Anda di halaman 1dari 24

Fisiologi kesadaran

M.Dhiyaulhadi
14-170

Formasio retikularis
Formasio retikularis
terdiri dr jar kompleks badan sel dan serabut yg saling terjalin
membentuk inti sentral batang otak
Terletak di bag tengah jaras saraf asendens dan desendens antara
otak dan medulla spinalis

Bag ini berhub ke bawah dgn sel sel interneuron medulla


spinalis dan meluas ke atas ke diensefalon dan telensefalon
Fungsi utama: penentuan status kesadaran dan keadaan
bangun, modulasi transmisi informasi sensorik ke pusat2 yg
lebih tinggi, modulasi aktivitas motoric, pengaturan respon
autonom dan pengaturan siklus tidur-bangun

Kesadaran keadaan awas waspada thd lingkungan;


keadaan yg mencerminkan pengintegrasian impuls
aferen (input) dan eferen (output)
Input SSP input spesifik
input non-spesifik

Input spesifik
Rangsangan

Reseptor

Kesadaran
spesifik
(nyeri di kaki,
penglihatan,
pendengaran
dll)

Satu titik di
korteks
serebri
(korteks
perseptif
primer)

Sistema
asendens
spesifik

Jaras
spinotalami
k

Input non-spesifik
Rangsangan
(sebagian dr
impuls
aferen
spesifik)

Kesadaran
/kewaspada
an

Reseptor

Semua titik
di korteks
serebri

Sistema asendens
non-spesifik
(neuron substansia
retikularis inti
laminar di thalamus
scr multisinaptik)
Lintasan
asendens difus
(diffuse
ascending
reticular
system)

Neuron-neuron di korteks serebri yg terangsang o/ impuls


aferen non-spesifik yaitu neuron pengemban kewaspadaan
Aktivasi neuron-neuron tsb dirangsang o/ neuron-neuron yg
menyusun nucleus intralaminar yg disebut neuron penggalak
kewaspadaan
neuron penggalak kewaspadaan neuron pengemban
kewaspadaan
Neuron pengemban kewaspadaan tdk berfungsi koma kortikal
bihemisferik
Neuron penggalak kewaspadaan tdk mapu mengaktifkan
neuron pengemban kewaspadaan koma diensefalik

Derajat kesadaran
Kompos mentis
Somnolen

Keadaan mengantuk.
Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang
Disebut juga sebagai letargi, obtundasi
Tingkat kesadaran ini ditandai o/ mudahnya dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan
menangkis rasa nyeri

Sopor (stupor)

Kantuk yg dalam
Masih dapat dibangunkan dgn rangsang yg kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi
Masih dpt mengikuti suruhan yg singkat dan masih terlihat gerakan spontan
Dgn rangsang nyeri penderita tdk dpt dibangunkan sempurna
Reaksi thd perintah tdk konsisten dan samar
Tidak dapat diperoleh jawaban verbal dari penderita
Gerak motoric u/ menangkis rasa nyeri masih baik

Koma

Keadaan dmn kesadaran menurun pd derajat terendah


Pasien tdk bisa dibangunkan dan kedua mata tertutup
Tdk ada gerakan spontan
Tidak ada respons terhadap rangsangan eksternal atau
kebutuhan internal

Klasifikasi koma
Koma supratentorial diensefalik
Koma infratentorial diensefalik
Koma bihemisferik difus

Koma supratentorial diensefalik


Semua proses supratentorial yg dapat mengakibatkan
destruksi / kompresi pada substansi retikularis
diensefalon (nuclei intralaminaris) koma
Destruksi:
Morfologik perdarahan/infiltrasi/metastasis tumor ganas
Biokimia meningitis

Kompresi (hematoma/neoplasma) rostrokaudal mendesak


mesensefalon, pons dan med.oblongata sindroma lesi
transversal secara berturut2
Proses desak ruang/kompresi ruang supratentorial yg bisa
menimbulkan koma dibagi 3 gol:
1. Proses kompresi yg meningkatkan tek di dlm ruang
intracranial supratentorial secara akut
2. Lesi yg menimbulkan sindrom unkus
3. Lesi yg menimbulkan sindrom kompresi rostrokaudal thd
batang otak

1. TIK supratentorial meningkat


secara akut
Hemoragia serebri atau perdarahan epidural
peningkatan TIK akut
Sindrom Kocher-Cushing:
- kesadaran turun progresif
- bradikardi
- tekanan darah meninggi

2. Sindrom unkus
Kompresi diensefalon ke lateral
Tahap 1: penekanan N III oleh a.serebelli superior
pupil midriasis
Tahap lanjut:
Kelumpuhan nervus okulomotorius
Kesadaran menurun progresif

3. Sindrom kompresi rostrokaudal thd


batang otak
Proses desak ruang supratentorial scr berangsur-angsur
dpt menimbulkan kompresi thd bag rostral batang otak

Tahap diensefalon:

Cheyne-stokes
Pupil kedua mata sepit sekali
gerakan mata konyugat
Gejala UMN

Tahap mesensefalon:

koma
hipertermia
hiperventilasi
dengkur
midriasis refleks cahaya (-)

Tahap pons:

hiperventilasi berselingan
dg apnoe
rigiditas deserebrasi

Tahap med Oblongata:

nadi lambat
TD turun progresif
Nafas lambat namun dalam
dan tdk teratur

Koma infratentorial diensefalik


Proses patologik di dlm ruang infratentorial yg dpt menimbulkan koma
1. Proses patologik di dalam batang otak yg merusak subt retikularis
1. c/ lesi vascular akibat penyumbatan arteria serebeli superior
2. Trauma kapitis

2. Proses diluar batang otak yg mendesak dan mengganggu fungsi subt retikularis
1.
2.
3.
4.

Neoplasma
Granuloma
Abses
Perdarahan serebelum mendesak batang otak dr luar

Gejala
. Reaksi pupil dan gerakan bola mata abnormal dan asimetris
. refleks pupil (-)

Koma bihemisferik difus


Disebabkan oleh ggn.metabolisme neuron hemisfer otak bilateral dan difus.
Gangguan:
kadar glukosa
kadar oksigen
transportasi

Gangguan sel neuron hancur koma


Gejala: organic brain syndrome tdk disertai gejala deficit neurologik
Koma akibat proses patologik tsb disebabkan o/ 2 gol penyakit
Ensefalopati metabolic primer ( penyakit degenerasi di substansia grisea/alba pada
otak)
Ensefalopati metabolik sekunder (hipoksia, hipoglikemia, gg balans air dan elektrolit)

GCS
Penilaian derajat kesadaran dapat dinilai secara
kualitatif maupun secara kuantitatif.
Kualitatifantara lain mulai dari somnolen, sopor, bahkan
koma.
Kuantitatif, yaitu dengan menggunakan Glasgow Coma
Scale (GCS)

Anda mungkin juga menyukai