Anda di halaman 1dari 63

TES KESADARAN

DAN CEREBELLUM
Pengantar Praktikum Fisiologi
Oleh : Zulkhah Noor
Tujuan Praktikum
• Tujuan umum
Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi kesadaran
dan fungsi cerebellum
• Tujuan khusus
– Mahasiswa dapat menjelaskan dasar teori
pemeriksaan saraf pusat untuk fungsi kesadaran
– Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai fungsi
serebelum dan cara menyelidiki ada/tidaknya
gejala-gejala kerusakan fungsi serebelum
Kesadaran
Meliputi :
• kemampuan sensoris dan perhatian
• Kesiagaan
• Pengetahuan: memori-mengingat tentang
– Diri sendiri
– Lingkungan
– Dunia luar
– Kebaruan berfikir: inovatif – kreatif
• DLL
Kesadaran
• Keadaan awas waspada tingkahlaku manusia
tergantung pada integritas korteks serebri.
• Bagian dikorteks memiliki organisasi neuron tegak
lurus dgn permukaan.
• Keadaan ini membentuk organisasi modular
• struktur neokortikal dgn menerima aferen dari
berbagai daerah
– * inti thalamus dorsalis,
– * korteks hemisferium yg sama dan berseberangan,
– * nukleus thalamus spesifik.
Tes Kesadaran Glasgow Coma Scale = GCS

Dinilai menurut 3 aspek, yaitu:


(1) kemampuan membuka mata: EYE opening= E
(2) kemampuan bicara: VERBAL response = V
(3) aktifitas motorik: MOTOR response = M.
Dasar Teori = Fungsi Saraf Pusat
Fungsi khusus area kortikal berhubungan
dengan talamus
• Area kortikal khusus : area sensoris
primer dan motoris primer
(motoris volunter)
• Area kortekal umum sering disebut
area asosiasi atau serebrasi
• Area sensoris primer menganalisa
aspek sensoris sederhana
• Analisis rumit membutuhkan area
asosiasi sensoris
• Demikian juga dengan area motoris
• Tanpa area primer , area asosiasi
tidak bisa menganalisa informasi
sensorik atau bergerak
Area asosiasi sensorik
• Area asosiasi mengelilingi area
primer
• Sinyal yang datang di area
sensoris primer setelah
beberapa milidetik akan
menyebar menuju area asosiasi
secara langsung (jaras serat
subkortek), atau melalui
talamus melewati area asosiasi
talamik
• Area asosiasi mengadakan
interpretasi kompleks akan
pengalaman sensoris
Area-area penting untuk fungsi intelektual
• Wernicke : area bahasaarea
interpretasi umum
• Sinyal dari Area asosiasi somatis,
auditorik, visual akan menuju area
Wernicke
• Gyrus angularis: interpretasi
informasi visual
• Sinyal dari wernicke , menuju ke
broca, memori
• Broca: area bicara
• Area asosiasi limbic : motivasi
emosi dan perilaku
• 95 % manusia area-area tersebut
lebih berkembang pada hemisfer
kiri
Area Prefrontal
• Area prefrontal: area berfikir, alur pikir
kompleks, sangat berkembang pada manusia
• Kerusakan prefrontal, manusia masih bisa
berfikir sederhana (aritmatik sederhana), tapi
pikiran menjadi kacau dan tak mampu
berkonsentrasi pada tes psikologis, kegagalan
penyimpanan rentetan informasi sensorik
Fungsi area prefrontal
Konsep memori kerja
a. Prakiraan
b. Perencanaan
c. Pertimbangan, perlambatan aksi sensoris
d. Menentukan akibat kerja motorik
e. Memecahkan masalah matematik, hukum, filosofi yang
rumit
f. Menghubungkan semua jalur informasi untuk
mendiagnosa kelainan-kelainan
g. Mengatur aktivitas agar sesuai hukum moral
Kerusakan area prefrontal
• Tergesa-gesa menanggapi informasi sensorik
• Mudah sekali marah
• Kehilangan hampir seluruh moralnya
• Kehilangan rasa malu (ekskresi, seksual,
aktivitas sosial)
• Mudah sekali terjadi perubahan sikap
• Kehilangan ambisi
Fungsi Korpus kalosum dan komisura
anterior untuk transfer berfikir, memori,
latihan, informasi antara 2 hemisfer otak
Korpus kalosum menghubungkan sebagian besar
hemisfer kiri kanan
• Informasi dari Wernicke dominan ke korteks motoris
• Informasi dari somatosensoris ke wernicke
• Kerusakan: tidak mengerti bahasa tulis maupun lisan
Komisura anterior menghubungkan bagian temporal
anterior, amygdala
Fungsi Ganglia Basal
• Terlibat dalam pembentukan gerakan motorik
dan pemilihan pola motorik

• Membantu memulai dan mengakhiri gerakan:


perhatian memori, perencanaan, aktivitas
sistem limbik pada pengaturan emosi dan
perilaku
Fikiran dan kesadaran
• Teori holistik fikiran: pola perangsangan sementara
dari penjalaran sinyal bersamaan: sebagian besar
korteks, talamus, sistem limbic, formatio retikularis
• talamus, sistem limbic, formatio retikularis :
menentukan sifat umum (sakit/nyaman, senang/sedih,
• Kortek serebri menentukan sifat khusus fikiran
• Kesadaran: rasa dan perhatian terus menerus pada
suatu keadaan lingkungan atau rentetan alur pikir
sendiri
Sistem aktivasi otak: Substansi retikuler pons
dan mesensefalon
• Sinyal perifer-mengaktivasi
sistem retikuler-talamus-
menyebat ke korteks
• Sel di area aktivasi sistem
rerikuler (cholinergic
neuron)-menjalar
progresif ke talamus-
korteks
• Sel di area inhibitory
(serotonergic neuron);
sistem kontrol
Kesadaran
• Neuron dari Pons (lokus ceruleus, Raphe
nucleus dan parabrakhialis) berhubungan
langsung ke korteks serebri (singulus, frontal
orbita dan lobus temporomedial ) melalui
traktus tegmentum.
• Putusnya hubungan tegmentum sentral
didaerah pons bagian atas, midbarin atau
hypothalamus akan mengganggu kualitas
kesadaran
Kontrol neurohormon aktivitas otak
• Sistem norepinefrin:
locus cerulus: eksitatory
unt aktivitas, REM
• Sistem dopamin
(substansia nigra:
eksitatory dan inhibitory
kontrol gerakan/respon
• Sistem serotonin (nuklei
raphe): inhibitory
kontrol nyeri, tidur
Sistem Modulatori Difus pada Otak

Empat sistem dengan prinsip umum :


• Noradrenergic Locus Coeruleus
• Serotonergic Raphe Nuclei
• Dopaminergic Substantia Nigra and Ventral tegmental
Area
• Cholinergic Basal Forebrain and Brain Stem Complexes
Sistem Modulatori Difus pada Otak
• Noradrenergic Locus Coeruleus
The Nonadrenergic Locus Coeruleus

• Jaras: Akson mempersarafi korteks serebral,


thalamus, hipotalamus, olfactory bulb, otak kecil,
otak tengah, medula spinal
• Fungsi: Pengaturan perhatian, gairah, siklus tidur-
bangun, pembelajaran dan memori, kecemasan
dan rasa sakit, suasana hati, metabolisme
• Aktivasi: Stimulus sensorik baru, tak terduga, dan
tidak nyeri
• The Serotonergic Raphe Nuclei
Serotonergic Raphe Nuclei

– Jaras: menginervasi banyak area yang sama


dengan sistem noradrenergik
– Fungsi: Bersama-sama dengan sistem
noradrenergik, terdiri dari sistem aktivasi reticular
ascenden, Sistem Raphe khususnya terlibat
dalam siklus tidur / bangun, mood/suasana hati
– Aktivasi: Stimulus sensorik baru, tak terduga,
tidak menyakitkan
• Dopaminergic Substantia Nigra and Ventral Tegmental Area
Dopaminergic Substantia Nigra and Ventral Tegmental Area

• Substantia Nigra
• Proyek ke striatum
• Memfasilitasi inisiasi gerakan sukarela
(Penyakit Parkinson)
• Area tegmental ventral
• Mengalami daerah telecephalon yang
terbatas
• Sistem dopamin mesokortikolimbik: proyeksi
dopaminergik dari otak tengah
• Cholinergic Systems
Cholinergic Systems
– Kompleks otak depan basal
• Inti dari telencephalon, medial dan ventral ke
basal ganglia
• Fungsi: Tidak Diketahui, berpartisipasi dalam
pembelajaran dan memori
– Kompleks Pontomesencephalotegmental
• Merilis ACh
• Fungsi: Mengatur rangsangan inti relai sensorik
thalamik
koma
• Berlawanan dengan aktivasi otak
• Semua faktor tang mengurangi/menghentikan
aktivasi bagian mesensefalik sistem retikuler
a. Tumor
b. Lesi
c. Hipoksia
d. Infeksi/proses infeksi
e. toksin
Aktivitas/ketegangan

Terjaga tenang

Kelainan otak

Tidur nyenyak
Tidur
• Tidur merupakan proses normal yang bersifat aktif,
teratur, berulang, reversibel yang dibutuhkan oleh otak
untuk menunjang proses fisiologisnya.
• Tidur memiliki fungsi restorasi yang penting untuk
termoregulasi dan cadangan energi tubuh. Pada saat tidur
tenaga yang hilang dipulihkan dan terjadi pelemasan otot.
• Tidur adalah suatu fenomena kehidupan yang berlangsung
dalam suatu siklus tidur-bangun berupa siklus sirkadian
yang secara langsung diatur oleh pusat sirkadian di
nukleus suprakiasmatikus hipotalamus regio
anteroventral, yang mempengaruhi siklus endokrin dan
pola sikap/behavior secara langsung atau tak langsung.
Teori Tidur: tidur merupakan proses aktif

• Jika saraf seorang melakukan aktivitas terus


menerus, maka akan dihasilkan molekul-
molekul antara lain polipeptida kecil (BM <
500)
• Polipeptida tersebut merangsang pusat tidur
• Pusat tidur menghambat bagian otak lainnya
Pusat tidur
• Nuklei rafe dibawah pons dan dalam medula,
serat saraf menyebar ke formatio retikularis,
talamus, neokorteks, hipotalamus, dan sebagian
besar sistem limbik, dan ke medula spinalis.
Neurotransmitter serotonin
• Nukleus traktus solitarius, adalah regio sensorik
medula dan pons, menerima sinyal dari viscera
(vagus dan glossofaringeus)
• Batang otak dan diensefalon: rostral hipotalamus
(area suprachiasma), nuklei difus talamus,
Praktikum

Penilaian
Tes Kesadaran Glasgow Coma Scale = GCS
1. Kemampuan membuka mata, terdapat 4
tingkatan
• dapat membuka mata sendiri secara spontan :
4
• dapat membuka mata atas perintah : 3
• dapat membuka mata atas rangsang nyeri : 2
• tak dapat membuka mata dengan rangsang : 1
2. Kemampuan bicara, terdapat 5 tingkatan

Kemampuan bicara menunjukkan fungsi otak


dengan integritas yang paling tinggi.
• orientasi yang baik mengenai tempat, orang dan
waktu :5
• dapat diajak bicara tetapi jawaban kacau: 4
• mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti: 3
• tidak mengeluarkan kata, hanya bunyi: 2
• tidak keluar suara:1
3. Aktivitas motorik, terdapat 6 tingkatan

Dinilai anggota gerak yang memberikan reaksi paling baik dan tidak
dinilai pada anggota gerak dengan fraktur/kelumpuhan. Biasanya dipilih
lengan karena gerakannya lebih bervariasi daripada tungkai.
• mengikuti perintah : 6
• adanya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan yang diberikan
pada
• beberapa tempat : 5
• gerakan fleksi cepat disertai dengan abduksi bahu (menjauhi tubuh):
4
• fleksi lengan disertai adduksi bahu (mendekati tubuh):3
• ekstensi lengan disertai adduksi:2
• tidak ada gerakan:1
Kasus
• Seorang laki-laki usia 30 tahun mengalami
kecelakaan lalu lintas dibawa ke IGD RS dalam
keadaan tidak sadar dan mata tertutup
• Pemeriksaan GCS
1. panggilan dan tepukan lengan tidak direspon
2. Rangsang nyeri pijatan pada kuku tangan : terjadi
gerakan fleksi cepat menjauhi tubuh, membuka mata,
mengeluarkan suara tidak jelas, dan tertidur kembali
Berapa Nilai GCS?
Mohon Instruktur Praktikum menyediakan
kasus tambahan
• Glasgow Coma Scale Video - Bing video
• https://www.bing.com/videos/search?
q=test+gcs&ru=%2fvideos%2fsearch%3fq%3dtest
%2520gcs%26qs%3dn%26form%3dQBVR%26sp%3d-
1%26pq%3dtest%2520gcs%26sc%3d8-8%26sk%3d
%26cvid
%3d410B79272EF7487CB49208DBED695ED1&view=
detail&mid=EE8FCDD711B823A6784FEE8FCDD711B
823A6784F&rvsmid=1E1B4DB9AA6431F4AD4B1E1B
4DB9AA6431F4AD4B&FORM=VDQVAP
Penilaian
• Nilai tingkat kesadaran secara umum (gangguan sistemik) dapat
dijumlahkan dari ketiga aspek respon mata, bicara, dan
motorik.
• Untuk keperluan klinik tertentu nilai masing-masing aspek
ditulis sendiri-sendiri.
• Contoh cara penulisan: GCS 9 = E2V4M3 pada jam 07.35.

• Secara umum, klasifikasi koma adalah sebagai berikut:


• Koma berat, GCS < 8
• Koma sedang, GCS 9-12
• Koma ringan, GCS ≥ 13
Tingkat Kesadaran
• Kompos mentis: Keadaan waspada dan terjaga pada seseorang yang
bereaksi sepenuhnya dan adekuat terhadap rangsang visuil, auditorik dan
sensorik.
• Apati : sikap acuh tak acuh, tidak segera menjawab bila ditanya.
• Delir : kesadaran menurun disertai kekacauan mental dan motorik seperti
desorientasi, iritatif, salah persepsi terhadap rangsang sensorik, sering
timbul ilusi dan halusinasi.
• Somnolen : penderita mudah dibangunkan, dapat lereaksi secara motorik
atau verbal yang layak tetapi setelah memberikan respons, ia terlena
kembali bila rangsangan dihentikan.
• Sopor (stupor) : penderita hanya dapat dibangunkan dalam waktu singkat
oleh rangsang nyeri yang hebat dan berulang-ulang.
• Koma : tidak ada sama sekali jawaban terhadap rangsang nyeri yang
bagaimanapun hebatnya.
TES FUNGSI CEREBELLUM
FUNGSI SEL FUNGSIONAL
Fungsi dan Peran Bagian Serebelum
NO BAGIAN ANATOMI PERAN
CEREBELLUM
1 Vestibulocerebellum Flocculonoduler lobe (+ Mengatur keseimbangan
(Archicerebellum) perbatasan vermis) dan gerakan mata

2 Spinocerebellum Vermis dan zona Mengatur gerakan tubuh


(Paleocerebellum) intermedial hemisfere dan anggota tubuh.
Spinocerebellum mampu
merinci input propioseptif
untuk mengantisipasi
posisi yang akan terjadi
jika tubuh dan anggota
tubuh bergerak

3 Cerebrocerebellum Vermis bagian tengah dan Merencanakan dan inisiasi


(Neocerebellum) zona lateral hemisfere gerakan. Memiliki peran
dalam fungsi kognitif
Gangguan Cerebellum
a. Gangguan koordinasi:
• Disartri : tidak ada koordinasi antar
persendian
• Ataksia: kelainan yang disebabkan tidak
adanya koordinasi karena adanya gangguan
kecepatan, luas, kekuatan serta arah dari
gerakan,
b. Fungsi keseimbangan dan orientasi ruangan
-Astereognasi: Gangguan dimana seseorang
bdak mengenal posisinya dalam suatu ruangan,
kita kenal sebagai
test Romberg atau test adiadokokinesis.
c. Fungsi penghambat/damping
-ketidakmampuan mengerem/menghentikan
gerakan dengan cepat, overshoot/meleset,
tremor saat bergerak
Tes pass pointing, rebound, intensi tremor
Cara Kerja
• Past pointing test
Pada orang yang normal dapat menyentuh sesuatu berkali-kali dengan cepat dan tepat, misalnya menyentuh hidung,
menyentuh jari satu terhadap yang lain.

• Test Romberg
Dengan mata tertutup dan kaki dirapatkan, tangan diluruskan ke depan bila ada kerusakan serebelum maka orang tersebut
akan jatuh ke belakang.

• Test Disartri
Mengucapkan kalimat yang hampir sama dan disebut secara berulang-ulang dan intensitas suara yang tetap, kadang-kadang
keras, kadang-kadang lemah, kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat.

• Test Adiodokokinesis
Secara normal orang dapat melakukan gerakan pronasi dan supinasi secara berulang-ulang dan cepat atau orang dapat
menaikkan tangannya dan menurunkan tangannya berulang-ulang dan cepat. Bila ada kerusakan dari serebelum maka
kemampuan untuk mengetahui posisi dari bagian tubuhnya yang bergerak tidak ada akibatnya gerakannya tidak teratur.

• Test Intensi tremor


Pada kerusakan serebelum pada saat melakukan gerakan terutama pada saat hampir sampai ke tempat tujuan terjadi
tremor (gerakan yang halus dan cepat, involunter) karena fungsi samping serebelum hilang. Tremor terjadi terutama bila
nuklei dentatus atau brachium konjungtivum rusak. Ini khas kerusakan pada serebelum.

• Test rebound
Pada orang dengan kerusakan serebelum disuruh mengkontraksikan lengannya kuat-kuat: sementara orang lain menahannya
tetapi kemudian dilepaskan, maka lengan itu akan melayang dengan kuat sampai memukul mukanya sendiri. Ini karena
kontraksi otot-otot antagonisnya tidak terjadi oleh karena kerusakan serebelum.
Nama Probandus :
Umur :
Jenis Kelamin :
Bangsa :
Tingi Badan :
Berat Badan :

HASIL TES SEREBELUM


NO. TES RESPON TERLIHAT HASIL

1. Past pointing test    


2. Romberg
3. Adiodokokinesis
4. Disartri
5. Intensi tremor
6. Rebound
 

Anda mungkin juga menyukai