotin yang menghambat LINGKUN
sirkulasi utero plasenta GAN
• Karbon monoksida (CO) menyebabkan penurunan

kadar oksigen sehingga menybabkan neurotoksin


5. Faktor Hormonal

Diabetes Melitus
01 HbA1C meningkat, Insulin Dependent

Defek Fase Luteal


02 Penurunan produksi progesteron

Sindrom Ovarium Polikistik


03 Meningkatnya kadar LH dan efek langsung
hiperinsulnemia pada fungsi ovarium

Hipotiroidisme
04 Defisiensi iodium berat berkaitan dengan
peningkatan keguguran dini
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
METFORMIN
memulai pengobatan metformin dengan dosis rendah

yang kemudian dinaikkan hingga mencapai dosis

pengobatan, yaitu 3 x 500 mg per hari atau 2 x 850 mg

per hari.
• Stimulasi ovarium : preparat anti-estrogen (clomiphene

citrate), rekombinan FSH atau aromatase inhibitor.


Stimulasi
Ovarium dan
• Luteal support : didrogesteron (Duphaston) 2x10 mg per
Luteal
hari, atau diberikan preparat progesteron supositoria
Support
dengan dosis 1x400 mg per hari selama masa luteal (14

hari)
Dopamin
• Mulai dengan dosis yang rendah hingga tercapai dosis
Agonis
terendah yang dapat ditoleransi oleh pasien dan mampu

menurunkan kadar hormon prolaktin.

• Dosis maksimum bromokriptin adalah 7.5 mg per hari


Pembedahan
dan Sirklase
Obat
Prednison 20 mg per hari dan Progestogen (didrogesteron (Duphaston®) ), 20 mg
Kombinasi
per hari hingga usia kehamilan 12 minggu, Aspirin 80 mg per hari hingga usia

kehamilan 28 minggu, dan asam folat 5 mg tiap 2 hari sekali selama masa

kehamilan.
Aspirin dosis rendah (81 mg per hari) : segera setelah pasien positif hamil. Antikoagulan
Heparin : setelah dikonfirmasi adanya detak jantung janin. Dosis : Unfractionated dan
Antigregasi
heparin (UFH) 2x5000 iu per hari sub kutan.

Low Molecular Weight Heparin (LMWH) enoxoparin : 40 mg per hari sub kutan
PROGNOSIS
Abortus Habitualis

“ Koreksi kelainan endokrin pada wanita dengan abortus habitualis memiliki prognosis
yang baik untuk terjadinya kehamilan yang sukses (> 90%). Pada wanita dengan etiologi
tidak diketahui, kemungkinan mencapai kehamilan yang sukses adalah 40-80%.

Prognosis yang kurang baik bila pada pemeriksaan USG didapatkan tingkat aktivitas
jantung janin kurang dari dari 90 kali per menit, suatu kantung kehamilan berbentuk atau
berukuran tidak normal, dan perdarahan subchorionic yang hebat.

TERGANTUNG PADA ETIOLOGI,


UMUR, DAN USIA KEHAMILAN
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai