Anda di halaman 1dari 13

“PARTUS LAMA”

KELOMPOK 2:
C U T M A L A N U R M A D I N AT I
D W I N U R Y U L I YA N I
N A B I L AT U L F I K R I YA H
P R AT I W I E S T U N I N G T YA S
PENGERTIAN

• Partus lama adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh


terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Secara umum,
persalinan yang abnormal sering terjadi apabila terdapat
disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir.
• Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah
berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi
serviks di kanan garis waspada persalinan aktif (Syaifuddin
AB., 2002 : h 184).
• Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari
24 jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada
multigradiva. (Mochtar, 1998 :  h 348)
ANGKA KEJADIAN

• Saat ini distosia adalah indikasi yang paling sering untuk


seksio sesarea primer. Gifford dkk melaporkan bahwa tidak
majunya persalinan merupakan alsan bagi 68% seksio sesarea
non elektif pada presentasi kepala. Pada tahun 1990, 12%
wanita Amerika didiagnosa mengalami hambatan dalam
persalinan sehingga janin harus dikeluarkan perabdominam,
dan angkaini meningkat sebesar 7%. Di Amerika diperkirakan
50-60% diantara semua seksio sesarea disebabkan oleh tidak
adanya kemajuan dalam persalinan.
ETIOLOGI
Menurut Saifudin AB, (2007: h 185) Pada prinsipnya persalinan lama dapat
disebabkan oleh :
a.     His tidak efisien (in adekuat)
His dikatakan kurang baik kuat jika:
 Terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his.
 Terlalu pendek yang dinilai dari lamanya kontraksi.
 Terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara dua his.
Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-
kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya lebih dari
40 detik.

b.     Faktor janin


 malpresenstasi
 Malposisi
 janin besar
c.      Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Panggul sempit atau disporporsi sefalopelvik terjadi karena bayi terlalu besar dan pelvic
kecil sehingga menyebabkan partus macet.
GEJALA KLINIK PARTUS LAMA
Adapun gejala klinik dari partus lama adalah:

Ibu Janin
Djj cepat, hebat, tidak teratur bahkan negative.
Gelisah
·       Air ketuban terdapat mekoneum kental
·     Letih kehijau-hijauan, cairan berbau
·     Suhu badan meningkat
·     Berkeringat ·       Caput succedenium yang besar
  Nadi cepat
·   

·     Pernafasan cepat ·       Moulage kepala yang hebat

·     Meteorismus   Kematian janin dalam kandungan


·     

·       Kematian janin intrapartal


DIAGNOSA KLINIK

Kriteria diagnosisnya sebagai berikut :


a.      Kesempitan pintu atas panggul:
 Panggul sempit relatif: jika konjugata vera > 8,5 – 10 cm
Panggul sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm
b.     Kesempitan panggul tengah:
Kalau jumlah diameter interspinarum dan diametersagitalis posterior
pelvis mencapai < 13,5 cm dan diameter interspinarum <10 cm, dinding
panggul konvergen, dan sakrum lurus atau konveks. 3
c.      Kesempitan pintu bawah panggul
d.     Bila arkus pubis <900, atau sudut lancip.
Sedangkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis faktor janin dapat
menggunakan ultrasonografi.
KLASIFIKASI PERSALINAN LAMA

a.      Fase laten yang memanjang


b.     Fase Aktif Memanjang Pada Primigravida
c.      Pemanjangan fase aktif menyertai :
d.     Penurunan Bagian Terendah
e.      Persalinan lama dalam kala dua
KOMPLIKASI

Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu


maupun janin. Diantaranya:
a.   Bagi Ibu
Persalinan lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun
anak. Beratnya cedera terus meningkat dengan semakin lamanya proses
persalinan: resiko tersebut naik dengan cepat setelah 24 jam. Terdapat
kelainan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan,
dan syok. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin
memperburuk bahaya bagi ibu.
• ü  Infeksi intrapartum
• ü  Ruptur uteri
• ü  Cincin retraksi patologis
• ü  Pembentukan fistula
• ü  Cedera otot dasar panggul
b. Bagi Bayi

 Molase pada Kepala Janin
Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang
tengkorak saling bertumpang tindih di sutura besar, suatu
proses yang di sebut molase (molding moulage). Biasanya
batas median tulang parietal yang berkontak dengan
promontorium tumpang tindih dengan tulang di sebelahnya.’
hal yang sama terjadi pada tulang-tulang frontal. Namun,
tulang oksipital terdorong kebawah tulang parietal.
PENATALAKSANAAN PERSALINAN LAMA

Adapun penatalaksanaan persalinan lama adalah :


1)     Penatalaksanaan persalinan lama menurut (Depkes, 2007). :
Seksio sesar pada panggul sempit, makrosomia, letak lintang, atau
disproparsi fetopelvik.
Koreksi yang kemudian dilanjutkan dengan akselerasi kala 2 (ekstraksi
vakum atau cunam) atau seksio sesar pada kasus malpresentasi atau
asinklitismus.
Maneuver skrup atau penekanan bahu secara eksternal untuk distosia
bahu.
Pacu kontraksi apabila inersia uteri bukan disebabkan oleh disproparsi.
Rehidasi adan pemberian kalori untuk restorasi ibu yang mengalami
kelelahan
2)     Tindakan suportif
 Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus membesarkan
hatinya dan menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan
kekhawatiran dalam diri pasien.
 Intake cairan setidaknya 2.500 ml perhari. Pada semua partus lama, intake
cairan sebanyak ini dipertahankan melalui pemberian infus cairan glukosa.
Dehidrasi dengan tanda adanya aceton dalam urine, harus dicegah.
 Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna dengan
baik. Makanan ini akan tertinggal dalam lambung sehingga menimbulkan
bahaya muntah dan aspirasi. Karena itu, pada persalinan yang berlangsung lama
dipasang infus untuk pemberian kalori.
 Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih dan
rektum yang penuh bisa saja menimbulkan perasaan tidak enak dan merintangi
kemajuan persalinan tetapi juga menyebabkan organ tersebut lebih mudah
cedera disbanding dalam keadaan kosong.
 Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan harus diistirahatkan
dengan pemberian sedative dan rasa nyerinya diredakan dengan pemberian
analgetik, namun semua preparat ini harus digunakan dengan bijaksana.
Narcosis dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu kontraksi dan
membahayakan bayinya.
 Pemeriksaan rektal atau vaginal harus dikerjakan dengan
frekuaensi sekecil mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien
dan meningkatkan resiko infeksi. Setiap tindakan harus
dilakukan dengan maksud yang jelas.
 Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukan adanya kemjuan
dan kelahiran diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang
layak serta tidak terdapat gawat janin ataupun ibu, terapi
sufortif diberikan dan persalinan dibiarkan berlangsung secara
spontan (Hakimi, 2010).
 Fase laten memanjang
Pertama-tama faktor-faktor mekanis harus disingkirkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai