SENSORIK KHUSUS

(somatosensorik, pengecap,
penghidu, penglihatan)
Dr. dr. SRI MUKTI SUHARTINI,M.Kes,AIFM
 Fisiologi reseptor
• Rangsangan (stimulus)  perubahan yang
terdeteksi oleh tubuh.
• Stimulus  panas, cahaya, suara, tekanan,
perubahan kimiawi
• Reseptor  ujung perifer yang berespons thd
rangsangan baik dari luar maupun dalam.
Receptor Process
 Jenis reseptor
– Kemoreseptor pengecap, penghidu, konsentrasi O2
& CO2 darah
– Mekanoreseptor suara, taktil, posisi,
keseimbangan, tekanan darah /baroreseptor
– Termoreseptor panas, dingin
– Fotoreseptor cahaya
– Nosiseptor nyeri
– Osmoreseptor perubahan osmotik
 Informasi sensorik
• Somatosensorik  dari permukaan tubuh,
sensasi somestetik (kulit) dan propriosepsi
(otot)
• Sensasi khusus  penglihatan, penciuman,
pendengaran, pengecapan
 SOMATOSENSORIK

• Somestetik
 kulit
• Propriosepsi
 otot,
tendon, sendi
 PENCIUMAN
Peranan penciuman :
• Menimbulkan sekresi liur & getah lambung dlm
respon thd bau yg menyenangkan dan waspada
serta mencatat bau yg tdk menyenangkan
• Memantau kebersihan
• Mempengaruhi tingkah laku seksual
• Mempengaruhi keadaan emosi
 Bbrp faktor fisik yg mempengaruhi derajat
perangsangan :

• Hanya substansi yg dpt menguap saja yg dpt

tercium baunya
• Substansi yg mergs tsb hrs bersifat larut dlm air
• Bau tsb plg sedikit larut dlm lemak
ORGAN PENCIUMAN
 Fisiologi Penciuman
• Reseptor membran
mukosa olfaktorius di
sinus nasalis superior
• Reseptor  sel-sel
olfaktori  akson
neuron menembus lamina
kribriformis tlg ethmoid
 bulbus olfaktorius
 traktus olfaktorius
 pusat luhur pembauan
di otak
Jaras proyeksi penciuman di otak
 Jaras proyeksi penciuman di otak
• Area olfaktori medial 
hipothalamus (sistem limbik)
• Area olfaktori lateral
– korteks piriformis, formatio
retikularis, amygdala 
Hipokampus (sistem limbik)
– Thalamus  korteks
orbitofrontal (new)
• Sistem limbik (amigdala & septum)
- mengaktifkan perilaku instinktual & emosi.
-Feromon  amygdala hypothalamus
perubahan perilaku &fisiologi hormone

- Hipothalamus pengaturan hasrat (gerakan),

aktifitas visera(respon otonom,cth :
digest),kontrol hormon (terutama hormon
reproduksi)
ADAPTASI (=DESENSITISASI)
– Jika seseorang terus menerus terpajan bau tertentu 
persepsi bau akan berhenti
– rgs olfaktori SSP perlahan akan membtk inhibisi timbal
balik utk menekan penyiaran sinyal penciuman mll bulbus
olfaktorius.
– Hanya satu bau pd satu saat, bau yg kuat akan menutupi bau
yg lemah.
– Konsentrasi bau hrs ditingkatkan agar dpt ditangkap oleh mrk
yg tlh adaptasi
Pengecapan
 PENGECAPAN
RESEPTOR  kemoreseptor
Taste Bud= Papil pengecap
 Taste Bud (putik pengecap)
– Tdp pd :
• Papilla Fungiformis  bgn anterior lidah
• Papilla Valata membtk huruf V dibgn posterior lidah
• Papilla Filiformis  menutupi bgn anterior dorsum lidah
• Palatum
• Mukosa epiglotis
• Faring
• Laring
• Pilar tonsilar
• Oesophagus bagian proximal
Modalitas pengecapan dasar
 Sensasi pengecapan

• Manis  ujung lidah  sukrosa

• Asam  sepanjang tepi lidah  H+
• Asin  Dorsum anterior  Na+
• Pahit  Belakang lidah, palatum molle  cth : kuinin
• Umami  L-Glutamat

Ke 5 sensasi pengecapan utama ini dapat dirasakan di Faring dan

Epiglotis
 Jalur Pengecapan
• 2/3 anterior lidah cab.korda tympani N.Facialis
• 1/3 posterior lidah serabut saraf lingualis cab
N.glossopharingeus
• Serat yg lain N.Vagus

Ketiga saraf diatas bersatu di nukleus gustatorius di medulla

akson melintasi grs tengah lemnikus medialis talamus
proyeksi pengecapan di korteks serebrum pd kaki girus
pascasentralis (dkt area lidah pd kortek somatik & dkt kortek
lobus temporal).
Proyeksi pengecapan di otak
Selain talamus, tdp tempat proyeksi lain di otak :

– Hipothalamus (Sensasi kenyang & lapar), Sistem limbik

( unsur afektif thd pengecapan)

– Hub. Reflek ke sentra medulla yg bersebelahan 

mengatur aktifitas kel.ludah & perut (produksi ludah &
asam meningkat)

Perintah motor parasimpatis dikirim ke kelenjar ludah mll

saraf fasialis & lambung mll saraf vagus.
 Jalur
Pengecapan
PENGLIHATAN
 MATA
Pupil conjungtiva

palpebra

iris

Mata : Organ sensorik kompleks yang mempunyai

fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk
transduksi sinar.
 Fisiologi
penglihatan
• Reseptor : Sel batang
dan sel kerucut (rods
dan cones)
 RETINA
• Bgn mata yang peka thd cahaya yg mgd sel-sel fotoreseptor
Fotoreseptor :
• Sel batang (rods)
– Penglihatan dlm gelap
– ± 100 jt
– Sensitif thd cahaya tkt rendah
– Byk tdp pd retina bgn tepi
• Sel kerucut (cones)
– Penglihatan warna
– ± 3 jt
– Sensitif thd cahaya tkt sdg-tinggi
– Lbh byk tdp pd retina bgn tengah (Fovea centralis)
Fovea centralis :
• Utk penglihatan cepat dan rinci
• Tdd sel kerucut
• Ketajaman penglihatan paling tinggi
 Jalur
penglihatan
 Fisiologi penglihatan
Cahaya  radiasi elektromagnetik
Cahaya  kornea  lensa  badan kaca  retina 
N.Opticus  kiasma optik  traktus optik 
korpus genikulatum lateral (thalamus)  radiasi
optika  korteks visual primer (lobus oksipitalis) 
korteks visual sekunder.

Jalur lain :
Dari tractus optikus :
• Nukleus suprakiasmatik (hipothalamus)
– Pengaturan irama sirkadian
• Kolikulus superior  N.III,IV,VI
– Gerakan reflek mata utk fokus
 otot-otot siliaris (kontrol
lensa)  perhatian
– Pengaturan arah gerakan cepat
kedua mata
– Secara terus menerus aktif,
mengatur posisi mata
– Mendpt persarafan dr korteks
serebri
– Tdp proyeksi ke serebellum
Gerakan bola mata
N.III (N.oculomotorius)
• gerakan bola mata keatas,bawah,tengah
• Membuka kelopak mata

N.IV (N.Trochlearis)
• Gerakan bola mata ke tengah/samping

N.VI (N.Abdusens)
• Gerakan bola mata ke samping
Korteks penglihatan :
• Korteks penglihatan primer (lobus occipitalis/striate
cortex)
– Area 17 brodmann (V1)
– Warna, gerakan, bentuk,orientasi,ketebalan garis
• Korteks penglihatan sekunder
– Area asosiasi penglihatan, area 18(V2),19
brodmann
(V2,V3(btk,gerakan),V4(warna),V5(gerakan),V7,
V8(warna)
 Korteks asosiasi
Lob.occipitalis Korteks asosiasi
Lob.parietal

Korteks gerakan
Penglihatan Persepsi lokasi
primer & gerakan
Informasi dr
Kedua mata
Mata Thalamus Korteks asosiasi
Orientasi Lob.temporal
Orientasi,
Ketebalan garis
Ketebalan garis
Warna
gerakan Persepsi
warna 3D
 Gangguan penglihatan
Emetropia : Mata dengan daya refraksi normal
Ametropia : Mata dengan daya refraksi abnormal
• Myopia
• Hipermetropia
• Astigmatisma

Presbyopia : Penurunan daya refraksi akibat proses

degenerasi (penuaan).
Selamat Belajar