Anda di halaman 1dari 26

ABORTUS

KELOMPOK 14
1. Benediktus Renald Kayame
2. Bunga Putri Bemba
3. Chindy P.G. Lay
4. Christera Monika Dos Santos Filipe
5. Dionisia Irpatima Madin
6. Elisa Puji Wilujeng
7. Margareth Thresia Raya
8. Rosalia Sofia Kuway
9. Wa Juliani Djampaka
10. Yerny Palulun
DEFINISI

ABORTUS/ KEGUGURAN

BERAKHIRNYA KEHAMILAN SEBELUM JANIN DAPAT HIDUP DI DUNIA


LUAR, TANPA MEMPERSOALKAN SEBABNYA. MENURUT WHO, ABORSI
BERARTI KELUARNYA JANIN DENGAN BERAT BADAN JANIN <500 GR
ATAU USIA KEHAMILAN <22 MINGGU.
KLASIFIKASI
WAKTU

DINI (BIA TRJADI PADA TRIMESTR I


LANJUT (BILA TRJADI PADA 12-24 MGG)
ATAU <12 MGG)

KEJADIAN

SPONTAN (KELUARNYA HASIL KONSEPSI


TANPA INTERVENSI MEDIS MAUPUN PROVOKATUS (SENGAJA DILAKUKAN)
MEKANIS)

KRIMINALIS
THERAPUTICUS (ABORTUS
(PENGGUGURAN
SESUAI INDIKASI UNTUK
KEHAMILAN TANPA
KEPENTINGAN IBU,
ALASAN MEDIS YANG SAH,
MISALNYA PENYAKIT
DILARANG OLEH HUKUM
JANTUNG, HIPERTENSI
ATAU DILAKUKAN OLEH
MALIGNA, ATAU
PIHAK YANG TIDAK
KARSINOMA SERVIKS.
BERWENANG.
ETIOLOGI
• Penyebab abortus merupakan gabungan dari
beberapa faktor. Umumnya abortus didahulaui
oleh kematian janin. Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan terjadinya abortus antara lain :
Faktor janin –kelainan yang paling sering dijumpai
adalah gangguan prtumbuhan zigot, embrio, janin,
atau placenta. Kelainan tersebut biasanya
menybabkan aortus pada trimster pertama, berupa :
• Kelainan telur- teur kosong (blighted ovum), kerusakan
embrio, kelainn kromosom (monosomi, trisomi atau
poliploidi), merupakan sekitar 50 % penyebab abortus.
• Trauma embrio- pasca sempling vili korionik,
amniosentesis.
• Kelainan pembentukan plasenta- hipoplasia trofoblas.
 Faktor maternal, berupa:
 Infeksi (virus, bakteri, parasit)
 Penyakit vaskular
 Kelainan endokrin- Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron
tidak mencukupi, terjadi disfungsi tiroid atau defisiensi insulin;
 Imunologi- ketidakcocokan (inkompatibilitas) sistem HLA (human leucocyte
antigen), SLE;
 Trauma
 Kelainan uterus
 Psikosomatik
 Faktor eksternal, berupa:
 Radiasi- Dosis 1-10 rad dapat merusak janin brusia 9 minggu; dosis lebih
tinggi dapat menyebabka keguguran;
 Obat-obatan- antagonis aam folat, antikoagulan, dll. Sebaiknya tidak
menggunakan obat-obatan ketika usia kehamilan <16 minggu kecuali obat
terbukti tidak membahayakan janin atau indikasi penyakit ibu yang parah;
 Zat kimiawi lain- bahan yang mengandung arsen, benzena, dll
 Sosio ekonomi, pendidikan, konsumsi kafein, dan bekerja ketika hamil-
tidak terbukti merupakan resiko abortus.
PATOGENESIS
CARA PENGELUARAN HASIL KONSEPSI
1. Kantung korion kluar pada kehamilan yang sangat dini,
meniggalkan sisa desidua;
2. Kantung amnion dan isinya (janin) didorong keluar, meninggalkan
korion dan desidua;
3. Pecah amnion disertai putusnya tali pusat dan pendorongan janin
keluar, tetapi sisa amnion dan korion tertinggal (hanya janin yang
dikeluarkan);
4. Seluruh janin dan desidua yang melekat didorong keluar secara
utuh
MACAM-MACAM ABORTUS
GAMBARAN KLINIS
ABORTUS INSIPIENS
DEFINISI

Abortus yang sedang berlangsung ditandai dengan serviks

telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi

hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses

pengeluaran.
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang dialami penderita ialah:
1. Perdarahan banyak; kadang mengeluarkan
gumpalan darah.
2. Nyeri karena kontraksi rahim kuat.
3. Akibat kontraksi rahim terjadi pembukaan.
DASAR DIAGNOSIS KLINIS

1. Anamnesis: perdarahan dari jalan lahir


disertai nyeri/ kontaksi rahim;
2. Pemeriksaan dalam: ostium uteri terbuka,
hasil konsepsi masih terdapat di dalam
rahim, dan ketuban teraba utuh serta
mungkin menonjol.
PENGELOLAAN
Pengelolaan penderita harus memperhatikan:
1. keadaan umum dan perubahan keadaan hemodinamik yang
terjadi dan segera lakukan tindakan.
2. evakuasi/pengeluaran hasil konsepsi disusul dengan kuretase bila
perdarahan banyak.
3. Pasca tindakan perlu perbaikan keadaan umum, pemberian
uterotonika (Alkaloid ergot berasal dari claviceps purpurea, jamur
parasit pada gandum, oksitosin, prostaglandin).
4. Pemberian antibiotika profilaksis selama 3 hari.
ABORTUS KOMPLET
DEFINISI

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri

pada kehamilan <20 minggu atau berat janin <500

gram. Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan,

osteum uteri telah menutup, uterus sudah mengecil

sehingga perdarahan sedikit.


PENGELOLAAN

Pengelolaan penderita tidak perlu tindakan khusus

ataupun pengobatan. Biasanya hanya diberi

raboransia atau hematenik bila keadaaan pasien

memerlukan. Uterotonika tidak perlu diberikan.


ABORTUS INKOMPLET
DEFINISI

Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum

uteri dan masih ada yang tertinggal, biasanya

berupa jaringan placenta.


GAMBARAN KLINIS

Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak

atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang

menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga

perdarahan berjalan terus.

Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok

hemoragik sebelum sisa jaringan konsepsi dikeluarkan.


DASAR DIAGNOSIS KLINIS

1. Anamnesis: perdarahan dari jalan lahir, biasanya

banyak, disertai nyeri/ kontraksi rahim: bila

perdarahan banyak, ibu dapat mengalami syok;

2. Pemeriksaan dalam: ostium uteri terbuka dan

sisa jaringan hasil konsepsi dapat teraba.


PENGELOLAAN
1. Perhatian terhadap keadaan umum (syok harus diatasi bila Hb <8 gr%)

2. Mengatasi gangguan hemodinamik yang terjadi untuk kemudian disiapkan

tindakan kuretase

3. Tindakan kuretase harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan keadaan

umum ibu dan besarnya uterus. Tindakan yang dianjurkan adalah dengan karet

vakum menggunakan kanula dari plastik

4. Pasca tindakan perlu diberikan uterotonika parenteral ataupun per oral dan

antibiotika oral selama 3 hari.


UTEROTONIKA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai