Anda di halaman 1dari 19

TEXT BOOK READING: DE JONG CHAPTER 7

FUNGSI KORTEKS SEREBRI DAN DIAGNOSIS


CEREBRAL REGIONAL

Fahimma
Pembimbing : dr. Dessika R, Sp.S
PENDAHULUAN

1823  Fluorens 1861  banyak pelopor paham baru


Neuroanatomis meluncurkan berbagai
Semua jaringan otak adalah Lokalisasi fungsi otak, bahwa area cortical maps yang berkaitan dengan
ekuipotensial dan tidak ada lokalisasi tertentu dari korteks serebral struktur dan fungsi korteks
yang spesifik untuk fungsi tertentu memiliki fungsi spesifik

Tidak ada korelasi histologi dan fungsi

Karena plastisitas sistem saraf, area lain dapat


menggantikan fungsi bagian yang terganggu

Hemisfer dominan  lateralisasi fungsi ke satu


hemisfer otak
LOBUS

FRONTAL PARIETAL

TEMPORAL OKSIPITAL
LOBUS FRONTAL
LOBUS FRONTAL

 Motor strip (area 4),


 Premotor and supplementary motor areas (area 6),
 Prefrontal region (area 9, 10, 11, dan 12),
 Frontal eye fields, (area 8) and
 Motor speech areas
LOBUS FRONTAL : AREA PREFRONTAL

Terdiri dari area 9-12, 32, 45, dan 47


Higher intellectual functions (aspek personalitas,
intelektual, emosi, judgment, afektif)

Aferen : informasi sensorik dari lobus lain, nucleus


amigdala, nucleus mediodorsal thalamus

Regio Prefrontal:
• Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC)
• Medial prefrontal cortex (MPC)
• Orbitofrontal cortex (OFC)
LOBUS FRONTAL : AREA MOTORIK FRONTAL

Supplementary Motor
Motorik Primer (area 4) Premotor Area (area 6)
Area (SMA) (area 6)
• Terdiri dari neuron • Letak di brodmann’s area • Di hemisfer bagian
motorik besar (sel Betz) 6 & hemisfer sisi lateral medial
kemudian menjadi • Aferen : daerah korteks • Berfungsi planning dan
traktus kortikospinal dan lain (termasuk programing, dari
kortikobulbar somatosensorik), dan pergerakan yang akan
• Untuk pergerakan/ fungsi daerah lain di lobus dieksekusi oleh motorik
eksekutif untuk bagian frontal  diproyeksikan primer
kontralateral tubuh ke korteks motorik dan • Sindroma SMA  mute
• Letak homenculus motor thalamus dan parese
• Fungsi : Planning dan
programming movement
(terutama gerakan yang
berurutan)
• Membantu menyimpan
memori aktivitas motorik
yang pernah dilakukan
sebelumnya
• Defisit : Apraksia
LOBUS FRONTAL : FRONTAL EYE FIELDS

• Frontal eye fields terletak di tengah girus


frontal (part of area 8)

• Mengontrol pergerakan mata ke sisi


kontralateral.

• Lesi destruktif di area ini menyebabkan


deviasi tatapan/gaze ipsilateral,

• Aktivitas epileptiform menyebabkan


deviasi tatapan kontralateral.
LOBUS FRONTAL : KEJANG

Kejang dapat timbul dari lobus frontal dan dapat berupa parsial
sederhana atau parsial kompleks

Orbitofrontal/Frontopolar
Korteks Motorik SMA DLPFC (Prefrontal)
(Prefrontal)
• Epilepsi Jacksonian fokal • melibatkan postur tonik • sering melibatkan • bersifat merugikan,
pada ekstremitas baik unilateral atau gerakan mengayuh, dengan menolehkan
kontralateral asimetris gerakan meronta-ronta kepala dan mata ke sisi
• sering disertai dengan dengan mudah kontralateral, dan jarang
wajah meringis dan dikacaukan dengan ipsilateral.
automatisme serta gejala pseudoseizure.
vokal seperti tertawa
atau henti bicara.
LOBUS PARIETAL
LOBUS PARIETAL

• Korteks sensoris primer (S1; area 3, 1, dan 2)  pusat penerimaan awal untuk impuls aferen, terutama untuk sensasi
sentuhan, tekanan, dan posisi.

• Fungsi : fungsi penerimaan, korelasi, analisis, sintesis, integrasi, interpretasi, dan elaborasi impuls sensoris primer yang
diterima dari thalamus.

• Stimulasi menghasilkan paresthesia kontralateral, dengan sensasi sentuhan dan tekanan, mati rasa, kesemutan, sensasi
penyempitan dan gerakan, dan sensasi thermal

• Lesi Dominan : kelainan fungsi sensorik tingkat tinggi, yang membutuhkan korteks asosiasi: stereognosis, graphesthesia,
diskriminasi dua titik, dan lokalisasi sentuhan/taktil
• Lesi Non Dominan : bentuk apraksia, hemiinatensi, heminegleksi, dan denial kecacatan( sindrom anosognosia)
LOBUS PARIETAL : INTEGRASI VISUAL DAN AUDITORI

 Lobus parietal, melalui koneksi dengan lobus temporal dan oksipital, mengintegrasikan somatosensori dengan
informasi visual dan auditori
 Lobulus parietal inferior — secara fungsional terkait dengan sistem visual dan auditori
 Hemisfer dominan penting dalam kaitannya dengan bahasa dan fungsi terkait. Lesi pada area ini dapat menyebabkan
aphasia, agnosia, dan apraxia
 Radiasi optik melalui lobus parietal dalam untuk mencapai korteks visual  Lesi parietal di tempat yang dalam
dapat menyebabkan defek lapang pandang quadrantik atau hemianopia inferior.
LOBUS OKSIPITAL
LOBUS OKSIPITAL

• Korteks visual primer


• Area 17 menerima proyeksi dari genikulokalkarina & korpus genikulatum lateral
• Menerima impresi visual utama: warna, ukuran, bentuk, gerakan, dan pencahayaan.
• Stimulasi  halusinasi visual, spt skotoma dan kilatan cahaya
AREA 17 • Destruktif  defek bidang visual yang diatur oleh daerah yang terkena

• Korteks asosiasi
• Regio parastriate (area 18) & regio peristriate (area 19) menerima dan
menginterpretasikan impuls dari area 17
AREA 18 & • Area 18 & 19 adalah korteks asosiasi visual, penting untuk rekognisi dan identifikasi
objek. Memori visual disimpan di korteks asosiasi
19
LOBUS OKSIPITAL: KORTEKS ASOSIASI (AREA 18 & 19)

 Korteks asosiasi berfungsi untuk memori visual  rekognisi dan persepsi visual yang lebih kompleks,
revisualisasi, asosiasi visual, dan orientasi spasial.
 Stimulasi korteks asosiasi  halusinasi visual.
 Destruksi korteks asosiasi  kesulitan fiksasi okuler, mempertahankan atensi visual, kehilangan penglihatan
stereoskopis, gangguan memori visual, gangguan melokalisasi dirinya sendiri atau benda-benda di sekitar, dan terjadi
gangguan persepsi hubungan spasial visual.
 Anton syndrome (sindroma denial halusinasi visual/ anosognosia untuk kebutaan)  pasien kurang menyadari
akan adanya suatu defisit, atau mungkin memiliki kesadaran tetapi menyangkal bahwa defisit itu ada
 Balint syndrome  terdiri dr gangguan psikis pada fiksasi visual dan perubahan atensi visual, ataksia optic (visus
dan lapang pandang normal, namun tidak mampu mencapai objek), apraksia optic (tidak mampu mengarahkan
pandangan secara sadar),
LOBUS TEMPORAL
LOBUS TEMPORAL
Temporal Superior Temporal Medial dan Inferior

• Lokasi korteks audiori • Menerima proyeksi dari


(area 41 dan 42) lobus oksipital  berfungsi
• Untuk pendengaran dan untuk mengintegrasikan
bahasa penglihatan dengan fungsi
• Diferensiasi dan interpretasi pendengaran dan fungsi
suara bahasa lobus temporal
• Menerima impuls vestibular
• Lesi di hemisfer dominan
 afasia wernicke

Stimulasi elektrik  halusinasi pendengaran (tinnitus&mendengung),


vertigo dan sensasi tidak stabil. Automatisme.
Destruksi unilateral  tidak tuli, gangguan lokalisasi dan penurunan
ketajaman
Destruksi bilateral  tuli
LOBUS TEMPORAL

Tjd defek lapang pandang atas kontralateral  apabila lesi yang melibatkan geniculocalcarine lobus temporal (loop
Meyer)

Lesi lobus temporal  dapat berupa parsial sindrom kluver bucy


Sindroma Kluver Bucy  visual agnosia, kehilangan rasa takut, bulimia, hiperseksualitas, kehilangan memori

Lesi lobus temporal  kejang parsial kompleks/ CPS


CPS ilusi dan halusinasi (visual, auditory, olfactory, atau gustatory), penyimpangan visual, autoskopi, automatisme; dan
ereksi pilomotor, gangguan kesadaran, gangguan rekognisi & daya ingat (Déjà vu), manifestasi psikis (ansietas, takut, marah,
obsesif, kompulsif, perasaan tidak nyata

Neoplasma dari lobus temporal  yang kedua setelah lobus frontal dalam frekuensi yang menyebabkan gejala-gejala
mental.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai