Anda di halaman 1dari 21

SIAGA (AROUSAL) & TIDUR

I Njoman Widajadnja /
Ginus Partadiredja
Bagian Faal FK UGM
• Formatio reticularis: terletak di Bagian depan - tengah
medulla oblongata dan otak tengah
Neuron-neuron di daerah ini berperan dalam
pengaturan denyut jantung, tekanan darah, respirasi;
terkait sistem serotonergik, noradrenergik, & adrenergik
• Reticular Activating System (RAS)/ Sistem Aktivasi
Retikular:
• Jaras polisinaptik kompleks
• Menerima asupan dari traktus sensoris asenden,
trigeminal, sistem auditoris, visual, & olfaktoris
• RAS  thalamus  korteks serebri
• Sistem Non-Spesifik: Diaktivasi oleh stimuli sensoris yang
bermacam-macam (berbeda dengan sistem spesifik  satu
tipe stimulus)
• Thalamus:
• Epithalamus  sistem olfaktorius
• Thalamus ventralis  ?
• Thalamus dorsalis
• Midline & intralaminar  seluruh nuklei neokorteks
(non-specific projection nuclei)
Respon difus sekunder & efek siaga (alert) dari RAS
• Nuclei yang berhubungan dengan area spesifik
neokorteks & sistem limbik
 Nuclei yang berhubungan dengan area spesifik
neokorteks & sistem limbik:
1. Nuklei untuk “specific sensory relay”
• Corpus geniculatum medialis & lateralis (relay impuls
auditoris & visual  korteks auditoris & visual)
• Nuklei kelompok ventrobasal (relay informasi
somatestetik  gyrus post-centralis)
2. Nuklei terkait mekanisme kontrol eferen (fungsi motorik)
• Ganglia basalis thalamus  korteks motorik
Cerebellum
• Corpus mamillaris  nuklei anterior (thalamus) 
korteks limbik (bagian sistem memori & emosi)
3. Nuklei terkait fungsi integratif kompleks (bahasa)
Nuklei dorsolateral  area asosiasi korteks

• Evoked cortical potentials


Peristiwa bangkitan listrik pada korteks serebri sebagai
akibat stimulasi organ sensoris; dapat dicatat dengan
elektroda
• Primary evoked potential
Sangat spesifik pada lokasi, akibat dari stimulasi organ
sensoris
• Diffuse secondary response
 Tak terlokalisir spesifik (hampir di semua bagian otak)
 Bukan penyebaran lateral primary evoked potential
 Hasil aktivitas asenden dari bawah korteks
 Non specific thalamic projection system
Electroencephalogram (EEG)
• Catatan berbagai variasi potensial dari otak
• Pada tengkorak, permukaan/ di dalam otak
• Bipolar: dengan 2 elektroda kortikal
Unipolar: dengan 1 elektroda korteks + lainnya di badan
Jenis-jenis Gelombang EEG:
• Ritme  (istirahat, tutup mata, pikiran mengembara;
frekuensi 8 – 12/ detik, area parieto-oksipital

• Ritme  (keadaan siaga, harmoni ritme ; frekuensi 18 –


30/ detik, area frontal)

• Ritme theta (tidur, emosi, stress, gelombang besar;


frekuensi 4 – 7/ detik, pada anak-anak, hippokampus pada
binatang percobaan)

• Ritme  (tidur dalam, gelombang besar, frekuensi lambat,


< 4/ detik)
•  block: ritme  diganti oleh aktivitas voltase rendah,
ireguler, cepat, dengan tanpa frekuensi dominan
-- (dapat juga timbul oleh stimulasi sensoris atau
konsentrasi mental)
Istilah umumnya: desinkronisasi
Sumber EEG
• Aktivitas EEG: dari lapisan paling superfisial substansia
grisea korteks, di mana hanya terdapat sedikit badan sel
• Perubahan potensial dari EEG berasal dari aliran listrik
pada dendrit dan sel korteks
• Desinkronisasi berasal dari stimulasi sistem sensoris
spesifik sampai tingkat otak tengah (mesencephalon/
midbrain).
•Stimulasi di atas otak tengah, thalamus, atau korteks, tidak
menghasilkan desinkronisasi
Variasi EEG
• Pada bayi: Mirip gelombang , cepat; ritme oksipital
lambat (0,5 – 2/ detik)
• Pada anak: semakin cepat
• Pada dewasa: 

• Frekuensi ritme  turun: terjadi pd kadar glukosa darah


rendah, suhu badan rendah, hormon glukokortikoid
adrenal rendah, dan tekanan parsial darah arterial CO2
(PaCO2) meningkat
Kepentingan Klinis EEG
• Lokalisasi proses patologis
(e.g. subdural hematoma, fokus epileptogenik)
Tidur
• Dua jenis: - Rapid Eye Movement (REM) (paradoxical
sleep)
- Non-REM (slow wave sleep)
• Non-REM
Empat stadium
 Stadium 1: Amplitudo menurun; frekuensi meningkat
 Stadium 2: Sleep spindles/ gelombang seperti  10 – 14/
detik
 Stadium 3: Amplitudo meningkat; frekuensi menurun
 Stadium 4: Pelambatan maksimal; gelombang besar;
karakter tidur lelap  gelombang lambat ritmik (sinkronisasi)
REM
• Gelombang lambat, amplitudo meningkat dalam tidur;
kadang-kadang diganti oleh gelombang ireguler, voltase
rendah, cepat, yang mirip kondisi siaga; tetapi tidur tak
terganggu  REM
• Ambang bangun oleh stimulasi sensoris & formatio
reticularis meningkat
• Mata bergerak-gerak cepat
• Terdapat potensial-potensial fase besar (large phasic)
dalam kelompok-kelompok 3 – 5, yang merupakan “ponto-
geniculo-occipital spikes” (pons – corpus geniculatum
lateralis – korteks oksipitalis) (PGO spikes)
• PGO  aktivasi area inhibisi retikular di medulla oblongata
 refleks regang & polisinaptik otot menurun  hipotonia
(otot)

• Kelainan-kelainan Tidur
• Insomnia  sukar tidur
• Somnambulism  jalan waktu tidur (terutama anak laki-
laki)
• Nocturnal enuresis  mengompol
• Narkolepsi  tak diketahui sebabnya, keinginan tidur tak
tertahan
• Apnea  obstruksi jalan nafas, orang tua, alkohol, obat
hipnotik
• REM behaviour disorder  tak ada hipotonia, bisa lompat
dari tempat tidur

• Kepentingan Klinis RAS


• Anestesi umum  depresi konduksi RAS
• Barbiturat, ether
Referensi

•Ganong WF (2005). Review of Medical Physiology, 22nd ed.


Chapter, Pages:.

•Sylverthorn

Anda mungkin juga menyukai