Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI

BARU LAHIR DENGAN TERAPI KOMPLEMENTER


PADA KASUS CEPHALOPELVIK DISPROPORTION
(CPD)
Disusun Oleh : Kelompok 9 Banda Aceh
 
Herlita : 1520121012
Nurhasanah : 1520121068
Putri Rahmah : 1520121081
Radhiatun : 1520121030
Wahdini :1520121038

Dosen Pembimbing
Dra. Hj. Eulisa Fajriana, M.Kes
Pengertian CephaloPelvik Disproportion
Cephalopelvik Disproportion atau
Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan
yang menggambarkan ketidaksesuaian
antara kepala janin dan panggul ibu
sehingga janin tidak dapat keluar melalui
vagina.
Keadaan ini akan diketahui dalam 3
minggu terakhir kehamilan dengan tidak
3
berhasilnya kepala janin masuk kedalam
PAP, baik secara spontan maupun secara
penekanan.
Penyebab Cephalo Pelvik Disproportion
Ukuran bayi terlalu besar
Posisi bayi dalam kandungan tidak normal
Ukuran panggul ibu yang cenderung lebih
kecil ketimbang ukuran panggul normal
pada umumnya.
Bentuk panggul ibu tidak normal.
CPD terkadang juga bisa terjadi ketika janin
mengalami kondisi tertentu,
misalnya hidrosefalus

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Bentuk Panggul

Bentuk panggul dibagi menjadi empat, yaitu :


Ginekoid (rongga panggul lebar dan luas)
Android (ukuran rongga panggul kecil dan
bentuknya menyerupai simbol hati)
Antropoid (bentuk panggul yang memanjang dan
lebih luas dari pada android)
Platipeloid (panggul datar)
Panggul Sempit

Setiap penyempitan pada diameter pangul


yang mengurangi kapasitas panggul dapat
menyebabkan distosia saat persalinan.
Penyempitan panggul bisa terjadi pada :
Penyempitan atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit
apabila diameter anterior posterior
terpendeknya (konjugata vera) kurang dari
10 cm atau apabila diameter transversal
terbesarnya kurang dari 12 cm
Penyempitan panggul tengah
Kemungkinan penyempitan pintu
tengah panggul apabila diameter
interspinarum ditambah diameter sagitalis
posterior panggul tangah adalah 13,5 cm
atau kurang.

Penyempitan pintu bawah panggul


Terjadi bila diameter distantia
intertuberosum berjarak 8 cm atau
kurang. Penyempitan pintu bawah
panggul biasanya disertai oleh
penyempitan pintu tengah panggul
Perkiraan kapasitas panggul sempit
Kesempitan pintu atas panggul
berdasarkan ukuran conjugata vera
(CV)
•CV = 8,5 – 10 cm dilakukan partus
percobaan yang kemungkinan
berakhir dengan partus spontan
atau dengan ekstraksi vakum, atau
ditolong dengan secio caesaria
sekunder atas indikasi obstetric
lainnya.
•CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer.
FAKTOR RISIKO

Pernah menjalani persalinan


dengan operasi caesar sebelumnya
Polihidramnion
Usia kehamilan lebih dari 41 minggu
Hamil usia tua misalnya ibu berusia
35 tahun atau lebih
Tinggi badan kurang dari 145 cm
Hamil di usia remaja, karena tulang
panggul belum tumbuh sempurna
Ukuran diameter panggul ibu kurang
dari 9,5 cm
Pemeriksaan Yang Dapat Dilakukan

Pemeriksaan fisik pada panggul


dengan mengukur langsung untuk
mengetahui berapa diameternya
Ultrasonografi (USG) dapat
membantu mengukur panggul ibu
dan kepala bayi
MRI (magnetic resonance imaging)
pelvis untuk menilai ukuran
panggul ibu serta posisi bayi di
dalam kandungan
Komplikasi Yang Mungkin Terjadi
Bahaya Pada Ibu

1. Persalinan macet atau distosia(prolonged labor).Partus


lama yang sering disertai pecahnya ketuban pada
pembukaan kecil dapat menimbulkan dehidrasi serta
asidosis dan infeksi intrapartum.
2. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan
lahir tertahan dapat timbul regangan segmen bawah
uerus. Keadaan ini terkenal dengan ruptura uteri
mengancam.
3. Dengan persalinan tidak maju
3 karena disproporsi sefalo
pelvik jalan lahir pada suatu tempat mengalami tekanan
yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal ini
meninbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya
Iskemia dan kemudian nekrosis pada tempat tersebut
Bahaya Pada Janin
1. Patus lama dapat meningkatkan kematian Perinatal,
apabila jika ditambah dengan infeksi intrapartum
2. Pengaruh ukuran panggul yang kecil dan sulit saat
melahirkan, berisiko membuat bayi terlilit tali pusar
sehingga kekurangan oksigen.
3. Prolasus Funikuli, apabila terjadi, mengandung
bahaya yang sangat besar bagi janin dan memerlukan
kelahiranya dengan apabila ia masih hidup.
4. Dengan tekanan yang kuat dapat menyebabkan
perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin,
perdarahan intrakaranial dan bahkan dapat
menimbulkan fraktur pada Osparietalis bila tidak
segera ditangani.
Penanganan

1. Persalinan Percobaan
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak
belakang kepala, tidak bisa pada letak sungsang,
letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh
lebih dari 42 mingu karena kepala janin bertambah
besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada
kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan
menjadi penyulit persalinan percobaan. Persalinan
percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau
kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak
kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah
pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak
masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta
pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan
seksio sesarea.
Lanjutan...
2. Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada
kesempitan panggul berat dengan kehamilan
aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang
nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada
kesempitan panggul ringan apabila ada
komplikasi seperti primigravida tua dan
kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.
Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan
selama beberapa waktu) dilakukan karena
peralinan perobaan dianggap gagal atau ada
indikasi untuk menyelesaikan persalinan
selekas mungkin sedangkan syarat persalinan
per vaginam belum dipenuhi.
Lanjutan..
3. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan
memisahkan panggul kiri dan kanan
pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak
dilakukan lagi.

4. Kraniotomi dan Kleidotomi


Pada janin yang telah mati dapat
dilakukan kraniotomi atau kleidotomi.
Apabila panggul sangat sempit sehingga
janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka
dilakukan seksio sesarea.
Terapi Komplementer
Paradigma pelayanan kebidanan saat ini telah mengalami
pergeseran. Selama satu dekade ini, suhan kebidanan
dilaksanakan dengan mengkombinasikan pelayanan
kebidanan konvensional dan komplementer, serta telah
menjadi bagian penting dari praktik kebidanan. Pelayanan
kebidanan komplementer adalah pilihan untuk mengurangi
intervensi medis baik saat masa kehamil, persalinan
maupun masa nifas. Salah satu alasan asuhan kebidanan
komplementer saat ini banyak digunakan adalah adanya
keinginan untuk menghindari efek samping dari obat-
obatan.
Pemberian Aroma Terapi pada nyeri persalinan Kala 1
Nyeri yang tidak dapat ditoleransi oleh ibu hamil dapat
membuat ibu hamil stress mengakibatkan impuls nyeri
bertambah banyak dan lemahnya kontraksi otot rahim
sehingga terjadi persalinan lama. Hal ini dapat
mengakibatkan distress pada bayi. Salah satu cara
non-farmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan
yaitu dengan aromaterapi. Aromaterapi adalah sebuah
terapi terapeutik yang melibatkan penggunaan
wewangian berasal dari minyak esensial. Kandungan
linalol dapat merangsang pengeluaran hormon
enkefalin yang dapat menstabilkan sistem saraf
sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi
siapapun yang menghirupnya.
2. Hydrotherapy Persalinan

Hydrotherapy merupakan cara untuk mengurangi


nyeri dimana selama perawatannya menggunakan
air hangat. Terapi hydrotherapy menghantarkan
panas melalui daerah yang diberikan terapi air
hangat. Dengan adanya panas dapat melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan alirandarah,
mempengaruhi transmisi impuls nyeri dan dapat
meningkatkan elastisitas kolagen. Hydrotherapy,
seperti halnya metode-metode relaksasi lainnya,
bertujuan untuk membantu mendapatkan rasa
tenang sehingga bisa menghadapi proses
persalinan dengan kendali diri yang lebih baik.
3. Terapi Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke


5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk
menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat
oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin Atau let down reflex.
Hormon ini diproduksi di otak bagian belakang, yang efek kerjanya mirip seperti
morfin. Dengan melancarkan produksi hormon ini, seorang ibu akan merasa lebih
bahagia, rileks dan bahkan dapat membantu mengurangi rasa nyeri.

4. Terapi Pijat Perenium

Pijat perineum merupakan pijatan yang dilakukan di bagian perineum, yaitu area
yang berada di antara vagina dan anus. Pijatan perineum dapat membantu otot-otot
perineum dan jalan lahir menjadi lebih elastis dan kuat, sehingga berisiko lebih
rendah untuk mengalami robekan jalan lahir ketika proses persalinan berlangsung.
Pijat perineum tergolong aman untuk kondisi kehamilan sehat atau berisiko rendah.
Namun, bukan berarti semua ibu hamil bisa menjalani dan melakukan pijat
perineum. Pijatan ini tidak disarankan untuk dilakukan bagi ibu hamil yang
menderita perdarahan vagina, herpes di organ intim, atau memiliki luka di vagina
dan perineumnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai