Anda di halaman 1dari 45

ABORTUS PADA KEHAMILAN

TIM KEPERAWATAN
MATERNITAS
TUJUAN

1. Memahami gambaran kejadian aborsi dalam kehamilan


2. Memahami aborsi dari berbagai sudut pandang (kesehatan,
hukum, agama dan psikologi)
3. Memahami penatalaksanaan perawatan pada abortus dalam
kehamilan
LATAR BELAKANG
FREESEKS PADA
REMAJA
BERAKIBAT
PADAKEHAMILAN

PEMERKOSAAN KEHAMILA
ANGKA
BERAKIBAT PADA N YANG
ABORTUS KEMATIA
KEHAMILAN BERISIKO
N IBU
TINGGI

MENUNDA
PERNIKAHAN
DAN
KEHAMILAN
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG

pelayanan
Antenatal care
(ANC) harus
MENURUN “available,accessib
KAN AKI le, and acceprable
to all women in
the servis area
15% WANITA
HAMIL TJD
KOMPLIKASI
PENGERTIAN

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu


kehamilan, dimana janin belum mampu hidup di
luar rahim ( belum viable ) dengan kriteria usia
kehamilan kurang 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram. WHO
memperbaharui definisi abortus adalah terhentinya
kehidupan buah kehamilan dibawah 28 minggu
atau berat janin kurang dari 1000 gram.
JENIS ABORTUS
Abortus spontan Abortus Provokatus

imminens Medisinalis
inkompletus kriminalis
Kompletus
insipien
ABORTUS IMINENS
 Bersifat mengancam dan masih ada harapan
untuk dipertahankan
 Tanda-tanda : perdarahan pervaginam hanya
sedikit (flek-flek) dan berangsur-angsur
akan berhenti setelah berlangsung beberapa
hari, dan kehamilan berlangsung secara
normal. Ada/tidak ada nyeri ringan, cervix
menutup
Lanjutan...
 Masalah keperawatan yang mungkin dijumpai adalah : 1).
kecemasan/kekhawatiran ibu akan pertumbuhan janin akibat
perdarahan. 2) Resiko terjadi perdarahan yang lebih
banyak/keluarnya jaringan; 3) Apabila disertai dengan rasa mules
dan perdarahan tetap berlangsung serta ada dilatasi cervix, maka
diklasifikasikan dalam abortus insipiens
 Penatalaksanaan : !) Berikan penjelasan tentang keadaan janinnya;
2) Tirah baring; 3) Observasi tentang perdarahan meliputi warna,
jumlah dan bau, 4) Sedativa selama paling sedikit 48 jam; 5) USG
uterus untuk memastikan keadaan kehamilannya.
ABORTUS INSIPIEN
 abortus yang sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah
lagi.
• Tanda dan gejala perdarahan hebat, ada dilatasi
cervix, dan kontraksi uterus yang
mengakibatkan nyeri kramp pada abdomen
bawah
• Masalah keperawatan yang mungkin dapat
muncul adalah : 1) kecemasan; 2) nyeri kram
pada abdomen bawah; 3) resiko shock.
Lanjutan...
 Penatalaksanaan : 1) tirah baring; 2) observasi
perdarahan dan kemungkinan keluarnya jaringan; 3)
observasi tanda-tanda vital; 4) kurangi rasa nyeri dengan
analgetika; 5) pasien dipuasakan untuk persiapan
kemungkinan adanya tindakan operatif (curetage); 6)
pemberian uterus tonika (ergometrin); 7) pemeriksaan
Hb, golongan darah; 8) jika 24 jam abortus tidak terjadi,
uterus harus dikosongkan dengan menggunakan
vacum/curet; 9) perhatikan psikososial isteri dan suami;
10) privasi.
ABORTUS INCOMPLETUS
• abortus yang sudah terjadi dengan sebagian dari buah kehamilan
telah dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan placental) masih
di alam rahim.
• Tanda dan gejala : perdarahan tidak berkurang, cervix tetap
terbuka.
• Masalah keperawatan yang mungkin muncul : 1) kecemasan; 2)
nyeri kramp; 3) resiko shock
• Penatalaksanaan : 1) tirah baring; 2) observasi perdarahan
meliputi jumlah, warna dan bau; 3) observasi tanda vital; 4)
evakuasi uterus harus segera dilakukan untuk mencegah
perdarahan lebih lanjut; 5) vulva hygiene diperhatikan; 6) apabila
sudah ada laktasi maka laktasi dihentikan dengan pemberian
hormon estrogen (kalau perlu)
ABORTUS COMPLETUS
• Pengertian : aborturtus dimana semua buah kehamilan (janin,
selaput ketuban, dan plasenta) sudah keluar.
• Tanda dan gejala : perdarahan berhenti, nyeri berhenti, cervix
menutup, uterus mengalami involusi.
• Masalah keperawatan yang mungkin muncul : 1) kehilangan
berhubungan dengan terjadinya abortus yang tidak diduga; 2)
harga diri rendah berhubungan dengan ketidakmampuan
menyelesaikan kehamilan sampai term gestasi dengan sukses
• Penatalaksanaan : 1) beri penyuluhan tentang kehamilan
berikutnya; 2) beri suport system yang kuat (dari team medis,
keluarga dan orang-orang terdekat); 3) beri ronburantia dan
istirahat.
MISSED ABORTUS
• Pengertian : hasil konsepsi telah mati tetapi abortus spontan
tidak terjadi, sehingga produk kehamilan masih berada di dalam
rahim.
• Tanda dan gejala : tanda-tanda kehamilan berkurang (payudara
mengecil dan lebih lunak pertumbuhan uterus berhenti, pasien
merasa tidak hamil lagi. Setelah beberapa minggu akan keluar
sekret kecoklatan dari vagina dan tanda-tanda kehamilan
eksternal hilang. Dapat terjadi hypofibrinogenemia. Bekuan
darah dari perdarahan placenta kadang-kadang memenuhi uterus
untuk membentuk mola karneosa. Sekitar usia kehamilan 18
minggu akan terjadi evakuasi spontan
Lanjutan...
• Penatalaksanaan : jika kehamilan kurang dari 14
minggu uterus dapat dikosongkan dengan
tindakan suction curettage, kemudian diberikan
uterus tonika (ergometrin) intravena. Tetapi jika
kehamilan lebih dari 14 minggu pasien diberi
prostaglandin atau oksitosin untuk menginduksi
persalinan.
ABORTUS AKIBAT INKOMPETENSI
UTERUS
• Pengertian : abortus yang terjadi sebagai akibat dari tidak
kompetennya cervix menahan besarnya buah kehamilan. Biasanya
terjadi pada usia kehamilan 20 minggu.
• Tanda dan gejala : cervix berdilatasi, kantong ketuban menonjol.
• Penatalaksanaan : pada kehamilan berikutnya dilakukan penjahitan
pada mulut rahin dibuat seperti tali pada mulut kantong (purse-
string suture). Jahitan ini disebut jahitan Shirodkar. Jahitan ini
dibiarkab sampai kehamilan berusia 38 minggu, kemudian jahitan
dibuka sehingga persalinan dapat berlangsung spontan. Jahitan
Shirodkar ini mancapai angka keberhasilan sampai 80%.
ABORTUS HABITUALIS
 Abortus habitualis adalah abortus spontan yang
terjadi secara berturut-turut minimal 3x
ABORTUS SEPTIK
• Abortus yang disertai adanya penyakit infeksi yang menyebabkan
terjadinya resistensi normal saluran genital. Abortus provokatus
kriminalis masih menjadi penyebab paling serius karena tidak
dilakukan secara aseptik. Faktor lain yang terlibat adalah
keberadaan produk kehamilan yaitu jaringan placenta yang mati di
dalam rahim. Inferksi dapat menyerang endometrium dan
menyebar ke bagian lain secara langsung atau tidak langsung untuk
menyebabkan peritonitis, salphingitis dan septikemia
• Gejala : Keluhan tidak enak badan, panas tinggi, takikardi,
sakit kepala, sekret vagina yang berbau, nyeri ketika
dilakukan pemeriksaan panggul dalam.
Lanjutan...
• Penatalaksanaan :
1) pemeriksaan swab tinggi vagina untuk kultur;
2) pemberian antibiotik;
3) curettage dilakukan apabila infeksi sudah
mereda dengan antibiotika selama 12-14 jam
kemudian, kecuali terjadi perdarahan yang hebat
dan ini dilakukan pada kehamilan usia12 minggu
lebih.
PENYEBAB ABORTUS
 Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling
sering untuk abortus dini dan kejadian ini kerapkali disebabkan
oleh cacat kromosom seperti trisomi, poliploidi, dan
kemungkinan kelainan kromosom seks.
 Abnormalitas uterus yang mengakibatkan kelainan cavum uteri
atau halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus,
misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolapsus atau
retroversio uteri juga apabila lingkungan di endometrium di
sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian
zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu
 Kerusakan pada serviks akibat robekan yang dalam pada saat
melahirkan atau akibat tindakan pembedahan (dilatasi)
Lanjutan..
 Penyakit-penyakit maternal seperti : pneumonia, tiphus
abdominalis, pielonephritis, malaria, dapat menyebabkan abortus.
Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium, dapat melalui plasenta
dan masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan
kemudian terjadilah abortus.
 Pemakaian obat-obat seperti vaksinasi penyakit cacar, preparat
sitotoksik, akan mengganggu proses pembelahan sel yang cepat.
Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsang
kontraksi uterus.
 Trauma, tapi biasanya jika terjadi langsung pada cavum uteri.
Hubungan seksual, khususnya kalau terjadi orgasme dapat
menyebabkan abortus khususnya pada wanita yang mempunyai
riwayat keguguran berkali-kali.
Lanjutan...
 Faktor-faktor hormonal, misalnya penurunan sekresi
progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya
abortus pada usia kehamilan 10-12 minggu, yaitu saat
plasenta mengambil alih corpus luteum dalam produksi
hormon
 Sebab-sebab psikosomatik : stress dan emosi yang kuat
diketahui dapat mempengaruhi fungsi uterus lewat
sistem hipotalamus-hipofise. Banyak dokter obstetri
yang melaporkan kasus-kasus abortus spontan dengan
riwayat stress, dan biasanya mereka juga menyebutkan
kehamilan yang berhasil baik (pada wanita dengan
riwayat stres berat) setelah kecemasan dihilangkan.
80%
ABORTUS
SPONTAN

26%
KEHAMILAN 35 PER
BERAKHIR FREKUENSI
PADA ABORSI
1000

19 JUTA ABORSI
TIDAK AMAN, 5
JUTA KOMPLIKASII
FREKUENSI...
2-2,6 11% pd wanita 85% dibwah 20
juta/tahun belum menikah th

34% pada usia


11% AKI
30-46th

43 kasus setiap 51% pada usia


100 kehamilan 20-29th
ALASAN MELAKUKAN ABORSI
 Hamil di luar nikah  Kehamilan adalah akibat
 Pernikahan yang tidak perkosaan
kokoh seperti yang  Menderita penyakit
diharapkan sebelumnya jantung yang berat
 Telah cukup anak dan (kronik)
tidak mungkin dapat  Ingin mencegah lahirnya
membesarkan seorang bayi dengan cacat bawaan
anak lagi  Ingin konsentrasi pada
 Janin ternyata telah pekerjaan untuk
terekspos oleh substansi menunjang kehidupan
teratogenik dengan dengan anaknya
GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS
ABORSI
AKIBAT DARI ABORSI
• perdarahan
DIMENSI • Infeksi
JASMANI • Kemandulan
• kematian

DIMENSI • depresi
• Tanggung jawab dan pandangan nilai
PSIKOLOGIS hidu merosot

DIMENSI
HUKUM •Pelaku di hukum
METODE ABORSI
UREA

HISTERO PROSTAG
TOMI LANDIN

PIL ru, SUCTION


mtx
ABORTUS DALAM
BERBAGAI SUDUT
PANDANG
SUDUT PANDANG
KESEHATAN
Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik
adalah demi menyelamatkan nyawa ibu, syarat-syaratnya
adalah:
Dilakukan oleh tenaga kesehata yang memiliki keahlian dan kewenngan untuk
melakukannya (dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)sesuai dengan
tanggung jawab profesi
Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama,hukum,psikologi)
Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat
Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/ peralatan yang memadai yang
ditunjuk oleh pemerintah
Prosedur tidak dirahasiakan
Dokumen medik harus lengkap
SUDUT PANDANG HUKUM

yang dikenai hukuman dalam hal ini adalah:


Ibu yang melakukan aborsi
Dokter/bidan/dukun/tenga kesehatan
lain yang melakukan aborsi
Orang-orang yang mendukung
terlaksanakanya aborsi
Beberapa pasal yang terkait

KUHP pasal 299,346,347,348,349 tentang larangan pengguguran


kndungan
UU RI no 1 tahun 1946 menyatakan aborsi merupakan tidanaga
pelanggaran hukum
UU RI no 7 tahun 1984 tentang menhghapus diskriminasi pada
wanita
UU RI no 23 tahun 1992 pasal 15 abortus provokatus diperbolehkan
dengan alasan medis
UU RI No 36 tahun 2009 sebagai pengganti UU RI no 23 tahun
1992 abortus provokatus diperbolehkan pada wanita yang hamil
akibat perkosaan
pasal 77 c kebebabasan menentukan reproduksi
Pasal 80 dokter boleh melakukan aborsi yang aman
Hukum abortus di berbagai
negara

• Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus,seperti di


Belanda.
• Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan
kehidupan penderita (ibu),seperti di Perancis dan Pakistan.
• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik,
seperti di Kanada, Muangthai dan Swiss.
• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi
sosioedik, seperti di Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia,
dan India.
• Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial,
seperti di Jepang, Polandia, dan Yugoslavia
Sudut pandang psikologis

Aborsi dilihat dari segi psikologis


sebenarnya lebih kepada bagaimana
rasa aman dan nyaman tersebut
tercipta atau ada dalam diri
seseorang yang akan melakukan
aborsi
ABORSI DARI SUDUT
PANDANG AGAMA ISLAM

Majelis Ulama Indonesia menfatwakan


bahwa:
Aborsi haram hukumnya sejak
terjadinya implantasi blastosit
pada dinding rahim ibu (nidasi)
ABORSI DARI SUDUT
PANDANG AGAMA ISLAM

Aborsi boleh dilakukan karena adanya uzur baik yang bersifat


darurat maupun hajat:
 Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang
membolehkan aborsi adalah:
Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti
kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan
penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan
oleh tim dokter
Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam
nyama si ibu
ABORSI DARI SUDUT
PANDANG AGAMA ISLAM

Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang


dapat membolehkan aborsi adalah:
 Janin yang dikandung dideteksi menderita
cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan
 Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan
oleh tim yang berwewenang yang di dalamnya
terdapat antara lain keluarga korban, dokter
ulama
ABORSI DARI SUDUT
PANDANG AGAMA ISLAM

• Kebolehan aborsi sebagaimana


dimaksud huruf b harus dilakukan
sebelum janin berusia 40 hari
• Aborsi haram hukumnya jika
dilakuakna pada kehamilan yang terjadi
akibat zina
ABORSI DARI SUDUT PANDANG
AGAMA KATOLIK DAN KRISTEN

bahwa aborsi dalam bentuk dan alasan apapun dilarang karena:


1. Apabila ada sperma dan ovum telah bertemu maka unsur
kehidupan sudah ada
2. Abortus pada janin cacat tidak diperbolehkan karena
Tuhan mempuyai rencana lain pada hidup seseorang
3. Anak adalah pemberian Tuhan
4. Bila terjadi kasus perkosaan diharapkan keluarga serta
orang-orang terdekat dapat memb
5. eri semangat
6. Aborsi untuk menyembunyikan aib tidak dibenarkan
ABORSI DARI SUDUT PANDANG
AGAMA HINDU

Aborsi dalam teologi hinduisme tergolong pada


perbuatan yang “himsa karma” yakni salah satu
perbuatan dosa yang disejajarkan dengan
membunuh, menyakiti dan menyiksa. Oleh
karena itu perbuatan aborsi disetarakan dengan
menghilangkan nyawa, maka aborsi dalam agama
hindu tidak dikenal dan tidak dibenarkan
ABORSI DARI SUDUT PANDANG
AGAMA BUDHA

Dalam agama budha perlakuan aborsi tidak


dibenarkan karena suatu karma harus
diselesaikan dengan cara yang baik jika tidak
maka akan timbul karma yang lebih buruk
lagi
Penatalaksanaan perawatan abortus
dalam kehamilan

 Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi


darah dan cairan yang cukup.
 Bila ada tanda-tanda syok karena perdarahan, segera berikan cairan
infusfisioloqik NaCl atau cairan Ringer Laktat, kemudian disusuL denqan
transfusi darah.
 Pengeluaran sisa hasil konsepsi dilakukan dengan kuretase
 Pasca tindakan diberikan suntikan ergometrin 0,2 mg secara intra
muscular.
 Apabila pasien dalam keadaan anemia dapat diberikan obat hematinik,
misalnya sulfas ferosus dan vitamin C.
 Untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dapat diberikan
antibiotik.(Rustam.M, 2002)
 Pemberian konseling bagi perempuan sebelum dan sesudah abortus
Pencegahan abortus

Pada remaja:
• Pemberdayaan keluarga
• Pendidikan kesehatan reproduksi
• Membentengi diri dengan agama
• Menjauhi hal yang berbau pornografi
• Memiliki aktivitas positif
Pada wanita yang sudah menikah:
•Penkes tentang KB
•Penyediaan dan pelayanan KB yang optimal
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai