Dosen Pembimbing
Dra. Hj. Eulisa Fajriana, M.Kes
Pengertian CephaloPelvik Disproportion
Cephalopelvik Disproportion atau
Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan
yang menggambarkan ketidaksesuaian
antara kepala janin dan panggul ibu
sehingga janin tidak dapat keluar melalui
vagina.
Keadaan ini akan diketahui dalam 3
minggu terakhir kehamilan dengan tidak
3
berhasilnya kepala janin masuk kedalam
PAP, baik secara spontan maupun secara
penekanan.
Penyebab Cephalo Pelvik Disproportion
Ukuran bayi terlalu besar
Posisi bayi dalam kandungan tidak normal
Ukuran panggul ibu yang cenderung lebih
kecil ketimbang ukuran panggul normal
pada umumnya.
Bentuk panggul ibu tidak normal.
CPD terkadang juga bisa terjadi ketika janin
mengalami kondisi tertentu,
misalnya hidrosefalus
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Bentuk Panggul
1. Persalinan Percobaan
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak
belakang kepala, tidak bisa pada letak sungsang,
letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh
lebih dari 42 mingu karena kepala janin bertambah
besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada
kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan
menjadi penyulit persalinan percobaan. Persalinan
percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau
kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak
kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah
pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak
masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta
pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan
seksio sesarea.
Lanjutan...
2. Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada
kesempitan panggul berat dengan kehamilan
aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang
nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada
kesempitan panggul ringan apabila ada
komplikasi seperti primigravida tua dan
kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.
Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan
selama beberapa waktu) dilakukan karena
peralinan perobaan dianggap gagal atau ada
indikasi untuk menyelesaikan persalinan
selekas mungkin sedangkan syarat persalinan
per vaginam belum dipenuhi.
Lanjutan..
3. Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan
memisahkan panggul kiri dan kanan
pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak
dilakukan lagi.
Pijat perineum merupakan pijatan yang dilakukan di bagian perineum, yaitu area
yang berada di antara vagina dan anus. Pijatan perineum dapat membantu otot-otot
perineum dan jalan lahir menjadi lebih elastis dan kuat, sehingga berisiko lebih
rendah untuk mengalami robekan jalan lahir ketika proses persalinan berlangsung.
Pijat perineum tergolong aman untuk kondisi kehamilan sehat atau berisiko rendah.
Namun, bukan berarti semua ibu hamil bisa menjalani dan melakukan pijat
perineum. Pijatan ini tidak disarankan untuk dilakukan bagi ibu hamil yang
menderita perdarahan vagina, herpes di organ intim, atau memiliki luka di vagina
dan perineumnya.
THANK YOU